• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintah untuk Mengembangkan Industri Garam Lokal

PELUANG DAN TANTANGAN KOMODITAS GARAM DI INDONESIA

6.6 Kebijakan Pemerintah untuk Mengembangkan Industri Garam Lokal

Sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah Indonesia ingin mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satunya dengan peningkatan kedaulatan pangan. Sasaran kedaulatan pangan mencakup barang-barang kebutuhan pokok masyarakat maupun yang menyangkut kepentingan rakyat seperti padi, kedelai, daging sapi, gula, ikan, dan garam.Khusus sasaran kedaulatan sektor garam, produksi garam ditargetkan memenuhi konsumsi garam rumah tangga (Bappenas, 2014). Dalam Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015-2019, produksi garam rakyat ditargetkan meningkat dari 3,3 juta ton di tahun 2015 menjadi 4,5 juta ton di tahun 2019 (KKP, 2015d).

Meskipun target peningkatan produksi garam untuk mendukung kedaulatan pangan dirumuskan dalam sasaran pembangunan 2015-2019, namun usaha untuk mewujudkan swasembada garam telah dimulai sejak tahun 2011 melalui program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang dijalankan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP). Program tersebut fokus pada empat isu strategis yaitu: (1) isu kelembagaan yang menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas garam rakyat; (2) isu permodalan yang menyebabkan para petambak garam terutama dalam kategori kecil dan penggarap menjadi terjerat pada bakul, tengkulak dan juragan; (3) isu regulasi yang menyebabkan lemahnya keberpihakan dan proteksi pemerintah pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam rakyat menjadi tidak prospektif dan marketable; dan (4) isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik dengan tidak adanya penetapan standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi deviasi harga yang sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta terjadinya penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat lokal (KKP, 2015d).

Pada awalnya, bantuan progam PUGAR berupa bantuan langsung

produksi yang digunakan untuk mengurangi beban biaya produksi (Rohman, 2014). Namun sejak tahun 2015, pola bantuan diubah dalam bentuk infrastruktur untuk petani garam, yaitu infrastruktur jalan di area lahan tambak garam atau infrastruktur saluran air (Koran Kabar, 2015). Selain itu, bantuan program diberikan dalam bentuk alat produksi dan sarana budidaya, seperti media isolator sebagai alas tambak (Bisnis, 2015b). KKP menerapkan skema baru untuk lebih mengembangkan usaha garam rakyat sejalan dengan perubahan nama program dari Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) menjadi Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar). Selain peningkatan produksi, pemerintah juga mendorong peningkatan kualitas garam rakyat menjadi garam industri untuk keperluan kimia dan farmasi.Bantuan alas tambak yang dulunya berupa geoisolator diganti dengan geomembrane karena lebih tebal sehingga sarana produksi tersebut dapat digunakan lebih lama.Dengan demikian, kualitas garam yang baik dapat terus terjaga dan produktivitasnya dapat ditingkatkan dari 60 ton per hektar menjadi 100 ton per hektar (KKP, 2016b). Peningkatan kualitas garam dan produktivitas petani garam akan membantu petani garam mendapatkan pendapatan yang lebih baik sehingga kesejahteraannya pun meningkat.

Untuk memberikan kepastian hukum dalam perlindungan dan pemberdayaan petambak garam serta nelayan dan pembudidaya ikan.

Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam dan telah mendapatkan persetujuan DPR pada Maret 2016 (WikiDPR, 2016). Adapun tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam adalah: (1) menyediakan prasarana dan sarana yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha; (2) memberikan kepastian usaha yang berkelanjutan; (3) meningkatkan kemampuan, kapasitas, dan kelembagaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam serta penguatan kelembagaan dalam menjalankan usaha yang mandiri, produktif, maju, modern, dan berkelanjutan serta mengembangkan prinsip kelestarian lingkungan; (4) menumbuhkembangkan sistem dan kelembagaan pembiayaan yang melayani kepentingan usaha; (5) melindungi dari risiko bencana alam dan perubahan iklim; dan (6) memberikan perlindungan hukum dan keamanan di laut (DPR, 2016).

6.7 Penutup

Pasar garam Indonesia sangat prospektif yang ditandai dengan tingginya kebutuhan garam dalam negeri, terutama sebagai bahan baku industri.

Namun demikian, peluang tersebut belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan oleh petani garam rakyat sebagai produsen terbesar garam domestik.Kendala

yang dihadapi petani garam diantaranya produksi garam masih banyak dilakukan secara tradisional, bergantung pada faktor cuaca, serta kualitas garam yang belum memenuhi standar industri.Selain itu, lahan penggaraman yang terpisah-pisah menyebabkan skala keekonomian produksi garam tidak tercapai.Terlebih, daya tawar petani garam relatif lemah dibandingkan pembeli/pengepul garam mengakibatkan harga penjualan hasil panen garam rendah.Kondisi sosial ekonomi petani garam membuat posisinya semakin dilematis.Petani garam sebenarnya sudah tahu dan paham bahwa harga jual garam yang baik ditentukan oleh kualitas garam.Namun, terkadang upaya peningkatan kualitas garam tidak sebanding dengan biaya yang harus ditanggung, apalagi kebutuhan harian keluarga yang sulit untuk ditunda-tunda lagi.

Potensi besar usaha garam di Indonesia telah menarik investor untuk mendirikan pabrik pengolahan garam berkualitas industri.Apabila investasi sektor ini terealisasi, importasi garam industri tentu dapat ditekan. Namun, pembangunan industri garam terkendala masalah pembebasan lahan.

Sebagai gambaran, PT. Cheetham Salt Indonesia harus berjuang selama enam tahun untuk mendapatkan lahan penggaraman sekaligus tempat mendirikan pabrik pengolah garam.

Untuk meningkatkan produksi garam rakyat dari segi kuantitas maupun kualitas, Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menjalankan program pemberdayaan dan pengembangan usaha garam rakyat (PUGAR). Bahkan, perlindungan kepada petambak garam diupayakan untuk diwujudkan secara legal formal melalui suatu Undang-Undang.Namun, kebijakan pemerintah bidang pergaraman saat ini masih terlihat parsial dan belum padu.KKP lebih memihak pada usaha garam rakyat dan Kemenperin mendukung kepentingan industri, sementara Kemendag sebagai pihak penengah yang mengelola tata niaga (importasi) garam belum menjalankan perannya dengan baik.Untuk mendukung pengambilan kebijakan, hal yang paling penting adalah tersedianya data produksi dan konsumsi garam yang valid dan reliable. Data tersebut harusnya berasal dari sumber yang sama dan dikeluarkan oleh institusi yang netral seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan demikian, alokasi impor garam benar-benar mencerminkan kebutuhan industri yang tidak mampu diproduksi oleh usaha garam rakyat.

Informasi kadar garam yang digunakan untuk tiap-tiap industri pengguna juga akan bermanfaat bagi dalam rangka menyeraskan permintaan industri dengan produksi garam rakyat. Bisa jadi bahwa permintaan garam yang besar untuk keperluan industri tidak seluruhnya mengharuskan kadar NaCl yang tinggi (97%). Pengawasan dalam realisasi impor juga penting agar praktek suap

DAFTAR PUSTAKA

Adiraga, Y. dan Setiawan, A. H. (2014). Analisis Dampak Perubahan Curah Hujan, Luas Tambak Garam dan Jumlah Petani Garam Terhadap Produksi Usaha Garam Rakyat di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Periode 2003 – 2012. Diponegoro Journal Of Economics, Vol. 3 (1), pp. 1-13.

Antara News. (2014, November 16).Nagekeo Terbaik untuk Garam Industri di Indonesia.Diunduh tanggal 2 Maret 2016 dari http://www.antaranews.

com/berita/464595/nagekeo-terbaik-untuk-garam-industri-di-indonesia.

Antara News. (2015, Agustus 11). Pelaku kartel garam untuk Rp2,25 triliun setiap tahun. Diunduh tanggal 16 Februari 2016 dari http://www.

antaranews.com/berita/511836/pelaku-kartel-garam-untuk-rp225-triliun-setiap-tahun.

Berita Satu. (2015, September 13). Tersangka Suap Kuota Impor Garam Akhirnya Ditahan. Diunduh tanggal 16 Februari 2016 dari http://

www.beritasatu.com/nasional/306633-tersangka-suap-kuota-impor-garam-akhirnya-ditahan.html.

Bisnis. (2015a, April 15). Nasib Investasi Garam Cheetham Di NTT Masih Terkatung-katung. Diunduh tanggal 3 Maret 2016 dari http://industri.

bisnis.com/read/20150415/99/422954/nasib-investasi-garam-cheetham-di-ntt-masih-terkatung-katung.

Bisnis. (2015b, April 1). Skema Bantuan Pugar Berubah, Petani Garam Cirebon Tetap Kurang Puas. Diunduh tanggal 4 Maret 2016 dari http://bandung.bisnis.com/read/20150401/61825/530545/skema-bantuan-pugar-berubah-petani-garam-cirebon-tetap-kurang-puas.

Bisnis. (2015c, Mei 28).Pembatasan Impor Garam Bakal Ganggu Kinerja Industri.Diunduh tanggal 24 Mei 2016 dari http://industri.bisnis.

com/read/20150528/257/438264/pembatasan-impor-garam-bakal-ganggu-kinerja-industri.

BPPP Tegal (2016).Masalah dan Kendala Produksi Garam Rakyat.Diunduh tanggal 16 Februari 2016 dari http://www.bppp-tegal.com/web/index.

php/artikel/98-artikel/artikel-pegaraman/188-masalah-dan-kendala-produksi-garam-rakyat.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2015).Perkembangan Ekspor dan Impor Garam Indonesia. Sistem Informasi Statistik Ekspor Impor, Pusat Data dan Informasi Perdagangan, Kementerian Perdagangan.

Detik Finance.. (2015a, Oktober 7). RI Punya Garis Pantai Panjang Tapi Impor Garam, Ini Penyebabnya. Diunduh tanggal 15 Februari 2016 dari http://finance.detik.com/read/2015/10/07/142628/3038290/4/ri-punya-garis-pantai-panjang-tapi-impor-garam-ini-penyebabnya.

Detik Finance. (2015b, Oktober 7). Faisal Basri Kritik BUMN Garam. Diunduh tanggal 29Januari 2016 dari http://finance.detik.com/read/2015/10/0 7/210546/3038896/1036/faisal-basri-kritik-bumn-garam.

DPR. (2016). Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam.Diunduh tanggal 4 Maret 2016 dari http://www.dpr.

go.id/doksileg/proses2/RJ2-20150921-113245-8931.pdf.

Gatra. (2015, April 20). Hingga Akhir 2015, Kebutuhan Garam Nasional 2,6 Juta Ton. Diunduh tanggal 15 Februari 2016 dari http://www.gatra.

com/ekonomi/industri/143400-hingga-akhir-2015,-kebutuhan-garam-nasional-2,6-juta-ton.

Heriansah dan Fathuddin. (2014). Analisis Tata Niaga Garam untuk Pengembangan Usaha Garam Rakyat di Kabupaten Pangkep.

Jurnal Balik Diwa, Vol. 5 (2): pp. 1-9.

his. (2013, September). Chemical Economics Handbook: Sodium Chloride.

Diunduh tanggal 28 Maret 2016 dari https://www.ihs.com/products/

sodium-chloride-chemical-economics-handbook.html.

Kabar Bisnis. (2013, Januari 8).KKP Kecewa Berat dengan Produktivitas PT Garam.Diunduh tanggal 16 Februari 2016 dari http://www.kabarbisnis.

com/read/2835760/kkp-kecewa-berat-dengan-produktivitas-pt-garam.

Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP). (2015a). Neraca Garam Nasional Tahun 2011 – 2014. Tidak dipublikasikan.

Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP). (2015b). Luas Tambak Garam Rakyat Berdasarkan Kabupaten/Kota PUGAR Tahun 2011 - 2014.

Tidak dipublikasikan.

Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP). (2015c). Laporan Kinerja Kementerian Kelatuan dan Perikanan Tahun 2014.Diunduh tanggal 17 Februari 2016 darihttp://kkp.go.id/assets/uploads/2015/03/LAKIP-KKP-2014.pdf.

Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP).(2015d). Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 25/PERMEN-KP/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019.Diunduh tanggal 3 Maret 2016 dari http://infohukum.kkp.go.id.

Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP). (2016a). Peningkatan Kualitas Garam Menuju Swasembada Garam Nasional.Tidak dipublikasikan.

Kementerian Kelatuan dan Perikanan (KKP).(2016b). Buku Laporan Kinerja Satu Tahun KKP pada Tahun 2015.Diunduh tanggal 3 Maret 2016 dari

http://roren.kkp.go.id/arsip/file/123/buku-laporan-kinerja-Kementerian Perindustrian (Kemenperin). (2015). Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015-2019.Diunduh tanggal 2 Maret 2016 dari http://www.kemenperin.go.id/download/8436/rencana-strategis-kemenperin.

Kontan (2015a, Desember 17). Kebutuhan Garam Industri 2016 Naik 2,3 Juta ton. Diunduh tanggal 11 Februari 2016 dari http://industri.kontan.

co.id/news/kebutuhan-garam-industri-2016-naik-23-juta-ton.

Kontan (2015b, Juli 27). PT Garam kejar produksi 350.000 ton. Diunduh tanggal 15 Februari 2016 dari http://industri.kontan.co.id/news/pt-garam-kejar-produksi-350000-ton.

Kontan (2015c, Desember 22). Investasi Cheetham Terganjal Lahan Garam.

Diunduh tanggal 3 Maret 2016 dari http://industri.kontan.co.id/news/

investasi-cheetham-terganjal-lahan-garam.

Koran Kabar (2015, Juni 13).KKP Ubah Pola Bantuan Pugar.Diunduh tanggal 4 Maret 2016 dari http://korankabar.com/kkp-ubah-pola-bantuan-pugar/.

Kumala, A. R. (2012). Analisis Pengaruh Curah Hujan terhadap Produktivitas Garam (Studi Kasus: Pegaraman I Sumenep, PT.Garam (Persero)).

Skripsi: Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kurniawan, B. A., Suryono, A. dan Saleh, C. (2014). Implementasi Program Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Dalam Rangka Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Studi Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep). Wacana, Vol 17 (3): pp. 136-148.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM ITB) (2016).

Peningkatan Kualitas dan Produksi Industri Garam Rakyat. Diunduh tanggal 12 Februari 2016 dari http://www.lppm.itb.ac.id/pengabdian/

laporanpengabdian/peningkatan-kualitas-dan-produksi-industri-garam-rakyat.

Manadiyanto. (2010). Dukungan Kebijakan dan Peranan Pemerintah dalam Menuju Swasembada Garam. Policy Brief, Vol. 1 (3). Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Medan Bisnis. (2015, Desember 17). Faisal Basri: Data Produksi dan Konsumsi Garam Tak Jelas. Diunduh tanggal 4 Maret 2016 dari http://www.

medanbisnisdaily.com/news/read/2015/12/17/205324/faisal-basri-data-produksi-dan-konsumsi-garam-tak-jelas/#.VtjpPea8nIU.

Nofiyenti, E. (2011). Analisis Kalium Iodat dalam Garam Dapur.Skripsi.

ProgramEkstensi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan.

PR Newswire. (2014, Desember).World Salt Market.Diunduh tanggal 28 Maret 2016 dari http://www.prnewswire.com/news-releases/world-salt-market-300011876.html.

Pratama, R. (2012). Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Masyarakat. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan, Jakarta.

Rohman, T. (2014).Analisis Usaha Tani Garam Rakyat dan Kinerja Kelembagaan KUGAR (Kelompok Usaha Garam Rakyat) di Kabupaten Sampang. Skripsi: Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

Rositawari, A. L., Taslim, C. M. dan Soetrisnanto, D. (2013). Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2 (4), pp. 217-225.

Sindo News. (2015, November 20). Industri Minta Pemerintah Tidak Menutup Impor Garam. Diunduh tanggal 11 Februari 2016 dari http://ekbis.

sindonews.com/read/1063026/34/industri-minta-pemerintah-tidak-menutup-impor-garam-1447945046.

Tempo. (2015, Oktober 7). Sewa Lahan Naik, Petani Protes PT Garam.

Diunduh tanggal 17 Februari 2016 dari http://nasional.tempo.co/

read/news/2015/10/07/058707134/sewa-lahan-naik-petani-protes-pt-garam.

Transparency Market Research. (2015). Sodium Chloride Market - Global Industri Analysis, Size, Share, Trends and Forecast 2015 – 2023. Diunduh tanggal 1 April 2016 dari http://www.

transparencymarketresearch.com/sodium-chloride-market.html.

WikiDPR. (2016). UU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam. Diunduh tanggal 25 Mei 2016 dari http://wikidpr.org/ruu/uu-perlindungan-dan-pemberdayaan-nelayan-pembudidaya-ikan-dan-petambak-garam.

BAB VII

TATA NIAGA DAN "MANISNYA" GARAM DI