BAB 4 Manajemen, Struktur Modal Kerja, dan Kebijakan
C. Kebijakan Struktur Modal
Menurut Erich, struktur modal adalah struktur apabila biaya marginal real berupa eksplisit dari tiap-tiap sumber pembelanjaan sama.23 Dengan demikian, manajer keuangan harus berhati-hati dalam menentukan struktur modal yang tepat agar dalam praktiknya tidak berdampak negatif. Misalnya, dalam menaksir biaya implisit sumber pembelanjaan bukan modal sendiri diperlukan informasi yang akurat dan tepercaya untuk mengambil keputusan yang rasional dan tepat.
1. Kombinasi Pemilihan Struktur Modal
Kombinasi pemilihan struktur modal yang optimal merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi pemilihan struktur modal tersebut akan memengaruhi juga tingkat biaya modal (cost of capital) yang dikeluarkan oleh perusahaan.24
Tingkat biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana dalam membiayai investasinya. Apabila suatu perusahaan bermaksud melakukan kombinasi atas struktur modal yang ada, tingkat biaya modal dari struktur modal tersebut dihitung dengan menggunakan tingkat biaya rata-rata tertimbang yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
bmrt= (Prohsp bhsp) + (Prosp bsp) + (Prosb blb) Prohjp Prosp Prosb = 1
Keterangan:
• bmrt : biaya modal rata-rata tertimbang
• bhsp : biaya utang jangka panjang setelah pajak • bsp : biaya saham preferen
• blb : biaya laba ditahan
• Prohjp : proporsi utang jangka panjang dalam struktur modal • Prosp : proporsi saham preferen dalam struktur modal
• Prosb : proporsi modal saham biasa dalam struktur modal
23 Erich Weede, “Income Inequality, Average Income, and Domestic Violence”, Journal of Conflict Resolution 25, December, 1981, hlm. 639.
Tingkat biaya rata-rata tertimbang hanya dapat dicapai apabila perusahaan telah menentukan struktur modal yang optimal. Struktur yang optimal ini harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.25 Struktur modal yang optimal adalah struktur yang menunjukkan biaya marginal real, berupa eksplisit dari tiap-tiap sumber pembelanjaan adalah sama.26
2. Pertimbangan untuk Menentukan Kebijakan Struktur Modal
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh para manajer keuangan dalam menentukan kebijakan struktur modal adalah sebagai berikut.27
a. Tingkat penjualan; perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, dapat menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil.
b. Struktur aktiva; perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan oleh skalanya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian, besarnya aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan atau kolateral utang perusahaan.
c. Tingkat pertumbuhan perusahaan; semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang, semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. d. Kemampuan menghasilkan laba periode sebelumnya merupakan
faktor penting dalam menentukan struktur modal.
e. Variabilitas laba dan perlindungan pajak; perusahaan dengan variabilitas laba yang kecil memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap yang berasal dari utang.
f. Skala perusahaan; perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.
g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro; perusahaan perlu melihat waktu yang tepat untuk menjual saham dan obligasi.
3. Menentukan Struktur Modal Optimal
Menurut Martono dan Agus Harjito (2000), struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini menyebabkan: 28
a. leverage keuangan adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana utang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal perusahaan;
b. leverage perusahaan akan memengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko, dan harga saham;
c. nilai perusahaan yang tidak mempunyai utang untuk pertama kali akan naik ketika kebutuhan terhadap tambahan modal dipenuhi oleh utang dan nilai tersebut akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah utang berlebihan.
Menurut Weston dan Copeland, dalam keputusan struktur modal yang dipilih harus memaksimumkan harga saham perusahaan, yaitu sebagai berikut.29
a. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dana dari dalam perusahaan, hal ini dapat mneyebabkan berkurangnya ketergantungan kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah tidak dapat dipenuhi oleh sumber dana dari perusahaan, perusahaan harus menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya.
b. Apabila dalam pemenuhan dana dari sumber ekstern lebih mengutamakan utang, ketergantungan kepada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansial juga semakin besar. Sebaliknya, 25 Eugene Brigham dan Joel F. Houston, Manajemen Keuangan II, Jakarta: Salemba Empat,
2001, hlm. 5-6.
26 Loc. Cit., Erich Weede, Income Inequality..., 1981, hlm. 641. 27 Loc. Cit., Dermawan Sjahrial, Pengantar..., 2002, hlm. 204-205.
28 Agus Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta: Ekoniisa, 2004, hlm. 240.
apabila lebih mengutamakan pada saham, biayanya sangat mahal karena biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru lebih mahal dari sumber dana lainnya karena adanya flotation cost. Oleh karena itu, diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber tersebut. Dalam berbagai keadaan perusahaan sebaiknya tidak memiliki utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, sehingga modal yang dijamin tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya.
Menurut konsep cost of capital, perusahaan harus mengusahakan agar dapat mencapai struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata yang besarnya average cost of capital bergantung pada proporsi masing-masing sumber dana tersebut.
Dengan demikian, apabila ingin meningkatkan harga per saham, terlebih dahulu harus mengusahakan biaya modal perusahaan menjadi seminimal mungkin untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham perusahaan. 30 Struktur modal yang optimal sangat penting bagi suatu perusahaan, struktur modal yang optimal, yaitu: “if there is an optimal capital structure for a company it will minimize the opportunity cost of capital”. 31
4. Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Struktur Modal
Menurut Bringham dan Houston, faktor yang dapat memengaruhi kebijakan struktur modal, yaitu sebagai berikut.32
a. Struktur aktiva (tangibility)
Pada umumnya perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan utang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya terdiri atas aktiva lancar cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
b. Growth opportunity
Growth opportunity, yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori Agency menjelaskan hubungan yang negatif antara growth opportunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.
c. Ukuran perusahaan (firm size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu, kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.
d. Profitabilitas
Teori pecking order menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh, semakin rendah utang perusahaan tersebut.33
e. Risiko bisnis
Risiko bisnis akan menyulitkan perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal sehingga akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.
30 Van Horne and Wachowicz, Fundamentals of Financial Management,12e ii, Pearson Education, New York: Prentice-Hall Inc., 2001, hlm. 301.
31 Loc. Cit., Weston dan J. Copeland, Manajemen ..., 1988, hlm. 565.