BAB IV ORGANISASI INTERNASIONAL
CLASSIFICATION OF INTERNATIONAL INSTITUTIONS
9. Kawasan Asia-Pasifik
a. Bidang Politik
Di kawasan Asia Pasifik, masalah politik regional relatif stabil karena adanya dorongan kuat untuk maju terus secara bersama-sama. Berakhirnya Perang Dingin, secara umum, kurang berpengaruh langsung terhadap kawasan ini, sebab masalah-masalah politik yang timbul lebih sering diselesaikan secara bersama-sama.
Beberapa contoh yangdapat dikemukakan mengenai masalah politik regional di Kawasan Asia Pasifik sebagai berikut :
1). Normalisasi hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Cina (RRC).
2). Dialog bilateral yang terus-menerus antara Jepang dan Rusia tentang status Kepulauan Kuriil yang dikuasai Rusia.
3). Upaya reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan yang berjalan tersendat-sendat.
4). Masalah RRC dengan Taiwan yang terus menunjukkan hubungan politik yang semakin memanas.
5). Masalah Timor Timur yang sedikit mengganggu hubungan
diplomatik antara Indonesia dan Australia.
Ada juga contoh lain yang sampai sekarang masih terjadi isu regional meskipun skalanya kecil, tetapi bila dibiarkan berdampak luas. Misalnya, masalah ”Kashmir” yang menjadi perseteruan lama antara India dan Pakistan. Demikian juga masalah kepulauan ”Spraty’s dan paracel’yang masih menjadi rebutan antara negara Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Hingga sekarang ini, masalah politik regional di kawasan Asia Pasifik terus diupayakan penyelesainnya, terutama oleh kekuatan-kekuatan regional sendiri (ASEAN, ANZUS, maupun SEATO) yang didukung baik oleh negara-negara besar melalui PBB dan non-PBB. Untuk lebih mengefektifkan upaya penyelesaian di kawasan ini, dibentuklah, antara lain Post Ministerial Conference (ASEAN-PMC). Lembaga itu mencakup 12 negara Asia Pasifik yang khusus membicarakan masalah-masalah politik dan keamanan. Di dalam ASEAN-PMC, dibentuk pula ASEAN Regional Forum (ARF) yang beranggotakan enam negara ASEAN dengan mitra dialog : AS, Jepang, Masyarakat Eropa, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Korea Selatan, ditambah dengan mitra dialog yakni Rusia dan RRC (Consultative Partner)
4-59 Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional
b. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Pasifik yang relatif baik, memberikan banyak peluang kepada setiap negara untuk terus mengupayakan perbaikan ekonomi.
Kawasan Asia Pasifik dewasa ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Tentu saja, ini terjadi karena adanya dukungan kuat dari pemerintah dan kemauan keras dari para pelaku ekonominya. Di samping itu, juga karena adanya iklim investasi dan jaminan keamanan yang kondusif (menunjang) sehingga sangat menarik bagi investor mancanegara untuk membuka usahanya di Asia Pasifik. Munculnya raksasa ekonomi Jepang (Khususnya di Asia-Pasifik) yang diikuti oleh Korea Selatan dan Taiwan dengan investasi di berbagai negara, ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang baik. Dedmikian juga para investor, baik dari Eropa maupun Amerika, ikut mengambil andil dalam proses pemantapan ekonomi yang lebih baik.
Semenjak diratifikasinya perjanjian umum tentang perdagangan dan tarif (GATT; General Agreement on Trade and Tarif) dan pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO : Word Trade Organization), arus liberalisasi ekonomi dunia tidak bisa dihindari. Untuk mengantisipasinya, di kawasan Asia Pasifik telah dibentuk APEC (Asia Pasific Economic Community) yang akan diberlakukan pada tahun 2020. demikian juga khusus di Asia Tenggara, telah dibentuk AFTA (ASEAN Free Trade Association) yang akan berlaku mulai tahun 2003.
Di balik peristiwa berakhirnya Perang Dingin, berlakunya pasar bebas ASEAN (AFTA), dan liberalisasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik, ada sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian, yaitu seperti berikut :
1). Kecenderungan diskriminasi bagi para investor Asia dan Australia, termasuk para pekerjanya yang ditempatkan pada warga kelas dua.
2). Krisis politik intern pemerintahan Jepang dan berbagai bencana alam yang terjadi serta sengketa kepulauan, baik dengan Rusia maupun Korea Selatan.
3). Adanya sejumlah negara-negara di kawasan Asia Selatan yang tergabung dalam SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation), seperti India, Pakistan, Bhutan, Bangladesh, Nepal dan Sri Langka, yang belum optimal dalam memanfaatkan forum-forum bilateral, regional, maupun internasional (APEC)
4). Sejauh ini, masih ada di antara negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, vietnam, Filipina, Thailand, dan lain-lain yang secara politik belum siap untuk melaksanakan liberalisasi ekonomi. 5). Pengalihan dana dari sektor ekonomi ke sektor politik dan militer
yang kurang realistis akibat konflik yang berkepanjangan. Misalnya masalah Korea Utara dan Korea Selatan (produksi nuklir dan perbatasan).
6). Masih banyak sumber daya manusia yang belum terampil dalam penguasan Iptek.
c. Bidang Sosial Budaya
Kawasan Asia-Pasific berada di tengah-tengah Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik. Di era Perang Dunia II, Kawasan Asia-Pasifik menjadi ajang perebutan antara Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Jepang. Kawasan ini dalam waktu yang hampir bersamaan pernah juga dijajah oleh Barat (kecuali Thailand), yang sampai sekarang sisa-sisanya dapat kita jumpai di hampir setiap negara (Khususnya Asia).
Negara-negara Asia Tenggara mempunyai banyak kesamaan politik, sosial, maupun ekonomi. Hanya saja, pada saat era Perang Dingin berlangsung, terdapat sejumlah negara Asia yang menjadi korban ideologi, seperti Indo-China, Vietnam,dan Kamboja. Demikian juga kawasan Pasifik yang lebih didominasi oleh kekuatan Barat (Fiji, Kaledonia Baru, Australia dan Selandia Baru).
4-61 Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional
Dalam era Pearang Dingin, sisa-sisa aliran sosial maupun ideologi, seperti: liberalisme, sosialisme, dan komunisme, ternyata cukup menimbulkan masalah tersendiri di kawasan Asia-Pasifik. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1). Keberadaan suku bangsa Maori (penduduk asli) yang
kehidupannya semakin terdesak dan terdiskriminasi, terutama di Australia dan Selandia Baru.
2). Masalah pengungsi Vietnam yang tidak lagi bermotif politik.
3). Kawasan Asia, khususnya negara-negara berkembang oleh
masyarakat internasional dianggap masih buruk dalam pelaksanaan Hak AsasiManusia, masalah tenaga kerja (buruh), dan lingkungan hidup (pemanfaatan hutan) yang belum sesuai dengan ketentuan PBB.
4). Masih adanya diskriminasi dan indimidasi, baik terhadap agama maupun suku berbeda sehingga menimbulkan konflik intern yang berkepanjangan.
5). Pengolahan pariwisata yang masih menonjolkan seks dan
kehidupan bebas sehingga berakibat buruk terhadap tata sosial dan nilai-nilai budaya ketimuran dan moral.