• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRASARANA DAN SARANA DAERAH

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG (Halaman 30-34)

Pembangunan infrastruktur akan dihadapkan pada terbatasnya kemampuan pemerintah Kabupaten Jepara untuk menyediakannya. Pada sebagian infrastruktur, pemerintah masih bertanggungjawab terhadap pembangunan dan pemeliharaannya, misalnya pembangunan jalan, air bersih dan listrik.

Beberapa masalah infrastruktur yang perlu mendapat perhatian antara lain meningkatnya permintaan perumahan, menurunnya pelayanan transportasi dan peningkatan permintaan tenaga listrik dan air bersih.

2.5.1 Perumahan

Untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, salah satunya adalah perumahan yang mana Pemerintah Kabupaten Jepara perlu mengembangkan pola kemitraan dengan pihak pengembang perumahan untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah kebawah. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah ke atas sudah dilakukan oleh pengembang swasta. Sedangkan untuk masyarakat menengah kebawah melalui KPR/BTN, pada tahun 2004 sebanyak 830 unit dan pada tahun 2006 menjadi 1.301 unit. Luas kawasan permukiman pada tahun 2004 adalah 22.528,256 Ha bertambah menjadi 22.532,256 pada tahun 2006.

Dilihat dari kelayakan rumah, tahun 2002 jumlah KK berumah tak layak huni sebanyak 6.984 KK, tahun 2006 menjadi 7.446 KK. Permasalahan pokok perumahan dan permukiman adalah kurang konsistennya pelaksanaan tata ruang, semakin keterbatasan lahan, pertumbuhan rumah tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk, dan keterbatasan kemampuan masyarakat. Disamping itu masih banyak perumahan kumuh serta masih banyaknya bangunan yang menempati tanah negara.

Tabel 2.40

Perkembangan Keluarga Berumah Tidak Layak No. Tahun Keluarga Berumah Tidak

Layak 1. 2002 6.984 2. 2003 7.095 3. 2004 7.881 4. 2005 7.224 5. 2006* 7.446

Sumber: Badan Kesbanglinmas Kabupaten Jepara, 2006

Aspek lain yang sangat erat kaitannya dengan perumahan adalah aspek pertamanan dan penerangan Jalan. Perkembangan taman kota dilihat dari luasan taman mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, apabila tahun 1995 seluas 6.200 m2, tahun 2005 sudah mencapai 38.156 m2, mengalami peningkatan rata-rata sebesar 51,5% per tahun. Penerangan jalan umum tersebar di seluruh wilayah, tahun 1995 sebanyak 343 titik dan pada tahun 2005 sebanyak 1.264 titik atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 2,69% tiap tahun. Permasalahan pertamanan dan penerangan jalan adalah keterbatasan jumlah ruang terbuka di perkotaan, belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan maupun perawatan taman, terbatasnya titik penerangan jalan umum dan pemeliharaan oleh masyarakat.

2.5.2 Pasar

Sarana perdagangan yang ada di Kabupaten Jepara pada tahun 2006 ditunjukkan berkut : pasar tradisionil 21 buah, pasar swalayan 1 buah, pasar grosir 1 buah dan mini market 18 buah. Saat ini hampir diseluruh daerah mengalami hal yang sama, dalam penanganan keberadaan pasar tradisionil yang mulai terdesak oleh pasar modern (supermarket, hipermarket). Kondisi pasar tradisionil di Kabupaten Jepara masih didominasi oleh pasar tradisionil. Berdasar hal tersebut

seyogyanya di Kabupaten Jepara diperlukan suatu regulasi yang mengatur keberdaan pasar modern. Hal ini dikarenakan dalam kurun waktu lima tahun mendatang akan lebih banyak muncul pasar-pasar modern baru.

2.5.3 Jaringan Transportasi

Panjang jalan di Kabupaten Jepara sampai tahun 2006 cenderung tetap. Dari panjang jalan tersebut terdiri dari Jjalan Negara, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten atau lokal. Klasifikasi tersebut sesuai dengan kewenangan penanganannya. Sedangkan transportasi darat dalam pelayanan transportasi khususnya pelayanan angkutan umum yang terdaftar di Kabupaten Jepara terdiri dari beberapa trayek, yang meliputi AKAP, AKDP maupun Angkutan Perkotaan (Angkota) dan Angkutan Pedesaan (Angkudes). Untuk trayek Angkota dan Angkudes cenderung mengalami peningkatan dan diharapkan pelayanan angkutan umum semakin optimal.

Tabel 2.41a

Trayek dan Armada, Angkota dan Angkudes

No Kondisi Trayek Armada Jumlah

Angkota Angkudes Angkota Angkudes Angkota Angkudes

1. 2002 12 18 195 263 30 456

2. 2003 13 19 207 214 32 421

3. 2004 13 21 207 308 34 515

4. 2005 14 30 214 397 44 611

5. 2006 15 32 223 419 47 642

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara, 2006

Pesatnya keramaian wilayah tertentu di Kabupaten Jepara akibat dari adanya proyek-proyek besar yang kontinuitasnya lama, menyebabkan munculnya terminal-terminal bayangan. Berdasar hal tersebut lima tahun kedepan perlu dipikirkan keberadaan terminal dan sub terminal baru di wilayah pengembangan.

Kondisi prasarana jalan tahun 2001, panjang jalan Kabupaten 703,68 km, berdasarkan kondisi jalan, diketahui jalan baik 570,26 km, sedang 105,21 km, rusak 28,22 km. Pada tahun 2006 panjang jalan menjadi 703,68 km, berdasarkan kondisi jalan, diketahui jalan baik 623,52 km, sedang 74,31 km, dan rusak 5,85 km.

Tabel 2.41b

Panjang dan Kondisi Jalan

No. Kondisi Tahun

2002 2003 2004 2005 2006 Kelas Jalan 1. Aspal 675,77 703,68 703,68 703,68 785,00 2. Kerikir 7,00 7,00 7,00 7,43 7,43 3. Tanah 20,92 17,62 17,62 17,62 17,62 Jumlah 702,69 728,30 728,30 729,73 810,05 Kondisi Jalan 1. Baik 570,26 574,40 574,40 615,90 623,52 2. Sedang 105,21 129,28 129,28 87,78 80,16 3. Rusak 28,22 27,91 27,91 35,18 5,85 Jumlah 703,69 728,3 728,3 728,73 810,05

Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Jepara, 2006

Transportasi laut di Kabupaten Jepara ditunjang keberadaannya dengan adanya 2 pelabuhan laut (regional), 2 pelabuhan penyeberangan (lokal), 4 pelabuhan khusus (nasional) dan 2 buah kapal penyeberangan. Pelabuhan Jepara sebagai bagian dari pelabuhan laut Indonesia dalam kerangka negara maritim merupakan garda depan yang harus dibenahi untuk meningkatkan pengelolaan potensi laut dan lingkungan sekitarnya.

Kondisi transportasi laut menunjukkan adanya peningkatan aktifitas pelayaran yang direpresentasikan pada tingkat kunjungan kapal serta produktifitas angkutan orang dan barang yang mengalami peningkatan, tahun 2001 kunjungan kapal sebanyak 470, penumpang 35.105 orang, barang 2.589 ton, pada tahun 2006 jumlah kunjungan

kapal menjadi 621, penumpang 42.328 orang dan barang 2.850 ton. Tabel 2.41c

Kunjungan Kapal dan Produksi Angkutan

No. TAHUN KUNJUNGAN KAPAL

PRODUKSI ANGKUTAN

Penumpang Barang Kendaraan Ket. (orang) (ton) R - 2 R - 4 1. 2002 483 33.152 2.763 1.547 203 2. 2003 491 33.308 2.798 1.619 274 3. 2004 561 39.626 2.801 2.095 365 4. 2005 582 40.843 2.803 2.088 922 5. 2006 591 42.328 2.850 3.095 1.358

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara, 2006

Permasalahan pokok transportasi dan telekomunikasi adalah masih banyak jalan dalam kondisi belum baik dan penurunan kualitas jalan, terbatasnya prasarana dan sarana perhubungan.

2.5.4 Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air bersih pada masa mendatang harus menjadi perhatian Kabupaten Jepara, mengingat air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Permasalahan klasik yang dihadapi berkaitan dengan air bersih adalah masih rendahnya kinerja pelayanan air bersih, yaitu belum meratanya sistem jaringan air bersih dan masih minimnya kapasitas air bersih.

Jumlah pelanggan PDAM mengalami peningkatan, tahun 2001 sebanyak 11.118 pelanggan, menjadi 18.577 pelanggan tahun 2006 (angka sementara). Volume air PDAM yang disalurkan juga mengalami peningkatan, tahun 2001 sebanyak 3.356.150 m3, menjadi 4.093.983 m3 tahun 2006 (angka sementara) Data tersebut menunjukkan bahwa semakin lama tingkat kebutuhan akan air bersih dari PDAM semakin meningkat, baik untuk keperluan rumah tangga ataupun non rumah tangga. Permasalahan pokok air bersih adalah masih banyak penduduk atau rumah tangga yang belum

mendapatkan air bersih. Hal inim menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum sebagai kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat dan bersih.

Tabel 2.41

Banyaknya Pelanggan Air Bersih

No. Tahun Jumlah Pelanggan Air yang Disalurkan (m3)

1. 2001 11.118 3.360.000 2. 2002 12.749 3.855.000 3. 2003 14.213 4.067.000 4. 2004 15.700 4.597.000 5. 2005 17.008 5.114.000 6. 2006 18.577 5.573.000

Sumber: Jepara Dalam Angka 2001-2005

2.5.5 Jaringan Irigasi

Lahan pertanian yang masih cukup luas di Kabupaten Jepara, perlu dukungan pengairan yang baik. Fungsi irigasi sangat diperlukan mengingat untuk menunjang penyediaan bahan pangan.

Tabel 2.41

Luas Sawah, Bangunan Air dan Sungai

Jenis Data 2001 2002 TAHUN 2003 2004 2005 Luas sawah irigasi :

1. Irigasi Teknis 2. Irigasi ½ teknis 3. irigasi sederhana Bangunan Air : 1. Bendung a. Permanen b. Bronjong c. Rumpon 2. Saluran a. Primer b. Sekunder 3. Bangunan Lainnya Sungai 8.625 2.391 12.810 260 114 272 8.702 827.090 480 38 8.628 2.473 12.725 260 114 272 8.702 827.090 487 38 8.630 2.487 12.709 260 127 269 8.702 827.090 495 38 8.660 2.853 12.749 260 137 259 8.702 827.090 495 38 8.660 2.853 12.749 260 137 259 8.702 827.090 495 38

Sumber: Dinas PU, Jepara 2006

2.5.6 Persampahan

Volume sampah, baik sampah cair maupun sampah padat, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sejalan dengan makin bertambahnya aktivitas masyarakat. Volume sampah padat tahun 2001 sebesar 175,5 m3, tahun 2006 menjadi 713,05 m3. Jumlah sampah terangkut ke TPA tahun 2002 sebesar 165,5 m3, tahun 2006 menjadi 569,3 m3. Permasalahan persampahan adalah masih rendahnya cakupan pelayanan persampahan dan bertambahnya volume sampah yang didaur ulang serta belum optimalnya tingkat kesadaran masyarakat tentang kebersihan.

Tabel 2.42

Perkembangan Persampahan

No. Kondisi 2002 2003 Tahun 2004 2005 2006*

1. Volume sampah/hari (m3) 175,5 205 528 619,5 713,05 2. Sampah terangkut (m3) 165,5 185 422,5 502 569,3 3. Daerah pelayanan (Ha) 1.170 2.026 2.443 3.116 3.653,3

4. TPA (buah) 4 4 4 4 4

Sumber: DKPPK Kabupaten Jepara, 2006

2.5.7 Jaringan Listrik

Kemajuan pembangunan segala bidang di Kabupaten Jepara, menuntut penyediaan kebutuhan listrik yang sangat besar. Lima tahun terakhir menunjukkan kebutuhan jaringan listrik bagi masyarakat Kabupaten Jepara meningkat tajam dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan adanya pertambahan pemasangan, baik bagi perumahan, perkantoran maupun industri. Jangkauan pelayanan listrik hingga tahun 2006 telah mencakup 197 desa atau 100 persen wilayah telah terlayani.

Tabel 2.43

Banyaknya Pelanggan Listrik PLN

No. Tahun Pelanggan Jumlah Tersambung Daya Terjual Kwh 1. 2002 121.531.260 182.580.124 2. 2003 82.290 133.523.310 200.879.143 3. 2004 85.457 137.838.778 237.744.605 4. 2005 88.847 138.318.428 239.701.670 5. 2006 92.139 150.315.538 272.471.162

Sumber: Jepara Dalam Angka 2002-2006

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG (Halaman 30-34)