Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, analisis
data, dan penyajian analisis data. Pelaksaan pada setiap tahap digunakan metode dan
teknik tertentu sehingga ada metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik
pada tahap analisis data dan metode penyajian hasil analisis data.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek dalam penelitian adalah idiom yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Data penelitian ini adalah kalimat atau gugus kalimat yang mengandung idiom. Data diperoleh dari sumber tertulis yaitu novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Novel ini merupakan buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel ini diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka Yogyakarta, memiliki tebal buku 288, dan mengalami beberapa cetak ulang hingga cetakan kedua puluh empat
November 2008. Novel ini merupakan novel best seller baik dalam skala nasional hingga ke negeri tetangga seperti Malaysia.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dan teknik
simak bebas cakap. Metode simak adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan menyimak langsung penggunaan bahasa, sedangkan teknik simak
bebas cakap adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyimak dan mencatat
data berupa kalimat-kalimat dan gugus kalimat yang mengandung idiom yang
terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata pada kartu data (Sudaryanto, 1993:132-133). Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan
1.7.2 Metode dan Tahap Analisis Data
Langkah berikutnya adalah menganalisis data. Data yang sudah
diklasifikasikan kemudian dianalis dengan menggunakan metode padan, yaitu metode
yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue)
yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Alat penentunya berupa referen bahasa
atau kenyataan yang ditunjuk oleh satuan kebahasaan. Metode padan merupakan
metode yang tepat digunakan karena idiom menyangkut permasalahan perbedaan
antara makna dengan unsur-unsur idiomatisnya. Metode padan digunakan untuk
menganalisis apakah bentuk suatu konstruksi merupakan sebuah idiom atau bukan.
Jika unsur-unsur satuan lingual memiliki makna yang berbeda maka itu merupakan
idiom. Metode padan yang dipergunakan adalah metode padan referensial.
(13) Sifat keras kepala arai tak bisa hilang. (Sang Pemimpi, 72)
Keras dalam keras kepala (13) tidak menunjuk pada referen tidak mudah
pecah tapi sudah membentuk makna baru karena sudah bergabung dengan kata
kepala yang bermakna ’tidak mau menuruti nasehat’. Dengan demikian keras kepala
termasuk dalam idiom.
Penelitian juga ini dilakukan dengan metode agih, yaitu metode penelitian
yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa langue itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung. Misalnya,
kambing hitam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu kata kambing yang berkategori nomina dan kata hitam yang berkategori adjektiva. Teknik lanjutan dari metode
agih, yaitu teknik perluas dan teknik ganti. Teknik bagi unsur langsung adalah teknik
analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian atau
unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur itu dipandang sebagai bagian atau unsur
yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:31).
Teknik perluas adalah teknik analisis data dengan cara memperluas satuan
kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan satuan kebahasaan tertentu
(Kesuma, 2007:59). Perhatikan contoh berikut ini.
(14) Jimbron bolos sekolah. Usai salat lohor dia sudah hilir mudik
di dermaga. (Sang Pemimpi, hlm.169)
(15) Ia mengejar-ngejar pembantunya yang jinak-jinak merpati di dapur. (Sang Pemimpi, hlm.107)
(16) “Kabar apa, Ikal...?“ jawabnya lembut. Walaupun langit akan tumpah, ia selalu senang. (Sang Pemimpi, hlm.159)
Bentuk idiom hilir mudik (14) ‘menganggur; tidak mempunyai pekerjaan’ (Chaer, 1986:71) merupakan idiom yang berkategori verba,. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan menambahkan kata tidak untuk menjadikan ke dalam bentuk negatifnya tetapi tidak bisa menggunakan kata bukan. Perhatikan contoh berikut.
(14a) Jimbron bolos sekolah. Usai salat lohor dia sudah tidak hilir mudik di dermaga.
(14b) * Jimbron bolos sekolah. Usai salat lohor dia sudah bukanhilir mudik di dermaga.
Bentuk idiom jinak-jinak merpati (15) ‘perempuan yang nampaknya mudah didapat, tetapi sebenarnya sangat sukar’ (Chaer, 1986:80) merupakan idiom yang
untuk menjadikan ke dalam bentuk negatifnya tetapi tidak bisa menggunakan kata
tidak. Perhatikan contoh berikut.
(14a) Ia mengejar-ngejar pembantunya yang bukan jinak-jinak merpati di dapur.
(14b) * Ia mengejar-ngejar pembantunya yang tidak jinak-jinak merpati di dapur.
Bentuk idiom langit akan tumpah (16) ‘mendung’ merupakan idiom yang berkategori verba. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menambahakan kata tidak
untuk menjadikan ke dalam bentuk negatifnya dengan mennyisipkannya sebelum
frase akan tumpah. Perhatikan contoh berikut.
(16a) “Kabar apa, Ikal...?“ jawabnya lembut. Walaupun langit tidak akan tumpah, ia selalu senang.
(16b) * “Kabar apa, Ikal...?“ jawabnya lembut. Walaupun langit belum akan tumpah, ia selalu senang.
Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti satuan
kebahasaan tertentu di dalam suatu konstruksi yang bersangkutan (Kesuma, 2007:58).
Teknik ini digunakan untuk membuktikan jenis idiom berdasarkan kepenuhan makna
idiom unsur-unsurnya. Perhatikan contoh berikut.
(17) Ia kenyang pengalaman asam garam. (Sang Pemimpi, hlm.164)
(18) Kapal merapat ke bibir dermaga lalu kelasi tadi menebar jalinan jala yang disambut dua orang di bawah. (Sang Prmimpi, hlm.226)
Bentuk idiom asam garam (17) merupakan jenis idiom penuh. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengganti secara keseluruhan bentuk idiom asam garam
dengan menggunakan ungkapan maknanya ‘susah senang’ (Chaer, 1986:22).
(17a) Ia kenyang pengalaman susah senang.
Bentuk idiom bibir dermaga (18) merupakan jenis idiom sebagian. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengganti salah satu unsur yang mengandung
unsure idiom, yaitu kata bibir dangan maknanya ‘tepi’.
Perhatikan contoh berikut.
(18a) Kapal merapat ke tepi dermaga lalu kelasi tadi menebar jalinan jala yang disambut dua orang di bawah.
1.7.2 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Dalam penelitian ini hasil analisis data disajikan dengan menggunakan
metode informal dan metode formal. Penyajian hasil analisis data dengan
menggunakan metode informal adalah suatu penyajian hasil analisis dengan
menggunakan kata-kata biasa. Penyajian hasil analisis data dengan menggunakan
metode formal adalah suatu penyajian hasil analisis dengan menggunakan kaidah
bahasa dengan memanfaatkan pengunaan rumus, lambang, tabel, tanda, bagan, dsb
(Sudaryanto, 1993:145). Tanda yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanda
bintang (*) dipakai untuk menandai bahwa suatu ujaran yang disebutkan tidak
gramatikal dan tanda petik tunggal (’...’) dipakai untuk menandai makna idiom.