BAB 12 Analisis Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
A. Konsep Dasar Analisis Ekonomi
1. Pengertian Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
Analisis aspek ekonomi, sosial, dan politik adalah mengkaji pengaruh perusahaan terhadap perekonomian masyarakat dan situasi kondisi sosial politik, yang mengitari warga masyarakat di lokasi perusahaan berada dan beroperasi.1 Aspek ekonomi, sosial, dan politik perlu ditelaah apakah keberadaan proyek atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Aspek Ekonomi dan Sosial
a. Tujuan aspek ekonomi
1) Sisi distribusi nilai tambah
Proyek memberikan nilai tambah yang dapat dihitung secara kuantitatif. Perhitungan proyek berproduksi dengan kapasitas normal. Setelah nilai tambah diketahui besarnya, selanjutnya nilai ini dapat didistribusikan dengan perhitungan yang jelas.
2) Sisi nilai investasi per tenaga kerja
Proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu cara mengukur proyek padat modal atau padat karya adalah dengan membagi jumlah investasi (modal tetap + modal kerja) dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga didapat nilai investasi per tenaga kerja.
Untuk proyek perluasan, perhitungan nilai investasi merupakan jumlah investasi sebelum dan setelah investasi. Biasanya modal berpatokan pada nilai rupiah tertentu, misalnya proyek bisnis dengan nilai lebih besar dari X rupiah adalah padat modal, dan selain itu berarti padat karya.
b. Tujuan aspek sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Akan tetapi, perusahaan harus memerhatikan faktor sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini disebabkan perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan yang pluralistis dan kompleks. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka keseimbangan tersebut seharusnya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial, yaitu sebagai berikut.2
1) Perusahaan sebagai lembaga sosial
Sebuah perusahaan memiliki tugas dan melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, perusahaan manufaktur, selain membeli bahan baku, perusahaan mengolahnya menjadi barang jadi, kemudian mendistribusikannya ke pasar, juga melakukan kegiatan-kegiatan, seperti penelitian dan penyediaan lapangan pekerjaan baru.
2) Perubahan kondisi sosial yang kompleks
Pemecatan karyawan disebabkan oleh berbagai alasan, misalnya karyawan mabuk-mabukan atau perusahaan mengalami kemerosotan keuangan. Hal tersebut merupakan hal yang biasa pada masa lalu. Akan tetapi, tindakan seperti itu hanya akan mengakibatkan
terganggunya keseimbangan dalam sistem sosial yang kompleks di perusahaan.
Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya peraturan pemerintah, meningkatnya kualitas sumber daya manusia, kemajuan pada bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, perkembangan pasar yang sudah harus dilayani oleh banyak perusahaan, dan adanya sistem sosial yang bersifat pluralistik sehingga tugas-tugas sosial mulai ditangani oleh lembaga-lembaga yang besar.
3) Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
Masyarakat pluralistik adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang memengaruhi lingkungan perusahaan dalam mendapatkan harapan sosial, ekonomi, atau politik. Dalam sistem sosial yang kompleks saat ini, kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat di dalamnya sudah banyak sehingga hubungan antara yang satu dan yang lain menjadi kompleks. Tiap-tiap kelompok berusaha mengembangkan diri supaya fungsi sistem itu efektif.
c. Tujuan aspek politik
Perubahan kepemimpinan, seperti presiden, menteri, dan UU yang baru akan memunculkan kebijakan-kebijakan baru yang akan berpengaruh pada kebijakan lembaga keuangan. Lembaga keuangan akan lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman dan hal ini berpengaruh pada perkembangan perusahaan.
3. Hambatan dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Politik
a. Hambatan aspek ekonomi3
Penghambat pembangunan, antara lain sebagai berikut.
1) Iklim tropis, menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembap sehingga menurunkan usaha atau gairah kerja manusia, banyak muncul penyakit, serta membuat pertanian kurang menguntungkan.
2) Produktivitas rendah. Hal ini disebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relatif kurang menguntungkan.
3) Kurang kapital, disebabkan oleh rendahnya produktivitas tenaga kerja yang berakibat pada rendahnya pendapatan negara sehingga tabungan sebagai sumber kapital juga rendah.
4) Nilai perdagangan luar negeri. Hal ini disebabkan oleh negara miskin mengandalkan ekspor bahan mentah yang mempunyai elastisitas permintaan atas perubahan harga yang inelastis. 5) Besarnya pengangguran, salah satu sebabnya adalah pendidikan
masyarakat yang masih rendah dan lapangan kerja yang belum mampu menampung masyarakat usia kerja, di samping faktor lain yang kompleks.
6) Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan, yaitu kekayaan dikuasai oleh sekelompok orang tertentu.
7) Tekanan penduduk yang berat, jumlah penduduk tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja ditambah urbanisasi dan imigran yang terus memadati perkotaan, sedangkan perdesaan mulai habis oleh industrialisasi.
8) Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama. Selain itu, kualitas alat-alat produksi, pupuk, dan teknik pengolahan tanah juga masih relatif rendah.
9) Dukungan pemerintah, yaitu pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan di dalam negara akan menghasilkan devisa bagi negara. Salah satu bentuk dukungan itu adalah melakukan proteksi perdagangan. Proteksi perdagangan merupakan insentif perdagangan, baik berupa proteksi maupun bantuan (subsidi). Oleh karena itu, produksi perdagangan lebih tepat disebut sebagai insentif perdagangan, yaitu: (a) membuka lapangan kerja baru; (b) melaksanakan alih teknologi; (c) meningkatkan mutu hidup; (d) memberikan pengaruh positif.
b. Hambatan aspek sosial politik
Adanya spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan memengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik produk barang maupun jasa.
Dalam menganalisis kelayakan bisnis, ketika sosial politik perlu dikaji untuk memperkirakan bahwa situasi politik saat bisnis dibangun
dan diimplementasikan tidak akan mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak. Situasi sosial politik dapat diketahui melalui berita di media massa.
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Dampak yang ditimbulkan dengan berdirinya perusahaan melalui aspek ekonomi dan sosial, yaitu sebagai berikut.4
a. Aspek Ekonomi
Dampak dari aspek ekonomi dengan adanya proyek atau usaha meliputi sebagai berikut.5
1) Meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui:
a) terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus mengurangi angka pengangguran;
b) tersedianya sarana dan prasarana umum yang kelak bisa berguna untuk masyarakat dan pemerintah berupa jalan raya, listrik, sekolah, masjid, dan lain-lain;
c) tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat sehingga meningkatkan persaingan dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
2) Menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui:
a) penggunaaan lahan yang efisien dan efektif; b) peningkatan nilai tambah sumber daya alam; c) pembangkitan lahan tidur.
3) Meningkatkan perekonomian pemerintah, yaitu:
a) menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat; b) meratakan pendistribusian pendapatan;
c) meningkatkan devisa negara;
d) memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh perusahaan.
4 Op. Cit., Husein Umar, Studi Kelayakan...., 1997, hlm. 255. 5 Op. Cit., Husein Umar, Studi Kelayakan....,1997, hlm. 257.
4) Pengembangan wilayah, dengan cara:
a) meningkatkan pemerataan pembangunan (dengan prioritas daerah tertentu);
b) membuka isolasi wilayah dan cakrawakala pemikiran masyarakat dengan masuknya pembangunan.
Adapun dampak negatif yang mungkin timbul dari aspek ekonomi, yaitu:
1) eksplorasi sumber daya yang berlebihan;
2) masuknya pekerja dari luar sehingga mengurangi kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
b. Dampak aspek sosial
Dampak aspek sosial dengan adanya proyek atau investasi meliputi hal-hal berikut.
1) Komponen demografi, terdiri atas (a) struktur penduduk; (b) tingkat pendapatan penduduk; (c) pertumbuhan penduduk; (d) tenaga kerja.
2) Komponen budaya, meliputi: (a) kebudayaan (adat istiadat, nilai, dan norma budaya); (b) proses sosial; (c) warisan budaya; (d) sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan. 3) Kesehatan masyarakat, meliputi: (a) parameter lingkungan
masyarakat yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan; (b) proses dan potensi terjadinya pencemaran; (c) potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian). 4) Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.
Dampak negatif dari aspek sosial, yaitu:
1) bentuk perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya;
2) meningkatnya kriminalitas.
5. Implikasi Hasil Studi Ekonomi, Sosial, dan Politik terhadap Studi Kelayakan Bisnis
Hasil studi aspek ekonomi, sosial, dan politik dapat memberikan informasi mengenai hal-hal berikut.
a. Kondisi ekonomi serta peran pemerintah dalam menunjang rencana bisnis, dan sebaliknya selain peran bisnis setelah di-implementasikan dapat mendukung pemerintah untuk memajukan ekonomi masyarakat. Aspek ekonomi yang dikaji, yaitu: (1) rencana pembangunan nasional; (2) distribusi nilai tambah; (3) nilai investasi per tenaga kerja; (4) keuntungan ekonomi nasional; (5) hambatan dalam bidang ekonomi; (6) dukungan pemerintah.
b. Kondisi sosial akan saling memengaruhi rencana bisnis, misalnya informasi mengenai perusahaan sebagai lembaga sosial, perubahan kondisi sosial yang kompleks, dan peran perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik.
c. Aspek politik akan berpengaruh pada rencana bisnis.