• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepatuhan, Sebuah Kekuatan

Papan Tulis 1

Kelahiran Kembali Secara Rohani: Bab 18

Pertobatan Sejati

Pendahuluan

Bacalah 3 Nefi 27:19–20. Tulislah di papan tulis sebagian dari ayat pertama: “Dan tiada hal yang najis dapat memasuki kerajaan-Nya.” Tulisan suci ini dengan singkat menegaskan apa yang diminta dari kita, namun apakah permintaan itu nyata? Apakah mungkin bagi orang fana, yang merupa-kan sasaran pencobaan daging, untuk menjalani kehidupan tanpa menjadi tidak bernoda secara rohani? Adakah orang selain Yesus Kristus yang sampai pada pencapaian ini? Kristus sendiri me-nunjukkan bahwa kemurnian merupakan hasil iman, pertobatan, kegigihan, baptisan, karunia Roh Kudus, serta ketergantungan pada Kurban Tebusan.

Gagasan Mengajar

A. Semua orang yang dapat bertanggung jawab harus dilahirkan kembali dari air dan Roh.

Berbeda dengan ajaran dari banyak gereja Kristen, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir mengajarkan bahwa anak-anak lahir dalam keadaan tidak berdosa (lihat A&P 93:38). Tidak berdosa diartikan sebagai keadaan bebas dari kesalahan atau dosa, bebas dari cela atau kritik, tidak bernoda atau bersih. Selama anak masih bayi dan sebelum anak mencapai usia per-tanggungjawaban, Setan tidak dapat mencobainya secara langsung (lihat A&P 29:47). Anak-anak yang meninggal sebelum usia delapan tahun diterima dalam kerajaan selestial (lihat Joseph Smith— Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial:10). Ketidakberdosaan anak, setidaknya sebagian hal, yang memotivasi Yesus untuk mengatakan, “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan Surga” (Matius 18:3).

Sebelum kelas dimulai, tulislah di papan tulis atau pada kertas transparansi sebuah daftar me-ngenai sifat-sifat manusia duniawi yang kemudian dapat Anda bandingkan dengan daftar mengenai buah manusia rohani (lihat Papan Tulis 1). Tanyakan kepada para siswa apa yang menyebab-kan kita kehilangan keadaan tidak berdosa yang ki-ta miliki saat kiki-ta lahir. Ajaran dan Perjanjian 93:39 menunjukkan bahwa ketidakberdosaan hilang karena mengikuti tradisi nenek moyang dan tidak mematuhi perintah-perintah Allah. Orang yang kehilangan keadaan tidak berdosa dirujuk dalam tulisan suci sebagai mati secara rohani (lihat A&P

29:41) dan sebagai bersifat jasmani, berhawa nafsu serta bersifat iblis (lihat Musa 5:13; 6:49). Raja Benyamin mengacu kepada mereka sebagai “manu-sia jasmani” (lihat Mo“manu-sia 3:19). Paulus menunjukkan bahwa orang-orang seperti itu akan menghasilkan apa yang dia sebut pekerjaan daging, yang dia tulis di Galatia 5:16–21 dan Kolose 3:2–9.

Dengan cermat, bacalah Yohanes 3:1–5. Nikodemus bertanya kepada Yesus,

“Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan ka-lau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan kembali?” Nikodemus mengajukan pertanyaannya sebagai tanggapan atas pernyataan Yesus bahwa seseo-rang harus dilahirkan kembali untuk melihat kerajaan Allah. Apakah pertanyaan Nikodemus itu polos atau sarkastik? Perilakunya kemudian menunjukkan bahwa dia tidak sarkastik. Malah, Nikodemus menyuarakan sebuah pertanyaan yang benar-benar dirasakan oleh banyak orang. Bagaimana mungkin bagi orang dewasa untuk memperoleh kembali ketidakberdosaannya se-perti saat lahir? Bagaimana mungkin untuk me-mulai kehidupan yang baru, siap melawan kekacauan yang menyebabkan umat manusia di-nyatakan bersifat jasmani, berhawa nafsu dan bersifat iblis? Yesus menjawab bahwa haruslah ada dua bagian kelahiran yang akan mengizin-kan kita masuk ke dalam kerajaan Allah (lihat Pernyataan Pendukung A di halaman 57–58 dari buku pedoman siswa).

Tulislah di papan tulis kalimat “dilahirkan dari air” serta “dilahirkan dari Roh.” Tanyakan arti se-tiap kalimat.

Dilahirkan dari air terjadi ketika seseorang ber-tindak dengan iman dan pertobatan menerima baptisan melalui pencelupan dari tangan hamba Yesus Kristus yang berwenang (lihat Alma 9:27; 3 Nefi 7:25; Moroni 6:2–4). Dilahirkan dari air me-rupakan peristiwa yang cepat serta tunggal.

Dilahirkan dari Roh dimulai dengan tata cara penumpangan tangan untuk menerima karunia Roh Kudus. Ketika seseorang menyerah pada bisikan Roh Kudus, Roh melakukan “perubahan dahsyat” di bagian terdalam orang itu, yang me-nyebabkan sebuah hasrat yang terus-menerus untuk melakukan kebaikan (Mosia 5:2; lihat juga Mosia 27:25; Alma 19:33). Dilahirkan dari Roh merupakan proses yang berkelanjutan.

Rasul Paulus menuliskan sifat-sifat orang yang rohani, seseorang yang menyerah pada ajakan Roh Kudus, dan membandingkannya dengan ka-rakter seseorang yang menguasai daging. Tulislah

karakter-karakter rohani tersebut di papan tulis sehingga para siswa dapat melihat perbedaannya dengan karakter manusia duniawi (lihat Papan Tulis 1).

B. Pembenaran adalah menerima pengampunan Tuhan dan dituntun ke jalan kebenaran.

Bacalah Ajaran dan Perjanjian 20:30: “Dan kita tahu bahwa pengadilan melalui kasih karunia Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus adalah adil dan benar.” Pengadilan adalah sebuah kata yang berkaitan erat dengan pengampunan. Bacalah penjelasan yang diberikan dalam Pernyataan Pendukung B di halaman 58 dari bu-ku pedoman siswa. Mintalah para siswa untuk menjelaskan apa yang dijanjikan kepada seorang yang baru bertobat ketika dia dibaptis melalui we-wenang yang layak ke dalam keanggotaan Gereja. Tekankan bahwa melalui menjalankan iman, pertobatan yang tulus, serta baptisan yang benar, seseorang diampuni dosa-dosa masa lalunya dan memulai kehidupan di Gereja sebagai seorang anak yang tidak berdosa. Mintalah para siswa membagikan contoh-contoh dari pengalaman me-reka sebagai simpatisan yang dapat meningalkan masa lalu mereka dan menjadi orang yang berbe-da saat dibaptiskan.

Seperti yang disarankan dalam Ajaran dan Perjanjian 20:30, keadilan menjadi mungkin mela-lui Kurban Tebusan Yesus Kristus. Paulus menya-takan seperti ini: “Kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Yesus Kristus” (Roma 3:24–25; lihat juga Mosia 3:19; Musa 6:59).

Keadilan dapat juga diartikan sebagai bukti keabsahan atau pembenaran motivasi atau hasil dari tindakan tertentu. Dengan pemahaman ini-lah para siswa hendaknya membaca definisi Penatua Bruce R. McConkie mengenai keadilan dalam Pernyataan Pendukung B di halaman 58 dari buku pedoman siswa. Tindakan yang dibe-narkan, menurut Penatua McConkie, adalah yang dimeteraikan oleh Roh Kudus Perjanjian, yaitu yang disetujui serta diterima oleh Roh Kudus (lihat Mormon Doctrine, hlm. 50).

C. Kekudusan adalah suatu keadaan yang suci dan murni.

Bacalah Ajaran dan Perjanjian 20:31: “Dan kita juga tahu bahwa pengudusan melalui kasih karunia

Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus adalah adil dan benar bagi semua orang yang mengasihi dan melayani Allah dengan segenap daya, akal bu-di dan kekuatannya.” Pengudusan adalah sebuah kata yang berarti kekudusan atau proses agar seseorang dapat menjadi kudus (murni dari dosa). Ayat ini menyarankan bahwa pengudusan adalah proses yang memiliki setidaknya dua aspek:

Pertama, pengudusan menjadi mungkin mela-lui Kurban Tebusan. Dengan menjalankan iman, bertobat serta menerima baptisan, kita menjadi ti-dak berdosa dari pelanggaran masa lalu.

Kedua, pengudusan sebagai sebuah gaya hidup menjadi mungkin ketika kita didorong untuk me-ngasihi dan melayani Allah dengan segenap daya, akal budi serta kekuatan kita. Ini hasil dari per-tumbuhan rohani yang dipelihara dengan meneri-ma Roh Kudus. Helameneri-man menunjukkan bahwa berpuasa, berdoa, menjadi lebih rendah hati dan menjalankan iman, dihasilkan dari memurnikan serta menguduskan hati (lihat Helaman 3:35). Bacalah dalam Pernyataan Pendukung C di hala-man 58 dari buku pedohala-man siswa, pernyataan Presiden Brigham Young di mana dia menyatakan bahwa orang yang dikuduskan adalah orang yang “secara sempurna mematuhi Allah dan perminta-an-Nya” (dalam Journal of Discourses, 2:123).

Kesimpulan

Alma menyatukan tema-tema utama mengenai ajarannya di antara bangsa Nefi menjadi tantang-an ytantang-ang tajam ini:

“Dan sekarang lihatlah, aku bertanya kepada-mu, saudara-saudaraku segereja: Apakah kamu telah dilahirkan dari Allah secara rohani? Apakah kamu telah menerima rupa-Nya di dalam wajah-mu? Apakah kamu telah mengalami perubahan yang hebat di dalam hatimu?” (Alma 5:14).

Pertanyaan Alma masih menggema selama ber-abad-abad sampai zaman serta keadaan kita dan layak mendapat jawaban kita yang penuh pemikir-an. Pertanyaan Alma hendaknya memimpin setiap Orang Suci Zaman Akhir untuk mencoba menjadi benar-benar dilahirkan kembali serta menjalani kehidupan yang menyerupai Kristus.