• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kota Sorong

Tingkat Pelayanan

A. Penataan Bangunan Gedung

4.2.1.4 Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kota Sorong

1. Kebijakan

 Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara.

 Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Meningkatkan kapasitas penyelenggara dalam penataan lingkungan permukiman.

 Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktifitas masyarakat.

 Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

 Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembagalembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan

 Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan/ mempertimbangkan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

 Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun (seni dan budaya).

 Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan Gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten. 2. Program Penataan Bangunan Gedung Dan Lingkungan

Pelaksanaan program-program tersebut diatas dilakukan melalui beberapa kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Dan Gedung

Secara terperinci terdiri dari:

 Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan

1) Sasaran Kegiatan,

 Meningkatkan peran pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sehingga dapat turut aktif ambil bagian dalam proses penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung dan penataan lingkungan, serta  Pemerintah Kota Sorong dapat menyeleraskan peraturan

perundangan tentang bangunan gedung di wilayahnya agar memenuhi persyaratan administratif dan teknis yang diamantkan

2) Bentuk dan Pelaksanaan Kegiatan,

 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk Sosialisasi dengan peserta Kota Sorong

 Paket materi yang disosialisasikan terdiri dari; (i) UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung dan PP 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UUBG, (ii) Standar pelaksanaan teknis tentang bangunan gedung, (iii) Pedoman teknis tentang bangunan gedung negara, (iv) Peraturan dan pedoman tentang penataan lingkungan permukiman dan (v) Materi lokal terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan.

3) Keluaran/Produk Kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah laporan penyelenggaraan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan.

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung 1) Sasaran kegiatan

 Memberikan pemahaman dan wawasan dalam penyusunan Raperda bangunan gedung, sekaligus peningkatan pemahaman kelembagaannya

 Peningkatan kemampuan kelembagaan bangunan gedung di daerah Kota Sorong

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Fasilitasi Raperda bangunan gedung, berupa penyiapan materi yang diperlukan dalam penyusunan perda bangunan gedung di daerah dan memberikan pengarahan kepada Kota Sorong dalam penyusunan perda bangunan gedung,

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung berupa penyelenggaraan sosialisasi serta bantuan teknis pembentukan kelembagaan bangunan gedung di Kota Sorong

 Bantuan teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung di Kota Sorong

3) Keluaran/produk kegiatan

 Laporan kegiatan bangunan gedung di Kota Sorong yang memuat inventarisasi lembaga/instansi terkait dengan penyelenggaraan, bangunan gedung di Kota Sorong, termasuk didalmnya tupoksi dan susunan organisasinya serta konsep pengembangan kelembagaan  Laporan kegiatan fasilitasi penyusunan raperda bangunan gedung di

Kota Sorong, dengan ketentuan memuat pemetaan substansi Perda dan Raperda sesuai yang diamanatkan oleh undang-undang bangunan gedung dan peraturan pelaksanaanya serta tindak lanjutnya

 Laporan kegiatan bantuan teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung, dengan ketentuan memuat laporan penyelenggaraan sosialisasi mengenai pedoman teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur 1) Sasaran kegiatan

 Tercapainya keseragaman pemahaman, kesadaran, dan tanggungjawab para instansi/aparat dan pelaksana khususnya para pejabat pembuat komitmen Pembinaan Teknis Bangunan Gedung dan mampu mengimplementasikan di provinsi di seluruh Indonesia.

 Tercapainya Pelayanan pusat informasi bidang bangunan gedung bagi masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah sendiri yang maksimal di daerah/provinsi.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pembinaan teknis kepada para pelaksana pembangunan bangunan gedung;

 Penyusunan materi informasi PIPPB (Arsitektur Bangunan Gedung, perundang-undangan bidang bangunan gedung dan permukiman, daftar harga, dsb);

 Pelayanan sistem informasi dan teknologi;

 Penyuluhan Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan;  Penyelenggaraan pameran bidang Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan;

 Pemberian fasilitasi kegiatan diskusi/seminar/komunikasi dan pembahasan yang berkaitan dengan bangunan gedung dan lingkungan. 3) Keluaraan/produk kegiatan

 Produk dan kegiatan ini adalah laporan yang berisi: laporan hasil forum diskusi, penyuluhan dan pameran; dokumentasi bahan publikasi dan tutorial website.

 Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan 1) Sasaran kegiatan

Terwujudnya bangunan gedung yang andal dan tertib pembangunan bangunan gedung negara memlalui tersedianya tenaga yang terampil di masing-masing Kota Sorong dalam hal:

 Pengecekan keandalan bangunan gedung khususnya keselamatan dan kemudahan,

 Pendata harga pembangunan bangunan gedung negara, 2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pelatihan teknis masing-masing diselenggarakan dengan peserta dari seluruh Kota Sorong (petugas pendata harga dan dinas kebakaran).

3) Keluaraan/produk kegiatan

 Laporan hasil pelatihan teknis bidang pendataan harga standar pembangunan bangunan gedung negara dan tenaga pengecekan keselamatan bangunan, yang harus diserahkan kepada pusat, Dinas PU/Kimpraswil provinsi, masing-masing 1 set, dan arsip.

 Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara 1) Sasaran kegiatan

Terpenuhinya tertib pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara melalui:

 Terselenggaranya proses pemanfaatan dan penghapusan

 Terselenggaranya proses pendaftaran, pengalihan status dan hak rumah negara yang tertib, dan tersedianya laporan kegiatan.

 Tersedianya sistem arsip yang handal, data bangunan gedung dan rumah negara yang up to date, retrieval yang mudah, lengkap dan tertib serta tenaga arsiparis yang terampil.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Penyusunan format pengendalian untuk proses pendaftaran, pengalihan status dan pengalihan hak.

 Melakukan Inventarisasi BGN (pendataan gedung dan rumah negara).

 Melakukan penataan arsip Bangunan Gedung Negara.  Peningkatan keterampilan tenaga arsiparis.

 Pendataan harga dan Penyusunan HSBGN sesuai dengan mekanisme penyusunan dan penetapan.

 Pelaksanaan administrasi pelaporan terhadap proses pengalihan status dan pengalihan hak di Daerah.

 Penyusunan laporan pengelolaan gedung dan rumah negara.  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung. 3) Keluaraan/produk kegiatan

 Laporan pengelolaan bangunan gedung negara yang terdiri atas: a. Jumlah rumah negara yang telah ditetapkan statusnya menjadi

golongan III

b. Jumlah surat ijin penghunian/SIP rumah negara golongan III c. Jumlah dan nilai penaksiran/penilaian harga rumah negara

d. Jumlah dan nilai pengalihan hak dan penetapan harga rumah negara golongan III beserta tanahnya

e. Jumlah Perjanjian Sewa Beli rumah negara golongan III

f. Penerimaan negara dari penjualan/pengalihan hak rumah negara golongan III setiap tahun

g. Jumlah dan nilai penyerahan hak milik rumah negara dan pelepasan hak atas tanahnya

 Keluaran dari kegiatan Inventarisasi BGN, yang berupa: Daftar Inventaris Bangunan Gedung Negara yang terdiri dari : a. Bangunan Gedung Negara;

b. Rumah Negara golongan I dan golongan II; c. Rumah Negara Golongan III;

d. Ledger, yang terdiri dari:

 Kartu Ledger Bangunan Gedung Negara;  Kartu Ledger Bangunan Rumah Negara.  Pembinaan teknis pembangunan gedung negara

1) Sasaran kegiatan

 Tersedianya tenaga teknis yang memenuhi syarat, terampil dan handal, yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional.

 Terwujudnya proses penyelenggaraan bangunan gedung negara yang fungsional, memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kemudahan dan kenyamanan serta efisien dalam penggunaan sumber daya dan serasi dengan lingkungannya.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Melakukan penugasan tenaga bantuan teknis kepada instansi Pemegang Mata Anggaran baik berupa bantuan tenaga (Pengelola Teknis, Tenaga Teknis, narasumber, penatar/penyuluh), informasi (peraturan pedoman/ petunjuk/standar teknis, dan advise teknik), maupun percontohan (model pengaturan, fisik).

 Melakukan inventarisasi dan evaluasi tenaga teknis yang dapat ditugasi.

 Melakukan pembinaan terhadap tenaga teknis dan koordinasi berkala.

 Menyusun laporan pelaksanaan bantuan teknis. 3) Keluaraan/produk kegiatan

 Laporan pelaksanaan pembinaan,

 Laporan bulanan pelaksanaan bantuan teknis penyelenggaraan bangunan gedung negara (form F1 dan F2) yang berisi; laporan pembinaan, Jumlah instansi, kegiatan pembangunan, dana pembangunan, data bangunan, tenaga bantuan teknis dan persoalan-persoalan yang muncul, serta sarana pemecahannya.  Laporan tahunan yang berisi rekapitulasi pelaksanaan bantuan

teknis penyelenggaraan bangunan gedung negara dan laporan bulanan (bulan Januari - Desember).

 Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) 1) Sasaran kegiatan

 Sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya panduan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Kota/ kota, dalam rangka meningkatkan kemampuan kelembagaan pemadam kebakaran/Dinas Pemadam kebakaran dan masyarakat dalam pelaksanaan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran, serta menurunnya kejadian kebakaran, jumlah kerugian dan korban jiwa akibat bencana.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan berupa :

 RIK merupakan acuan pencegahan penanggulangan kebakaran kab/kota untuk kurun waktu 5-10 tahun

 Pemantapan lokasi Kota Sorong terpilih dengan melakukan kesepakatan dengan pemerintah daerah

3) Keluaran/produk kegiatan

 Naskah kajian akademis Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota Sorong, yang minimal memuat:

 Hasil identifikasi dan kajian teknis tentang latar belakang permasalahan, pengalaman pemerintah daerah terhadap penanganan kawasan/wilayah yang mengalami peristiwa kebakaran, narasumber, dinas/instansi yang berkepentingan dengan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

 Hasil pelaksanaan kegiatan penyusunan RISPK

 Kota Sorong serta pelaksanaan strategi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di Kota Sorong, serta hasil studi literatur yang terkait

 Draft Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota Sorong hasil konsensus, yang minimal memuat:

 Program kebutuhan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Penjabaran mengenai potensi topografi, kondisi alam, dan persebaran titik-titik rawan kebakaran, dan penentuan daerah yang memiliki potensi sumber air, serta faktorfaktor lain yang mendukung RISPK Kota Sorong;

 Rencana Umum pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Rencana Detail pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Program pengendalian, pengawasan dan pembinaan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran;

 Tahapan program dan pendanaan yang diusulkan; dan

 Ditetapkan sebagai Rancangan Peraturan Walikota, dan untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Rancangan Peraturan Gubernur.

 Kesepakatan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk Peraturan Walikota

 Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung 1) Sasaran kegiatan

 Tersedianya rancangan peraturan daerah tentang Bangunan Gedung usulan Pemerintah Kota Sorong yang siap untuk dibahas dan diperdakan di Kota Sorong dalam rangka mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjatidiri serasi dan selaras dengan lingkungannya serta tertib dalam penyelenggaraannya.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Penyusunan Raperda Bangunan Gedung dilakukan berdasarkan model Raperda Bangunan Gedung. Penentuan Kota Sorong berdasarkan surat permintaan daerah yang bersangkutan.

 Melakukan pengendalian pekerjaan yang dilakukan dengan: Koordinasi dengan dinas provinsi terkait;

 Konsultasi dan identifikasi dengan instansi terkait pada Kota Sorong yang bersangkutan;

 Konsultasi dan pembahasan;

 Penyiapan materi Raperda untuk dikirimkan kepada dewan. 3) Keluaran/produk kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah Raperda Bangunan Gedung, yang siap untuk dibahas dengan DPRD, termasuk seluruh data pendukungnya, antara lain hasil pembahasan raperda dengan instansi terkait dan masyarakat;

 Kesepakatan pemerintah daerah untuk menindaklanjuti dalam bentuk Perda BG.

 Percontohan Pendataan Bangunan Gedung 1) Sasaran kegiatan

 Terselenggaranya tertib pendataan bangunan gedung, melalui penyusunan database bangunan gedung.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pendataan Bangunan Gedung pada salah satu Kota Sorong terpilih pada Provinsi dimaksud.

 Koordinasi dengan Pemerintah Kota Sorong atau dinas yang menangani pembinaan bangunan gedung

 Memfasilitasi pelatihan pengoperasian program pendataan bangunan gedung.

 Program/Sistem informasi Pendataan Bangunan Gedung disediakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan DJCK

 Melakukan pengendalian pekerjaan dalam hal:

 Melakukan survey bangunan gedung yang ada dalam Kota Sorong terpilih;

 Memasukkan data peta maupun data IMB kedalam Sistim Informasi Pendataan Bangunan Gedung.

 Menyempurnakan data sehingga sistem komputerisasi pendataan bangunan gedung dapat dioperasikan secara maksimal

3) Keluaran/produk kegiatan

 Laporan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung, yang memuat hasil pelaksanaan kegiatan percontohan pendataan bangunan gedung di Kota Sorong terpilih, dengan dilampiri data hasil pendataan dan analisis atas kasus-kasus permasalahan di lapangan.  Percontohan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

1) Sasaran kegiatan

 Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya fasilitas aksesibilitas pada bangunan gedung untuk mewujudkan bangunan gedung pelayanan umum yang aksesibel bagi semua.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Penyusunan kelengkapan aksesibilitas ini merupakan pekerjaan konstruksi fisik yang dilakukan oleh penyedia jasa pelaksana konstruksi yang ditugasi, berdasarkan rencana teknis yang sesuai

Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

 Melakukan kegiatan:

 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi pengelola/pemilik bangunan gedung;

 Survey dan inventarisasi kondisi bangunan gedung ybs;  Penyusunan rencana teknis

 Uji coba dan penyerahan pada pengelola bangunan 3) Keluaran/produk kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah fisik fasilitas aksesibilitas.  Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara

1) Sasaran kegiatan

 Terlaksananya rehabilitasi bangunan gedung negara yang fungsional memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kemudahan dan kenyamanan serta efisien dalam penggunaan sumberdaya dan serasi dengan lingkunganya sehingga mampu meningkatkan kualitas, keandalan dan umur pemanfaatan bangunan gedung negara.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Merupakan pekerjaan konstruksi fisik.  Melakukan kegiatan:

 Koordinasi dengan dinas provinsi dan instansi pengelola/pemilik bangunan gedung;

 Survey dan inventarisasi kondisi bangunan gedung ybs;  Pengendalian pekerjaan.

3) Keluaran/produk kegiatan

 Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi;

Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built

 Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi;

 Dokumen pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.

 Dukungan Prasarana dan Sarana Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB)

1) Sasaran kegiatan

 Tersedianya pilot proyek Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB) sebagai wadah pelayanan publik di ibukota provinsi untuk dapat dikembangkan di Kota Sorong lainnya dalam rangka mendukung perwujudan bangunan gedung yang fungsional, andal dan berjati diri.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan.

 Merupakan pekerjaan konstruksi fisik;  Melakukan kegiatan:

 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi pengelola/pemilik bangunan gedung, termasuk penyediaan lahan dan kontribusi pendanaan;

 Survey lahan dan/atau inventarisasi kondisi bangunan gedung ybs;  Menginventarisasi kebutuhan kelengkapan bangunan gedung dan

peralatannya;

 Pengendalian pekerjaan. 3) Keluaran/produk kegiatan

 Bangunan gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB) yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi termasuk kelengkapan bangunan gedung dan peralatannya;

Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built

drawings);

 Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi;

 Dokumen pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.

b) Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1) Sasaran kegiatan

 Sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya panduan rancang bangun suatu kawasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Perwujudan kualitas lingkungan yang layak huni (liveable), berjatidiri (imageable), dan produktif (enduring).

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan berupa :

 RTBL merupakan pengaturan persyaratan tata bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut dari RTRW Kota Sorong dan atau RTDRKP, digunakan dalam pengendalian pemanfaatan ruang suatu kawasan dan sebagai panduan rancangan kawasan untuk mewujudkan kesatuan karakter serta kuwalitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan ;

 Pemantapan lokasi dan batas lokasi wilayah perencanaan di setiap Kota Sorong terpilih dan melakukan kesepakatan dengan pemerintah Kota Sorong;

 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di kab/kota terpilih;  Melakukan pengendalian produk konsultan berupa naskah RTBL

sesuai dengan substansi yang ada didalam Pedoman Umum Penyusunan RTBL;

 Fasilitasi konsultasi dan pembahasan produk RTBL dengan instansi terkait di tingkat propinsi dan Kota Sorong;

 Memfasilitasi Dinas yang membidangi Ke-Cipta Karya-an untuk membuat kesepakatan dengan pemerintah Kota Sorong agar menindaklanjuti naskah RTBL menjadi Peraturan Bupati.

3) Keluaran/produk kegiatan

 Naskah kajian akademis RTBL, yang minimal memuat:

 Hasil identifikasi dan kajian teknis tentang latar belakang permasalahan, pengalaman pemerintah daerah terhadap penanganan kawasan/wilayah yang menjadi obyek RTBL;

 Hasil pelaksanaan kegiatan penyusunan RTBL kawasan dan pelaksanaan strategi penanganannya, serta hasil studi literatur yang terkait;

 Draft Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai dengan Pedoman Umum yang minimal memuat:

 Penetapan lokasi dan delineasi RTBL (disetujui Dinas Teknis, Pemerintah Kota);

 Program Bangunan dan Lingkungan;  Program Investasi;

Rencana Umum (Design Plan);Rencana Detail (Design Guidelines);

 Administrasi Pengendalian Program dan Rencana;  Arahan Pengendalian pelaksanaan;

 Draft Pengaturan Kepala Daerah berupa Draft Peraturan Bupati yang memberikan status hukum serta mengoperasionalkan muatan pengaturan RTBL yang telah disusun;

 Kesepakatan untuk ditindak lanjuti dalam bentuk program pelaksanaan dan pembiayaan;

 Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1) Sasaran kegiatan

 Tersedianya usulan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk satu kawasan di Kota Sorong yang terpilih, untuk mewujudkan kawasan kota yang nyaman dan sehat.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pendataan Ruang Terbuka Hijau pada salah satu Kota Sorong terpilih;

 Koordinasi dengan Pemerintah Kota Sorong atau dinas yang menangani pembinaan RTH;

 Melakukan pengendalian pekerjaan konsultan dalam :

 Melakukan survey RTH yang ada dalam Kota Sorong terpilih;  Melakukan kajian dan analisis;

 Menyusun rencana penataan RTH; 3) Keluaran/produk kegiatan

 Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah laporan identifikasi RTH, dan usulan penataannya beserta sarana prasarananya dan indikasi arahan pengembangannya;

 Pembangunan Prasarana dan Sarana Peningkatan Lingkungan Permukiman Kumuh dan Nelayan

1) Sasaran kegiatan

 Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya fungsi lingkungan permukiman bagi masyarakat dikawasan kumuh dan nelayan sehingga mampu memberikan dukungan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi;

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Penetapan jenis kegiatan dilakukan oleh masyarakat melalui penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),

Community Action Plan (CAP) maupun rembug warga yang tertuang

dalam PJM pronangkis pada kegiatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan;

 Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam bentuk prasarana dan sarana dasar, fasilitas penunjang dan rehabilitasi prasarana dan sarana dasar yang telah ada;

 Diutamakan untuk dilaksanakan oleh masyarakat dengan KSO (Kerja Sama Operasional) untuk pekerjaan sederhana dengan pendampingan oleh konsultan;

 Penyediaan prasarana dan sarana serta dukungan rehabilitasi fasilitas pelayanan sosial-ekonomi, dilaksanakan dengan mempertimbangkan keberadaan fasilitas serupa disekitar lokasi;  Untuk hasil yang lebih optimal disarankan untuk menterpadukan dan

mengintegrasikan program program prasarana dan sarana perkotaan ke kawasan ini;

 Jalan Lingkungan/Jalan Setapak;  Gorong-gorong;

 Saluran Lingkungan/Drainase;  MCK Umum;

 Terminal Air/Hidran Umum/PS Air Bersih sederhana;  Sarana persampahan;

 Sarana penunjang ruang terbuka hijau;  Talud;

 Sumur gali/bor;  Dermaga;  Gerbang;

 Balai pertemuan;

 Bangunan fasilitas umum lainnya; 3) Keluaran/produk kegiatan

 Keluaran dari kegiatan ini adalah adalah tersedianya prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman kumuh dan nelayan yang mampu mendukung masyarakat dalam peningkatan perkonomian dan kesejahteraanya;

 Pembangunan Prasarana dan Sarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional

1) Sasaran kegiatan

 Sasaran kegiatan ini adalah tertatanya kembali lingkungan permukiman tradisional/bersejarah sehingga mampu memberikan dukungan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat yang berada di dalamnya dalam rangka melestarikan budaya lokal sebagai aset nasional.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pelaksanaan kegiatan di kawasan yang merupakan kawasan strategis dan telah disusun RTRP-nya;

 Merupakan lokasi permukiman Tradisional dan atau Bersejarah;

 Kota atau Kota yang sedang berupaya melakukan penataan dan perbaikan kawasan lingkungan permukiman tradisionil dan bersejarah;

 Lokasi dapat berada atau tidak berada pada peruntukan perumahan dalam RUTR/RDTR Kota atau Kota, Dalam hal tidak ada peruntukan perumahan perlu dilakukan review terhadap rencana tata ruang atau rencana turunannya;

 Masyarakat cukup kooperatif dan dapat menerima masukan, perubahan sepanjang tidak mengganggu tradisi dan budaya setempat;

 Dukungan dari Pemerintah Kota dan atau Kota;

 Pelaksanaan fisik dilakukan setelah disusun Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman yang disusun bersama masyarakat;

 Bentuk kegiatan berupa:  Gerbang/Gapura;

 Balai karya;  Balai pertemuan;

 Jalan Lingkungan/Jalan Setapak;  Gorong-gorong;

 Saluran Lingkungan/Drainase;  MCK Umum;

 Terminal Air/Hidran Umum/PS Air Bersih sederhana;  Sarana persampahan;

 Sarana penunjang ruang terbuka hijau;  Talud;

 Sumur gali/bor;  Dermaga;

 Sarana dan prasarana lainnya yang terkait yang dihasilkan melalui kesepakatan bersama masyarakat;

3) Keluaran/produk kegiatan

 Keluaran dari kegiatan ini adalah adalah tersedianya prasarana dan sarana dasar mendukung penataan kembali lingkungan permukiman tradisional/bersejarah sehingga mampu mendorong masyarakat dalam peningkatan kemampuan perekonomian dan kesejahteraanya.

a. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan

 Bantuan Teknis Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan 1) Sasaran kegiatan

 Sasaran kegiatan ini adalah tersalurkanya bantuan langsung masyarakat program penangulangan kemiskinan di perkotaan serta meningkatnya pemahaman masyarakat dan aparat pemerintah terhadap prinsip dasar, kriteria, dan mekanisme penyaluran bantuan.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan agar pelaksanaanya lebih efektif;

 Menserasikan pelaksanaan penanganan kemiskinan secara nasional yang bertumpu pada keswadayaan dan potensi lokal;

 Mengembangkan peran masyarakat, kelembagaan lokal, kelembagaan terkait dan pemerintah daerah dalam penanganan permasalahan kemiskinan;

 Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengantisipasi dan menangani permasalahan kemiskinan yang ada di wilayahnya.

3) Keluaran/produk kegiatan

 Keluaran dari kegiatan ini adalah adalah meningkatnya akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan.

 Paket Dan Replikasi

1) Pemberian Bantuan Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET)

 Disalurkan kepada Pokja Kemitraan untuk kota/Kota yang telah ditetapkan oleh Tim Penilai Interdep yang telah dibentuk Dirjen Cipta Karya. Kelompok sasaran dari dana PAKET adalah BKM terpilih yang