• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengakuan Negara

Dalam dokumen Pedoman PLPG PKn SMA-MA Tahun 2008 (Halaman 168-174)

BAB III HUKUM INTERNASIONAL

8. Pengakuan Negara

Pengakuan negara bertujuan untuk memulai hubungan formal antara negara yang diakui dengan negara yang mengakui.

Persoalan pengakuan negara belum merupakan prinsip yang jelas dalam hukum internasional. Hal tersebut disebabkan oleh:

a. dalam praktik, masalah pengakuan negara lebih hanyak sebagai maealah kebijaksanaan (politik negara) daripada sebagai masalah hukum;

b. ada beberapa kategori. dalam memberikan pengakuan negara. Ada dua teori yang berkenaan dengan sifat, fungsi, dan akibat pengakuan negara, yaitu:

a. Teori Konstitutif yang menyatakan, bahwa hanya pengakuan yang dapat menciptakan status kenegaraan. Teori ini didukung adanya

fakta, bahwa pengadilan suatu negara akan memberikan status kenegaraan apabila suatu negara telah melalui prosedur pengakuan negara.

b. Teori Dekiaratoar/Teori Evidensier yang menyatakan, bahwa status kenegaraan telah ada sebelum adanya pengakuan dan negara lain. Dengan kata lain adanya negara terlepas dan persoalan pengakuan negara. Teori ini didukung oleh; (1) apabila timbul pertanyaan tentang tanggal berdirinya suatu negara dalam kebiasaan bukan sejak negara tersebut diakui melainkan sejak negara itu menyatakan kemerdekaannya, dan (2) pengakuan negara dalam kebiasaan berlaku retroaktif (berlaku surut), yaitu sejak negara tersebut merdeka.

Kategori pengakuan negara tersebut dapat berupa pengakuan di bawah ini.

a. Pengakuan secara Eksplisit atau Implisit

Pengakuan negara secara ekeplisit merupakan bentuk pengakuan secara de jure yang memungkinkan terjadinya hubungan formal dan memiliki konsekuensi hukum internasional yang tegas antara negara yang mengakui dan negara yang diakui. Dalam praktik hanya ada tiga peristiwa yang memperlihatkan adanya pengakuan secara de jure yaitu:

1. Penandatanganan penjanjian bilateral oleh negara yang mengakui dengan negara yang akan diakui.

2. Pemrakarsaan reuni hubungan diplomatik antara negara yang mengakui dan negara yang akan diakui.

3. Penyerahan sebuah execuatur konsuler oleh negara yang mengakui kepada konsul sebuah negara yang akan diakui.

Pengakuan implisit merupakan bentuk pengakuan de facto, yaitu membiarkan adanya pendapat yang menyimpulkan bahwa suatu

4-43 Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional

negara telah mengakui negara lain. Peristiwa yang dapat menunjuk adanya pengakuan implisit ini adalah:

1. Partisipasi bersama dalam sebuah perjanjian internasional yang bersifat multilateral.

2. Partisipasi bersama dalam sebuah konferensi internasional.

3. Pemrakarsaan perundingan antara negara yang mengakui dan negara yang diakui.

b. Pengakuan Bersyarat

Pengakuan bersyarat merupakan bentuk pengakuan dimana suatu negara yang mengakui memberikan pengakuan kepada negara yang diakui dengan mengajukan persyaratan-persyaratan tertentu (adanya pembebanan tertentu kepada negara yang diakui). Misalnya pengakuan yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Bolivia tahun 1937 dengan syarat adanya jaminan menghormati harta kekayaan perseorangan dan pemerintah Bolivia.

c. Pengakuan Kolektif

Pengakuan kolektif merupakan pengakuan terhadap suatu negara yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa negar, biasanya pengakuan negara melalui organisasi internasional. Misalnya suatu negara diterima menjadi anggota PBB.

d. Pengakuan Kepala Negara/Kepala Pemerintah Baru

Pengakuan ini terlepas dari persoalan pengakuan negara, sebab pengakuan kepala negara/kepala pemerintah baru tidak memiliki akibat terhadap kedudukan negara antara negara yang mengakui dan negara yang diakui. Permaslahan baru muncul apabila pergantian kepala negara/kepala pemerintahan baru dalam suatu negara bersifat inkonstitusional.

e. Pengakuan de jute dan de facto

Pengakuan de jute bersifat eksplisit dan pengakuan de facto bensifat implisit.

9. Yurisdiksi

Yurisdiksi merupakan praktik hukum yang dilakeanakan oleh tiap-tiap negara. Dalam hal yurisdiksi teritorial, hukum internasional memberikan kepada semua negara wewenang untuk menjalankan yurisdiksi atas orang, benda, perbuatan, dan hal-hal yang terjadi dalam wilayah negaranya. Wilayah lain yang termaeu]c dalam yurisdiksi teritorial yaitu laut teritorial, kapal-kapal. yang memakai bendera kebangsaan suatu negara, dan pelabuhan-pelabuhan.

Praktik yurisdiksi teritorial dapat diperluas dengan dua teknik yaitu (1) menggunakan asas teritorial subjektif dan (2) menggunakan asas teritorial obyektif.

Implikasi dan kedaulatan teritorial berkaitan dengan batas wilayah negara dan pengakuan negara lain. Adapun cara memperoleh kedaulatan teritorial dapat melalui:

a. Pendudukan (Occupation), b. Aneksasi (Annexation), c. Akresi (Accretion), d. Sesi (Cession),

e. Preskripsi (Prescription).

Dalam praktik, pelaksanaan yurisdiksi teritorial terdapat pembatasan-pembatasan. Pembatasan tersebut diberikan kepada: (1) negara asing serta kepala negara asing, (2) wakil diplomatik, (3) kapal umuin negara asing, (4) angkatan perang negara asing, dan (5) lembaga lnternasional.

Persoalan yurisdiksi secara umum dilaksanakan atau dasar/asas sebagai berikut:

4-45 Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional

2). Asas Kebangsaan, 3). Asas Perlindungan, 4). Asas Universal,

5). Asas Kepribadian Pasif.

C. Latihan

1. Bagaimana praktik hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional di Inggris, Amerika Serikat, Negara-negara Eropa Kontinental, dan Indonesia?

2. Apakah perjanjian internasional yang bersifat treaty contract dapat menjadi law making treaties?

3. Apa alasan-alasan yang dikemukakan oleh Mochtar

Kusumaatmadja tentang pembedaan treaty contract dan law making treaties kurang tepat!

4. Bagaimana kedudukan masing-masing subjek hukum Internasional dalam masyarakat internasional?

5. Jelaskan perbedaan pengertian negara dan bukan negara di bawah ini! a. Konfederasi, b. Federasi, c. Vassal, d. Kondominium, e. Protektorat, f. Anggota Persemakmuran, g. Wilayah Perwalian. D. Lembar Kegiatan

Kembangkan materi pembelajaran tentang hukum internasional yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan menggunakan bahan dari surat kabar! Sajikan

dalam bentuk guntingan berita atau gambar dan disertai beberapa pertanyaan yang menghubungkan berita atau gambar tersebut dengan kompetensi dasar.

E. Rangkuman

Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan azas yang mengatur hubungan yang melintasi batas-batas negara-negara, antara: (a) negara dan negara, (b) negara den subyek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain. Hukum internasional akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan tumbuhnya masyarakat internasional.

F. Contoh Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Penandatanganan penjanjian bilateral merupakan bentuk

pengakuan suatu negara yang bersifat…. a. pengakuan kepala pemerintahan b. pengakuan kepala Negara c. pengakuan de facto d. pengakuan de jure

2. Salah satu bentuk Negara yang diakui oleh masyarakat internasional adalah ….

a. Konfederasi, b. Federasi, c. Kondominium,

Dalam dokumen Pedoman PLPG PKn SMA-MA Tahun 2008 (Halaman 168-174)