• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi ini bertujuan untuk memberikan kriteria perencanaan persampahan untuk kota sedang dan kota

4.5 Rencana Investasi Sub Bidang Drainase

4.5.2 Profil Drainase

4.5.2.1 Gambaran Umum Kondisi Sistem Drainase Saat

Ini

Penanganan masalah Drainase atau masalah banjir genangan yang terjadi dalam suatu satuan luasan wilayah tertentu, adalah untuk memfasilitasi sistem drainase yang memadai pada areal tersebut. Pada hakekatnya banjir dapat dibedakan menjadi : a. Banjir luapan sungai

Banjir luapan sungai disebabkan oleh tidak mampunya sungai sebagai saluran drainase alam untuk mengalirkan air dengan debet yang sudah melampaui kapasitas air sungai tersebut, untuk kasus seperti ini pada umumya di Kota Sorong belum pernah terjadi. Sedangkan luapan dari daerah hulu misalnya adalah luapan dari perbukitan di dekat daerah layanan.

b. Banjir genangan

Banjir genangan terjadi akibat hujan yang berkelebihan pada satuan luas tertentu, sehingga terjadi kelebihan volume air yang secara cepat tidak teralirkan ke saluran drainase alam sehingga menggenang pada wilayah tersebut. Untuk kasus seperti ini banyak terjadi di Manokwari, hal ini disebabkan masih banyaknya jalan yang belum dilengkapi saluran drainase, selain itu pula drainase juga difungsikan ganda (sebagai pembuangan limbah).

Secara sosiologis banjir terjadi karena ada penduduk yang mendiami kawasan tersebut. Pada kondisi alamiah mungkin ada banjir tetapi tidak sampai ke telinga kita sebab tidak ada yang berteriak “banjir”. Dewasa ini banyak kota-kota di Indonesia bahkan di negara lain mengalami musibah banjir. Pada suatu wilayah tertentu yang sebelumnya tidak mengalami banjir yang berarti, tiba-tiba saja tertimpa musibah banjir. Dalam kondisi demikian patut diduga bahwa penyebabnya adalah kerusakan lingkungan, yang ada pada hulunya adalah akibat ulah manusia yang tidak mampu menyeimbangkan antara Pembangunan Dan Kondisi Lingkungan yang ada, dengan perkataan lain keinginan mengejar kebutuhan ekonomi tanpa mempertimbangkan faktor ekologi. Sedangkan penduduk terdesak oleh tekanan ekonomi dalam rangka untuk mempertahankan hidup hari-kehari, namun terdapat juga yang terdesak oleh keinginan meraup kondisi ekonomi yang sangat memuaskan. Selain itu munhgkin saja pada daerah dataran rendah terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut. Kondisi linbgkungan globalpun, yaitu masalah perubahan iklim global (global climate

change) seperti pemanasan global (global warming) dan pengurangan lapisan

ozon (ozone depletion) serta pengerusakan hutan (forest devastation) merupakan isu penting penyebab ketidak seimbangan iklim, yang pada gilirannya sebagai salah satu penyebab terjadinya musibah banjir.

Drainase perkotaan pengelolaan pengalliran air limpasan (run of) yang terjadi akibat hujan yang jatuh pada daerah perkotaan ke dalam sistem pembuangan/drainasealamiah terdekat seperti sungai, danau, dan laut. Sistem drainase yang lengkap terdiri dari sistem saluran drainase serta kolam retensi, retarding basin atau waduk. Dan terkadang dilengkapi dengan pompa yang mungkin digerakan dari tenaga listrik, motor bakar, tenaga surya atau tenaga angina(Belanda).

Dalam perkembangannya drainase tidak saja merupakan suatu sistem pembuangan air lebih (excess water), yaitu limpasan air hujan saja, tetapi juga pembuangan air limbah (waste

water), yang berupa buangan air dari

daerah perumahan dan permukiman lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya baik air hujan, air kotor maupun air lebih lainnya yang mengalir keluar dai kawasan bersangkutan.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, berakibat pada naiknya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya sehingga mengakibatkan bertambahnya buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buanagan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat lebih dikenal sebagai limbah domestic juga menjadi peramasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh pemerintah dan masyarakat. Secara garis besar sistem drainase dibagi menjadi dua sistem, yaitu :

a. Sistem Drainase Mikro (Minor Drainase System)

Sistem drainase mikro adalah jaringan drainase yang melayani suatu kawasan perkotaan yang telah dibangun seperti perumahan, kawasan perdagangan, industri, pasar atau kompleks perkotaan. termasuk pada kaki bukit yang diatasnya sudah terlanjur ada bangunan (dalam hal ini dinyatakan sebagai kondisi khusus) dengan dimensi yang tidak terlalu besar. Saluran-saluran ini akan berada ditepi-teoi jalan dengan luasan sistem ini mencakup sekitar 10 Ha.

b. Sistem Drainase Makro (Major Drainase System)

Sistem drainase makro adalah jaringan drainase dengan dimensi yang cukup besar untuk mengumpulkan air buangan dari jaringan drainase mikro dan menyalurkannya ke sistem pembuangan alami terdekat seperti sungai, danau, dan laut.

Kondisi drainase perkotaan secara umum memperlihatkan konerja yang masih rendah. hal ini dapat dilihat dari mondisi fisik sebagai berikut :

 Masih adaanya rumah tangga yang tidak atau belum memiliki akses ke saluran drainase.

 Sistem drainase yang ada dalam keadaan tergenang atau alirannya lambat dengan kapasitas aliran yang kurang mamadai

 Semakin berkurangnya kantong-kantong air dan bidang-bidang resapan air di daerah perkotaan.

 Pengelolaan drainase yang kurang efektip dilakukan akibat anggaran yang terbatas.

 Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum atas penyelenggaraan terhadap Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang berkaitan dengan sistem drainase.

4.5.2.2 Aspek Teknis

Aspek teknis ini meliputi:  Kondisi Fisik Drainase

 Kapasitas clan Fungsi Saluran

Berdasarkan aspek-aspek teknis tersebut di atas, di Kota Sorong kondisi prasarana drainase yang berfungsi mengalirkan air/genangan air belum berfungsi secara baik. Hal ini disebabkan kondisi saluran drainase yang ada kurang baik dengan kapasitas layanan air buangan yang masih kurang. Selain itu kondisi prasarana drainase yang ada tidak dibangun secara menyeluruh atau hanya dibangun setempatsetempat, hal ini menyebabkan timbungan genangan-genangan air.

Sedangkan dari segi kapasitas saluran yang ada tidak mencukupi untuk mengalirkan air apabila terjadi hujan dalam waktu yang lama. Selain itu beberapa saluran/drainase primer yang ada di Kota Sorong memiliki tingkat sedimentasi yang cukup tinggi.

4.5.2.3 Aspek Kelembagaan

Institusi yang bertanggung jawab pada sector dreanase adalah bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Sorong. Bidang ini mempunyai tugas untuk melaksanakan Perencanaan, Pengawasan, Pengendalian, penyuluhan, bantuan teknik pelaksanaan pengelolaan kegiatan pembangunan, pemelihraan, dan pemanfaatan ssarana dan prasrana, namun dalam pelaksanaan tugas semua fungsi tersebut tidak dapat dilaksanakan seperti pengawasan, pengendalian, penyuluhan dan pemeliharaan. Hal ini dikarenakan fungsi-fungsi tersebut masih ditangani oleh Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan (P2L) dan Bidang Bina Marga untuk Fungsi Pemeliharaan.

4.5.2.4 Aspek Pendanaan

Pendanaan dalam pengelolaan sistem jaringan drainase di Kota Sorong selama ini masih dibiayai oleh dana dari APBD Kota Sorong.

4.5.2.5 Aspek Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan-undangan yang digunakan sebagai pedoman dalam mengatur sistem jaringan drainase di Kabupetan Manokwari belum ada. Namun secara umum pedoman yang digunakan dalam mengatur sistem jaringan drainase adalah sebagai berikut :

 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4.5.2.6 Aspek Peranserta Masyarakat

Peran serta masyarakat di Kota Sorong dalam memelihara dan menjaga saluran atau drainase yang ada cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan kegiatan rutin masyarakat dalam membersihkan saluran baik yang berada di pekarangan sendiri atau saluran yang

4.5.3 Permasalahan Yang Dihadapi

4.5.3.1 Permasalahan Sistem Drainase Yang Ada

Indikasi permasalahan menyangkut isu-isu penting yang terkait dengan program Investasi Jangka Menengah untuk komponen drainase di Kota Sorong, yaitu meliputi :  Kelembagaan

 Genangan

 Kebijakan pembangunan untuk kawasan  Koordinasi pengawasan pembangunan  Kondisi eksisting sistem drainase.

Genangan dengan parameter luas genangan, tinggi genangan dan lamnya genangan merupakan masalah utama yang menjadi fokus perhatian. Terjadinya genangan pada beberapa lokasi di Kota Sorong secara pasti akan menimbulkan permasalahan berkelanjutan pada sistem interaksi sosial, onomi, budaya dan aspek interaksi masyarakat lainnya. Hal ini terjadi pada Ditsrik Masni dimana kawasan pusat kota distrik bila musin hujan tiba terjadi genangan yang mencukup luasan  10 Ha. Genangan ini terjadi karena pada kawasan ini topografinya landai dan sistem drainase yang ada dimensinya kecil dan berkelok-kelok.

Genangan yang terjadi di dalam kota Manokwari lebih banyak dipengaruhi oleh kepdatan penduduk disebagian wilayah Sangeng dan Kelurahan Padarni lebih dari 300 jiwa per Ha, berpotensi terjadinya genangan. Selain itupula sebagian jalan belum dilengkapi dengan saluran drainase, dan sebagian drainase difungsikan ganda untuk pembuangan air limbah dan tingkat kesadaran masyarakat yang suku membuang sampah pada saluran drainase yang ada sehingga terjadi genangan dan banjir.

4.5.3.2 Sasaran Drainase

Sasaran dalam program drainase di Kota Sorong adalah sebagai berikut :  Terbebasnya daerah genangan dari luapan air sungai dan banjir.

Tabel 4.62

Permasalahan dan Upaya Penanganan Tahun 2013 Kota Sorong

Permasalahan yang Yang sudah Yang sedang Yang direncanakan untuk

dihadapi dilakukan dilakukan dilakukan

1 2 3 4 5 6 7

A. Kelembagaan

- Bentuk Instansi Dinas PU

- Dasar Hukum Pembentukan Institusi Bagian Hukum

- SDM SDM masih terbatas - - Peningkatan SDM Dinas PU

B. Teknis Operasional

1 Perencanaan: belum ada - - Akan dibuat master plan, FS, DED Dinas PU

Ketersediaan dokumen perencanaan (master plan, FS dan DED)

2 Peningkatan/Pembangunan Saluran Baru belum merata - - Pembangunan saluran baru Dinas PU

2.a Pemasangan Turap

- Turap Kayu Dinas PU

- Saluran Sekunder Dinas PU

- Saluran Tersier Dinas PU

2.b Pemeliharaan Bangunan Pelengkap

- Gorong-gorong kondisi dan lokasi - pemeliharaan rutin peningkatan pemeliharaan Dinas PU

- Pintu Air - - - - Dinas PU

- Pompa - - Dinas PU

- Talang - - - - Dinas PU

- Jembatan kondisi dan lokasi pemeliharaan rutin peningkatan pemeliharaan Dinas PU

- Waduk Dinas PU

2.c Pembuatan Sumur Resapan - - - pembuatan sumur resapan Dinas PU

Penangung jawab No. Aspek Pengelolaan Drainase

Permasalahan yang Yang sudah Yang sedang Yang direncanakan untuk

dihadapi dilakukan dilakukan dilakukan

1 2 3 4 5 6 7

3 Operasi dan Pemeliharaan Rutin Dinas PU

3.a Pengerukan Saluran

- Primer Sedimentasi Tinggi - pengerukan saluran peningkatan O & P Dinas PU

- Sekunder Sedimentasi Tinggi - pengerukan saluran peningkatan O & P Dinas PU

- Tersier Sedimentasi Tinggi - pengerukan saluran peningkatan O & P Dinas PU

3.b Pemasangan Turap

- Turap Kayu - - - - Dinas PU

- Turap Beton/Beton bertulang - - - Dinas PU

3.c Pemeliharaan Saluran

- Primer - - pemeliharaan rutin pemeliharaan rutin Dinas PU

- Sekunder - - pemeliharaan rutin pemeliharaan rutin Dinas PU

- Tersier - - pemeliharaan rutin pemeliharaan rutin Dinas PU

3.d Pemeliharaan Bangunan Pelengkap

- Gorong-gorong - - - - Dinas PU

- Pintu Air - - - - Dinas PU

- Pompa - - - - Dinas PU

- Talang - - - - Dinas PU

- Jembatan - - - - Dinas PU

- Waduk - - - - Dinas PU

4 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan 4.a Pemasangan Turap

- Turap Kayu - - - - Dinas PU

- Turap Beton/Beton bertulang - - - - Dinas PU

- Batu Kali/Batu Bata - - - - Dinas PU

4.b Rehabilitasi Saluran

- Primer tanah labil & sedimentasi - rehabilitasi rehabilitasi, operasi & pemeliharaan Dinas PU - Sekunder tanah labil & sedimentasi - rehabilitasi rehabilitasi, operasi & pemeliharaan Dinas PU - Tersier tanah labil & sedimentasi - rehabilitasi rehabilitasi, operasi & pemeliharaan Dinas PU No. Aspek Pengelolaan Drainase

Tindakan

Permasalahan yang Yang sudah Yang sedang Yang direncanakan untuk dihadapi dilakukan dilakukan dilakukan

1 2 3 4 5 6 7

4.c Rehabilitasi Bangunan Pelengkap

- Gorong-gorong - - - - Dinas PU

- Pintu Air - - - - Dinas PU

- Pompa - - - - Dinas PU

- Talang - - - - Dinas PU

- Jembatan kondisi rusak berat - rehabilitasi rehabilitasi, operasi & pemeliharaan Dinas PU

- Waduk - - - - Dinas PU

C. Pembiayaan BKD

- Sumber-sumber pembiayaan BKD

- Alokasi APBD