• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3. Jalur Darat

5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Pangan dan Pangan Fungsional

5.2.1 Keanekaragaman spesies

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi lapang yang dilakukan, teridentifikasi sedikitnya 39 spesies tumbuhan pangan, didalamnya terdiri dari 26 famili, 6 habitus, dan 5 bagian tumbuhan yang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan. Pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat kebanyakan berasal dari hasil budidaya masyarakat (65%) yang dilakukan di pekarangan rumah, kebun, dan ladang. Tidak hanya itu, masyarakat

No. Nama lokal Nama ilmiah Jumlah (Pohon)/ tahun

1 Cendana Santalum album 10.200 2 Mahoni Swietenia macrophylla 5.120 3 Gmelina Gmelina arborea 95.940 4 Johar Cassia siamea 33.189 5 Jati Tectona grandis 534 6 Injuwatu Spondias pinnata 4.112 7 Kayu manis Cinnamomum burmanii 156 8 Cemara Lantana camara 851 9 Walangaha Heracleum sp. 1.252 10 Bambu Bambusa sp. 1.020 11 Langira Nauclea orientalis 120 12 Ampupu Eucalyptus alba 30.200 13 Sengon Paraserianthes falcataria 1.110 14 Lobung Syzygium acuminatissimum 13.660 15 Nimba Azadirachta indica 125 16 Kaduru Palaquium sp. 851

juga memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar jalan yang tumbuh liar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Keanekaragaman 34 spesies tumbuhan pangan fungsional terdiri dari 13 famili yang didominasi oleh famili Zingiberaceae, 7 habitus tumbuhan, dan didominasi oleh habitus pohon dan herba, 7 bagian tumbuhan yang pemanfaatannya didominasi pada bagian buah. Pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat kebanyakan berasal dari hasil budidaya masyarakat (53%) dan banyak dibudidayakan di pekarangan.

Pada Tabel 8 berikut ini, menunjukkan keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan pangan fungsional yang digunakan oleh masyarakat Desa Katikuwai.

Tabel 8 Keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan pangan fungsional di Desa Katikuwai

No. Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Alia/jahe Zingiber officinale

2 Alpukat Persea americana

3 Bayam Amaranthus spinosus

4 Bengkuang Pachyrhizus erosus

5 Buah nona Annona reticulate

6 Bunga tompu daun Kalanchoe pinnata

7 Cabe rawit Capsium frutescens

8 Daun Terigu Maranta arundinacea

9 Enau Arenga pinnata

10 Jagung Zea mays

11 Jambu biji Psidium guajava

12 Jambu mete Anacardium occidentale

13 Jeruk bali Citrus maxima

14 Jeruk nipis Citrus aurantifolia

15 Kacang hijau Phaseolus radiatus

16 Kacang panjang Vigna sinensis

17 Kacang tanah Arachis hypogaea

18 Kakao Theobroma cacao

19 Kangkung Ipomea aquatica

20 Karabengok Mucuna pruriens

21 Kedondong Spondias dulcis

22 Keladi Xanthosoma sagittifolium

23 Kelapa Cocos nucifera

24 Kelengkeng Euphoria longana

25 Kemiri Aleurites moluccana

26 Kencur Kaempferia galanga

No. Nama Lokal Nama Ilmiah

28 Kopi Robusta Coffea robusta

29 Kunyit Curcuma domestica

30 Labu jepang Sechium edule

31 Labu kuning Cucurbita moschata

32 Lemon Citrus x limon

33 Lontar Borassus flabellifer 34 Mangga Mangifera indica

35 Markisa Passiflora edulis

36 Mentimun Cucumis sativus

37 Merica Piper nigrum

38 Nanas Ananas comosus

39 Nangka Artocarpus heterophyllus

40 Padi Oryza sativa

41 Padi pulut Oryza sativa glotinosa

42 Pakis Diplazium esculentum

43 Pepaya Carica papaya

44 Pinang Areca catechu

45 Pisang Musa paradisia

46 Rebung Gigantolochloa apus

47 Sawi putih Brassica chinensis

48 Sawo durian Chrysophyllum cainito

49 Selada air Nasturtium officinale

50 Sirih Piper betle

51 Sirsak Annona muricata

52 Talas Colocasia esculenta

53 Terung hijau Solanum melongenae

54 Terung ungu Solanum verbacifolium

55 Tomat apel Lycopersicum pyriforme

56 Ubi hutan Dioscorea hispida

57 Ubi jalar Ipomoea batatas

58 Ubi kayu Manihot utilisima

Berdasarkan total 39 spesies tumbuhan pangan yang terdiri dari 26 famili, diketahui bahwa famili yang paling banyak digunakan adalah famili Fabaceae (5 spesies). Sedangkan untuk famili yang paling sedikit digunakan diantaranya: Amaranthaceae, Annonaceae, Bromeliaceae, dan famili lainnya. Keberadaan famili Fabaceae seperti kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang panjang (Vigna sinensis), kacang tanah (Arachis hypogaea), karabengok (Mucuna pruriens) dan bengkuang (Pachyrhizus erosus) yang mendominasi dan merupakan suku polong-polongan, tentunya sangat berperan dalam penyediaan pakan bagi burung-burung

yang berada di pulau Sumba. Menurut Heyne (1987), famili Fabaceae dapat hidup pada berbagai macam tipe habitat, termasuk di tanah yang relatif kering seperti di Sumba Timur. Banyaknya famili Fabaceae, dibantu oleh keberadaan berbagai spesies burung dalam membantu menyebarkan biji-bijian yang menjadi pakannya pada saat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai pangan sekaligus sebagai obat dapat dikategorikan sebagai tumbuhan pangan fungsional. Peranan pangan fungsional juga dapat dikategorikan dengan adanya kandungan serat, antioksidan, dan zat lainnya (Ariani 2005). Terdapat 19 spesies tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Katikuwai, diantaranya: alia/jahe (Zingiber officinale), cabe rawit (Capsium frutescens), jagung (Zea mays), iwi/ ubi hutan (Dioscorea hispida), jambu biji (Psidium guajava), jambu mete (Anacardium occidentale), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan spesies lainnya yang terlampir pada Lampiran 9.

Famili Zingiberaceae merupakan famili yang paling banyak digunakan sebagai tumbuhan pangan fungsional. Alia/jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), dan kencur (Kaempferia galanga) merupakan contoh spesies tumbuhan pangan fungsional yang pemanfaatanya sebagai bumbu atau penyedap makanan sekaligus memiliki fungsi obat.

Pemanfaatan tumbuhan pangan dan pangan fungsional dapat diklasifikasikan menurut kandungan nutrisinya. Menurut Sastapradja et al. (1983), penggolongan tumbuhan berdasarkan kandungan nutrisinya terbagi menjadi 4 yaitu: 1. Sumber karbohidrat, 2. Sumber protein, 3. Sumber vitamin, dan 4. Sumber lemak.

Pada tabel 9 berikut ini, terdapat contoh spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Katikuwai berdasarkan kandungan nutrisinya, dengan tambahan spesies tumbuhan yang merupakan sumber mineral, penyedap rasa, dan bahan minuman.

Tabel 9 Spesies tumbuhan pangan dan pangan fungsional berdasarkan kandungan nutrisi

No. Kandungan Nutrisi Spesies Tumbuhan

1 Sumber Karbohidrat ubi hutan (Dioscorea hispida), padi pulut (Oryza sativa

glotinosa), daun terigu (Maranta arundinacea)

2 Sumber Protein jambu mete (Anacardium occidentale), kacang hijau

(Phaseolus radiatus), karabengok (Mucuna pruriens)

3 Sumber Vitamin dan mineral Buah-buahan: jeruk bali (Citrus maxima), kelengkeng

(Euphoria longana); Sayuran: labu jepang (Sechium

edule), labu kuning (Cucurbita moschata)

4 Sumber Lemak nabati alpukat (Persea americana), kakao (Theobroma

cacao), kelapa (Cocos nucifera)

5 Sumber Penyedap rasa kencur (Kaempferia galanga), kemiri (Aleurites

moluccana),

6 Sumber Bahan minuman Kopi (Coffea sp.), markisa (Passiflora edulis)

Keanekaragaman spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Katikuwai berdasarkan kandungan nutrisinya, memiliki peranan penting untuk tubuh agar seluruh organ pada tubuh dapat berjalan sesuai fungsinya masing-masing. Berikut ini akan diuraikan mengenai fungsi dan contoh spesies tumbuhan berdasarkan kandungan nutrisinya.

a. Sumber karbohidrat

Tumbuhan merupakan sumber utama penghasil karbohidrat. Fungsi karbohidrat dalam tumbuhan adalah sebagai simpanan energi dan penguat struktur tumbuhan tersebut. Bentuk simpanan energi yang utama terdapat pada zat tepung (biji, akar, batang), dan zat gula (buah), sedangkan selulosa yang terdapat dalam dinding sel berperan sebagai penguat struktur tumbuhan (Sediaoetama 2006).

Tumbuhan yang dapat dijadikan sumber karbohidrat tidak hanya padi, tetapi beberapa komoditas lainnya seperti jagung, ubi jalar, ubi kayu dan masih ada lainnya yang dapat dan sudah dimanfaatkan di beberapa daerah. Hasil wawancara dan observasi lapang yang dilakukan membuktikan bahwa beberapa spesies tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat yang dijadikan pangan sehari-hari oleh masyarakat diantaranya: padi (Oryza sativa), padi pulut (Oryza sativa glotinosa), daun terigu (Maranta arundinacea), enau (Arenga pinnata) , jagung (Zea mays), keladi (Caladium sp.), ubi hutan (Dioscorea hispida), ubi kayu (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan pisang (Musa paradisiaca).

Padi (Oryza sativa) merupakan sumber karbohidrat utama dan makanan pokok dari sebagian besar penduduk Indonesia. bulir padi setelah ditumbuk, kemudian dimasak menjadi nasi, meskipun bukan makanan utama, masyarakat

Desa Katikuwai telah terbiasa mencampur padi dan jagung sebagai makanan pokok mereka karena dianggap lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan dengan hanya mengonsumsi satu jenis makanan saja. Umbi-umbian juga dapat menjadi campuran padi apabila persediaan jagung sudah habis dan diolah dengan cara ditanak pada umumnya.

Jagung (Zea mays) merupakan sumber karbohidrat utama bagi sebagian tempat di Indonesia Timur yang memiliki daerah kering (Gambar 6). Jagung merupakan tumbuhan yang sudah dapat menyesuaikan diri untuk dapat tumbuh di daerah kering (Moeljopawiro dan Ibrahim 1992). Menurut kegunaanya, ada yang dijadikan makanan pokok, yang diolah seperti memasak nasi biasa, dan dapat dijadikan makanan tambahan yang pengolahannya dengan cara digoreng dan direbus.

Gambar 6 Jagung setelah dipanen.

Varietas jagung yang biasa ditanam dan dikonsumsi oleh masyarakat Desa Katikuwai adalah jenis jagung hibrida dan jagung harapan. Jenis jagung hibrida memiliki masa tanam hingga panen selama 90 hari. Jagung hibrida akan dipanen biasanya pada akhir bulan maret hingga bulan april. Sedangkan masa tanam jagung harapan lebih lama dari jagung hibrida, yaitu selama 110 hari.

Ubi kayu (Manihot utilisima) merupakan sumber karbohidrat penting. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang dapat ditanam dimana saja. Masyarakat biasa mengolah ubi kayu dengan cara direbus atau digoreng. Selain ubi kayu, ubi jalar (Ipomoea batatas) juga banyak ditanam di Indonesia bagian timur. Daun ubi jalar yang masih muda dapat juga digunakan sebagai sayuran. Seperti ubi kayu, ubi jalar juga biasa diolah dengan cara direbus atau digoreng.

Komoditas potensial yang juga dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan ialah, talas (Colocasia esculenta), dan keladi (Caladium sp.) tumbuhan

tersebut merupakan tumbuhan yang biasa tumbuh di hutan, tetapi keberadaanya sekarang sudah banyak dibudidayakan di pekarangan rumah maupun di kebun-kebun. Ubi hutan yang dikenal dengan sebutan iwi (Dioscorea hispida) merupakan tumbuhan sumber karbohidrat penting di Indonesia bagian timur (Gambar 7). Iwi memiliki cita rasa yang enak dan gurih, namun dalam pengolahannya cukup rumit dan tidak dapat langsung dikonsumsi karena iwi dapat memabukkan jika diolah langsung dengan cara direbus, dikukus, ataupun digoreng.

Cara pengolahan iwi yaitu dengan cara iwi dikupas kemudian dipotong tipis-tipis, selanjutnya iwi direndam dalam air dingin selama 2-3 malam. Setelah direndam, iwi dijemur hingga kering. Setelah kering iwi direndam lagi dalam air dingin agar zat-zat beracun yang masih menempel dapat hilang, lalu dijemur lagi hingga kering, kemudian iwi dapat langsung diolah dengan cara digoreng, ataupun dapat ditumbuk untuk kemudian dijadikan tepung.

Gambar 7 Ubi hutan/ Iwi (Dioscorea hispida).

Pemanfaatan iwi di daerah Sumba Timur sejauh ini merupakan cadangan makanan pada saat musim kemarau atau pada saat bahan pangan lain sulit didapat. Masyarakat akan mencari iwi di sekitar hutan untuk dimakan. Meskipun cara pengolahannya rumit, masyarakat dapat mengandalkan iwi sebagai pengganti persediaan makanan pokok yang telah habis.

Sebagian besar spesies tumbuhan tersebut merupakan makanan pokok bagi masyarakat. Menurut Sediaoetama (2006), bahan makanan pokok biasanya merupakan sumber utama karbohidrat, karena selain tinggi kadar amilumnya, juga dapat dimakan oleh seseorang dalam jumlah besar tanpa menimbulkan rasa mual.

b. Sumber protein

Jenis tumbuhan yang mengandung protein biasanya adalah jenis tumbuhan berbiji dan jenis polong-polongan (Fabaceae). Beberapa spesies tumbuhan yang memiliki kandungan utama protein yang dimanfaatkan masyarakat Desa Katikuwai antara lain: jambu mete (Anacardium occidentale), kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang panjang (Vigna sinensis), kacang tanah (Arachis hypogaea), dan karabengok (Mucuna pruriens).

Kacang tanah (Arachis hypogaea) adalah tumbuhan yang membentuk polong di dalam tanah, sehingga kacang tanah akan tumbuh lebih baik apabila ditanam di tanah yang berpasir. Kacang tanah merupakan tumbuhan penghasil minyak, dengan kadar minyak sebesar 42 – 46%. Kacang tanah dapat direbus bersama polongnya atau digoreng untuk dimakan sebagai makanan ringan.

Kacang hijau (Phaseolus radiatus) biasanya ditanam oleh penduduk di kebun yang letaknya hanya beberapa meter dari pekarangan rumah. Masyarakat biasanya mengolah kacang hijau dengan cara memasaknya sebagai bubur. Kacang hijau merupakan salah satu sumber protein nabati yang penting bagi tubuh. Selain itu, kacang hijau mengandung berbagai zat gizi seperti kalori, lemak, vitamin A, vitamin B1, B3, B5, B6, B12, C, E, F, K, fosfor, zat besi, dan mangan (Soehardi 2004). Pemanfaatan kacang hijau selain dijadikan bubur, juga dijadikan tepung oleh masyarakat dengan cara dikeringkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk hingga halus.

Protein memiliki peranan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup. Kelebihan protein merupakan sumber energi yang sekaligus berfungsi sebagai pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan.

c. Sumber vitamin dan mineral

Tumbuhan buah-buahan banyak terdapat di sekitar pekarangan, dan kebun, spesies tumbuhan tersebut antara lain: jambu biji (Psidium guajava), jambu mete (Anacardium occidentale), jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), kakao (Theobroma cacao), kedondong (Spondias dulcis ), kelengkeng (Euphoria longana), markisa (Passiflora edulis). Semua spesies tumbuhan ini kaya akan vitamin. Vitamin memberikan spesifik dalam tubuh. Meskipun tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi bila

diabaikan asupannya, maka metabolisme tubuh akan terganggu jika kekurangan vitamin dan akibatnya manusia tidak dapat produktif untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Kandungan senyawa mineral merupakan senyawa essensial untuk berbagai proses selular tubuh (Alfiansyah 2011). Secara garis besar, fungsi mineral diantaranya berperan dalam pembentukan struktural dan jaringan lunak, kerja sistem enzim, kontraksi otot dan respon saraf, serta pembekuan darah. Mineral banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Spesies tumbuhan yang ada di Desa Katikuwai dan mengandung senyawa mineral antara lain: bayam (Amaranthus spinosus), cabe rawit (Capsium frutescens), kangkung (Ipomea aquatic), kencur (Kaempferia galanga), kunyit (Curcuma domestica ), labu jepang (Sechium edule) dan labu kuning (Cucurbita moschata) (Gambar 8).

Gambar 8 Labu kuning (Cucurbita moschata).

Labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan salah satu tumbuhan sumber vitamin dan mineral yang terdapat di hampir semua kebun dan pekarangan rumah. Tumbuhan merambat ini mudah tumbuh dan biasanya juga dijadikan tanaman tumpang sari di sekitar ladang mereka.

d. Sumber lemak nabati

Spesies tumbuhan seperti alpukat (Persea americana), jambu mete (Anacardium occidentale), kakao (Theobroma cacao), kelapa (Cocos nucifera), dan kemiri (Aleurites moluccana), merupakan spesies tumbuhan yang memiliki kandungan lemak. Fungsi lemak bagi tubuh selain sebagai cadangan energi, juga berfungsi sebagai suspensi bagi vitamin A, D, E, dan K yang berguna untuk proses biologis, juga sebagai penahan goncangan untuk melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

e. Sumber penyedap rasa

Tumbuhan yang dijadikan pangan pelengkap, merupakan spesies tumbuhan yang dijadikan sebagai bumbu atau penyedap masakan dari rempah-rempah. Rempah-rempah merupakan bahan hasil pertanian yang digunakan sebagai sumber citarasa dan aroma. Rempah-rempah mengandung oleorisin sehingga cita rasa dan aromanya tajam dan spesifik. Rempah-rempah yang biasa digunakan penduduk seperti kemiri (Aleurites moluccana) dan kencur (Kaempferia galanga), dan spesies tumbuhan yang dapat dijadikan bentuk makanan lain seperti gula merah yang terbuat dari enau (Arenga pinnata), dan jenis penganan kue dari padi pulut (Oryza sativa glotinosa).

f. Sumber bahan minuman

Kopi (Coffea sp.) merupakan minuman yang wajib ada setiap harinya pada masyarakat (Gambar 9). Kopi khas Sumba memiliki aroma yang harum dan kuat. Kopi merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan untuk dijual di pasar mingguan yang ada di desa, maupun di pasar yang berada di luar desa.

Gambar 9 Kopi (Coffea sp.).

Penduduk biasa mengolah kopi sendiri hingga bisa menjadi minuman, antara lain dimulai dengan cara memanen buah kopi, menjemur biji kopi, menyangrai atau menggoreng tanpa minyak, menumbuk biji kopi, menyaring bubuk kopi dari yang halus dan kasar, menumbuk kembali bubuk kopi yang kasar hingga halus, hingga dapat disajikan sebagai minuman.

Pada Gambar 10 menunjukkan salah seorang warga yang sedang mengolah biji kopi untuk dijadikan minuman.

(a) (b) (c)

Gambar 10 Pengolahan biji kopi: (a) biji kopi disangrai/digoreng tanpa minyak, (b) Penumbukkan biji kopi hingga bubuk, (c) Penyaringan bubuk kopi.

Pengolahan biji kopi dilakukan hampir setiap hari agar bubuk kopi yang dihasilkan dan diminum setiap harinya, memiliki aroma yang wangi dan kuat.

Tumbuhan pangan yang baik dan dapat diunggulkan, sebaiknya memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan cukup komposisinya. Pada Tabel 10 menunjukkan komposisi kandungan zat gizi pada tumbuhan pangan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Tabel 10 Kandungan zat gizi bahan pangan (per 100 gram)

Komoditas Air (g) Protein (g) Karbohidrat (g) Lemak (g) Serat (g)

Padi 12 7,5 77,4 1,9 0,9 Jagung 10 10 70 4,5 2 Talas 70 1,1 26 - 1,5 Ubi kayu 62 1,8 92,5 0,3 2,5 Ubi jalar 70 5 85,8 1 3,3 Kacang tanah 5,4 30,4 11,7 47,7 2,5 Kacang hijau 10 22 60 1 4 Sumber: Prosea (1996) diacu dalam Purwono (2007)

Berdasarkan kandungan zat gizi yang ada pada tabel diatas, kandungan air tertinggi terdapat pada talas dan ubi jalar, sedangkan kandungan air terendah pada kacang tanah. Kandungan protein yang paling tinggi terdapat pada kacang tanah, dan kandungan terendahnya terdapat pada talas. Pada kandungan karbohidrat tertinggi terdapat pada ubi kayu, sedangkan kacang tanah memiliki kandungan karbohidrat yang paling rendah. Meskipun demikian, kandungan lemak pada

kacang tanah memiliki kandungan yang paling tinggi sedangkan ubi kayu rendah kandungan lemaknya hanya 0,3 gram. Pada kandungan serat, semua bahan pangan memiliki komposisi yang tidak berbeda jauh. Padi memiliki serat yang paling rendah dan kacang hijau memiliki serat yang paling tinggi. Pola konsumsi pangan yang seimbang dan terpenuhi zat gizinya sangat diperlukan oleh tubuh agar fungsi organ-organ dan metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik sesuai fungsinya.