• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berdirinya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada sidang Dewan Menteri Republik Indonesia tanggal 19 September 1945, diputuskan untuk mendirikan sebuah Bank milik Negara yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Untuk itu Pemerintah memberikan surat kuasa kepada Bapak RM. Margono Djojohadikoesoemo (almarhum) guna mempersiapkan pembentukannya.

Sebagai langkah pertama, maka didirikan Yayasan Poesat Bank Indonesia berdasarkan akte Notaris RM. Soerojo No. 14 tanggal 9 Oktober 1945. Walaupun menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan, pada tanggal 5 Juli 1945 dengan peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 berhasil didirikan bank sirkulasi atau bank sentral milik Negara Republik Indonesia dengan nama Bank Negara Indonesia. Kemudian Yayasan Poesat Bank Indonesia yang merupakan embrio bagi lahirnya bank ini dilebur ke dalamnya. Pada tahun selanjutnya telah dilakukan berbagai upaya oleh Pemerintah untuk memantapkan kedudukan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi. Namun dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Pemerintah Indonesia dan Belanda diputuskan Bank Indonesia (pada saat itu bernama DeJavasche Bank) sebagai bank sentral. Bank Negara Indonesia berfungsi sebagai Bank Umum yang usahanya diarahkan untuk membantu pembangunan ekonomi nasional.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank

sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tugas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Dengan dikeluarkannya penetapan Presiden No. 17 tahun 1965 tentang integrasi bank-bank pemerintah, terhitung tanggal 17 Agustus 1965 Bank Negara Indonesia berubah nama menjadi Bank Negara Unit III. Dalam tahun 1967 dikeluarkan Undang-Undang No.14 tentang Pokok Pokok Perbankan yang menetapkan kembalinya bank bank pemerintah kepada fungsi semula seperti sebelum adanya integrasi.

Selanjutnya dengan Undang-Undang No.17 tahun 1968 Bank Negara Unit III ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 yang berfungsi sebagai Bank Umum Milik Negara, dengan usaha dan tugas pokok yang diarahkan kepada perbaikan ekonomi Nasional dengan mengutamakan sektor industri.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Negara Indonesia 1948 diubah menjadi Perusahaan Perseroan dengan nama PT Bank Negara (Persero) atau disebut Bank BNI. Kemudian pada tahun 1996 Bank

BNI menjadi satu-satunya bank pemerintah yang melepaskan sahamnya ke pasar modal sehingga pada tahun tersebut Bank BNI menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT BNI (Persero) Tbk pada saat ini memiliki cabang-cabang yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia dan beberapa cabang di luar negeri serta sentra-sentra kredit. Salah satu Sentra Kredit yang berada di dalam negeri adalah Sentra Kredit Kecil Bekasi (SKC Bekasi) yang berkedudukan di Jalan Ahmad Yani No. 15 Bekasi, Jawa Barat.

SKC Bekasi didirikan sejak 03 Oktober 2005 dengan tujuan mengembangkan jaringan kredit dari PT BNI (Persero) Tbk Pusat, selanjutnya disebut Kantor Besar Bank BNI. Saat ini SKC Bekasi memiliki 2 (dua) unit area kredit, masing-masing berkedudukan di Karawang dan Cikampek.

2. Visi & Misi Perusahaan a. Visi BNI

Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja.

b. Pernyataan Visi

Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer.

c. Misi BNI

1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh debitur, dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice)

2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial. 5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang

baik. d. Values

Kenyamanan dan Kepuasan. Kenyamanan yang diharapkan dari debitur atau debitur dalam bertransaksi, sehingga dapat mencapai kepuasan yang berdampak loyalitas kepada debitur atau debitur terhadap bank.

e. Filosofi Logo Baru

Identitas Baru BNI.-- Dasar Pembuatan Desain Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang

tersusun dari simbol “46” dan kata “BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam

suatu bentuk logo baru BNI. f. Huruf BNI

Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan

kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik.

g. Simbol “46”

Angka 46 merupakan simbolisasi tahun kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam logo

ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga

untuk menggambarkan BNI baru yang modern. h. Palet Warna

Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar. Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas yang unik, segar dan modern.

3. Struktur Organisasi

PT BNI (Persero) Tbk UKC Karawang dan Cikampek merupakan perpanjangan tangan dari unit SKC Bekasi dipimpin oleh seorang Pemimpin Sentra dibantu oleh 1 (satu) orang wakil pemimpin. Untuk melakukan pengawasan, Pemimpin SKC dibantu oleh Unit Kontrol Intern. Wakil pemimpin membawahi Unit Administrasi Kredit dan Unit Kredit Khusus, sedangkan Unit Pemasaran langsung di bawah Pemimpin SKC. Struktur organisasi di UKC

Karawang dan Cikampek lebih sederhana yakni dipimpin oleh Pemimpin Unit yang membawahi Analis Kredit Standar BNI KUR dan staf administrasi kredit.

4. Aktivitas Perusahaan

Sebagai badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat, PT BNI (Persero) Tbk mempunyai sentra-sentra dan unit-unit kredit yang khusus menyalurkan kredit kepada debitur. Kegiatan penyaluran dana diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan pembiayaan berupa fasilitas kredit. Adapun jenis fasilitas kredit yang disediakan :

a. Kredit Modal Kerja.

a.1. Kredit Kelayakan Usaha dengan maksimal fasilitas pinjaman 50 juta rupiah. a.2. Kredit Usaha Kecil dengan maksimal fasilitas pinjaman 500 juta rupiah

termasuk di dalamnya kredit BNI KUR.

a.3. Non Kredit Usaha Kecil dengan maksimal fasilitas pinjaman 5 milyar rupiah dan 10 milyar rupiah apabila grup usaha.

b. Kredit Investasi

Kredit Investasi adalah kredit untuk membiayai suatu proyek atau membeli peralatan pendukung usaha dengan jangka waktu pelunasan yang telah ditentukan.

c. Bank Garansi

Yaitu merupakan perjanjian buntut (accessoir) dan termasuk perjanjian penanggungan hutang (borgtoucht) dan berlaku tergantung pada perjanjian pokoknya.

5. Kebijakan Bank BNI Mengenai Retail Banking

PT BNI (Persero) Tbk dalam Corporate Plan ke lII (1996-2001) mencantumkan rencana pengembangan sektor retail menjadi 35% dari total portepel kredit. Untuk mencapai tujuan tersebut, PT BNI (Persero) Tbk lebih memfokuskan kegiatannya pada bisnis Retail Banking. Latar belakang kegiatan bisnis retail banking adalah :

a. Kondisi Ekonomi dan Keuangan, yaitu adanya perkembangan pasar uang dan pasar modal sebagai alternatif sumber dan penggunaan dana bagi usaha besar, dimana kontribusi kegiatan perbankan masa mendatang di segmen korporat diperkirakan akan semakin berkurang.

b. Kondisi Pasar Perbankan, yaitu adanya persaingan pasar antar perbankan yang semakin kompetetif dan tajam, khususnya di sector retail banking.

c. Operasi Perbankan, yaitu tuntutan operasi perbankan yang harus semakin efisien dan efektif.

Sehubungan dengan hal di atas, maka yang dimaksud dengan :

a. Retail Banking adalah kegiatan operasi perbankan yang mencakup dana,

kredit, jasa dan unit layanan untuk menangani debitur perorangan dan atau usaha kecil.

b. Debitur Perorangan adalah semua debitur kecil, menengah atau besar yang bersifat pribadi atau kelompok, yang tidak bernaung dalam suatu bentuk badan usaha atau perusahaan.

c. Usaha Kecil adalah perusahaan yang menurut kategori dan segmen pasar tergolong usaha debitur retail baik dalam bentuk usaha perorangan maupun badan usaha.

Fokus kegiatan Retail Banking adalah pada 3 (tiga) bidang utama, yaitu : a. Penyempurnaan sistem dan prosedur operasi Cabang.

b. Penyempurnaan pengelolaan aktivitas melalui pembentukan unit sentral pengelolaan.

c. Pengembangan produk dan pengembangan program pemasaran retail banking.

Dalam rangka menyukseskan kebijakan retail banking bank BNI merasa perlu untuk melaksanakan program pemasaran proaktif yang harus dilaksanakan oleh segenap pegawai bank BNI..

a. Konsep Pemasaran Proaktif

adalah pemasaran yang efektif dan efisien, menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan, dengan lebih berorientasi pada debitur, dapat dimonitor langkah tindak lanjutnya, langkah demi langkah dan diukur hasilnya.

b. Strategi Pemasaran Proaktif dapat berupa :

1. Akuisisi : yaitu menarik debitur baru yang berasal dari debitur bank lain atau juga masyarakat yang sama sekali belum menjadi debitur bank manapun. 2. Retensi : yaitu memelihara debitur yang sudah ada, dengan

mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan.

3. Penetrasi : yaitu mengupayakan debitur meningkatkan penggunaan produk bank bank BNI secara cross selling.

Di samping itu untuk menunjang Pemasaran Proaktif maka dilaksanakan program pemasaran ke luar dan program pemasaran ke dalam, yaitu :

a. Program pemasaran ke luar, adalah suatu kegiatan pemasaran di luar kantor, antara lain : Call, Visit dan Presentasi.

b. Program pemasaran ke dalam, adalah suatu kegiatan pemasaran di dalam kantor yang dilakukan oleh anggota tim pemasaran, antara lain dalam bentuk kontak dengan debitur dan calon debitur yang datang ke kantor UKC atau SKC.

Untuk melaksanakan program pemasaran produk perlu penyempurnaan pola kerja pada UKC dan SKC. Pola Kerja UKC adalah suatu sistem tata kerja yang mengatur kerjasama antar unit yang terkait dengan kegiatan pemasaran di UKC dan SKC.

Perubahan Pola Kerja tersebut dibutuhkan untuk menunjang Pemasaran Proaktif, yaitu dengan mengubah pola kerja fungsional menjadi pola kerja tim serta perubahan pola kerja tunggal menjadi pola kerja ganda. Pola kerja dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pola Kerja Fungsional adalah pola kerja yang semata-mata hanya bekerja berdasarkan fungsi yang melekat di unit organisasinya.

b. Pola Kerja Tim adalah pola kerja yang berfokus pada Pemasaran proaktif, dimana fungsi dari suatu unit organisasi diarahkan untuk mendukung terciptanya kerjasama antar unit dalam menunjang pemasaran proakfif.

c. Pola Kerja Tunggal adalah pola kerja yang semata-mata hanya bekerja berdasarkan tugas pokoknya saja sebagaimana yang tertuang dalam job description.

d. Pola Kerja Ganda, yaitu pola kerja yang tidak semata-mata hanya melaksanakan tugas pokoknya saja, tetapi juga ikut melaksanakan aktivitas lain yang berfokus kepada pencapaian sasaran perusahaan melalui pola kerja tim.

Untuk terciptanya pola kerja tim dan pola kerja ganda yang diperlukan untuk menunjang pemasaran proaktif, maka diperlukan keterlibatan karyawan dalam organisasi yang ada di UKC dan SKC.