• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.2 Profil Pembangunan Permukiman Kondisi Umum Gambaran Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4.1.2 Profil Pembangunan Permukiman Kondisi Umum Gambaran Umum"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

a

a

b

b

I

I

V

V

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

I

I

N

N

V

V

E

E

S

S

T

T

A

A

S

S

I

I

I

I

N

N

F

F

R

R

A

A

S

S

T

T

R

R

U

U

K

K

T

T

U

U

R

R

4.1 Rencana Pengembangan Permukiman

4.1.1 Petunjuk Umum

engembangan permukiman adalah rangkaian kegiatan yang bersifat multisektor meliputi kegiatan pengembangan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman lama baik di perkotaan (kecil, sedang, besar dan metropolitan), di pedesaan (termasuk daerah-daerah tertinggal dan terpencil) maupun kawasan-kawasan tertentu di Kota Sorong.

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) :

 Sebagai skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan rencana sektor terkait bidang perumahan dan permukiman (antara lain, pertanahan, perumahan, pembiayaan, prasarana/sarana).

 Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pelaku dan penyelenggara perumahan adan permukiman (pemerintah, swasta dan masyarakat)

4.1.2 Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1 Kondisi Umum

Rencana program pemukiman di Kota Sorong meliputi kawasan perkotaan dalam hal ini Kota Sorong dan pedesaan di distrik-distrik yang ada di Kota Sorong.

4.1.2.1.1 Gambaran Umum

Wilayah Kota Sorong meliputi wilayah daratan, lautan dan gugusan pulau-pulau, yang dikategorikan sebagai Wilayah Sorong Daratan dan Wilayah Sorong Lautan. Wilayah Sorong Daratan adalah Sorong sebagai pusat kota yang merupakan bagian langsung dari pulau Papua, sedangkan Wilayah Sorong Lautan adalah gugusan pulau-pulau yang masih dalam wilayah Kota Sorong.

Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah administratif Kota Sorong yang terbagi atas Kecamatan/distrik Sorong Barat dan Kecamatan/distrik Sorong Timur. Berdasar Undang-undang Nomor 45 Tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999 tentang “Pembentukan Propinsi Irian Jaya Tengah, Propinsi Irian Jaya Barat, Kota Paniai, Kota Mimika, Kota Puncak Jaya dan Kota Sorong” luas keseluruhan Wilayah Kota Sorong adalah 110.500 Ha (1.105 km2). Sedangkan luas masing-masing kecamatan dan kelurahan didasarkan atas Perda No. 6 dan Perda No. 7 Tahun 2001 yang merupakan luas efektif Kota Sorong yang digunakan untuk kegiatan perkotaan, yaitu seluas 27.649,32 hektar. Adapun luas Wilayah Kecamatan / Distrik Sorong Barat seluas 6.232,22 hektar dan Kecamatan/distrik Sorong Timur seluas 21.417,09 hektar, seperti terlihat pada tabel 4.1.

(2)

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Sorong

No Kelurahan/kampung Luas Wilayah (ha) Km2 Persentase

1 Tanjung Kasuari 515,94 5,16 7,18

2 Rufei 615,90 6,16 8,57

3 Klabala 633,16 6,33 8,81

4 Kampung Baru 133,05 1,33 1,85

5 Doom 104,21 1,04 1,45

Luas Kec. Sorong Barat 6232,22 62,32

6 Klaligi 212,85 2,13 2,96 7 Klademak 343,65 3,44 4,78 8 Remu Utara 153,15 1,53 2,13 9 Remu Selatan 604,37 6,04 8,41 10 Klagete 127,67 1,28 1,78 11 Malainkedi 117,71 1,18 1,64 12 Malanu 358,03 3,58 4,98 13 Klawuyuk 549,49 5,49 7,65 14 Klasaman 2717,31 27,17 37,81

Luas Kec. Sorong Timur 21417,09 214,17

Luas Kota Sorong 27649,32 276,49 100,00

Sumber: Perda No. 6 dan Perda No. 7 Tahun 2001

Secara geografis Kota Sorong berada dalam Propinsi Irian Jaya yang terletak di sebelah barat Propinsi Papua. Kota Sorong yang terletak pada 131015’BT dan 0054’ LS berada pada posisi yang sangat strategis di daerah Kepala Burung yang merupakan pintu masuk dan keluar Propinsi Papua, dengan batas geografis :

Sebelah Barat : Selat Dampir

Sebelah Utara : Kecamatan Makbon dan Selat Dampir Sebelah Timur : Kecamatan Makbon, Kota Sorong

Sebelah Selatan : Kecamatan Aimas dan Kecamatan Salawati, Kab. Sorong Lingkup wilayah Kota Sorong dapat dilihat pada gambar 4.1.

4.1.2.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

Prasarana dan sarana merupakan kelengkapan dasar fisik yang harus dimiliki oleh setiap perumahan dan permukiman baik itu yang terletak di perkotaan.

4.1.2.1.3 Aspek Pendanaan

Aspek pendanaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman. Dilihat dari kemampuan masyarakat yang ada di Kota Sorong dalam hal pendanaan PSD permukiman sangat kecil. Sejauh ini pendanaan atau pembiayaan PSD masih sepenuhnya dilakukan oleh Pemerintah daerah dan pihak Swasta.

4.1.2.1.4 Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan permukiman. Di Kota Sorong lembaga yang mengelola permukiman adalah sebagai berikut :

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) berfungsi sebagai :

 Memberikan arahan, kebijakan dan strategi dalam pengusulan pembangunan permukiman

 Merumuskan program pembangunan permukiman b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) berfungsi sebagai :

 Instansi teknis pengelola permukiman

 Penyiapan prasarana dan sarana permukiman

 Memberikan pembinaan dan pengaturan dalam hal pengelolaan permukiman c. Pihak Swasta berfungsi sebagai :

 Melaksanakan pembangunan perumahan dan permukiman

4.1.2.2 Sasaran

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya permukiman yang layak huni.

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KOTA SORONG

Gambar 4.1 Peta Lingkup Wilayah

(4)

Tabel 4.1

PSD Permukiman Skala Besar Yang Ada Di Kota Sorong Tahun 2008

No. Pengelola/PSD Satuan Jumlah Kondisi Tingkat Pelayanan% KK Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1 Masyarakat

1 Jalan lingkungan M 20.000 Sedang 20 Sorong Barat

2 Saluran air hujan M3 35.000 Buruk 1 Sorong Timur

3 Prasarana Air Minum l/det 50 Sedang 10 Sorong

4 Prasarana Air Limbah Sorong Kepulauan

a.  On-site Unit 10.000 Baik 15 Sorong Utara

b.  Off-site Unit - - 5

5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit 6 Buruk

-2 Swasta

1 Jalan lingkungan M - -

-2 Saluran air hujan M3 - -

-3 Prasarana Air Minum l/det - -

-4 Prasarana Air Limbah

a.  On-site Unit - -

b.  Off-site Unit - -

-5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit - -

-3 Perumahan

1 Jalan lingkungan M 2.000 Sedang 30 KM 10

2 Saluran air hujan M3 1.000 Baik 30 KM 11

3 Prasarana Air Minum l/det 10 Sedang 35

4 Prasarana Air Limbah

a.  On-site Unit 500 Sedang 50

b.  Off-site Unit - - -

-5 Prasarana dan Sarana Persampahan Unit 5 Baik 20

-4 Pemerintah

1 Jalan lingkungan M 4.500 Sedang 20 Sorong Barat

2 Saluran air hujan M3 300 Sedang 20 Sorong Timur

3 Prasarana Air Minum l/det 10 Sedang 15 Sorong

4 Prasarana Air Limbah Sorong Kepulauan

a.  On-site Unit 150 Sedang 15 Sorong Utara

b.  Off-site Unit - -

(5)

Tabel 4.2

Parameter Teknis Wilayah di Kota Sorong Tahun 2008

No Uraian Besaran Keterangan

1 2 3 4

KARAKTERISTIK FISIK KOTA

1 Jumlah penduduk : 157.568 jiwa 5 distrik

Tingkat kepadatan :

-       Tinggi (≥ 200 jiwa/ha) -    Ha

--       Sedang (100-200 jiwa/ha) 600 Ha

--       Rendah (50-200 jiwa/ha) 2.000 Ha

-2 Tipe bangunan :

-       Permanen 3.502 unit

--       Semi permanen 10.505 unit

--       Tidak permanen 21.009 unit

-3 Jenis tanah Alluvial hasil uji tanah

4 permeabilitas tanah

5 Tinggi muka air tanah M

6 Ketinggian dan kemiringan lahan (topografi) 0-45% Bervariasi

7 Badan air :

-       Sumber Air Sungai Remu

-Mata Air Malanu I Mata Air Malanu II Mata Air Malanu III

Intake Rufei I Intake Rufei II

-       Peruntukan Suplay air bersih

--       Debit Liter/dtk

-       Kualitas BOD mg/ltr

COD mg/ltr

B. TINGKAT PENYEDIAAN AIR BERSIH

1 perpipaan 25%

-8.316 KK

-2 Non perpipaan 75%

(6)

-Tabel 4.3

Permasalahan yang dihadapi Komponen Pembangunan PSD Permukiman Kota Sorong

Tahun 2008

No. Kondisi Sistem Target Renc. Strategi Besaran Keterangan

yang Ada Nasional Pembangunan Permasalahan

Kota A. TEKNIS - - - Status Tanah -B. KELEMBAGAAN

- - - Belum ada lembaga khusus

-- yang menangani pembangunan

- permukiman

C. KEUANGAN

- - - Diperlukan dana yang besar

-D. PROMOSI - - -

(7)

-4.1.3 Permasalahan pembangunan Permukiman

4.1.3.1 Analisis Permasalahan, Alternatif Pemecahan

dan Rekomendasi

Permasalahan pembangunan permukiman yang ada di Kota Sorong adalah sebagai berikut :

 Lahan untuk pembangunan perumahan  Struktur tanah  Topografi  Pembiayaan/pendanaan  Geografis wilayah  Kelembagaan  Sumberdaya Manusia

4.1.4 Usulan Pembangunan Permukiman

Untuk meningkatkan kualitas hidup dan menunjang kegiatan masyarakat di Kota Sorong, maka perlu diusulkan pembangunan permukiman. Adapun usulan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

4.1.4.1 Sistem

Infrastruktur

Permukiman

Yang

Diusulkan

Sistem infrastruktur permukiman yang diusulkan antara lain :  Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan  Pembangunan dan pemeliharaan jaringan drainase

 Pembangunan jaringan air bersih  Pembangunan sistem air limbah

 Pembangunan sistem pengolahan persampahan  Penataan bangunan dan lingkungan

4.1.4.2 Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS

Permukiman

Usulan dan prioritas program pembangunan PSD RSH disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai dengan prioritas program, meliputi kegiatan :

 Pembangunan jalan lingkungan/setapak yang menghubungkan antar rumah-rumah (RSH)

 Pembangunan saluran air hujan lingkungan (saluran yang menampung air hujan dari rumah-rumah)

 Pembangunan jaringan air minum perpipaan (jaringan distribusi ke rumah-rumah)  Pembangunan sistem pengolahan air limbah

Usulan Dan Prioritas Proyek Pembangunan PSD RSH

Merinci masing-masing proyek yang diprogramkan dalam kegiatan-kegiatan yang secara spesifik memperlihatkan:

 Kelayakan teknis

 Kelayakan ekonomi/keuangan  Kelayakan sosial

 Kelayakan lingkungan 1) Gambaran umum

Jelaskan cakupan perbaikan kawasan permukiman yang ditangani masyarakat, swasta, pemerintah, serta pembangunan peremajaan kawasan yang ada. 2) Prasarana dan sarana dasar kawasan permukiman

Uraikan secara sistematis jumlah, macam dan kondisi PSD kawasan permukiman yang ada.

(8)

Tabel 4.4

Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah PSD Permukiman Kota Sorong

Tahun 2008 Parameter yang Dibandingkan - - - -- - - -- - - -- - -

-No. Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

(9)

Tabel 4.5

Sistem PSD Permukiman yang Diusulkan

No Uraian Kondisi saat ini TA 2008 Kondisi akhir PJM TA 2008 Keterangan

1 2 3 4 5

1. Jalan lingkungan Kurang memadai Kurang memadai Diperlukan pembangunan, Peningkatan dan pemeliharaan

- Pembangunan

- Peningkatan -  

- Pemeliharaan -  

-  

2. Drainase Kurang memadai Kurang memadai Diperlukan pembangunan dan pemeliharaan

- Pembangunan drainase

- Pemeliharaan drainase

-  

3. Air bersih Kurang memadai Kurang memadai Diperlukan pembangunan dan pemeliharaan

- Pembangunan prasarana air bersih

- Pembangunan hidran umum

4. Persampahan Kurang memadai Kurang memadai Diperlukan sarana dan prasarana persampahan

- Pengadaan alat angkut (truk sampah)

- Pengadaan container

- Pengadaan tanah untuk lokasi TPA & TPS

-  

5. Air Limbah Kurang memadai Kurang memadai Diperlukan pembangunan dan pemeliharaan

- Pembangunan prasarana pengelolaan air limbah

- Pembuatan septik tank komunal

6. Penataan Bangunan dan Lingkungan - Penyusunan RTBL

(10)

Tabel 4.6

Usulan dan Prioritas Program Penyediaan Perumahan dan Permukiman, Komponen Pembangunan PSD Permukiman

Kota Sorong

Pusat Propinsi Kabupaten Masy. Swasta

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 JALAN LINGKUNGAN

-     Pemb. Jalan lingkungan 94.00 km 500.000.000 47.000.000.000 - Kota 32.900.000.000 9.400.000.000 4.700.000.000 - - --     Peningkatan jalan lingkungan 40.00 km 600.000.000 24.000.000.000 Sorong 16.800.000.000 4.800.000.000 2.400.000.000 - - --     Pemeliharaan jalan lingkungan 20.00 km 50.000.000 1.000.000.000 700.000.000 200.000.000 100.000.000 - - --     Pembuatan gorong-gorong beton 30.00 km 1.300.000 39.000.000 27.300.000 7.800.000 3.900.000 - - --     Pembutan gorong-gorong kayu 188.00 bh 8.000.000 1.504.000.000 1.052.800.000 300.800.000 150.400.000 - -

-JUMLAH - - 73.543.000.000 51.480.100.000 14.708.600.000 7.354.300.000 - -

-2 DRAINASE

-    Pembangunan jaringan drainase 4.136.00 m3 70.000 289.520.000 - Kota 202.664.000 57.904.000 28.952.000 - -

(drainase tanah) Sorong

-    Peningkatan jaringan drainase 135.360.00 m3 1.300.000 175.968.000.000 123.177.600.000 35.193.600.000 17.596.800.000 - - (pasangan batu)

-    Pemeliharaan jaringan drainase 40.00 m3 5.000.000 200.000.000 140.000.000 40.000.000 20.000.000 - - -JUMLAH - - 176.457.520.000 123.520.264.000 35.291.504.000 17.645.752.000

3 AIR BERSIH

-    Penyusunan masterplan air bersih - - - - Kota - - -

--    Penyediaan PS air bersih: Sorong

-    Pemb. Jaringan induk 20.000.00 m3 200.000 4.000.000.000 2.800.000.000 800.000.000 400.000.000 - - --    Pemb. Jaringan sekunder 30.000.00 m3 175.000 5.250.000.000 3.675.000.000 1.050.000.000 525.000.000 - - --    Pemb. Sambungan rumah (SR) 3.000.00 unit 500.000 1.500.000.000 1.050.000.000 300.000.000 150.000.000 - - --    Pembangunan intake:

-   Pemb. Pengelolaan air - - -

--   Pemb. Sumur bor 2.00 pkt 50.000.000 100.000.000 70.000.000 20.000.000 10.000.000 - -

--    Pembuatan reservoir 2.00 bh 200.000.000 400.000.000 280.000.000 80.000.000 40.000.000 - -

--    Pengadaan Hydrant Umum (HU) 20.00 bh 15.000.000 300.000.000 210.000.000 60.000.000 30.000.000 - - --    Pengadaan alat angkut

-   Truk tangki air - - -

-JUMLAH - - 11.550.000.000 8.085.000.000 2.310.000.000 1.155.000.000 - -

(11)

Pusat Propinsi Kabupaten Masy. Swasta

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 PERSAMPAHAN

- Penyusunan masterplan Sampah - - - - Kota - - -

--     Peningkatan institusi dan SDM 1.00 pkt 400.000.000 400.000.000 Sorong 280.000.000 80.000.000 40.000.000 - - --     Pengembangan perencanaan dan 1.00 pkt 300.000.000 300.000.000 210.000.000 60.000.000 30.000.000 - - Program

-     Pengadaan tanah - -

--   Lokasi TPA - - -

--   Lokasi TPS - - - - - - - -

--    Pengadaan alat angkut -

--   Dump truk - - -

--   Arm roll truk - - -

--   Container 8.00 unit 100.000.000 800.000.000 560.000.000 160.000.000 80.000.000

--   Alat berat (bulldozer) - - -

--   Alat berat (exalator) - - -

--    Pengadaan alat/pewadahan

-   Tong sampah 400.00 bh 150.000 60.000.000 42.000.000 12.000.000 6.000.000 -

--   Gerobak sampah 200.00 bh 200.000 40.000.000 28.000.000 8.000.000 4.000.000 - -

--    Pembangunan tempat pengelolaan -

--   Pengomposan - - -

--   Daur ulang - - -

-JUMLAH - - 1.600.000.000 1.120.000.000 320.000.000 160.000.000 - -

-5 AIR LIMBAH -

- Peningkatan institusi dan SDM 1.00 pkt 400.000.000 400.000.000 - Kota 280.000.000 80.000.000 40.000.000 - -

- Pengembangan pengelolaan Sorong

System On-Site.

- Penyusunanan masterplan FS,DED - - -

- Penyediaan sarana sanitasi 600.00 unit 5.000.000 3.000.000.000 2.100.000.000 600.000.000 300.000.000 - - system On-Site

- Pembangunan PS sanitasi system 1.00 pkt 2.000.000.000 2.000.000.000 1.400.000.000 400.000.000 200.000.000 - - On-Site berbasis masyarakat

- Penyediaan prasarana pengumpul - - - - - - - -

tinja (truk tinja)

- Pembangunan instalasi pengolahan - - - - - - - -

lumpur tinja (IPLT)

3

Biaya Lokasi Tahun Ket

(12)

Pusat Propinsi Kabupaten Masy. Swasta

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

- Peningkatan Operasi dan liharaan

- IPLT 1.00 pkt 200.000.000 200.000.000 - Kota 140.00.000 40.000.000 20.000.000

- Truk Tinja Sorong

- Pengembangan Pengolahan Sanitasi Sistem Off-site

- Penyediaan sambungan rumah 200 unit 25.000.000 5.000.000.000 3.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 - Pembangunan :

- Sistem Jaringan Pengumpul 20.000 m2 250.000 5.000.000.000 3.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 Perpipaan

- IPAL

- Pembangunan PS Sanitasi Sistem 1 pkt 2.000.000.000 2.000.000.000 1.400.000.000 400.000.000 200.000.000 Off-site berbasis masyarakat

- Pembangunan PS air limbah 1 pkt 1.000.000.000 1.000.000.000 700.000.000 200.000.000 100.000.000 mendukung kawasan RSH

- Rehabilitasi Peningkatan kapasitas

- Jaringan perpipaan 1 pkt 800.000.000 800.000.000 560.000.000 160.000.000 80.000.000 - Kapasitas IPAL 1 pkt 400.000.000 400.000.000 280.000.000 80.000.000 40.000.000 - Peningkatan Operasi dan

Pemeliharaan

- Sistem Jaringan Perpipaan 1 pkt 200.000.000 200.000.000 140.000.000 40.000.000 20.000.000

- IPAL 1 pkt 200.000.000 200.000.000 140.000.000 40.000.000 20.000.000

JUMLAH 20.200.000.000 14.000.000.000 4.040.000.000 2.020.000.000

Ket

3

Harga satuan Biaya Lokasi Tahun

(13)

Pusat Propinsi Kabupaten Masy. Swasta

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

6 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

- Peningkatan Kualitas SDM

- Penyusunan Bangunan Standar 1 pkt 500.000.000 500.000.000 - Kota 500.000.000 - Gempa di Kota Sorong 1 pkt 500.000.000 500.000.000 Sorong

- Penyusunan RTBL 1 pkt 500.000.000 500.000.000 - Percontohan Prasarana dan Sarana RISPK/RIK 1 pkt 400.000.000 400.000.000 - Revitalisasi Kawasan 1 pkt 500.000.000 500.000.000 - Percontohan RTH 1 pkt 5.600.000.000 5.600.000.000 - Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan 1 pkt 300.000.000 300.000.000 7 PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

PERUMAHAN

- Dukungan PSD Penataan Lingkungan 1 pkt 38.800.000.000 38.800.000.000 Permukiman Tradisional/Bersejarah

- Dukungan PSD Lingkungan Permukiman 1 pkt 113.200.000.000 113.200.000.000 Kumuh

- Dukungan PSD Lingkungan Permukiman 1 pkt 64.620.000.000 64.620.000.000 Nelayan

JUMLAH 224.920.000.000 224.920.000.000 500.000.000 -

-IV-16 Ket

Harga satuan Biaya Lokasi Tahun

3

No Kegiatan Pokok Vol.

Tabel 4.7

Usulan Pembiayaan Proyek Penyiapan Perumahan dan Permukiman Komponen PSD Permukiman

Kota Sorong

No.

Kegiatan

Total

Pusat

Pemda

Masyarakat

Ket.

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

-

-

-

-

-

-

--

-

-

-

-

-

--

-

-

-

-

-

(14)

Tabel 4.8

PSD Kawasan Permukiman (sangat kumuh) yang ada Kota Sorong Tahun 2009

Tingkat Pelayanan % KK

1. MASYARAKAT

1. Jalan Lingkungan m3 - - -

-2. Saluran Air Hujan l/det - - -

-3. Prasarana Air Minum - - -

-4. Prasarana Air Limbah - - -

a. On-Site unit - - -

b. Off-Site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana unit - - -

Persampahan

2. SWASTA

1. Jalan Lingkungan m - - -

-2. Saluran Air Hujan m3 - - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah - - -

a. On-Site unit - - -

b. Off-Site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana unit - - -

Persampahan

Keterangan Pengelola PSD

(15)

3. PERUMNAS

1. Jalan Lingkungan m - - -

-2. Saluran Air Hujan m3 - - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah - - -

a. On-Site unit - - -

b. Off-Site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana unit - - -

Persampahan

4. PEMERINTAH

1. Jalan Poros m - - -

-2. Saluran Air Hujan m3 - - -

-3. Prasarana Air Minum l/det - - -

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-Site unit - - -

b. Off-Site unit - - -

-5. Prasarana dan Sarana unit - - -

(16)

3) Parameter Teknis Wilayah

Memberikan dasar rasionalitas sistem yang secara teknis berdasarkan karakteristik wilayah dan standar yang berlaku terutama kondisi permukiman di wilayah kawasan yang perlu adanya perbaikan terutama lingkungan permukiman.

4) Aspek Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat, swasta, pemerintah dalam peremajaan PSD Kawasan permukiman sangat kumuh serta pembiayaan operasi dan pemeliharaannya.

5) Aspek Kelembagaan

Menguraikan kemampuan institusi peremajaan PSD kawasan permukiman sangat kumuh (masyarakat, swasta, pemerintah) dikaitkan dengan kondisi yang ada.

Permasalahan Yang Dihadapi

1) Sasaran Peremajaan PSD Kawasan kumuh

Menjelaskan target yang harus dicapai dalam peremajaan PSD kawasan permukiman sangat kumuh yang terdiri dari:

a. Target Nasional  Target RPJM

- Kebijakan dan Strategi peremajaan PSD Kawasan permukiman sangat kumuh dari segi teknis, pendanaan dan pelaksanaan.

b. Terwujudnya Pembangunan Kota

 Menunjang terwujudnya Rencana Pembangunan Kota  Menunjang terlaksananya Strategi Pembangunan Kota 2) Rumusan masalah

Menguraikan besaran masalah yang dihadapi atau tantangan yang harus diselesaikan melalui peremajaan PSD Kawasan permukiman sangat kumuh, dengan membandingkan antara kondisi yang ada dan sasaran peremajaan PSD kawasan permukiman sangat kumuh, baik dari segi teknis, kelembagaan dan keuangan.

Analisis Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi

1) Analisis Permasalahan

Kawasan kumuh di Kota Sorong sebagian besar merupakan wilayah yang berada di pinggir pantai terutama di Klademak Pantai dan Boswesen

2) Alternatif pemecahan persoalan dan rekomendasi Perlu adanya penataan di kawasan tersebut.

Sistem PSD Peremajaan Kawasan Permukiman

Sistem PSD peremajaan kawasan permukiman : Perbaikan lingkungan permukiman; Penyediaan air bersih; Pengelolaan air limbah; dan Pengelolaan persampahan.

Usulan dan Prioritas Program Peremajaan Kawasan

Usulan program ini disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai dengan kebijaksanaan prioritas program, meliputi kegiatan:

 Identifikasi program penanganan  Pemantapan program dan DED

 Peremajaan/pembangunan jalan lingkungan

 Peremajaan/pembangunan saluran air hujan/drainase

 Peremajaan/pembangunan prasarana dan sarana persampahan  Peremajaan/pembangunan prasarana air minum

Usulan dan Prioritas Proyek Peremajaan Psd Kawasan Sangat Kumuh

Merinci masing-masing proyek yang diprogramkan dalam kegiatankegiatan yang secara spesifik memperlihatkan:

 Kelayakan teknis

 Kelayakan ekonomi/keuangan  Kelayakan sosial

 Kelayakan lingkungan

Masing-masing paket proyek disusun dengan memperhatikan fungsionalisasi proyek yang akan dilaksanakan, disusun berdasarkan urutan prioritas penanganan, sehingga diperoleh paket-paket proyek fungsional.

(17)

Tabel 4.9

Parameter Teknis Wilayah Kota Sorong Tahun 2008

No.

Uraian

Besaran

Keterangan

1 Perlu perbaikan lingkungan

60 Ha

- Klademak

permukiman kumuh di Kota

- Boswesen

Sorong yang merupakan

Ibukota

Tabel 4.10

Permasalahan yang Dihadapi Kota Sorong Tahun 2008

Rencana

Strategi

Pembangunan

Kota

A

TEKNIS

-

-

-

-B

KELEMBAGAAN

-

-

-

-C

KEUANGAN

-

-

-

-D PROMOSI

-

-

-

-Kondisi sistem

yang ada

Target

Nasional

Besaran Permasalahan Keterangan

No.

(18)

Tabel 4.11

Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah PSD Kawasan Permukiman Sangat Kumuh di

Kota Sorong Tahun 2008

Parameter yang diperbandingkan - - - -- - - -- - - -- - - -- - - -Alternatif 3 -Alternatif 4

No. Satuan Alternatif 1 Alternatif 2

- = Data Tidak Tersedia

Tabel 4.12

Sistem Prasarana dan Sarana Komponen Peremajaan Kawasan Permukiman Kota Sorong

- - - - -- - - - -- - - - -- - - - -- - - - -- - - -

-No. Uraian Kondisi SaatIni TA .... Kondisi Akhir PJMTA ... Keterangan

(19)

Tabel 4.13

Usulan dan Prioritas Program Peremajaan Kawasan Permukiman, Komponen Permukiman sangat kumuh

Kota Sorong

Vo

l

Bi

ay

a

Vo

l

Bi

ay

a

Vo

l

Bi

ay

a

Vo

l

Bi

ay

a

Vo

l

Bi

ay

a

20

%

Kl

as

ifi

ka

si

Ta

ng

gu

ng

Ja

w

ab

Ke

te

ra

ng

an

K

la

de

m

ak

P

an

ta

i

Bo

sw

es

en

BA

PP

ED

A,

D

PU

No

.

20

%

20

%

20

%

Vo

lu

m

e

H

ar

ga

S

at

ua

n

(R

p.

)

Sa

tu

an

Ke

gi

at

an

20

%

Lo

ka

si

Bi

ay

a

(R

p.

)

60

0.

00

0.

00

0

Pe

rb

ai

ka

n

Li

ng

ku

ng

an

Pe

rm

uk

im

an

K

um

uh

Se

pa

nj

an

g

Te

lu

k

Sa

w

ai

bu

10

.0

00

.0

00

60

H

a

(20)

Pembiayaan Proyek Komponen PSD Peremajaan Kawasan Permukiman

Pembiayaan proyek berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing-masing pemerintah Kota, pusat, swasta dan masyarakat.

a) Peningkatan Kualitas Permukiman Kondisi Yang Ada

1) Gambaran umum

Sub Kawasan Klademak Pantai yang berbatasan langsung dengan laut. Kondisi eksistingnya saat ini cenderung berkesan kumuh menyerupai slum, karena kepadatan bangunan yang tinggi dan tidak tertata deengan baik serta fasilitas yang kurang lengkap. Bangunan-bangunan dikampung ini tidak semuanya berada di daratan, beberapa berada di atas air terkait dengan budaya hidup penduduknya yang bermatapencaharian sebagai nelayan.

Tabel 4.14 Usulan Pembiayaan

Proyek : Pengembangan Permukiman

Komponen : PSD Peremajaan Kawasan Permukiman

Kota Sorong : Sorong

Pemerintah Pemerintah Swasta/

Provinsi Kabupaten/Kota Masyarakat

1 Perbaikan 600.000.000 Lokasi :

lingkungan Klademak Pantai

permukiman Boswesen

kumuh

Total Pusat Ket.

No. Kegiatan

Keadaan kampung yang kumuh ini, jika dibiarkan terus berkembang tanpa adanya arahan yang baik dapat mengancam kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungannya sendiri.

Revitalisasi permukiman tetap dipertahankan karakter fisik dan aktivitasnya karena diharapkan akan dapat memberikan keunikan pada kawasan.. Untuk itu arah pengembangannya diupayakan untuk tidak banyak melakukan perubahan pada fisik sehingga karekter sub kawasan tetap terjaga sehinga lebih difokuskan pada

 Perbaikan lingkungan fisik melalui perbaikan kualitas lingkungan kampung secara menyeluruh.

 Pembangunan masyarakat melalui penumbuhan motivasi dan kemandirian untuk dapat mengimplementasikan pembangunan yang berkelanjutan.

 Pengembangan bisnis skala kecil dan menengah dengan membangun peluang kerja bagi masyarakat sekitar guna meningkatkan kondisi ekonomi lokal.

 Perbaikan permukiman dengan peningkatan kondisi fisik dan legalitas rumah. 2) Peningkatan kualitas permukiman yang ditunjukkan dengan Tabel kegiatan

peningkatan kualitas permukiman yang ada Kota Sorong Tahun 2007 3) Parameter Teknis Wilayah

Memberikan dasar rasionalitas sistem yang secara teknis berdasarkan karakteristik wilayah dan standar yang berlaku.

4) Aspek Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat, swasta, perumnas, pemerintah dalam peningkatan kualitas permukiman, serta pembiayaan operasi dan pemeliharaannya.

5) Aspek Kelembagaan

Menguraikan kemampuan institusi dalam peningkatan kualitas permukiman dikaitkan dengan kondisi yang ada.

Permasalahan Yang Dihadapi

1) Sasaran peningkatan kualitas permukiman

Menjelaskan target yang harus dicapai dalam pembangunan rumah susun sederhana sewa yang terdiri dari:

 Target RPJM 2) Rumusan masalah

Menguraikan besaran masalah yang dihadapi atau tantangan yang harus diselesaikan dalam peningkatan kualitas permukiman, dengan membandingkan antara kondisi permukiman yang ada dan sasaran peningkatan kualitas permukiman, baik dari segi teknis, kelembagaan dan keuangan.

Analisis Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi

1) Analisis Permasalahan

Perkembangan Kota Sorong terutama di Kota Sorong, yang berkembang dari Ibukota Kota menjadi Ibukota Provinsi menyebabkan tingkat perkembangan kota

(21)

menjadi tinggi di kawasan ini, salah satunya adalah arus urbanisasi yang bekerja sebagai pegawai baik pegawai negeri maupun pegawai swasta.

2) Alternatif pemecahan persoalan dan rekomendasi

Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dibangun kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman.

Usulan Dan Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman

Usulan dan prioritas peningkatan kualitas permukiman disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai dengan prioritas program.

Selanjutnya merinci masing-masing proyek yang diprogramkan dalam kegiatan-kegiatan yang secara spesifik memperlihatkan:

 Kelayakan teknis

 Kelayakan ekonomi/keuangan  Kelayakan sosial

 Kelayakan lingkungan

4.1.4.3 Contoh

Kerangka

Dasar

Pengembangan

Permukiman

1. Program Pengembangan Permukiman Perkotaan

Program Kerangka Dasar Pengembangan Kawasan Perumahan

RSH/PNS/TNI/POLRI Kondisi Yang Ada

1) Gambaran umum

Menjelaskan cakupan pembangunan RSH bagi PNS/TNI, POLRI/Pekerja yang ditangani oleh masyarakat, swasta, pemerintah yang ada.

2) Prasarana dan Sarana Dasar RSH bagi PNS/TNI, POLRI/Pekerja. Ditunjukkan dengan Tabel PSD RSH PNS/TNI, POLRI/Pekerja yang ada Kota Sorong Tahun 2007.

3) Parameter Teknis Wilayah

Memberikan dasar rasional sistem yang secara teknis berdasarkan karakteristik wilayah dan standar yang berlaku.

Disajikan di dalam Tabel Parameter Teknis Wilayah Kota Sorong Tahun

4) Aspek Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat, swasta, perumnas, pemerintah dalam pembangunan PSD RSH, serta pembiayaan operasi dan pemeliharaannya.

5) Aspek Kelembagaan

Menguraikan kemampuan institusi pembangunan PSD RSH (masyarakat, swasta, pemerintah) dikaitkan dengan kondisi yang ada.

Permasalahan Yang Dihadapi

1) Sasaran pembangunan PSD RSH

Menjelaskan target yang harus dicapai dalam pembangunan PSD RSH terdiri dari:

 Target RPJM

 Terwujudnya Pembangunan Kota

a) Menunjang terwujudnya Rencana Pembangunan Kota b) Menunjang terlaksananya Strategi Pembangunan Kota 2) Rumusan Masalah

Menguraikan besaran masalah yang dihadapi atau tantangan yang harus diselesaikan melalui PSD RSH, dengan membandingkan antara kondisi yang ada dan sasaran pembangunan PSD RSH, baik dari segi teknis, kelembagaan dan keuangan.

Analisis Permasalahan, Alternatif Pemecahan Dan Rekomendasi 1) Analisis Permasalahan

Melakukan analisis untuk mencari persoalan sebenarnya dari kebutuhan PSD RSH sehingga memadai bagi Kota Sorong saat ini.

2) Alternatif Pemecahan Persoalan dan Rekomendasi

Menguraikan beberapa alternatif untuk pemecahan persoalan di atas, membandingkan alternatif tersebut dari aspek teknis dan biaya, kemudian merumuskan alternatif yang direkomendasikan.

(22)

Tabel 4.15

PSD RSH PNS/TNI/POLRI/Pekerja yang ada Kota Sorong Tahun 2008

Tingkat

Pelayanan

% KK

MASYARAKAT

1. Jalan Lingkungan

m

-

-

-

-2. Saluran Air Hujan

m

3

-

-

-

-3. Prasarana Air Minum

l/det

-

-

-

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site

unit

-

-

-

b. Off-site

unit

-

-

-

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan

unit

-

-

-

-SWASTA

1. Jalan Lingkungan

m

-

-

-

-2. Saluran Air Hujan

m

3

-

-

-

-3. Prasarana Air Minum

l/det

-

-

-

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site

unit

-

-

-

b. Off-site

unit

-

-

-

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan

unit

-

-

-

-1

2

(23)

PERUMNAS

1. Jalan Lingkungan

m

-

-

-

-2. Saluran Air Hujan

m

3

-

-

-

-3. Prasarana Air Minum

l/det

-

-

-

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site

unit

-

-

-

b. Off-site

unit

-

-

-

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan

unit

-

-

-

-PEMERINTAH

1. Jalan Poros

m

-

-

-

-2. Saluran Air Hujan

m

3

-

-

-

-3. Prasarana Air Minum

l/det

-

-

-

-4. Prasarana Air Limbah

a. On-site

unit

-

-

-

b. Off-site

unit

-

-

-

-5. Prasarana dan Sarana Persampahan

unit

-

-

-

-3

4

- = Data Tidak Tersedia

Tabel 4.16

Parameter Teknis Wilayah Kota Sorong Tahun 2008

No.

URAIAN

BESARAN

KETERANGAN

-

-

--

-

--

-

(24)

Tabel 4.17

Permasalahan yang Dihadapi Kota Sorong Tahun 2008

No.

Kondisi Sistem

Target

Renc. Strategi

Besaran

Keterangan

yang Ada

Nasional

Pembangunan

Permasalahan

Kota

A. TEKNIS

-

-

-

-B. KELEMBAGAAN

-

-

-

-C. KEUANGAN

-

-

-

-D. PROMOSI

-

-

-

-- = Data Tidak Tersedia

Tabel 4.18

Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah PSD RSH di Kota Sorong Tahun 2008

Parameter yang diperbandingkan

- - -

-- - -

-Alternatif 4

No. Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

- = Data Tidak Tersedia

Tabel 4.19

Sistem Prasarana dan Sarana Dasar RSH Kota Sorong

KONDISI KONDISI

SAAT INI AKHIR PJM

TA 2007 TA 2008 - - - -- - - -KETERANGAN URAIAN No.

(25)
(26)
(27)

4.2 Rencana

Investasi

Penataan

Bangunan

Lingkungan

4.2.1 Petunjuk Umum

4.2.1.1 Penataan Bangunan

Rencana tata bangunan dan lingkungan merupakan penjabaran dari rencana detail tata ruang kawasan perkotaan berupa rencana geometrik pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang disusun untuk perwujudan ruang kawasan perkotaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan kota. Dalam hal detail tata ruang kawasan perkotaan belum ada, maka rencana tata bangunan dan lingkungan ini dapat diturunkan dari rencana tata ruang wilayah kota melalui proses penentuan kawasan perencanaan.

Rencana tata bangunan dan lingkungan berisikan rumusan tentang rencana tapak pemanfaatan ruang kawasan ; pra rencana teknik jaringan utilitas yang berisikan arahan letak dan penampungan air bersih, air hujan, air limbah, listrik, telepon dan sampah; pra rencana teknik jaringan jalan berisikan arahan letak dan penampang jalan; pra teknik bangunan gedung berisikan arahan letak penampang dan arsitektur lingkungan dan bangunan gedung; pra rencana teknik bukan bangunan gedung.

Rencana tata bangunan dan lingkungan dilakukan bagi yang mempunyai sifat khusus sehingga diperlukan pengaturan khusus dan bersifat final (misalnya kawasan konservasi, kawasan tepi air/waterfront city, permukiman diatas air, lingkungan bersejarah). Dalam pengembangan yang bersifat individual dan tidak mempunyai hal yang spesifikasi untuk ditangani sedcara khusus, maka dapat digunakan rencana umum atau rencana detail dengan menggunakan standar teknik yang sudah baku dan umum digunakan.

4.2.1.1.1 Permasalahan Penataan Bangunan

1) Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

2) Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.

 Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik. 3) Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

 Masih adanya permukiman kumuh seluas 30 ribu Ha yang tersebar di 25 kantong permukiman.

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua kota, terutama kota Metro dan Besar.

4) Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan  Jumlah penduduk miskin sebanyak 40 ribu jiwa (39%).

 Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat.

 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan diwilayahnya.

(28)

5) Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.  Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015,

dan pada tahun 2020 semua Kota Sorong bebas kawasan kumuh.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain :

 Peran dan fungsi Kota Sorong,

 Rencana pembangunan Kota Sorong (lihat Buku Panduan 2: Rencana Pembangunan Kota Sorong,

 Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kota Sorong bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

 Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,

Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Kota,

Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan pengembangan,

Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik,

Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia,

Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan pada kota bersangkutan,

Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,

Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta,

Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,

Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya investasi,

Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,

Safeguard sosial dan lingkungan,

 Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kota Sorong dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.

Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang belum menindak lanjutinya sebagaimana mestinya, sebagaimana terlihat dari :

 Masih banyaknya bangunan di Kota Sorong yang belum menyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG;

 Belum memiliki atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan;  Belum memulai pelaksanaan pendataan bangunan gedung;

 Belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak 2003-2006;  Belum menyusun manajemen pencegahan kebakaran Kota Sorong atau belum

melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap pakai setiap saat;

 Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;

 Pengembangan kotanya belum berdasarkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

(29)

 Belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Kota Sorong;

 Belum melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

Untuk itu, Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan Kota Sorong agar mampu melaksanakan amanat UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung.

Untuk tahun anggaran 2007, sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu melanjutkan dan memperbaiki serta mempertajam kegiatannya agar lebih cepat memampukan Kota Sorong.

Disamping hal tersebut, Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang harus disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensive, akomodatif dan responsif.

Selaras dengan upaya pencapaian target Millenium (MDGs), yakni: mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2015, proporsi penduduk miskin tahun 1990 (target 1); dan mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2015, proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensive dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompk peduli dan dunia usaha secara aktif. Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensive dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.

1. Grand Strategy 1: Menyelenggarakan Penataan Bangunan Gedung Agar Tertib, Fungsional, Andal Dan Efisien.

Tujuan :

Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Sasaran :

 Tersusunnya Perda bangunan gedung untuk kota besar di seluruh Indonesia tahun 2009, dan Kota lainnya tahun 2020.

 Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi pada tahun 2010.  Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung pada tahun 2009.

 Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum di seluruh wilayah Kota Sorong pada tahun 2009.

 Terlaksananya pendataan bangunan gedung di 33 Propinsi pada tahun 2009.  Terwujudnya Pusat Informasi Arsitektur dan Bangunan Gedung di tingkat

Propinsi tahun 2009.

 Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000 pada tahun 2009.

 Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis dan wasdal kegiatan penataan bangunan dan lingkungan diseluruh Kota Sorong pada tahun 2009.

 Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di tingkat Propinsi/Kota Sorong yang didukung oleh SDM dan prasarana dan sarana kerja pendukungnya pada tahun 2009.

 Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan gedung pada tahun 2009.

 Terlaksananya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) di 30 Propinsi percontohan hingga tahun 2009.

(30)

2. Grand Strategy 2: Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar Produktif Dan Berjatidiri.

Tujuan :

Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan.

Sasaran :

 Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh di 733 kawasan pada tahun 2009.

 Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional bersejarah di 223 kawasan pada tahun 2009.

 Terlaksananya pengelolaan RTH di 150 kota pada tahun 2009.  Pemberdayaan komunitas di 13.271 kelurahan pada tahun 2009.

3. Grand Strategy 3: Menyelenggarakan Penataan Dan Revitalisasi Kawasan Dan Bangunan Agar Dapat Memberikan Nilai Tambah Fisik, Sosial Dan Ekonomi.

Tujuan :

Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas fisik, sosial, ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Sasaran :

 Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis sebanyak 247 lokasi pada tahun 2009.

 Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk menyelenggarakan revitalisasi kawasan.

4. Grand Strategy 4: Menyelenggarakan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Untuk Mewujudkan Arsitektur Perkotaan, Dan Pelestarian Arsitektur Bangunan Gedung Yang Dilindungi Dan Dilestarikan Untuk Menunjang Kearifan Budaya Lokal. Tujuan :

Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional, visual dan kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, dan selaras dengan memunculkan ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya lokal yang menjadi teladan bagi

lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Sasaran :

Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur perkotaan di 9 kawasan kota Metropolitan pada tahun 2009.

5. Grand Strategy 5: Mengembangkan Teknologi Dan Rekayasa Arsitektur Bangunan Gedung Untuk Menunjang Pembangunan Regional/ Internasional Yang Berkelanjutan

Tujuan :

Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang mengedepankan teknologi dan rekayasa arsitektur yang memenuhi standar internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang bangunan gedung dan lingkungan secara internasional.

Sasaran :

Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur pada 5 lokasi melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten pada tahun 2010.

4.2.1.1.2 Landasan hukum

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup; 5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

(31)

8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

9. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; jo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu.

4.2.1.2 Penataan Lingkungan

A. Komponen Penataan

(1) Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: (a) Tata karakter bangunan/lingkungan (built-in signage and directional

system), yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/lingkungan untuk

mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/bangunan, sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjungi atau dilaluinya sehingga memudahkan pengguna kawasan untuk berorientasi dan bersirkulasi.

(b) Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/lingkungan untuk mempertegas identitas atau penamaan suatu bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang menjadi tujuannya.

(c) Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting

activities), yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas informal

sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/bangunan, untuk menghidupkan interaksi sosial dari para pemakainya.

(2) Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. Pengaturan ini terdiri atas:

(a) Sistem tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungannya.

(b) Sistem tata rambu pengarah (directional signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area tujuannya.

(3) Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas:

(a) Wajah penampang jalan dan bangunan; (b) Perabot jalan ( street furniture);

(c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian); (d) Tata hijau pada penampang jalan;

(e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan; ( f) Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.

B. Prinsip-prinsip Penataan

Prinsip-prinsip penataan Lingkungan: (1) Secara Fungsional, meliputi:

(a) Informatif dan kemudahan orientasi

(i) Penciptaan suatu sistem kualitas lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pengguna kawasan dalam berorientasi dan bersirkulasi; (ii) Perancangan tata visual yang menuntun dan memudahkan arah

(32)

(b) Kejelasan identitas

Penciptaan sistem dan kualitas lingkungan yang memudahkan pengguna mengenal karakter khas lingkungannya.

(c) Integrasi pengembangan skala mikro terhadap makro

(i) Pengembangan kualitas lingkungan dengan mengintegrasikan sistem makro dan mikro yang dapat dirasakan langsung secara mikro oleh penggunanya;

(ii) Penetapan konsep kegiatan yang dapat mengangkat dan mewadahi kegiatan berkarakter lokal atau pun kegiatan eksisting ke dalam skenario pendukung kegiatan baru yang akan diusulkan, namun tetap terintegrasi dengan kegiatan formal berskala wilayah/nasional.

(d) Keterpaduan/integrasi desain untuk efisiensi

(i) Keseimbangan, kaitan, dan keterpaduan, antara semua jenis elemen fungsional, estetis, dan sosial, sebagai pembentuk wajah jalan, baik didalam kawasan maupun lahan di luar kawasan;

(ii) Penempatan berbagai kegiatan pendukung pada ruang publik sebagai bagian dari elemen pembentuk wajah jalan atau wajah kawasan;

(iii) Perancangan elemen pembentuk wajah jalan yang efektif agar memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi tanpa penggunaanpapan penanda yang berlebihan.

(e) Konsistensi

(i) Perancangan yang konsisten dan komprehensif antarpenanda dalam satu kawasan;

(ii) Perancangan yang mempertimbangkan struktur ruang lingkungannya, terutama mengenai arus sirkulasi/pergerakan pemakai untuk meminimalisasi kebutuhan papan penanda yang berlebihan.

(f) Mewadahi fungsi dan aktivitas formal maupun informal yang beragam

(i) Pengendalian berbagai pendukung kegiatan yang terpadu dan saling melengkapi antara kegiatan sektor formal dan kegiatan sektor informal pada berbagai ruang publik;

(ii) Penciptaan ruang yang mengadaptasi dan mengadopsi berbagai aktivitas interaksi sosial yang direncanakan dengan tetap mengacu pada ketentuan rencana tata ruang wilayah;

(iii) Penetapan kualitas ruang melalui penyediaan lingkungan yang aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berwawasan ekologis.

(g) Skala dan proporsi pembentukan ruang yang berorientasi pada pejalan kaki

Penciptaan keseimbangan lingkungan fisik yang lebih berorientasi pada pejalan kaki daripada kendaraan, sehingga tercipta lingkungan yang ramah bagi pejalan kaki seraya menghidupkan ruang kota melalui berbagai aktivitas pada area pejalan kaki.

(h) Perencanaan tepat bagi pemakai yang tepat

Perencanaan penanda informasi/orientasi visual yang jelas dan tepat peletakannya, dan diperuntukkan bagi jenis pengguna yang tepat juga, yaitu antara pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor.

(2) Secara Fisik dan Nonfisik, meliputi:

(a) Penempatan pengelolaan dan pembatasan yang tepat dan cermat (i) Penempatan elemen harus mengupayakan keseimbangan, kaitan,

keterpaduan dari semua jenis elemen pembentuk wajah jalan atau perabot jalan dalam hal fungsi, estetis dan sosial;

(ii) Bila diperlukan, dapat diatur dengan pembatasan-pembatasan ukuran, material, motif, lokasi, tata letak, dan panduan lainnya;

(iii) Penetapan lokasi bebas papan reklame yaitu pada kawasan permukiman, cagar budaya/alam, pantai, kepulauan, penyangga lapangan udara, permakaman umum, damija dan jalur kereta api, jalur utilitas di bawah dan di atas permukaan gedung, serta gedung dan halaman sarana pendidikan, sosial, ibadah, cagar budaya, pemerintahan, energi dan utilitas, serta taman kota dan lapangan terbuka, sesuai dengan peraturan;

(33)

(iv) Penetapan area pada detail bangunan yang bebas dari papan reklame seperti atap bangunan, dan lain sebagainya, sesuai dengan peraturan. (b) Pola, dimensi, dan standar umum

(i) Penataan elemen yang terpenting seperti penanda dan rambu sebagai bagian dari perabot jalan (street furniture), yang harus saling terintegrasi dengan elemen wajah jalan lainnya untuk menghindari ketidakteraturan dan ketidakterpaduan lingkungan;

(ii) Pola, dimensi, dan standar umum penataan penanda dan rambu atau pun elemen lainnya, yang merujuk pada peraturan yang berlaku.

(c) Peningkatan estetika, karakter dan citra (image) kawasan melalui: (i) Perpaduan berbagai karakter subarea dengan karakter kawasan yang

lebih luas;

(ii) Penciptaan karakter kawasan dengan menonjolkan karakter setempat; (iii) Penataan dan desain harus dapat menggabungkan beberapa elemen

perabot jalan menjadi kesatuan fungsi dan estetika sehingga membentuk karakter lingkungan dan mencerminkan citra kawasan. (d) Kontekstual dengan elemen penataan lain

Penciptaan suatu elemen dapat dianggap sebagai suatu seni untuk publik, sehingga memerlukan perencanaan yang komprehensif dan kontekstual antara desain elemen perabot jalan dan tata lansekap, serta antara tata bangunan dan lingkungan.

(e) Kualitas fisik

Penetapan desain yang memenuhi kenyamanan pemakai dan pejalan kaki, kenyamanan sirkulasi udara, sinar matahari, dan klimatologi.

( f) Kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan

Penyediaan elemen pendukung kegiatan seperti street furniture (kios, tempat duduk, lampu, material perkerasan, dan lain-lain).

(3) Secara Lingkungan, meliputi:

(a) Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar

Penciptaan keterpaduan berbagai karakter desain sistem identitas dan orientasi antara kawasan perencanaan dan karakter kawasan yang lebih

luas, yang dapat berintegrasi dengan karakter struktur lingkungan setempat.

(b) Pemberdayaan berbagai kegiatan pendukung informal

Pengendalian kegiatan pendukung terpenting dalam ruang kota, antara lain adalah kegiatan pedagang kaki lima (PK) dan kegiatan pendukung insidentil/temporer lain yang bersifat semiinformal, seperti festival, pasar hari-hari tertentu, dll., yang dapat memberi nuansa dan karakter khas kawasan.

(4) Dari Sisi Pemangku Kepentingan, meliputi: (a) Kepentingan bersama antarpelaku kota

(i) Pendekatan penataan kegiatan khusus seperti PKL melalui prinsip kemitraan dan pemberdayaan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan serta forum warga PKL;

(ii) Implementasi berbagai ide kemitraan dan pemberdayaan dari berbagai pelaku secara bersama dalam manajemen pengelolaan bersama ruang publik, atau pun elemen rancang kota lain.

(b) Berorientasi pada kepentingan publik

Penentuan berbagai insentif-disinsentif pembangunan dengan arah kompensasi berupa penyediaan berbagai fasilitas sebagai wadah bagi berbagai kegiatan pendukung yang dapat menghidupkan ruang kota, seperti jalur pejalan kaki, arkade, ruang terbuka umum, atau pun fasilitas bersama.

4.2.1.3 Pencapaian Penataan Bangungan Gedung dan

Lingkungan

A. Penataan Bangunan Gedung

(1) Mewujudkan kawasan yang selaras dengan morfologi perkembangan area tersebut serta keserasian dan keterpaduan pengaturan konfigurasi blok, kaveling dan bangunan.

(34)

(3) Mengoptimalkan keserasian antara ruang luar bangunan dan lingkungan publik sehingga tercipta ruang-ruang antar bangunan yang interaktif.

(4) Menciptakan berbagai citra dan karakter khas dari berbagai sub area yang direncanakan.

(5) Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari berbagai elemen tata bangunan dalam hal pencapaian kinerja, fungsi, estetis dan sosial, antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya.

(6) Mencapai lingkungan yang tanggap terhadap tuntutan kondisi ekonomi serta terciptanya integrasi sosial secara keruangan.

B. Penataan Lingkungan

(1) Mencapai kualitas lingkungan kehidupan manusia yang aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berorientasi kepada lingkungan mikro.

(2) Menyatukan kawasan sebagai sistem lingkungan yang berkualitas dengan pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik.

(3) Mengoptimalkan kegiatan publik yang diwadahinya sehingga tercipta integrasi ruang sosial antarpenggunanya, serta menciptakan lingkungan yang berkarakter dan berjati diri.

(4) Menciptakan estetika, karakter, dan orientasi visual, dari suatu lingkungan. (5) Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi kepada kepentingan

pejalan kaki.

4.2.1.4 Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan di Kota Sorong

1. Kebijakan

 Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara.

 Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Meningkatkan kapasitas penyelenggara dalam penataan lingkungan permukiman.

 Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktifitas masyarakat.

 Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

 Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembagalembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan

 Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

 Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan/ mempertimbangkan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

 Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun (seni dan budaya).

 Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan Gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten. 2. Program Penataan Bangunan Gedung Dan Lingkungan

Pelaksanaan program-program tersebut diatas dilakukan melalui beberapa kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Dan Gedung

Secara terperinci terdiri dari:

 Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan

1) Sasaran Kegiatan,

 Meningkatkan peran pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sehingga dapat turut aktif ambil bagian dalam proses penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung dan penataan lingkungan, serta  Pemerintah Kota Sorong dapat menyeleraskan peraturan

perundangan tentang bangunan gedung di wilayahnya agar memenuhi persyaratan administratif dan teknis yang diamantkan

(35)

2) Bentuk dan Pelaksanaan Kegiatan,

 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk Sosialisasi dengan peserta Kota Sorong

 Paket materi yang disosialisasikan terdiri dari; (i) UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung dan PP 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UUBG, (ii) Standar pelaksanaan teknis tentang bangunan gedung, (iii) Pedoman teknis tentang bangunan gedung negara, (iv) Peraturan dan pedoman tentang penataan lingkungan permukiman dan (v) Materi lokal terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan.

3) Keluaran/Produk Kegiatan

 Produk dari kegiatan ini adalah laporan penyelenggaraan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan.

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung 1) Sasaran kegiatan

 Memberikan pemahaman dan wawasan dalam penyusunan Raperda bangunan gedung, sekaligus peningkatan pemahaman kelembagaannya

 Peningkatan kemampuan kelembagaan bangunan gedung di daerah Kota Sorong

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Fasilitasi Raperda bangunan gedung, berupa penyiapan materi yang diperlukan dalam penyusunan perda bangunan gedung di daerah dan memberikan pengarahan kepada Kota Sorong dalam penyusunan perda bangunan gedung,

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung berupa penyelenggaraan sosialisasi serta bantuan teknis pembentukan kelembagaan bangunan gedung di Kota Sorong

 Bantuan teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung di Kota Sorong

3) Keluaran/produk kegiatan

 Laporan kegiatan bangunan gedung di Kota Sorong yang memuat inventarisasi lembaga/instansi terkait dengan penyelenggaraan, bangunan gedung di Kota Sorong, termasuk didalmnya tupoksi dan susunan organisasinya serta konsep pengembangan kelembagaan  Laporan kegiatan fasilitasi penyusunan raperda bangunan gedung di

Kota Sorong, dengan ketentuan memuat pemetaan substansi Perda dan Raperda sesuai yang diamanatkan oleh undang-undang bangunan gedung dan peraturan pelaksanaanya serta tindak lanjutnya

 Laporan kegiatan bantuan teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung, dengan ketentuan memuat laporan penyelenggaraan sosialisasi mengenai pedoman teknis pembentukan tim ahli bangunan gedung

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur 1) Sasaran kegiatan

 Tercapainya keseragaman pemahaman, kesadaran, dan tanggungjawab para instansi/aparat dan pelaksana khususnya para pejabat pembuat komitmen Pembinaan Teknis Bangunan Gedung dan mampu mengimplementasikan di provinsi di seluruh Indonesia.

 Tercapainya Pelayanan pusat informasi bidang bangunan gedung bagi masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah sendiri yang maksimal di daerah/provinsi.

2) Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Pembinaan teknis kepada para pelaksana pembangunan bangunan gedung;

Referensi

Dokumen terkait

Spiritia tetap yakin bahwa ketersediaan informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan pengobatannya adalah unsur penting bagi Odha untuk mengatur kehidupan dan kesehatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai folklor Jepang pada umumnya dan khususnya gambaran mengenai kepercayaan mengenai hal hal supernatural

Selain itu, secara khusus penelitian yang dilakukan oleh Spevack (2013) menyebutkan bahwa setelah menggunakan KB suntik dalam 2 tahun, sebanyak 70% pengguna Depo Provera

Sebaran Item Valid dan yang gugur pada skala partisipasi politik

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan produksi tertinggi dari salah satu konsentrasi campuran antara pupuk kimia NPK dan biokompos cair, sehingga dapat

Demikian juga Jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur berupaya meningkatkan kualitas jasa pelayanan laboratorium, salah satunya adalah Laboratorium Pemrograman Komputer

109 Sekolah memiliki prosedur yang sesuai untuk membantu para guru, staf pengajar, orangtua, dan anak utuk bekerja sama dalam mengidentifikasi dan membantu peserta

The working principle of fluid viscosity measurement system based on digital are photodiode sensor will detect a ball that was dropped onto the surface of the fluid in a tube and