• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebodohan Mereka terhadap Hadits Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wasallam

Dalam dokumen Y v. r s\ J. Sebagai. Landasan (Halaman 95-108)

Saya katakan bahwa, kenyataan dan

merebaknya

kebodohanakanSunnahdikalanganulamafikihdewasaini,dapat dilihatsecara nyata olehsetiaporangyang mendalami Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam dan banyak menelaah pendapatmereka.

Dalam

pembahasan ini akansayapaparkan dua buah

contoh, satudiantaranyamerupakanpersoalanklasikdan yang lainnyaadalahkontemporeryang menunjukkankebenaran apa yang kamisebutkan,

Pertama

,

Sabda

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

I

yu

j*J

(^r<J o

“Tidak ada shalat bagi orang-orang

yang

tidak

membaca

surahAlFatihah.

Hadits ini,

meskipun

sebuah Hadits shahih yang diriwayatkandidalamkitab Shahihaini,

namun

paraulama bermadzhabHanafimenolak keabsahannya dengandalilbahwa Haditsinibertentangandengan

makna

yangjelas darifirman Allah Ta’ala,

"*

0 ^9

£ ) Q S

ols-j a)! /r* 1

y-“

Maka

bacalahapa-apa

yang mudah

bagimu dariAl

Qur

'an.” (Qs.Al

Muzammil

(73):20)

SedangkanHaditstersebuthanyamerupakanHaditsahad.

Demikianlah sangkaan mereka,padahal

Imam

Bukhari yang merupakan

imam kaum

muslimindalammasalahHaditstelah

menerangkansecara jelasdiawalkitabJuzAl Qira'ah,

bahwa

Hadits ini adalah Hadits yang mutawatir dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam.

Bukankahlebihbaik bagi mereka,jikamerekaberpaling darihawanafsumerekadanmengambilmanfaatdariilmu sang

imam

(yangtelahlamabergelutdanmengkhususkandiribeliau dalamilmuHadits)?

Bukankahlebihbaik bagimerekauntukmeninggalkan pendapatmereka yangkeliru,yaituketikamenyangka

bahwa

Hadits ini adalah Hadits

ahad

dengan berupaya untuk mengkompromikansabdabeliauinidenganfirman Allahtersebut,

denganmengkhususkanmaknaayattadidengansabdaRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamyangtelahdisebutkan?Terlebih,

bahwaayatinidisebutkandalamkontekspembahasan mengenai shalat

malam

dan bukan pada

pembahasan

bacaan yang diwajibkandalamshalat.

Kedua,HaditsturunnyaIsa ‘alaihissalamdiakhirzaman.

Haditsini,jugatelahdiriwayatkanoleh

Imam

Bukharidan Muslim. Beberapa tahunyanglalutelahditanyakankepada beberapasyaikhdiMesirtentangHaditsini,

maka

salahseorang darimerekadidalammadalah Ar-Risalahmenjawabnyadengan mengatakan,

bahwa

Haditsiniadalah Haditsahad yangjalan periwayatannyaseputarpada

Wahab

binMunabbihdanKa’abul Akhbar.

Namun

pada hakikatnyaHaditsiniadalah Haditsyang mutawatir,sebagaimanayangdipersaksikan olehorang-orang yang menekunidanmendalamiHadits Rasulullah Shallallahu

‘alaihiwasallam.Sayajugatelahmempelajarisendirijalan-jalan

periwayatanHaditsinisampaikepadaRasulullah Shallallahu

‘alaihiwasallam dansayamelihatbahwaHaditsinidiriwayatkan oleh±40orangsahabat;20 sanaddarimereka,danyangpaling rendahadalahmerupakan sanad yangshahihsedangkanyang

lainnyamempunyaijalan-jalanperiwayatanyang banyak danjuga shahih,baikyangtercantumdidalamAsh-Shahihain,As-Sunan,

A

l

Masan

id,

A

lMaajirn dankitab-kitabSunnahyanglainnya.

Halitumerupakansuatu halyangsangatanehbahwasanya

didalamjalan-jalanperiwayatanHaditsinitidak sedikitpun disebutkan perawiyangbernama

Wahab

danKa’ab.

Untukitu,sayatelahmenulissebuahringkasan sejumlah duahalamantentangjalan-jalanperiwayatanHaditsiniyangtelah sayakirimkan ke majalah Ar-Risalah pada saat itu dengan harapan agarredakturmajalah

memuat

tulisantersebutsebagai suatubentukkhidmat kepadailmu.

Namun

sungguhsangat disayangkanmerekatidakmemuatnya.

Dua

contohtadimerupakancontohdarisekianbanyak contohyanglain,yangmembuktikankurangnyaperhatianyang diberikanolehulamaterhadapAs-Sunnahsebagaiasaskedua

didalamsyariatIslamyangmanatanpaAs-Sunnahtidakmungkin akandipahamisyariatyangpertamasesuai

pemahaman

yang dikehendakiolehAllah

SWT.

Pada akhirnya, mereka terperosok ke dalam lumpur kebodohandanjurangpenyimpanganterhadapHadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam', yaitu tatkalamereka raguakan keabsahanhadits tersebut,padahalsesungguhnya Hadits-hadits itu benar-benar

merupakan

sesuatu yang bersumberdariRasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam. Allah Ta’alaberfirman,

“Apa

yangdiberikan olehRasulkepadamu,

maka

terimalahdia..."

(Qs.AlHasyr(59):7),

namun

mereka mengambilsebagiandanmeninggalkansebagianyanglain,

“...tiadalah balasan bagi orang

yang

berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan

pada

hari kiamat mereka di kembalikan kepada siksa

yang

sangatberat.... ”(Qs.Al Baqarah(2): 85)

Sebagaikesimpulan,bahwasanyawajibsetiapmuslim untuk beriman terhadap segala sesuatu yang telah nyata bersumberdariRasulullah Shallallahu alaihiwasallam,baik dalam masalahakidah

maupun

fikih,baik Haditsitumutawatir ataupunahaddanjugabaik Haditsahaditumemberikankejelasan akanalilmudanalyaqin

maupun

Hadits itumemberikan

kejelasanakanazh-zhannu ghalib,sebagaimanatelahdisebutkan

padapembahasanyanglalu.Dengantaatdan patuhnyaseorang muslimterhadapseluruhyangtelahdisebutkan,berartiiatelah merealisasikan firman Allah Ta’ala,

Hai

orang-orangyang beriman,penuhilah seruanAllahdanseruanrasulapabila rasulmenyeru

kamu

kepadasuatu

yang

memberikehidupan kepada kamu, dan ketahuilah

bahwa

sesungguhnya Allah membatasiantaramanusia denganhatinyadansesunggunya kepada-Nyalah

kamu

akan dikumpulkan (QS. Al Anfaal

(8):24)danjuga firman-firman-Nyayanglain.

Semogaulasan singkatinibermanfaatdan merupakan amal yangikhlassemata-mata untukmendapatkanwajahAllahdan berkhidmatuntukmenjagakitabAllahdanSunnahRasul-Nya.

'AMPUMGWMMAM

COJti

PASAL IV AT-TAQLID

HakikatTakliddan

Ancaman

bagiParaPelakunya.

Taklid secarabahasadiambildari kata,4/Qiladah,yaitu sesuatu yangdiikatkanpadaleher seseorangagar orang itu senantiasamengikutinya.

Diantarapenggunaannyayaitutaklidhewanternak,yaitu menggiringnya. Oleh karena ituseakan-akan seorang yang

bertaklidhendakmenjadikan

hukum

yangdiikutinyadariseorang ulamamujtahidsepertiqiladah(kalung)yangberadapadaleher orang-orangyangmengikutinya.

Adapunpengertiannyasecaraistilah,yaituberamaldengan berlandaskanpadaperkataan seseorang tanpa ditopang olehdalil

apapun.Tidakdimasukkandalampengertianini,suatuamalan yangdilakukandengan berlandaskan padaHadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,ijma’,fatwa seorangulamaatau amalyangdilakukanolehseoranghakimyangberlandaskanakan persaksian dari beberapa orang terpercaya, karena dengan

demikian sanghakimtelahberamal berlandaskanakankesaksian dariorangtersebut. 0

Daripengertianiniditarikduapelajaran penting:

1. Taklid tidaktermasuk ilmu yangmemberikanfaidah.

2. Taklidadalah pekerjaan orang-orang

awam

dan bodoh.

Dan

pada kesempatanini,perlukiranyadijelaskankedua

halyangtelahdisebutkantadidenganmelihatdalil-dalildariAl KitabdanAs-Sunnahsertaperkataan paraimansalaf.

1. Taklid tidaktermasuk ilmuyangbermanfaat.

Halinidisebabkan karena AllahTa’ala didalam AlQur' an telahmencelaparapelakunya.Untukitu,telahsayamendapatkan beberapaperkataandariulama-ulamaterdahuluyang

memuat

laranganuntukbertaklid.

Imam

Andalus Ibnu Abdul Barr rahimahullah telah menuliskansebuahbabdidalambukunyaJam/’uBayanAlIlmi

wa

Fadhlihi, beliau berkata (2:1097-114),

“Bab

batalnya bertaklid.Larangandan perbedaanantaratakliddan AlIttiba AllahTa’alamencelaorang-orangyangbertakliddalam firman-Nya, Mereka menjadikanorang-orang alimnyadan rahib-rahib merekasebagai tuhan selain Allah’. (Qs. At-Taubah

(9):31).

DiriwayatkandariHudzaifah danyanglainnya,mereka mwngatakan bahwaorang-orangitutidak

menyembah

para rahib

l)

. Lihat IrsyadulFuhul,(hal234). Saya mengatakanbahwapenuliskitab ini tidakmenggolongkanseorangyangberamaldenganfatwa seorangulamake dalam golongan orang-orangpentaklid,karenasemata-matayang menjadi standardalam masalahini adalah pengertiantaklidsecaraistilah. Adapun

secarabahasamakaorang-orangsemacammerekajuga termasukdalamkategori pentaklid.

dengan menyekutukan Allah,

namun

para rahib itu telah menghalalkandan

mengharamkan

sesuatukemudian mereka mentaklid(meniru)pendapatrahib-rahibtersebut.AddibinHatim berkata, “Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wasallam sedangkandilehersaya tergantungsebuahsalib,

maka

belaiuberkatakepadaku,Wahai ‘Addi, buanglahberhalaitu darilehermu

Maka

sayamenghampiribeliauyangsedang

membaca

surahAt-Taubah, hinggatatkalabeliau

membaca,

“Merekamenjadikan orang-orangalimnyadanrahib-rahib mereka sebagai tuhan selainAllah."

Aku

berkata, “Wahai

Rasulullah! Sesungguhnya kamitidaklahmenjadikanmereka

sebagaituhan-tuhan kami.” BeliauShallallahu ‘alaihiwasallam berkata, “Bahkankalian telahmenjadikannya sebagaituhan,

bukankah mereka telah menghalalkan bagikalian apa-apa

yang

diharamkan-Nya dan

kamu pun

menghalalkannya, demikian pula mereka telah

mengharamkan

atas kalian sesuatu

yang

telahAllah halalkanbuat

kamu

dan

kamu pun

mengharamkannya?.Sayaberkata,“Benar,wahaiRasulullah!”

Beliauberkata, “Itulah

yang

di

maksud

dengan beribadah kepadamereka.Allah Ta’alaberfirman,

Dan

demikianlah,

Kami

tidak mengutus sebelum

kamu

seorang

pemberi

peringatan

pun

dalam suatu negeri,... sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami

menganut

suatu

agama

dan sesungguhnya kami adalah pengikutjejak-jejak mereka.

(Rasulitu)berkata, ‘Apakah(kamu akanmengikutinyajuga) sekalipunaku

membawa

untukmu (agama)

yang

lebih nyata,

memberipetunjuk daripada apa

yang kamu

dapati

bapak-bapakmu

menganutnya?" (Qs.

Az-Zukhruf

(43): 23-24).

Demikianlah,bertaklidterhadapbapak-bapak merekatelah mengahalangimerekauntukmenerimapetunjuk.Merekaberkata kepadaRasulullah

SAW,

“...sesungguhnyakamimengingkari terhadapapa

yang kamu

diutus untukmenyampaikannya.

(Qs. Saba' (34): 34). Juga, Allah Ta’alaberfirmanmencela

perbuatan orang-orangkafir,“Patung-patungapakahiniyang

kamu

tekun beribadah

kepada

nya.

Mereka

berkata, 'Demikianlah kami dapati bapak-bapak kami melakukan hal

yang

sama. "Banyaklagiayat-ayatlainyangberisicelaan terhadap parapentaklid,yang

mana

paraulamatelahmenjadikan ayat-ayat itu sebagai dalil dalam menghujat mereka (para pentaklid). Haltersebuttidaklahmenghalangimerekauntuk berdalildenganayat-ayatini,bahwasanyaayat-ayattersebut diturunkan sebagai celaankepadaorang-orangkafir,karenafokus pembicaraantidaklahterletakpadakafirtidaknya seseorang,

namun

celaanterhadapmerekaitutidaklaindisebabkan karena taklidyangmerekalakukanmerupakansuatu halyangdilandasi olehdalil-dalilagama.

Demikianlah,jika seorang laki-laki bertaklidkepada seseorangdalam kekafiran

sama

halnyadenganorangyang

bertakliddidalamkemaksiatanatauseorangyangbertakliddalam suatumasalah kepadaseorang ulama,kemudianulamaitusalah dalampenetapan

hukum

darimasalahtersebut.Seluruh perbuatan itutercelameskipunkadardosamerekaberbeda-beda.

Diriwayatkandari IbnuMas’ud,beliau berkata, “Jadilah kalianseorang penuntut ilmuatauorangyang mengajarkannya, namunjanganlahkalianmenjadiseorangyangikut-ikutandiantara keduanya.”

Juga diriwayatkandaribeliaudarijalurperiwayaatanyang

lain,“DahuludiwaktuJahiiyahkamimenyebutseorangyang bertakliddenganseorangyangtidakberpendirian(al

imma

’ah) terhadap orang-orangyang diundang padasuatujamuanmakan, kemudianiadatangbersamaseorangyangtidakdiundang.

Namun

padasaatsekarangini,para pentaklidituadabersamakalian, yaituorang-orangyangmenjadikan pendapat-pendapatmanusia sebagaiagamabaginya”,merekaituadalah parapentaklid.

Berkata IbnuAbbasradhiyalla.hu ‘anhu,“Apakahcelaka para pentaklid terhadap pendapat-pendapat keliru

yang

dibawakanolehseorangulama?Beliauditanya,‘Bagaimanahal itu teijadi?’Beliauberkata, ‘Jikaseorang alimmemutuskansuatu perkaradenganakalnya(ijtihad-peneij),kemudianpadasuatu ketikaiadapatiseorangyanglebihalim(pintar)berseberangan denganpendapatnya,

maka

sang alimitu

pun

meninggalkan perbuatannyayanglaluadapunparapentaklid,

maka

tetapia

beradadalamkesesatannya’

Berkata IbnuAbdulBarr,“RasulullahShallallahu ‘alaihi

wasallamtelahbersabda,Paraulamaakanlenyap,kemudian manusia akanmenjadikanpemimpin-pemimpin merekadari kalangan orang-orang

yang

bodoh. Selanjutnya, mereka ditanya (tentang satu masalah), lalupara

pemimpin

bodoh

itu berfatwa tanpa landasan ilmu,

maka

mereka

pun

sesat lagimenyesatkan"2)

Seluruhdalilyangtelahdisebutkan

memuat

pembatalan akantaklidbagimereka yang

paham

dandiberipetunjukakan maksuddaridalil-dalil itudantidakterdapatperbedaan pendapat

dikalanganulamatentang tidakdibolehkannyabertaklid.Untuk

itutidakperlumenjelaskannya panjanglebar.(DinukilolehIbnu

Qayyim

didalamI’lamul

Muwaqqi

’in2:294- 298)

Berkata

Imam

Ibnu

Qayyim

rahimahullah, “Tidak diperbolehkan berfatwadenganbertaklidkepadaseseorang karenatakliditutidaktermasuk ilmudanberfatwatanpa dibarengi dengan ilmuadalahharam.Tidak ada perbedaan pendapatdi kalangan ulama bahwasanya taklid itu bukanlah ilmu dan

2) Diriwayatkan juga Hadits yangseperti inioleh Bukharidan Muslimdari Hadits Abdillah bin Amru binAl Ash. Dan Hadits ini telah pula saya cantumkan padabukusayaAr-RaudahAn-Nadzhir,no.549 denganlafazh yang akandisebutkankemudian.

bahwasanyaseorang pentaklidtidakdisebutsebagaiseorang ulama(orangyangberilmu)”(/’lam, 1:45).

Berkata

Imam

Asy-Syathibi rahimahullah, “Seorang pentaklid itu tidak dinamakan alim (orangyang berilmu)”.

PerkataanbeliauinidinukilolehHasanAs-SindiAlHanafipada awalringkasannya terhadapSunanIbnuMajah. Jugahalyang serupa telahditegaskan oleh

Imam

Asy-Syaukani di dalam IrsyadulFuhul,(hal235), beliau berkata,“Sesungguhnyataklid itu adalah kebodohan dan tidak termasuk ilmu.”

Apa

yang diutarakanoleh beliauinisejalandenganapa-apayangterdapat

dalambuku-bukubermadzhabHanafi,di

mana

didalam buku-bukuitudisebutkan ketidakbolehanmengangkatseorangyang bodohmenjadi hakim. PerkataaniniditafsirkanolehAl Allamah IbnuAl

Hamam,

beliau berkata,“Yangdimaksuddenganorang bodohadalah parapentaklid.”

Para

Imam Kaum

Muslimin

Melarang

Bcrtaklid.

Bertolakdariapayangtelah diuaraikan,

maka imam kaum

musliminpun dengantegasmelarangumatuntukbertaklidkepada mereka:

1. BerkataIimam

Abu

Hanifahrahimahullah,“Tidakboleh bagiseoranguntukmengambilperkataankamiselamatidak

mengetahuidari

mana

kami mengambilnya.”Disebutkan dalamriwayatlain,

“Haram

bagiorang-orangyangtidak mengetahuidalilyangakandijadikanpeganganuntuk berfatwa denganperkataanku. Sesungguhnya kami ini

adalahmanusiabiasa,kamiberkatahariinidankamitarik perkataanitubesok.”

2. Berkata

Imam

Malikrahimahullah,“Sungguhsayaini

hanyalah seorangmanusiabiasa, terkadang salah dan terkadangbenar.Untukitu,telitilahsetiappendapatku.

SegalayangbersesuaiandenganAlQur' andan As-Sunnah

maka

terimalah dansegalayangbertentangandengan keduanya

maka

tinggalkanlah.”

3. Berkata

Imam

Asy-Syafiirahimahullah,

“Kaum

muslimin telahsepakat,barangsiapayangtelah jelasbaginyaSunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

maka

tidak

dibenarkan baginya untuk meninggalkannya karena mengikutiperkataan seseorang.” Beliaujugaberkata,

“SetiapmasalahyangtelahadaSunnahnyadariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam dan bersebrangandengan pendapatku,

maka

sayaakan kembali kepadaSunnahitu,

baikpada

masa

hidupku ataupun setelah saya wafat”.

Beliaujugamengatakanberkata,“Segalayangtelahaku katakanyangmenyelisihikuSunnahRasulullah Shallallahu

‘alaihiwasallam,

maka

Sunnahbeliauyanglebihutama untukdiikuti,janganlahkaliantaklidkepadaku.”

4. Berkata

Imam Ahmad

rahimahullah, “Janganlahengkau taMJkepadaku,demikianpuladenganMalik, Asy-Syafi’i,

Al Auza'i dan Ats-Tsauri,ambilahdari

mana

mereka mengambil. Juga telah

masyhur

perkataan mereka,

‘Apabilaada sebuahHaditsshahihderajatnya,

maka

itulah madzhabku’.”

Demikianlah beberapaperkataanulama dalammasalah

taklid,yang

mana

perkataanmerekainitelahpula sayaulaspada mukaddimahkitabkami, “SifatShalatNabiShallallahu ‘alaihi

wasallam”,hal23-34.

HakikatIlmuAdalah

Firman

Allahdan

Sabda

Rasul-Nya.

Apabilademikian adanya

hukum

takliddikalanganpara ulama,

maka

tidakdiperbolehkanbagi mereka yang

mampu

mengetahui kebenaran dengandaliluntukberbicaradidalam

masalahfikih(kendatidenganmengemukakandalil,baikdariAl Qur'an

maupun

As-Sunnah).Halinidisebabkan karenahakikat dariilmuterletakpadakeduanya,bukan padapendapat-pendapat sekelompokmanusia.Untukitu,berkata

Imam

Asy-Syafi’idi

dalamAr-Risalah,(hal41

nomor

13 1-132),

“Maka

wajib bagi paraalimulamauntuktidakberbicaradalammasalah

agama

kecualidenganmenyebutkan sumberdariperkataan mereka

tersebut.Sungguhtelahberbicaradalammasalah ilmuini(agama) beberapa orangyangjikamerekamenahanlisan-lisanmereka,

maka

itulebihbaikdanselamatbagimereka. InsyaAllah.

Kemudianbeliau berkata(hal39: 120),“Tidak dibolehkan bagi seseoranguntukberkata, ‘Inihalaldanituharamkecuali denganberlandaskanilmu,danhakikatilmuhanyaterdapatpada AlQur'an,Sunnah,ijma’danqiyas.”

Selanjutnya, beliaumengatakan(508: 1467-1468)bahwa,

“Jikaseorangalim berkatapadasuatuperkaradalammasalah agamatanpa disandarkanpada nashsyar’idantidakpuladengan qiyas,niscaya orangitu lebihdekatkepadadosa daripada orangyang

awam.

Allahtidakmenjadikan pada seorangpun hak-setelahwafatnyaRasulullah-untukberbicaradalamperkara

agama

kecuali denganilmu,danilmuituterhimpunpadaAl Qur'an,Sunnah,Ijma’,AtsardanQias.

Sungguhdiantaramusibahterbesaryang

menimpa kaum

muslimindewasaini adalahkebodohan sebagian besardari

merekapersissepertiyangtelahdigambarkanolehAlQur'an, Sunnah, perkataanpara sahabatsertaperkataanpara

imam kaum

muslimintentang celaan bagi para pentakliddanbahwasanyataklid itubukanlahmerupakanilmu.Sedangkan yang dinamakanhakikat ilmuadalahfirman Allah Ta’aladan sabda Rasul-Nya.Olehsebab

itu,tidak sedikitpunterbetik didalamsanubarimereka

bahwa

yangdimaksuddenganilmuyangterpuji didalam AlQur'andan As-Sunnahadalah ilmudariapa-apayangada pada keduanya,

baikituberupa ilmu-ilmu akidah

maupun hukum

fikih.Demikan

pula, tidak terdetikdidalamhati mereka,

bahwa

paraulama yangdipujiAllahdidalam Al Qur'an

maupun

As-Sunnahadalah orang-orangyangalim terhadap keduanya.

Merekatidaksedikitpuntahuakanperkataan para

imam

danijtihad-ijtihadmereka.Oleh Karenaitu,

kamu

akanmelihat kebingunganyang

menimpa

mereka,karenamerekatidakbisa

membedakan

antaraperkataan-perkataantersebutyangsesuai dengan AlQur'andan As-Sunnah dan yangtidak sesuaidengan keduanya.

Tidakterdetikdidalampikiranmerekatatkalamemberi

Hadits-hadits tentangtanda-tanda kiamat,sepertiHadits “Kelak Allah akan mengangkatilmu dan akan terlihat kebodohan

itudi

muka

bumf',

bahwa

termasukdidalamkebodohan,yaitu ilmu para pentaklid, karena pada hakikatnya mereka tidak mempunyaiilmusepertiyangtelahdisebutkansebelumnya.

Tidakpulaterbayangdalam benakmereka,disaatmereka dengarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

Dalam dokumen Y v. r s\ J. Sebagai. Landasan (Halaman 95-108)