• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

3. Kearifan Lokal Dalam Strategi Pemasaran

Nilai-nilai kearifan lokal bisa dijadikan sebagai dasar pengembangan ekonomi umat yang melahirkan dasar dan konsep keadilan, kejujuran, keterbukaan, transparansi, tawazzun, tawassul, dan kebaikan-kebaikan lainnya yang telah terwujud dalam kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia. Bila melirik pada fakta sejarah, masyarakat Indonesia sejak dulu telah berasimilasi dan berakulturasi dengan tradisi-tradisi Islam melalui hubungan kerjasama dagang dengan para pedagang, kaum sufi, atau ulama-ulama Timur Tengah yang datang untuk berkunjung sekaligus menyebarkan Islam di wilayah-wilayah nusantara. Kearifan lokal ini tumbuh lalu berkembang dan menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat dimana beberapa hal akan berperan penting dalam perkembangannya seperti bahasa, agama, kesenian, taraf pendidikan masyarakat, perkembangan teknologi, sosial perekonomian, dan lain-lain.

Oleh karena itulah maka konsep kearifan lokal ini bisa diterapkan dan diimplementasikan secara menyeluruh pada beberapa cabang ilmu ekonomi lainnya seperti manajemen sumber daya manusia atau dalam menerapkan strategi pemasaran yang beretika, tidak saling menyikut pesaing, serta tidak mementingkan profit semata. Atau menjadi satu kesatuan dalam penerapan syariah marketing.

Menurut Addiarrahman136 ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa

kearifan lokal bisa dijadikan sebagai basis pengembangan ekonomi umat, tentunya pengembangan strategi pemasaran syariah termasuk di dalamnya. Hal-hal tersebut antara lain:

1) Kearifan lokal merupakan identitas sosial masyarakat Indonesia yang memiliki kekuatan sense of culture keindonesiaan

2) Kearifan lokal memiliki kekuatan mengikat bagi seluruh elemen masyarakat tanpa memandang stratifikasi sosial

136

Addiarrahman, Mengindonesiakan Ekonomi Islam Formulasi Kearifan Lokal Untuk

77

3) Kearifan lokal juga menjadi worldview yang dipegang erat dan selalu dipertahankan oleh masyarakat Indonesia

4) Arus globalisme-kapitalisme saat ini justru melahirkan sikap sadar budaya pada masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan masyarakat rural, dan

5) Melalui kearifan lokal Indonesia bisa menjadi basis pengembangan ekonomi mikro yang pada dasarnya merupakan penopang utama ekonomi sektor riil.

Penerapan ajaran Islam dalam kearifan lokal yang membudaya juga tidak dipungkiri karena Islam adalah agama mayoritas di negeri ini. Akan tetapi karena gerak zaman yang terus berubah maka beragam pemahaman pun berkembang mengikuti konteks zaman di manapun berada. Oleh karena itulah perlu pemahaman dan upaya untuk mempertahankan kearifan lokal sebagai ciri khas bangsa akan menjadi solusi dan menjawab tantangan kehidupan dari hari ke hari yang semakin komplek dan rumit. Begitupun dalam mengembangkan ekonomi Islam berbasis ekonomi umat dengan keseluruhan cabang keilmuan di dalamnya (termasuk strategi pemasaran), sebab sudah saatnya pengembangan ekonomi saat ini di dorong ke arah “mengindonesiakan ekonomi Islam” bukanlah

“mengislamkan ekonomi Indonesia”137

.

D. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Wakaf Tunai 1. Perkembangan Wakaf Tunai Produktif di Indonesia

Perkembangan perwakafan produktif di Indonesia saat ini sebagaimana penjelasan penulis di bab sebelumnya sudah masuk ke dalam fase profesional yang ditandai dengan semangat memberdayakan potensi-potensi wakaf produktif yang ada dalam rangka peningkatan kesejahteraan umat di bidang ekonomi,

pendidikan, kesehatan, dakwah keagamaan, sosial, dan bidang-bidang lainnya138.

Banyak lembaga pengelola dana wakaf yang menyalurkan aset wakaf produktif di sektor riil contohnya diinvestasikan menggunakan skema leasing, musyarakah,

137

Kutipan pendapat Sholihin dalam Addiarrahman, Mengindonesiakan Ekonomi Islam

Formulasi Kearifan Lokal Untuk Pengembangan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2013), hlm. 27. 138

Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 239.

78

mudharabah, dan lain-lain di sektor keuangan syariah139. Aplikasi ini masuk dalam pengelolaan aset wakaf uang tunai yang diterima langsung oleh Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang Tunai (LKSPWU) resmi yang telah ditunjuk pemerintah sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf.

Model-model pengelolaan investasi wakaf secara produktif sudah dilakukan oleh LAZWAFNAS (Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Wakaf Nasional) seperti Tabung Wakaf Indonesia-Dhompet Dhuafa, Wakaf Uang Baitul Maal Muamalat, Baitul Maal Hidayatullah, Wakaf Tunai Pondok Modern Darussalam Gontor, dan lain-lain yang hasilnya diberikan kepada mauquf ‘alaih sesuai dengan tujuan. Seperti digunakan untuk keperluan sosial berupa peningkatan pendidikan Islam, pengembangan rumah sakit Islam, bantuan pemberdayaan ekonomi umat, dan bantuan untuk pengembangan sarana dan prasarana ibadah.

Aktivitas penghimpunan harta benda wakaf menggunakan berbagai strategi dan bermacam perangkat media yang modern menunjukkan keseriusan dan langkah cepat dari lembaga wakaf yang ada untuk terus aktif, inovatif, dan modern (berupa penguasaan terhadap teknologi). Tentu saja hasil akhir yang diharapkan adalah meningkatnya akumulasi dana wakaf tunai dari tahun ke tahun sehingga perolehan ini nantinya akan terus bertambah serta bisa bermanfaat untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang.

Peningkatan perolehan dana wakaf di masyarakat harus diiringi dengan upaya pendistribusian, pengelolaan, dan pemanfaatan yang bernilai potensial sebagai bagian dari sokoguru pemberdayaan ekonomi masyarakat. Juhaya

S.Pradja140 dalam bukunya menggarisbawahi bahwa lembaga yang berakar dari

masyarakat dan kembali berpeluang besar untuk difungsikan sebagai pusat pengembangan masyarakat adalah pesantren sebab pesantren dianggap sebagai lembaga yang memiliki komunitas khas atas dasar kekuatan spiritual Islam. Pendapat ini mengacu pada pengelolaan wakaf produktif yang dimiliki lembaga-lembaga wakaf yang berakar dari pesantren, contohnya seperti LAZWAFNAS

139

Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 231.

140

79

Baitul Maal Hidayatullah dan pengelolaan wakaf produktif di Pondok Modern Darussalam Gontor. Melalui pengelolaan wakaf berbasis pesantren akan terwujud upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang seperti dakwah dan keagamaan, pendidikan, sosial ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya.

Upaya lain untuk mendukung terciptanya pemberdayaan ialah dengan transparansi pengelolaan dan pemanfaatan aset wakaf dalam berbagai program yang bisa dipertanggungjawabkan secara nyata. Banyak lembaga wakaf saat ini yang memiliki peringkat baik dan amanah dalam pengelolaan aset wakaf tunai sehingga masyarakat dapat memilih salah satu diantaranya. Hal ini pun menjadi salah satu alat dukungan menarik kepercayaan masyarakat atau calon waqif untuk ikut serta berpartisipasi dalam program wakaf produktif.

Pembentukan lembaga wakaf yang tersebar merata di seluruh Indonesia juga tumbuh karena kesadaran besarnya potensi yang bersifat materiil yang dimiliki umat Islam yang bersumber pada ketaatan mematuhi perintah agama dan rasa empati serta kepedulian untuk saling membantu sesama yang membutuhkan. Walaupun pada kenyataannya hingga sekarang pendistribusian dana mayoritas masih bersifat konsumtif. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan regulasi yang mendukung, kehadiran program-program wakaf tunai/uang yang produktif semakin meningkat di Indonesia.