• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM DAERAH

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG (Halaman 48-55)

Kebijakan umum pembangunan jangka menengah Kabupaten Jepara akan menentukan agenda, tujuan dan sasaran program pembangunan lima tahun kedepan. Sesuai dengan strategi dan dengan tetap mengacu kepada visi Kabupaten Jepara, maka dirumuskan kebijakan pembangunan sebagai dasar penetapan pokok-pokok pikiran. Hal itu sebagai suatu upaya untuk melanjutkan dan mempertajam penyelesaian masalah-masalah mendesak, sekaligus sebagai upaya pencapaian pembangunan yang diharapkan. Sehingga dalam pelaksanaan pembangunan daerah terdapat kesatuan arah yang jelas terhadap pemecahan masalah yang dihadapi oleh daerah sesuai dinamika masyarakat yang berkembang.

Kebijakan pembangunan daerah juga mengandung arti sebagai operasionalisasi dari visi dan misi daerah untuk jangka waktu tertentu. Oleh karenanya kebijakan pembangunan Kabupaten Jepara pada RPJMD periode Tahun 2007-2012, tetap merujuk pada RPJPD Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025. Dengan demikian kebijakan pembangunan lima tahun kedepan disesuaikan dengan Tahapan Pertama RPJPD (Tahun 2005-2009) dan Tahapan Kedua RPJPD (Tahun 2010-2014), seperti berikut:

1. TAHAPAN PERTAMA RPJPDKABUPATEN JEPARA (2005-2009) Memperhatikan kinerja pelaksanaan pembangunan tahapan lima tahun sebelumnya, maka pada tahapan lima tahun pertama (2005-2009) dalam kerangka pembangunan jangka panjang ini diarahkan untuk melanjutkan derap langkah pembangunan yang sudah senafas dengan tuntutan peningkatan kinerja penyelenggaraan

pembangunan, pemerintahan, pelayanan dan pemberdayaan di segala bidang. Tahapan lima tahun pertama akan lebih difokuskan pada penataan dan pembangunan sistem, regulasi, kebijakan dan peraturan sebagai basis bagi pembangunan tahapan lima tahun berikutnya. Beberapa kebijakan pembangunan pada tahap pertama yang dapat dijadikan acuan adalah sebagai berikut.

Acuan pertama adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berilmu (cerdas), sehat dan religius melalui pembangunan multi sektor yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Jepara, yang ditandai dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang menangani bidang pendidikan (tenaga pendidik dan non pendidik). Oleh karena itu target yang diharapkan antara lain meningkatnya kualitas pelayanan dasar yang berdampak pada meningkatnya indeks pembangunan manusia (berilmu, sehat, berdaya beli), menurunnya bias gender, meningkatnya etos kerja, meningkatnya etika dan moralitas, meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan toleransi antar umat beragama, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan terhadap anak, remaja, dan wanita, meningkatnya kinerja pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, dan meningkatnya penangatan mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi Kabupaten Jepara.

Acuan kedua adalah peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah berbasis pada industri, pertanian dan pariwisata, didukung dengan sektor lain yang berdayasaing tinggi akan diupayakan pencapaiannya pada tahapan lima tahun pertama dengan fokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana ekonomi daerah yang diharapkan akan meningkatkan iklim kondusif dalam berusaha yang akan berdampak pada peningkatan kinerja ekonomi makro daerah dan penguatan kapasitas keuangan daerah. Lima tahun pertama pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin menunjukkan pergeseran dalam sektor basis ekonomi daerah,

industri-pertanian (agro industri) akan semakin meningkat peranannya dalam perekonomian daerah, disamping tepat eksisnya industri pengolahan sebagai icon Kabupaten Jepara. Upaya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya, berbasis pada budaya bahari dan pesisir akan semakin relevan. Kondisi pertumbuhan perekonomian Jepara yang semakin baik diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jepara yang akan ditandai dengan menurunnya angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin.

Acuan ketiga adalah pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan publik; pada tahapan lima tahun pertama akan ditekankan pada peningkatan komitmen dan tindakan pengurangan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam penyelenggaraan pembangunan, pemerintahan, dan pelayanan publik. Muara dari upaya pemberantasan KKN adalah terciptanya kinerja pelayanan publik yang semakin prima, konsistensi regulasi daerah-pusat, dan tegaknya hukum, yang kesemuanya mendukung percepatan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik. Acuan keempat adalah peningkatan prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan kawasan (wilayah) berbasis pada kemampuan dan potensi lokal yang akan diprioritaskan pada peningkatan dan pemeliharaan (rehabilitasi) sarana dan prasarana wilayah (terutama di kawasan pedesaan, kawasan Kepulauan Karimunjawa), misalnya kebersihan, transportasi, kelistrikan, telekomunikasi, perumahan, air bersih, pertamanan, penerangan jalan, dan lain-lain. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi kesenjangan desa-kota, bahkan mampu untuk membangun embrio pagi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kewilayahan harus menjadi prioritas daerah dan mendapat dukungan atau peran serta swasta, yang hanya bisa terwujud apabila disertai dengan langkah-langkah penataan kebijakan keruangan dan kewilayahan yang konsisten dan

terpadu.

Acuan kelima yaitu pengembangan kehidupan sosial budaya dalam rangka mendukung terciptanya kondisi daerah yang tertib, aman, demokratis, dan kondusif yang akan diprioritaskan pada langkah-langkah pemantapan situasi dan kondisi politik lokal yang kondusif, penguatan ketertiban dan keamanan daerah, dan tegaknya supremasi hukum untuk menopang (menjadi basis) kelancaran pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan publik. Kabupaten Jepara yang tertib, aman dan damai ditandai dengan menurunnya tingkat kerawanan daerah, menurunnya tingkat konflik, menurunnya indeks kriminalitas, meningkatnya demokratisasi lokal, yang pada akhirnya akan berdampak pada kepatuhan pada hukum sehingga persatuan dan kesatuan tetap dapat terjaga dengan baik.

Acuan keenam yaitu meningkatan kualitas lingkungan hidup didukung dengan pengelolaan tata ruang dan sumber daya alam secara berkesinambungan; yang akan ditekankan pada langkah-langkah pemantapan dalam perencanaan pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan tata ruang dan lingkungan hidup. Dengan adanya pemantapan dalam aspek perencanaan, regulasi, dan kebijakan tentang keruangan dan lingkungan hidup maka diharapkan akan membawa efek pada semakin membaiknya pengelolaan sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup, pencemaran lingkungan menurun, peningkatan konsistensi peruntukan lahan, peningkatan kesadaran lingkungan hidup, ketepatan penanganan penambangan. 2. TAHAPAN KEDUA RPJPDJEPARA (2010-2014)

Berdasar periode waktu RPJMD Kabupaten Jepara dari 2005 sampai 2012, maka kebijakan pembangunannya juga harus memperhatikan tahapan kedua RPJPD. Arahan kebijakannya merupakan langkah-langkah untuk lebih memantapkan penataan kembali Kabupaten Jepara di segala urusan yang menjadi kewenangan daerah.

Acuan pertama yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berilmu (cerdas), sehat dan religius, yang pada tahapan lima tahunan kedua difokuskan pada optimalisasi (bila perlu maksimalisasi) upaya pemerataan memperoleh pendidikan sampai jenjang SMA/Sederajat bagi penduduk Kabupaten Jepara. Langkah ini harus disertai dengan meningkatnya komitmen tiga pilar pendidikan – pemerintah, sekolah dan masyarakat – untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan, misalnya melalui penyediaan biaya pendidikan (bea siswa, BOS, dan lain-lain), penyediaan dan penyelenggaraan lembaga pendidikan, dan lain-lain. Capaian lain yang diharapkan adalah peningkatan kesejahteraan rakyat (pendapatan per kapita naik; angka kemiskinan turun; tingkat pengangguran turun), peningkatan derajat kesehatan (usia harapan hidup naik; status gizi naik), peningkatan kesejahteraan anak, remaja dan wanita (kesetaraan gender naik; perlindungan anak naik; laju pertumbuhan penduduk terkendali; kesenjangan kesejahteraan turun), dan peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Acuan kedua yaitu peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah berbasis pada industri, pertanian dan pariwisata, didukung dengan sektor lain yang berdayasaing tinggi. Setelah pada tahapan pertama difokuskan untuk mengembangkan prasarana dan sarana ekonomi, maka pada tahapan pembangunan lima tahunan kedua diprioritaskan pada penanganan yang lebih konkrit dan optimal terhadap pembangunan dan pengembangan sektor basis Jepara (industri, pertanian dan pariwisata). Pengembangan sektor basis akan bermuara pada dimilikinya daya saing yang tinggi pada tingkat nasional dan internasional dari produk-produk unggulan dan andalan Kabupaten Jepara, yang berasal dari sektor industri, pertanian, pariwisata atau perpaduannya. Daya saing akan dapat meningkat bila didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan dimanfaatkaannya teknologi produksi yang tepat guna sehingga dapat memberikan daya guna dan hasil guna yang tinggi, pembinaan

dan pengembangan kelembagaan ekonomi lokal sehingga mampu berperilaku dan berkinerja global, pengembangan jaringan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang memadai.

Acuan ketiga yaitu pengembangan tata pemerintahan yang baik didukung dengan kompetensi dan profesionalitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan publik. Harapan masyarakat akan ditegakkannya pemberantasan KKN dalam lingkungan birokrasi semakin kuat, diharapkan pada pembangunan lima tahunan pertama fokus ini sudah mampu memberikan hasil yang cukup signifikan. Selanjutnya akan diikuti dengan langkah prioritas kedua, yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia aparatur yang handal untuk memenuhi tuntutan birokrasi masa depan, didukung dengan disediakannya berbagai prasarana dan sarana pelaksanaan tugas/pekerjaan yang memadai. Sehingga mendukung penyediaan dan penyelenggaraan pelayanan publik yang semakin berkualitas, lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel, didukung dengan adanya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah, bahkan bila perlu diperkuat dengan kontrak pelayanan (citizen’s charter) dan pelayanan yang bersertifikat ISO.

Acuan keempat yaitu peningkatan prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan kawasan (wilayah) berbasis pada kemampuan dan potensi lokal. Pelaksanaan misi keempat ini, untuk tahapan lima tahun kedua diprioritaskan pada pembangunan sarana dan prasarana penunjang pembangunan kawasan, misalnya prasarana dan sarana transportasi, perdagangan, telekomunikasi, air bersih, kelistrikan, penerangan jalan, dan sebagainya. Selain itu perlu ditekankannya peningkatan kualitas dan kuantitas perumahan dan permukiman yang layak dan sehat, dilengkapi dengan sarana prasarana pendukungnya yang memadai. Jumlah penduduk akan terus meningkat maka harus disertai dengan penyediaan fasilitas perumahan dan permukiman.

Acuan kelima yaitu pengembangan kehidupan sosial budaya dalam rangka mendukung terciptanya kondisi daerah yang tertib, aman, demokratis, dan kondusif. Pada tahapan pembangunan lima tahunan kedua diprediksi akan semakin meningkat jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), karena kurang beruntung dalam persaingan diberbagai bidang yang semakin ketat/keras. Fenomena ini menjadi prioritas penanganan pada tahapan ini. Melihat kondisi kamtibmas Kabupaten Jepara semakin kondusif, didukung dengan komitmen segenap pemangku kepentingan dan profesionalitas aparatur penegak hukum daerah. Kondisi itu sejalan dengan meningkatnya kesadaran dan penegakan hukum, tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem hukum daerah. Sejalan dengan itu, kehidupan demokratisai lokal semakin terwujud ditandai kuatnya peran masyarakat sipil, partai politik, dan lembaga kemasyarakatan.

Acuan keenam yaitu meningkatan kualitas lingkungan hidup didukung dengan pengelolaan tata ruang dan sumber daya alam secara berkesinambungan, akan dilaksanakan dengan prioritas pada penanganan aktivitas terkait dengan lingkungan hidup dan tata ruang. Langkah ini perlu dioptimalkan setelah pada tahap pertama ditekankan pada aspek perencanaan dan perumusan kebijakan, dan regulasi tata ruang dan lingkungan hidup. Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Kondisi itu didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan pada sisi

pertambangan dan energi akan diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan.

Adanya arahan pembangunan pada RPJPD dan memperhatikan evaluasi pembangunan lima tahun sebelumnya serta melihat kondisi kebutuhan kedepan, oleh karena itu kebijakan pembangunan daerah yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam rencana strategis, harus seoptimal mungkin memperhatikan empat hal berikut:

1. Dukungan sumber daya, kemampuan sumberdaya yang tersedia dalam jumlah yang cukup, terutama kemampuan keuangan daerah.

2. Tingkat kebutuhan, kebutuhan tersebut mendesak atau tak dapat ditunda dan apabila tidak segera ditangani akan mengganggu aktivitas warga masyarakat.

3. Kebermanfaatan, kebutuhan tersebut kebermanfaatannya tinggi dan menyangkut hajat hidup orang banyak, jika tak dipenuhi akan mengakibatkan munculnya masalah lain.

4. Dampak pada lingkungan, kalau tidak segera diatasi akan mengakibatkan dampak yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Pembangunan Kabupaten Jepara periode tahun 2007-2012 diarahkan pada pembangunan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, pemulihan kepercayaan masyarakat, dan pemberian pelayanan yang langsung dapat bermanfaat bagi masyarakat, serta pengembangan investasi sarana-prasarana ekonomi yang akan berfungsi sebagai penggerak roda perekonomian daerah. Untuk mewujudkannya diperlukan serangkaian kebijakan yang dapat mendorong dan mengembangkan potensi daerah, dalam rangka memacu percepatan pembangunan daerah, sehingga mampu mendorong dan mewujudkan percepatan peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka pencapaian visi Kabupaten Jepara ”Terwujudnya Kabupaten Jepara sebagai daerah yang

religius, aman, maju, demokratis dan sejahtera dengan bertumpu pada potensi budaya lokal, melalui peningkatan kualitas sumber daya yang terlayani oleh pemerintahan yang bersih”, maka kebijakan umum dikelompokkan menurut fungsi-fungsi pemerintahan yang dirinci menjadi kebijakan umum fungsi-fungsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelaksanaan misi Kabupaten Jepara tersebut. Arah kebijakan umum dalam kerangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Jepara tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut:

1. Misi Pertama: Mewujudkan masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, beretika, berbudaya serta mempunyai rasa toleransi antar dan intern umat beragama. Misi Pertama ini terkait dengan empat fungsi pemerintahan, yaitu fungsi Ketertiban dan Keamanan, fungsi Pariwisata dan Budaya, fungsi Pendidikan, dan fungsi Perlindungan Sosial. Untuk fungsi Ketertiban dan Keamanan kebijakannya diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berbasis religius, karena itu pembangunan yang dilaksanakan senantiasa menempatkan manusia sebagai titik sentral. Sehingga perlu dipahami bahwa pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu output penting dalam suatu proses perencanaan pembangunan, dengan jalan mewujudkan pemerataan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta memelihara kelestarian kearifan budaya lokal. Untuk fungsi Pariwisata dan Budaya diarahkan pada kebijakan untuk mengendalikan pengaruh negatif dari budaya luar dalam rangka lebih meningkatkan kepedulian dan perhatian atas pembinaan dan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dan daerah melalui berbagai upaya pengelolaan kekayaan budaya lokal, pembinaan kelompok kesenian, pengadaan even kesenian dan kebudayaan. Untuk fungsi Pendidikan terkait dengan pembentukan sumber daya manusia yang beretika dan berbudaya dijangkau

melalui pengembangan pendidikan keagamaan secara integratif antar pemerintah Daerah dan Pusat. Langkah yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan bantuan terhadap pendidikan keagamaan. Untuk Fungsi Perlindungan Sosial kebijakan yang ada diarahkan pada peningkatan kehidupan dan kerukunan antar umat beragama agar mampu memberikan peningkatan kualitas dalam sumber dayan manusia dibidang moral dan etika. Beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti pembinaan kerukunan antar umat beragama, peningkatan kegiatan keagamaan, peningkatan bantuan perawatan tempat atau rumah ibadah.

2. Misi Kedua: Mewujudkan masyarakat yang rukun dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dengan nyaman. Misi Kedua ini terkait dengan pelaksanaan fungsi Pelayanan Umum dan fungsi Ketertiban dan Ketentraman. Fungsi Pelayanan Umum diarahkan pada peningkatan keadilan (persamaan hak dan kewajiban) diantara penduduk dalam memperoleh pelayanan publik, perluasan informasi atas kinerja pemerintah, dan sosialisasi produk-produk hukum daerah. Fungsi Ketertiban dan Keamanan, namun dalam fokus arahan kebijakan yang berbeda dengan misi pertama. Kebijakan pada fungsi ini diarahkan pada upaya-upaya peningkatan kesadaran hukum pada masyarakat, untuk mendukung suasana kehidupan berpolitik yang demokratis, serta adanya sistem penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) yang berkeadilan. Kebijakan tersebut untuk membentuk kekuatan rakyat dan bela negara demi menjaga ketertiban dan keamanan, sehingga masyarakat akan mendapatkan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan kapasitasnya.

3. Misi Ketiga: Membangun ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya. Misi Ketiga ini terkait dengan tiga fungsi pemerintahan berikut Fungsi Ekonomi, Fungsi Lingkungan Hidup serta Fungsi Pariwisata dan

Budaya. Pada fungsi Ekonomi, untuk mendukung misi ini kebijakannya diarahkan pada pengembangan usaha andalan berdasarkan potensi lokal untuk mengurangi disparitas kesejahteraan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut maka pelaku ekonomi kerakyatan mendapatkan prioritas untuk berperan aktif dalam pembangunan ekonomi. Untuk fungsi Lingkungan Hidup terkait misi ini kebijakannya diarahkan pada meningkatkan potensi sumber daya lokal dan menjaga kelestarian sumber daya produksi secara berkelanjutan, sehingga sumber daya yang ada dapat dipertahankan keberadaannya. Sedangkan pada fungsi Pariwisata dan Budaya, kebijakannya diarahkan pada upaya-upaya pengembangan dan peningkatan obyek wisata dan budaya dengan melibatkan para pelaku usaha dan masyarakat, sehingga pariwisata dapat menjadi pendorong roda perekonomian daerah.

4. Misi Keempat: Menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya demokratisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Misi keempat berkenaan dengan Fungsi Ketertiban dan Keamanan dan Fungsi Perlindungan Sosial. Fungsi Ketertiban dan Keamanan diarahkan pada pengakuan akan hak dasar rakyat dalam pembangunan, sehingga setiap aspek pembangunan tidak mengabaikan keadilan dan pemenuhan hak dasar politik dan sosial rakyat. Hal ini terus dikembangkan untuk menjaga kondisi daerah agar tetap kondusif. Fungsi Perlindungan Sosial diarahkan khusus terhadap peningkatan peran serta perempuan dalam pembangunan, dimana salah satunya adalah dalam politik dan demokrasi.

5. Misi Kelima: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan pelayanan pendidikan, derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasar misi kelima ini berkaitan dengan beberapa fungsi yaitu fungsi Pendidikan, fungsi Kesehatan, fungsi Perlindungan Sosial dan fungsi

Perumahan dan Fasilitas Umum. Fokus kebijakan pada misi ini adalah memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial serta penyediaan perumahan layak. Pada fungsi Pendidikan kebijakannya diarahkan pada perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat dengan sasaran meningkatnya derajat pendidikan masyarakat, terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun serta meningkatkan kompetensi tenaga pendidik melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Kemudian fungsi Kesehatan kebijakannya diarahkan pada peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan dengan sasaran meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, utamanya bagi penduduk miskin. Sedangkan fungsi Perlindungan Sosial kebijakannya diarahkan pada pemenuhan hak-hak masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, utamanya bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Bersinggungan dengan fungsi ini adalah fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum, kebijakannya diarahkan pada penyediaan perumahan layak bagi keluarga kurang mampu. Diharapkan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka peluang hidup layak akan dapat tercapai. Sehingga setiap orang memperoleh peluang seluas-luasnya untuk berpendidikan dan berketerampilan, hidup sehat dan panjang umur, serta mempunyai kebutuhan sandang, pangan dan papan yang diperlukan.

6. Misi Keenam: Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur melalui profesionalisme aparatur yang bebas KKN untuk menciptakan good governance dan clean government. Misi keenam ini berkenaan dengan fungsi Pelayanan Umum. Kebijakannya diarahkan pada penciptaan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel, transparan, membuka ruang partisipasi, keadilan dan responsibel, sehingga menjadikan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat menjadi optimal.

Hal tersebut sebagai langkah antisipasi tingginya penyalahgunaan kewenangan dan penyimpangan, rendahnya kinerja sumberdaya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan, rendahnya kesejahteraan PNS, serta banyaknya peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.

Berpijak pada kebijakan umum yang telah ditetapkan pada tiap misi dan dengan memperhatikan kondisi daerah serta aspirasi masyarakat, maka disusun sasaran pembangunan yang ingin dicapai dalam lima tahun kedepan. Tujuannya adalah agar sasaran pembangunan tersebut dapat mendorong terwujudnya visi dan misi, serta bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga sasaran-sasaran yang ingin dicapai ini, harus didukung oleh program-program yang direncanakan lima tahun kedepan. Sasaran dari kebijakan umum tersebut meliputi:

1. Peningkatan Wajar Dikdas 9 Tahun, termasuk pemberantasan buta aksara.

2. Peningkatan pengembangan pendidikan melalui program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Up-grading).

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama untuk kelompok masyarakat miskin. 4. Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana

(infrastruktur) untuk pertumbuhan perekonomian daerah dan peningkatan pelayanan publik.

5. Peningkatan kinerja investasi, guna mendukung penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan.

6. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD).

7. Pengembangan Jepara The World Carving Centre – saat ini Kabupaten Jepara telah mengekspor produk berbahan baku kayu sampai ke 84 negara – sebagai pusat pengolahan dan

perdagangan produk berbahan baku kayu, seperti kerajinan, ukiran, meubel, dan lain-lain.

8. Revitalisasi sektor pertanian dengan menciptakan agrobisnis dan agroindustri.

9. Penurunan angka konflik horisontal dan vertikal, untuk menjaga dan memelihara suasana kondusif.

10. Pemeliharaan konservasi lahan melalui penghijauan pada daerah pegunungan dan lahan kritis untuk mengurangi resiko bencana alam.

11. Peningkatan pengembangan Kepulauan Karimunjawa, melalui pelestarian lingkungan hidup dan SDA, mengubah pola budaya tangkap potensi kelautan menjadi pola budi daya dan jasa, pengembangan bandara, pengembangan wisata dan budaya, dan lain-lain.

12. Peningkatan aplikasi Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) bagi kerajinan lokal.

13. Peningkatan pengelolaan tata ruang sesuai dengan regulasi yang berlaku – berbasis Sub Wilayah Pembangunan (SWP) – dimana akan ditekankan pada pengembangan SWP 3 sebagai pusat pertumbuhan baru yang berbasis kawasan industri strategis.

14. Peningkatan perumahan dan permukiman masyarakat pantai pesisir, melalui pembangunan rumah susun.

15. Pengembangan kawasan utara untuk industri strategis, sebagai

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG (Halaman 48-55)