• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

6. Sertifikat Wakaf Tunai

Saat ini Sertifikat Wakaf Tunai (SWT) dikenal sebagai sebuah inovasi dalam instrumen keuangan Islam sebagai perpanjangan dari pengembangan wakaf

produktif. Aktivitas wakaf tunai sendiri membuka peluang-peluang yang unik88

bagi penciptaan investasi di berbagai bidang seperti keagamaan, pendidikan, dan pelayanan sosial. Implementasi riil-nya maka setiap tabungan wakaf yang berasal dari anggota masyarakat bisa dimanfaatkan melalui penukaran Sertifikat Wakaf

87

Sukron Kamil, Ekonomi Islam, Kelembagaan, dan Konteks Keindonesiaan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 162.

88

Mustafa Edwin Nasution dan Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam

Peluang dan Tantangan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat, (Jakarta: PKTTI-UI, 2005),

47

Tunai (SWT). Selanjutnya pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan wakaf tunai dapat dibelanjakan untuk pemeliharaan harta-harta wakaf serta pengeluaran lainnya misal mendanai proyek, pemberian modal kerja, dan lain-lain. Penerbitan SWT akan membuka peluang penggalangan dana yang cukup besar seperti gambaran ilustrasi89 berikut ini:

1) Lingkup sasaran pemberi wakaf tunai (pewaqif) bisa menjadi sangat luas dibandingkan dengan wakaf biasa.

2) Sertifikat Wakaf Tunai dapat dibuat dalam berbagai macam pecahan yang disesuaikan dengan segmen muslim yang dituju yakni mereka yang memiliki kesadaran beramal tinggi, misalkan dalam pecahan Rp. 10.000, Rp. 25.000, Rp. 50.000, Rp. 100.000.

M.A. Mannan90 mengatakan dalam bukunya bahwa penciptaan SWT

merupakan sebuah tindakan untuk mengubah kondisi. Jika wakaf tunai ini dikelola oleh bank akan memiliki ciri transparansi, likuiditas, dan akuntabilitas. Sertifikat ini juga sebagai deposit tak terbatas dan keuntungannya dapat diinvestasikan untuk berbagai keperluan investasi sosial. Metode ini nantinya akan menciptakan nuansa baru dalam pembangunan masyarakat sebab dana wakaf tunai dapat dibelanjakan bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan muslim saja. Non muslim pun bisa merasakan imbas yang sama. Dengan demikian, keberadaan dana wakaf tunai akan membuka jalan dan peluang yang lebih lebar bagi proses pelayanan kepentingan kemanusiaan secara keseluruhan. Islam akan berlaku sebagai rahmatan lil ‘aalamiin bukan karena ajarannya saja melainkan penerapan eksistensinya dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh melalui Sertifikat Wakaf Tunai91 sebagai berikut:

a. Membuka peluang bagi penciptaan investasi di bidang keagamaan, pendidikan, dan pelayanan sosial.

b. Dapat mengubah kebiasaan lama dimana kesempatan wakaf hanya untuk orang-orang kaya saja sebab SWT bisa dibuat dalam denominasi

89

Mustafa Edwin Nasution dan Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam

Peluang dan Tantangan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat, hlm. 43. 90

M.A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, (Jakarta: Ciber dan PKTTI-UI, 2001), hlm. 23. 91

48

atau bentuk pecahan terkecil dan dapat dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat muslim.

c. SWT dapat menjadi sarana bagi rekonstruksi sosial dan pembangunan dimana mayoritas masyarakat dapat ikut serta berpartisipasi.

d. Memiliki peran sebagai suplemen bagi pendanaan berbagai macam proyek investasi sosial yang dikelola oleh bank-bank Islam sehingga dapat berubah menjadi Bank Waqf yakni sebuah bank yang dapat menampung dana-dana wakaf (seperti di Bangladesh).

e. SWT dapat menggantikan sebagian besar pajak penghasilan untuk pendanaan proyek-proyek sosial yang strategis di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial yang selama ini hanya layak dilakukan oleh golongan masyarakat kaya saja.

f. SWT juga dapat berfungsi sebagai investasi yang strategis untuk menghapuskan kemiskinan dan menangani ketertinggalan di bidang ekonomi serta di bidang pendidikan, kesehatan, dan riset.

Kegiatan-kegiatan investasi di bidang sosial berupa wakaf tunai akan menciptakan suatu landasan bagi terselenggaranya pemupukan modal sosial secara permanen sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu terlaksananya program-program atau proyek tertentu yang akan memperkokoh terciptanya landasan moral dan sosial di masyarakat.

Selain penjabaran manfaat SWT di atas, ada beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam pembelian Sertifikat Wakaf Tunai dengan maksud

memenuhi target investasi92. Manfaat tersebut dibagi menjadi empat bidang,

yakni:

1. Kemanfaatan bagi kesejahteraan pribadi (dunia-akhirat) sebab wakaf uang termasuk salah satu amal jariyah yang akan terus mengalir pahalanya.

2. Kemanfaatan bagi kesejahteraan keluarga (dunia-akhirat) sebab sertifikat ini bisa dibeli untuk membantu perbaikan kualitas hidup generasi penerus melalui pelaksanaan program pendidikan, pernikahan, dan lain-lain.

3. Pembangunan sosial. Dengan profit yang diperoleh dari wakaf uang maka seseorang dapat memberi bantuan yang bermanfaat misalnya untuk mendirikan

92Fachruddin Ali Sabri, “Wakaf Uang (Sebuah Alternatif dalam Upaya Menyejahterakan Masyarakat)”, Jurnal Al-Ahkam, Vol. 8, No. 1, Juni 2013, hlm. 49-50.

49

masjid, madrasah, rumah sakit, sekolah, tempat kursus, akademi, atau universitas sekaligus membiayai operasionalnya.

4. Sebagai wahana bagi terciptanya kepedulian dan kasih sayang antara si kaya dengan si miskin sehingga membantu terciptanya hubungan dan kerjasama yang harmonis.

Selain mengetahui kemanfaatan SWT, dalam melaksanakan aktivitas wakaf tunai sebagaimana dipraktekkan oleh Social Investment Bank Ltd (SIBL) Bangladesh memiliki acuan garis-garis besar operasionalisasi SWT93 yang dapat menjadi pedoman pelaksanaan SWT di Indonesia, antara lain:

1) Wakaf tunai harus diterima sebagai sumbangan sesuai dengan syariah sehingga bank harus mengelola wakaf tersebut atas nama waqif.

2) Wakaf dilakukan tanpa batas waktu dan rekeningnya harus terbuka dengan nama yang ditentukan oleh waqif.

3) Waqif memiliki kebebasan memilih tujuan-tujuan pengelolaan investasi atau proyek dari pendanaan tersebut sesuai dengan identifikasi yang telah dibuat oleh pihak bank atau tujuan lain yang diperbolehkan dalam syariat. 4) Wakaf tunai selalu menerima pendapatan dengan tingkatan tertinggi yang

ditawarkan bank dari waktu ke waktu.

5) Kuantitas wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh waqif. Bagian keuntungan yang tidak dibelanjakan secara otomatis akan ditambahkan pada wakaf dan profit yang diperoleh senantiasa bertambah terus.

6) Waqif dapat meminta bank menggunakan keseluruhan profit untuk tujuan-tujuan yang telah ia tentukan.

7) Waqif dapat memberikan wakaf tunai sekali saja atau ia juga dapat menyatakan akan memberikan sejumlah wakaf dengan cara melakukan deposit pertama kalinya sebesar nominal tertentu (misalkan Rp.500.000 atau lebih kecil dan lebih besar dari ini). Deposit berikutnya dapat dilakukan dengan kelipatannya.

8) Waqif dapat meminta bank untuk merealisasikan wakaf tunai pada jumlah tertentu untuk dipindahkan dari rekening waqif pada SIBL (LKS PWU).

93

50

9) Atas setiap setoran wakaf tunai harus diberikan tanda terima dan setelah jumlah wakaf tersebut mencapai jumlah yang ditentukan barulah sertifikat akan diterbitkan.

10) Prinsip dan dasar-dasar aturan syariah wakaf tunai dapat ditinjau kembali dan sewaktu-waktu bisa berubah.

Peluncuran SWT yang dipelopori oleh M.A. Mannan dengan SIBL ini secara tidak langsung menjadi momentum menghidupkan kembali ruh wakaf yang sebelumnya telah lama hilang. Selain dikenal sebagai instrumen finansial Islam, SWT juga menjadi inovasi pada sektor voluntary. Ada rasa kepedulian yang terpatri dalam diri muslim untuk membantu sesama yang membutuhkan tanpa imbalan materi hanya dengan keyakinan bahwa apa yang sudah ia lakukan di dunia akan memperoleh balasan pahala yang besar sebagai bekal di kehidupan akhirat. Sektor voluntary yang sebelumnya hanya dianggap sebagai wacana sebelum wakaf tunai muncul ternyata memiliki potensi kemanfaatan yang besar dan dapat menggerakkan roda perekonomian umat.