• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebangkitan dan Penghakiman

saat penghakiman, “Kudus, kuduslah peradilan-Mu, ya Tuhan Allah yang Mahakuasa” (2 Nefi 9:46; lihat juga 2 Nefi 9:47–48). Ini karena kenyataan Penghakiman bahwa Yakub memperingatkan kita mengenai akibat dosa-dosa kita serta mengajak kita untuk bertobat.

Kesimpulan

Bahaslah peringatan oleh Presiden Taylor dalam Pernyataan C di halaman 105 dalam buku

pedo-man siswa. Doronglah para siswa untuk meren-dahkan diri mereka dalam doa di hadapan Allah untuk memohon pengampunan atas dosa-dosa mereka dan mencari pertolongan-Nya dalam me-ngalahkan kelemahan mereka. Tekankan bahwa

sekarangadalah waktu untuk mempersiapkan diri bagi kebangkitan serta Penghakiman.

Papan Tulis 1

Bab 32

Kerajaan-Kerajaan Kemuliaan Bab 33

dan Kebinasaan

Pendahuluan

Penatua Sterling W. Sill menceritakan sebuah kisah yang dapat Anda gunakan untuk membim-bing kelas dalam suatu pembahasan mengenai ke-rajaan-kerajaan kemuliaan.

“Kita dapat belajar banyak pelajaran penting dari kisah yang diceritakan bertahun-tahun yang lalu oleh Dr. Harry Emerson Fosdick berjudul ‘Di Bus yang Salah.’ Ini mengisahkan tentang seorang pria yang naik bus dengan maksud dan keinginan untuk pergi ke Detroit. Namun ketika tiba di akhir perjalanannya, dia mendapati dirinya berada di Kansas City. Pertama-tama dia tidak memercayai-nya. Ketika dia menanyakan Jalan Woodward dan diberitahu kalau tidak ada Jalan Woodward, dia marah—dia tahu ada jalan itu. Beberapa saat sebe-lum dia dapat menghadapi kenyataan bahwa ter-lepas dari maksud baiknya dan keinginannya yang mulia, dia tidak berada di Detroit namun di Kansas City. Segala sesuatunya baik-baik saja ke-cuali satu hal sepele; dia naik bus yang salah.

Bukankah menarik bahwa begitu banyak manu-sia terdampar pada situasi dalam kehidupan di-mana mereka tidak bermaksud menuju ke sana. Kita memilih gol-gol kehormatan dan keberhasil-an serta kebahagikeberhasil-an, dkeberhasil-an kemudikeberhasil-an kadkeberhasil-ang-ka- kadang-ka-dang kita naik bus-bus yang membawa kita ke tujuan yang penuh dengan perasaan malu, gagal, dan tidak nyaman. Sebuah tujuan utama dari adaan fana kita adalah untuk mempersiapkan ke-hidupan yang terbentang di depan. Serta tujuan kita yang memungkinkan telah dipecah menjadi tiga cabang besar, yang Paulus bandingkan de-ngan keinginan akan terang matahari, bulan, dan bintang ….

Kita mungkin memiliki maksud tertinggi di da-lam hati kita, namun kita naik bus yang memba-wa kita ke tujuan yang salah, kita tidak dapat mengubah dengan baik situasi kita hanya dengan menegaskan kepada diri sendiri bahwa kita me-miliki maksud yang terbaik. Maka kenyataanlah yang menjadi hal penting. Kita akan dihakimi ka-rena perbuatan kita, bukan kaka-rena maksud hati kita, serta mungkin kelihatan agak tidak berarti mendengar ungkapan lama bahwa ‘jalan menuju neraka diselimuti maksud baik’….

Jadi kita kembali lagi ke salah satu gagasan besar yang terpenting di dunia: pertama, bahwa kita tahu ke mana kita ingin pergi; dan kedua, bahwa kita naik bus yang akan membawa kita ke sana” (“On the Wrong Bus,” New Era, Juli 1983, hlm. 4–6).

Gagasan Mengajar

A. Ada tiga kerajaan, atau tingkatan kemuliaan, yang dibandingkan dengan matahari, bulan, dan bintang.

Tanyakan kepada para siswa untuk menyebut-kan tiga orang dalam Alkitab yang melihat atau memberi kesaksian tentang tingkat kemuliaan

Yakub (lihat Kejadian 28:12–16). “Paulus naik ke surga ke tiga, dan dia dapat memahami rangkaian anak tangga Yakub—kemuliaan atau kerajaan te-lestial, terestrial, dan sete-lestial, di mana Paulus me-lihat serta mendengar hal-hal yang tidak boleh dikatakannya” (Joseph Smith, Teachings of the

Prophet Joseph Smith, hlm. 304–305).

Yesus Kristus.Nabi Joseph Smith mengubah Yohanes 14:2 dibaca, “Di dalam kerajaan Bapa-Ku banyak kerajaan.”

Paulus (lihat 1 Korintus 15:40–42; 2 Korintus 12:1–4).

Mengapa keterangan dalam Alkitab mengenai tingkat kemuliaan tidak memadai? Kepada siapa lagi Tuhan memberi keterangan mengenai tujuan umat manusia? (Joseph Smith; lihat A&P 76).

B. Tuhan telah menjelaskan syarat-syarat bagi kehidupan kekal dalam kerajaan selestial.

Jelaskan bahwa kita bergantung pada belas ka-sih dan Kurban Tebusan Yesus Kristus untuk men-capai kerajaan selestial, “karena kita tahu bahwa setelah kita berbuat segala sesuatu hanya dengan kasih karunia kita diselamatkan” (2 Nefi 25:23).

Mintalah para siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 131:1 serta tulisan suci dalam Garis Besar Ajaran B di halaman 106 dalam buku pedo-man siswa. Gunakan pernyataan oleh Penatua Bruce R. McConkie dan Presiden George W. Cannon dalam Pernyataan Pendukung B di halaman 107–108 dalam buku pedoman siswa untuk mem-bantu siswa memahami mengapa mereka harus selalu bekerja keras untuk mencapai kemuliaan.

C. Kesempatan dan pahala besar telah dijanjikan kepada mereka yang mewarisi kerajaan selestial.

Tanyakan kepada para siswa menurut mereka seperti apakah kerajaan selestial itu. Bacalah Joseph Smith— Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial:1–4, di mana Nabi Joseph Smith mengu-raikan penglihatannya mengenai kerajaan selesti-al.

Gunakan Papan Tulis 1, bahaslah kondisi-kondisi serta pahala-pahala dari mereka yang mewarisi kerajaan selestial. Bacalah bersama siswa Anda ayat-ayat tulisan suci yang tertera di Papan Tulis 1.

Dari Pernyataan Pendukung C di halaman 108 dalam buku pedoman siswa, baca dan bahaslah gambaran Presiden Lorenzo Snow mengenai apa yang diinginkan Bapa Surgawi bagi setiap anak-Nya serta apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya.

D. Tuhan telah menjelaskan kepada mereka yang akan mewarisi kerajaan terestrial.

Merujuklah pada Papan Tulis 2 untuk mengu-raikan tentang orang macam apa yang akan me-warisi kerajaan terestrial.

Bacalah dalam Pernyataan Pendukung D di ha-laman 108–109 dari buku pedoman siswa definisi Presiden Joseph Fielding Smith mengenai apa arti-nya “mati tanpa hukum.” Dalam versi puisi dari Ajaran dan Perjanjian 76, Nabi Joseph Smith menu-liskan:

Lihatlah, mereka adalah orang-orang yang telah mati tanpa hukum;

Orang-orang tak beragama yang tidak pernah memiliki harapan,…

Mereka adalah manusia terhormat di bumi; Yang dibutakan dan dibodohi kelicikan manusia: Awalnya mereka tidak menerima kebenaran Juruselamat; Namun menerimanya, ketika mendengarnya lagi, di penjara.

(“The Answer,” Times And Seasons, 1 Februari 1843, hlm. 8/4).

Janganlah takut untuk mengakui bahwa kita ti-dak mengetahui semuanya. Ada yang perlu dike-tahui tentang masing-masing kerajaan. Namun kita yakin, bahwa mereka yang tidak menerima Injil dalam kehidupan ini, namun mau menerima-nya seandaimenerima-nya kesempatan diberikan, akan me-warisi kerajaan selestial (lihat Joseph Smith— Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial:7–8).

Bacalah Ajaran dan Perjanjian 76:79. Tanyakan apa artinya menjadi berani dalam kesaksian kita. Setelah pembahasan singkat, bacalah penjelasan Penatua Bruce R. McConkie yang menggugah dalam Pernyataan Pendukung D di halaman 109 dari buku pedoman siswa.

E. Tuhan telah memberitahu kita beberapa kondisi dalam kerajaan terestrial.

Dengan menggunakan Papan Tulis 2 serta ru-jukan tulisan suci yang terdaftar di sana, bantulah para siswa memahami apa yang telah dinyatakan mengenai kerajaan terestrial.

F. Tuhan telah menjelaskan kepada mereka yang akan mewarisi kerajaan telestial.

Mintalah para siswa menyelidiki Ajaran dan Perjanjian 76:99–103 serta mengenali orang-orang macam apa yang akan menerima warisan telestial. Bandingkan penemuan para siswa dengan apa yang tertera pada Papan Tulis 3.

G. Tuhan telah menguraikan kondisi-kondisi dan keterbatasan-keterbatasan kerajaan telestial.

Gunakan Papan Tulis 3 sebagai petunjuk, ba-haslah apa yang dinyatakan mengenai kerajaan telestial.

H. Tulisan Suci menjelaskan siapa para putra kebinasaan itu dan bagaimana nasib mereka nantinya

Gunakan Garis Besar Ajaran H dan Pernyataan Pendukung H, di halaman 107 serta 109–110 dari buku pedoman siswa, untuk membantu menjelas-kan apa yang kita ketahui tentang para putra kebi-nasaan. Karena sedikit yang dinyatakan atau diketahui tentang nasib para putra kebinasaan, berpatoklah pada apa yang disarankan pada buku pedoman siswa. Ingatlah bahwa penekanan dalam pasal ini adalah mengenai kerajaan selestial

Kesimpulan

Sebuah tujuan penting dalam kedatangan kita ke bumi adalah untuk menentukan tingkat hu-kum dan kemuliaan di mana kita akan tinggal dalam kekekalan. Penatua Sterling W. Sill mem-buat sebuah pernyataan yang meningkatkan tanggung jawab pribadi kita untuk mengupaya-kan kemuliaan: “Tidak ada kuasa dalam alam semesta yang dapat memisahkan kita dengan kerajaan selestial, kecuali dengan kuasa kita sen-diri” (dalam Conference Report, Oktober 1975, hlm. 42, atau Ensign, November 1975, hlm. 30).