• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

3.2 Alat dan Bahan .1 Alat

4.2.7 Potensi tumbuhan di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi- Laiwangi-Wanggameti (TNLW)

Berdasarkan data potensi tumbuhan yang berada dalam kawasan TNLW (BTNLW 2010), sebagian besar pemanfaatan tumbuhan yang diketahui hanya sebagai kayu bangunan saja, namun menurut beberapa literatur, Terdiri dari 102 spesies tumbuhan di dalam kawasan TNLW yang memiliki 3 potensi, yaitu sebagai tumbuhan pangan, obat, juga sebagai tumbuhan pangan fungsional. Namun demikian, hanya 8 spesies tumbuhan yang juga dimanfaatkan masyarakat Desa Katikuwai sebagai tumbuhan pangan, obat dan pangan fungsional (Lampiran 14). Spesies tumbuhan yang sudah dimanfaatkan yaitu kalumbang (Ceiba pentandra), kayu manis (Cinnamomum burmanii), kanjilu (Ficus variegata), pisang (Musa paradisiaca), pandan (Pandanus tectorius), sirih (Piper betle), kesambi (Schleichera oleosa), dan gaharu (Aquilaria malaccensis). Kalumbang (Ceiba pentandra) yang bagian kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat cacing.

Menurut Orwa (2009), kulit kayu tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit kepala, dan diabetes, sedangkan bagian daunnya untuk mengobati batuk, penguat rambut, menghilangkan panas dalam, dan penyubur rambut. Beberapa tumbuhan juga memiliki potensi sebagai obat yang tidak banyak diketahui masyarakat.

4.2.7.1Potensi tumbuhan pangan di dalam kawasan TNLW

Berdasarkan potensinya, terdapat 89 pesies tumbuhan di dalam kawasan TNLW yang termasuk tumbuhan pangan. Spesies tumbuhan pangan di dalam kawasan TNLW yang buahnya dapat dimakan diantaranya: Pau omang (Mangifera laurina), Kahi omang (Canarium denticulatum) Wai rara (Bischofia javanica) dan lainnya (Lampiran 11). Wai rara merupakan tumbuhan yang memiliki rasa asam dan masih berasal dari hutan. Spesies tumbuhan pangan ini dapat menambah keanekaragaman pangan bagi masyarakat sekitar hutan.

4.2.7.2Potensi tumbuhan obat di dalam kawasan TNLW

Potensi tumbuhan yang dapat dijadikan obat di dalam kawasan TNLW terdiri dari 70 spesies tumbuhan (Lampiran 12), diantaranya: Muruwu (Pseuderanthemum acuminatum) yang bagian daunnya dapat dmengobati luka, borok, bisul, peluruh air seni, setelah melahirkan, demam, diare, gangguan usus (Lemmens 2003). Selain itu, jamur (Ganoderma sp.) ternyata memiliki potensi yang besar sebagai obat, yaitu dapat memperbaiki kembali sistem kekebalan tubuh, menormalkan tekanan darah tinggi maupun rendah, mencegah stroke, antioksidan, anti nyeri, anti radang, anti alergi, menurunkan kadar lemak, kolesterol dan gula darah, menyembuhkan bronchitis dan hepatitis, menekan efek samping kemoterapi/radiasi (Pearson 2010).

4.2.7.3 Potensi tumbuhan pangan fungsional di dalam kawasan TNLW

Teridentifikasi 23 spesies tumbuhan yang berada di kawasan TNLW berpotensi sebagai pangan fungsional (Lampiran 13). Wihi kalauki (Calophyllum soulatrri) merupakan salah satu spesies tumbuhan yang buahnya dapat dimakan, selain itu Daun, bunga dan biji dapat dijadikan sebagai treatment AIDS,

mengobati sakit mata, sakit kulit, dan rematik. Bagian kulit kayu dan getahnya juga dapat mengobati diare dan digunakan setelah melahirkan (Lemmens 2003). Spesies tumbuhan tada muru (Terminalia supitiana) bagian bijinya dapat dimakan seperti buah kenari, selain itu, air rebusan akarnya digunakan untuk mengobati beser, radang selaput lendir usus dan mejen (KLH Sulut 2011). Tumbuhan Yerik Rundu (Citrus hystrix), buahnya bisa digunakan sebagai bumbu masak, bahan kue, manisan, sedangkan kulit buah dan daun dapat dijadikan sebagai penyedap masakan, dan air daging buah dapat mengobati batuk dan juga sebagai antiseptik.

4.2.8 Fauna

Potensi fauna yang terdapat di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti yaitu 182 jenis burung, 22 jenis mamalia, tujuh jenis amfibi dan 29 jenis reptil. Tercatat juga 115 jenis kupu-kupu termasuk 3 jenis kupu-kupu endemik Nusa Tenggara. Burung endemik TNLW yaitu burung julang sumba (Aceros everetti), pungguk wengi (Ninox rudolfi), punai sumba (Treron tyesmannii) dan walik rawa manu (Pthilinopus roherty). Selain itu juga terdapat elang (Haliastur indus), ayam hutan (Gallus varius), burung dara (Columba vitiensis), perkici dada kuning (Trichoglossus haematodus), kakatua sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata), gemak sumba (Turnix everetti), nuri (Lorius domicella), sikatan sumba (Ficedula harterti), kepodang sungu sumba (Coracina dohertyi) dan madu sumba (Nectarinia buettikoferi). Taman nasional ini juga merupakan habitat dari hewan liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator) dan ular sanca timor (Phyton timorensis) (BTNLW 2010).

5.1 Potensi Keanekaragaman Tumbuhan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapang yang dilakukan, teridentifikasi bahwa total spesies tumbuhan pangan dan obat yang diketahui dan dimanfaatkan oleh penduduk yaitu sebanyak 92 spesies yang terdiri dari 45 famili (Tabel 3), 7 habitus, dan 14 bagian yang digunakan.

Tabel 3 Keanekaragaman spesies tumbuhan bermanfaat pangan dan obat berdasarkan famili di Desa Katikuwai

No. Famili Jumlah spesies No. Famili Jumlah spesies

1 Amaranthaceae 1 14 Liliaceae 2 2 Amaryllidaceae 1 15 Loganiaceae 1 3 Anacardiaceae 3 16 Malvaceae 2 4 Annonaceae 2 17 Maranthaceae 1 5 Apocynaceae 1 18 Moraceae 3 6 Araceae 3 19 Musaceae 1 7 Arecaceae 4 20 Myrtaceae 2 8 Asteraceae 3 21 Pandanaceae 1 9 Athyriaceae 1 22 Passifloraceae 1 10 Bombacaceae 1 23 Piperaceae 2 11 Brassicaceae 2 24 Poaceae 6 12 Bromeliaceae 1 25 Rubiaceae 2 13 Caricaceae 1 26 Rutaceae 2 27 Convolvulaceae 2 37 Santalaceae 1 28 Crassulaceae 1 38 Sapindaceae 2 29 Cucurbitaceae 3 39 Sapotaceae 1 30 Datiscaceae 1 40 Solanaceae 5 31 Dilleniaceae 1 41 Sterculiaceae 1 32 Dioscoreaceae 1 42 Thymelaeaceae 1 33 Euphorbiaceae 5 43 Tiliaceae 1 34 Fabaceae 7 44 Verbenaceae 1 35 Lauraceae 2 45 Zingiberaceae 5 36 Leeaceae 1

Famili tumbuhan yang paling banyak terdapat pada famili Fabaceae dengan jumlah yaitu 7 spesies tumbuhan. Sedangkan famili yang paling sedikit yaitu dengan jumlah hanya 1 spesies terdapat pada 23 famili diantaranya terdapat pada famili Amaranthaceae, Amarilidaceae, Apocynaceae, dan famili lainnya.

Pada Gambar 5 merupakan diagram venh jumlah keseluruhan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan dan teridentifikasi 39 spesies merupakan tumbuhan pangan, 34 spesies tumbuhan obat dan 19 spesies tumbuhan pangan fungsional, tumbuhan pangan fungsional yaitu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pangan

sekaligus obat. Pangan fungsional sudah turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat tradisional (Zuhud 2011), namun seringkali kita tidak menyadari bahwa itu berasal dari keanekaragaman hayati pangan lokal yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yang penggunaanya sekaligus dapat dijadikan obat.

Gambar 5 Jumlah spesies tumbuhan pangan, pangan fungsional, dan obat.

Penduduk desa telah terbiasa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dari hasil tumbuhan yang ditanami di pekarangan, sawah, kebun, maupun lingkungan sekitar rumah. Pemanfaatan tumbuhan penduduk yang telah diketahui dan direkapitulasi dalam laporan tahunan Desa Katikuwai, berupa tumbuhan palawija, perkebunan, buah-buahan, dan kehutanan.

Pada Tabel 4 berikut ini merupakan daftar spesies tumbuhan yang banyak ditanam sebagai palawija. Tumbuhan palawija merupakan tumbuhan yang biasa ditanam di pekarangan mereka untuk mempermudah dalam mengambil hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari. Selain digunakan sendiri, masyarakat juga menjual hasil panen jika hasilnya melebihi kebutuhan sehari-hari.

Tabel 4 Spesies tumbuhan palawija di Desa Katikuwai

No. Nama lokal Nama ilmiah Jumlah /tahun

1 Padi Oryza sativa 16.480 Mok 2 Jagung Zea mays 4.120 Mok 3 Ubi kayu Manihot utilisima 20.240 Umbi 4 Kacang-kacangan Suku: Fabaceae 64 Kg 5 Keladi Caladium sp. 40.200 Umbi 6 Ubi jalar Ipomoea batatas 10.151 Umbi 7 Ganyo Belum teridentifikasi 4.405 Umbi 8 Ubi hutan/Iwi Dioscorea hispida 66.605 Umbi 9 Litang Belum teridentifikasi 20.500 Umbi Sumber: Laporan Tahunan Desa Katikuwai Tahun 2011

39 34

Tumbuhan pangan

Tumbuhan pangan

fungsional Tumbuhan obat

Masyarakat biasa menjual tumbuhan palawija dalam satuan mok. Mok merupakan ukuran penjualan sebesar mangkuk berukuran sedang, sedangkan pada Tabel 5 menyajikan berbagai spesies tumbuhan yang biasa ditanam di perkebunan.

Tabel 5 Spesies tumbuhan perkebunan di Desa Katikuwai

No. Nama lokal Nama ilmiah Jumlah (Pohon) /tahun

1 Kelapa Cocos nucifera 3.304 2 Kopi Coffea sp. 108.867 3 Kemiri Aleurites moluccana 23.316 4 Sirih Piper betle 20.754 5 Pinang Areca catechu 38.620 6 Jambu Mete Anacardium occidentale 7.769 7 Sawo Chrysophyllum cainito 118 8 Coklat Theobroma cacao 54 9 Cengkeh Syzygium aromaticum 95 Sumber: Laporan Tahunan Desa Katikuwai Tahun 2011

Jambu mete (Anacardium occidentale) banyak terdapat di daerah Sumba Timur. Tumbuhan ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun penduduk masih kesulitan untuk menjual ataupun memasarkan buahnya karena akses ke kota Waingapu yang jauh dan angkutan umum yang hanya ada setiap dua kali seminggu, sehingga penduduk mengonsumsi buah ini sendiri meskipun tidak terlalu menyukainya. Hasil olahan jambu mete menjadi kacang mete memiliki kandungan protein yang tinggi dan dapat digunakan sebagai makanan tambahan yang berguna sebagai asupan gizi yang baik untuk tubuh. Pada Tabel 6 berikut ini menyajikan spesies pohon buah-buahan yang dihasilkan dari lingkungan sekitar Desa Katikuwai.

Tabel 6 Spesies pohon buah-buahan di Desa Katikuwai

No. Spesies Tumbuhan Nama ilmiah Jumlah (Pohon) /tahun

1 Nangka Artocarpus heterophyllus 10.550 2 Pisang Musa paradisiacal 5.828 3 Mangga Mangifera indica 965 4 Alpukat Persea Americana 165 5 Sirsak Annona muricata 940 6 Kedondong Spondias dulcis 166 7 Salak Salacca zalacca 159 8 Durian Durio zibethinus 10 9 Jambu Bangkok Psidium guajava 2.057 10 Jeruk Citrus maxima 350 11 Klengkeng Euphoria longana 82 Sumber: Laporan Tahunan Desa Katikuwai Tahun 2011

Pada Tabel 7 berikut ini merupakan spesies pohon kehutanan yang berada di Desa Katikuwai.

Tabel 7 Spesies pohon kehutanan

Sumber : Laporan Tahunan Desa Katikuwai Tahun 2011

Mahoni (Swietenia macrophylla) merupakan jenis tumbuhan yang diwajibkan untuk ditanam untuk setiap keluarga. Bibit mahoni yang ada merupakan hasil bantuan dari Departemen Kehutanan. Selain bibit mahoni, pada tahun 2010 terdapat sejumlah bibit yang diberikan kepada penduduk Desa Katikuwai diantaranya: bibit sengon, ampupu, mahoni, injuwatu, dan lobung dengan jumlah total bibit sebanyak 50.000 bibit (Tabel 7). Namun tidak semua masyarakat desa mendapatkan bantuan berupa bibit. Terdapat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi sebelum masyarakat mendapatkan bantuan bibit seperti keterangan surat miskin dari desa.

5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Pangan dan Pangan Fungsional

5.2.1 Keanekaragaman spesies

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi lapang yang dilakukan, teridentifikasi sedikitnya 39 spesies tumbuhan pangan, didalamnya terdiri dari 26 famili, 6 habitus, dan 5 bagian tumbuhan yang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan. Pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat kebanyakan berasal dari hasil budidaya masyarakat (65%) yang dilakukan di pekarangan rumah, kebun, dan ladang. Tidak hanya itu, masyarakat

No. Nama lokal Nama ilmiah Jumlah (Pohon)/ tahun

1 Cendana Santalum album 10.200 2 Mahoni Swietenia macrophylla 5.120 3 Gmelina Gmelina arborea 95.940 4 Johar Cassia siamea 33.189 5 Jati Tectona grandis 534 6 Injuwatu Spondias pinnata 4.112 7 Kayu manis Cinnamomum burmanii 156 8 Cemara Lantana camara 851 9 Walangaha Heracleum sp. 1.252 10 Bambu Bambusa sp. 1.020 11 Langira Nauclea orientalis 120 12 Ampupu Eucalyptus alba 30.200 13 Sengon Paraserianthes falcataria 1.110 14 Lobung Syzygium acuminatissimum 13.660 15 Nimba Azadirachta indica 125 16 Kaduru Palaquium sp. 851

juga memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar jalan yang tumbuh liar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Keanekaragaman 34 spesies tumbuhan pangan fungsional terdiri dari 13 famili yang didominasi oleh famili Zingiberaceae, 7 habitus tumbuhan, dan didominasi oleh habitus pohon dan herba, 7 bagian tumbuhan yang pemanfaatannya didominasi pada bagian buah. Pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat kebanyakan berasal dari hasil budidaya masyarakat (53%) dan banyak dibudidayakan di pekarangan.

Pada Tabel 8 berikut ini, menunjukkan keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan pangan fungsional yang digunakan oleh masyarakat Desa Katikuwai.

Tabel 8 Keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan pangan fungsional di Desa Katikuwai

No. Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Alia/jahe Zingiber officinale

2 Alpukat Persea americana

3 Bayam Amaranthus spinosus

4 Bengkuang Pachyrhizus erosus

5 Buah nona Annona reticulate

6 Bunga tompu daun Kalanchoe pinnata

7 Cabe rawit Capsium frutescens

8 Daun Terigu Maranta arundinacea

9 Enau Arenga pinnata

10 Jagung Zea mays

11 Jambu biji Psidium guajava

12 Jambu mete Anacardium occidentale

13 Jeruk bali Citrus maxima

14 Jeruk nipis Citrus aurantifolia

15 Kacang hijau Phaseolus radiatus

16 Kacang panjang Vigna sinensis

17 Kacang tanah Arachis hypogaea

18 Kakao Theobroma cacao

19 Kangkung Ipomea aquatica

20 Karabengok Mucuna pruriens

21 Kedondong Spondias dulcis

22 Keladi Xanthosoma sagittifolium

23 Kelapa Cocos nucifera

24 Kelengkeng Euphoria longana

25 Kemiri Aleurites moluccana

26 Kencur Kaempferia galanga

No. Nama Lokal Nama Ilmiah

28 Kopi Robusta Coffea robusta

29 Kunyit Curcuma domestica

30 Labu jepang Sechium edule

31 Labu kuning Cucurbita moschata

32 Lemon Citrus x limon

33 Lontar Borassus flabellifer 34 Mangga Mangifera indica

35 Markisa Passiflora edulis

36 Mentimun Cucumis sativus

37 Merica Piper nigrum

38 Nanas Ananas comosus

39 Nangka Artocarpus heterophyllus

40 Padi Oryza sativa

41 Padi pulut Oryza sativa glotinosa

42 Pakis Diplazium esculentum

43 Pepaya Carica papaya

44 Pinang Areca catechu

45 Pisang Musa paradisia

46 Rebung Gigantolochloa apus

47 Sawi putih Brassica chinensis

48 Sawo durian Chrysophyllum cainito

49 Selada air Nasturtium officinale

50 Sirih Piper betle

51 Sirsak Annona muricata

52 Talas Colocasia esculenta

53 Terung hijau Solanum melongenae

54 Terung ungu Solanum verbacifolium

55 Tomat apel Lycopersicum pyriforme

56 Ubi hutan Dioscorea hispida

57 Ubi jalar Ipomoea batatas

58 Ubi kayu Manihot utilisima

Berdasarkan total 39 spesies tumbuhan pangan yang terdiri dari 26 famili, diketahui bahwa famili yang paling banyak digunakan adalah famili Fabaceae (5 spesies). Sedangkan untuk famili yang paling sedikit digunakan diantaranya: Amaranthaceae, Annonaceae, Bromeliaceae, dan famili lainnya. Keberadaan famili Fabaceae seperti kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang panjang (Vigna sinensis), kacang tanah (Arachis hypogaea), karabengok (Mucuna pruriens) dan bengkuang (Pachyrhizus erosus) yang mendominasi dan merupakan suku polong-polongan, tentunya sangat berperan dalam penyediaan pakan bagi burung-burung

yang berada di pulau Sumba. Menurut Heyne (1987), famili Fabaceae dapat hidup pada berbagai macam tipe habitat, termasuk di tanah yang relatif kering seperti di Sumba Timur. Banyaknya famili Fabaceae, dibantu oleh keberadaan berbagai spesies burung dalam membantu menyebarkan biji-bijian yang menjadi pakannya pada saat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai pangan sekaligus sebagai obat dapat dikategorikan sebagai tumbuhan pangan fungsional. Peranan pangan fungsional juga dapat dikategorikan dengan adanya kandungan serat, antioksidan, dan zat lainnya (Ariani 2005). Terdapat 19 spesies tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Katikuwai, diantaranya: alia/jahe (Zingiber officinale), cabe rawit (Capsium frutescens), jagung (Zea mays), iwi/ ubi hutan (Dioscorea hispida), jambu biji (Psidium guajava), jambu mete (Anacardium occidentale), jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan spesies lainnya yang terlampir pada Lampiran 9.

Famili Zingiberaceae merupakan famili yang paling banyak digunakan sebagai tumbuhan pangan fungsional. Alia/jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), dan kencur (Kaempferia galanga) merupakan contoh spesies tumbuhan pangan fungsional yang pemanfaatanya sebagai bumbu atau penyedap makanan sekaligus memiliki fungsi obat.

Pemanfaatan tumbuhan pangan dan pangan fungsional dapat diklasifikasikan menurut kandungan nutrisinya. Menurut Sastapradja et al. (1983), penggolongan tumbuhan berdasarkan kandungan nutrisinya terbagi menjadi 4 yaitu: 1. Sumber karbohidrat, 2. Sumber protein, 3. Sumber vitamin, dan 4. Sumber lemak.

Pada tabel 9 berikut ini, terdapat contoh spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Katikuwai berdasarkan kandungan nutrisinya, dengan tambahan spesies tumbuhan yang merupakan sumber mineral, penyedap rasa, dan bahan minuman.

Tabel 9 Spesies tumbuhan pangan dan pangan fungsional berdasarkan kandungan nutrisi

No. Kandungan Nutrisi Spesies Tumbuhan

1 Sumber Karbohidrat ubi hutan (Dioscorea hispida), padi pulut (Oryza sativa

glotinosa), daun terigu (Maranta arundinacea)

2 Sumber Protein jambu mete (Anacardium occidentale), kacang hijau

(Phaseolus radiatus), karabengok (Mucuna pruriens)

3 Sumber Vitamin dan mineral Buah-buahan: jeruk bali (Citrus maxima), kelengkeng

(Euphoria longana); Sayuran: labu jepang (Sechium

edule), labu kuning (Cucurbita moschata)

4 Sumber Lemak nabati alpukat (Persea americana), kakao (Theobroma

cacao), kelapa (Cocos nucifera)

5 Sumber Penyedap rasa kencur (Kaempferia galanga), kemiri (Aleurites

moluccana),

6 Sumber Bahan minuman Kopi (Coffea sp.), markisa (Passiflora edulis)

Keanekaragaman spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Katikuwai berdasarkan kandungan nutrisinya, memiliki peranan penting untuk tubuh agar seluruh organ pada tubuh dapat berjalan sesuai fungsinya masing-masing. Berikut ini akan diuraikan mengenai fungsi dan contoh spesies tumbuhan berdasarkan kandungan nutrisinya.

a. Sumber karbohidrat

Tumbuhan merupakan sumber utama penghasil karbohidrat. Fungsi karbohidrat dalam tumbuhan adalah sebagai simpanan energi dan penguat struktur tumbuhan tersebut. Bentuk simpanan energi yang utama terdapat pada zat tepung (biji, akar, batang), dan zat gula (buah), sedangkan selulosa yang terdapat dalam dinding sel berperan sebagai penguat struktur tumbuhan (Sediaoetama 2006).

Tumbuhan yang dapat dijadikan sumber karbohidrat tidak hanya padi, tetapi beberapa komoditas lainnya seperti jagung, ubi jalar, ubi kayu dan masih ada lainnya yang dapat dan sudah dimanfaatkan di beberapa daerah. Hasil wawancara dan observasi lapang yang dilakukan membuktikan bahwa beberapa spesies tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat yang dijadikan pangan sehari-hari oleh masyarakat diantaranya: padi (Oryza sativa), padi pulut (Oryza sativa glotinosa), daun terigu (Maranta arundinacea), enau (Arenga pinnata) , jagung (Zea mays), keladi (Caladium sp.), ubi hutan (Dioscorea hispida), ubi kayu (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan pisang (Musa paradisiaca).

Padi (Oryza sativa) merupakan sumber karbohidrat utama dan makanan pokok dari sebagian besar penduduk Indonesia. bulir padi setelah ditumbuk, kemudian dimasak menjadi nasi, meskipun bukan makanan utama, masyarakat