Saya katakan bahwa, kenyataan dan
merebaknya
kebodohanakanSunnahdikalanganulamafikihdewasaini,dapat dilihatsecara nyata olehsetiaporangyang mendalami Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam dan banyak menelaah pendapatmereka.Dalam
pembahasan ini akansayapaparkan dua buahcontoh, satudiantaranyamerupakanpersoalanklasikdan yang lainnyaadalahkontemporeryang menunjukkankebenaran apa yang kamisebutkan,
Pertama
,Sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,I
yu
j*J(^r<J o
“Tidak ada shalat bagi orang-orang
yang
tidakmembaca
surahAlFatihah.”Hadits ini,
meskipun
sebuah Hadits shahih yang diriwayatkandidalamkitab Shahihaini,namun
paraulama bermadzhabHanafimenolak keabsahannya dengandalilbahwa Haditsinibertentangandenganmakna
yangjelas darifirman Allah Ta’ala,"*
0 ^9
£ ) Q S
ols-j a)! /r* 1
y-“
Maka
bacalahapa-apayang mudah
bagimu dariAlQur
'an.” (Qs.AlMuzammil
(73):20)SedangkanHaditstersebuthanyamerupakanHaditsahad.
Demikianlah sangkaan mereka,padahal
Imam
Bukhari yang merupakanimam kaum
muslimindalammasalahHaditstelahmenerangkansecara jelasdiawalkitabJuzAl Qira'ah,
bahwa
Hadits ini adalah Hadits yang mutawatir dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam.
Bukankahlebihbaik bagi mereka,jikamerekaberpaling darihawanafsumerekadanmengambilmanfaatdariilmu sang
imam
(yangtelahlamabergelutdanmengkhususkandiribeliau dalamilmuHadits)?Bukankahlebihbaik bagimerekauntukmeninggalkan pendapatmereka yangkeliru,yaituketikamenyangka
bahwa
Hadits ini adalah Haditsahad
dengan berupaya untuk mengkompromikansabdabeliauinidenganfirman Allahtersebut,denganmengkhususkanmaknaayattadidengansabdaRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamyangtelahdisebutkan?Terlebih,
bahwaayatinidisebutkandalamkontekspembahasan mengenai shalat
malam
dan bukan padapembahasan
bacaan yang diwajibkandalamshalat.Kedua,HaditsturunnyaIsa ‘alaihissalamdiakhirzaman.
Haditsini,jugatelahdiriwayatkanoleh
Imam
Bukharidan Muslim. Beberapa tahunyanglalutelahditanyakankepada beberapasyaikhdiMesirtentangHaditsini,maka
salahseorang darimerekadidalammadalah Ar-Risalahmenjawabnyadengan mengatakan,bahwa
Haditsiniadalah Haditsahad yangjalan periwayatannyaseputarpadaWahab
binMunabbihdanKa’abul Akhbar.Namun
pada hakikatnyaHaditsiniadalah Haditsyang mutawatir,sebagaimanayangdipersaksikan olehorang-orang yang menekunidanmendalamiHadits Rasulullah Shallallahu‘alaihiwasallam.Sayajugatelahmempelajarisendirijalan-jalan
periwayatanHaditsinisampaikepadaRasulullah Shallallahu
‘alaihiwasallam dansayamelihatbahwaHaditsinidiriwayatkan oleh±40orangsahabat;20 sanaddarimereka,danyangpaling rendahadalahmerupakan sanad yangshahihsedangkanyang
lainnyamempunyaijalan-jalanperiwayatanyang banyak danjuga shahih,baikyangtercantumdidalamAsh-Shahihain,As-Sunan,
A
lMasan
id,A
lMaajirn dankitab-kitabSunnahyanglainnya.Halitumerupakansuatu halyangsangatanehbahwasanya
didalamjalan-jalanperiwayatanHaditsinitidak sedikitpun disebutkan perawiyangbernama
Wahab
danKa’ab.Untukitu,sayatelahmenulissebuahringkasan sejumlah duahalamantentangjalan-jalanperiwayatanHaditsiniyangtelah sayakirimkan ke majalah Ar-Risalah pada saat itu dengan harapan agarredakturmajalah
memuat
tulisantersebutsebagai suatubentukkhidmat kepadailmu.Namun
sungguhsangat disayangkanmerekatidakmemuatnya.Dua
contohtadimerupakancontohdarisekianbanyak contohyanglain,yangmembuktikankurangnyaperhatianyang diberikanolehulamaterhadapAs-SunnahsebagaiasaskeduadidalamsyariatIslamyangmanatanpaAs-Sunnahtidakmungkin akandipahamisyariatyangpertamasesuai
pemahaman
yang dikehendakiolehAllahSWT.
Pada akhirnya, mereka terperosok ke dalam lumpur kebodohandanjurangpenyimpanganterhadapHadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam', yaitu tatkalamereka raguakan keabsahanhadits tersebut,padahalsesungguhnya Hadits-hadits itu benar-benar
merupakan
sesuatu yang bersumberdariRasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam. Allah Ta’alaberfirman,“Apa
yangdiberikan olehRasulkepadamu,maka
terimalahdia..."(Qs.AlHasyr(59):7),
namun
mereka mengambilsebagiandanmeninggalkansebagianyanglain,“...tiadalah balasan bagi orang
yang
berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia danpada
hari kiamat mereka di kembalikan kepada siksayang
sangatberat.... ”(Qs.Al Baqarah(2): 85)Sebagaikesimpulan,bahwasanyawajibsetiapmuslim untuk beriman terhadap segala sesuatu yang telah nyata bersumberdariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,baik dalam masalahakidah
maupun
fikih,baik Haditsitumutawatir ataupunahaddanjugabaik Haditsahaditumemberikankejelasan akan“alilmudanalyaqin”maupun
Hadits itumemberikankejelasanakanazh-zhannu ghalib,sebagaimanatelahdisebutkan
padapembahasanyanglalu.Dengantaatdan patuhnyaseorang muslimterhadapseluruhyangtelahdisebutkan,berartiiatelah merealisasikan firman Allah Ta’ala,“
Hai
orang-orangyang beriman,penuhilah seruanAllahdanseruanrasulapabila rasulmenyerukamu
kepadasuatuyang
memberikehidupan kepada kamu, dan ketahuilahbahwa
sesungguhnya Allah membatasiantaramanusia denganhatinyadansesunggunya kepada-Nyalahkamu
akan dikumpulkan (QS. Al Anfaal(8):24)danjuga firman-firman-Nyayanglain.
Semogaulasan singkatinibermanfaatdan merupakan amal yangikhlassemata-mata untukmendapatkanwajahAllahdan berkhidmatuntukmenjagakitabAllahdanSunnahRasul-Nya.
'AMPUMGWMMAM
COJti
PASAL IV AT-TAQLID
HakikatTakliddan
Ancaman
bagiParaPelakunya.Taklid secarabahasadiambildari kata,4/Qiladah,yaitu sesuatu yangdiikatkanpadaleher seseorangagar orang itu senantiasamengikutinya.
Diantarapenggunaannyayaitutaklidhewanternak,yaitu menggiringnya. Oleh karena ituseakan-akan seorang yang
bertaklidhendakmenjadikan
hukum
yangdiikutinyadariseorang ulamamujtahidsepertiqiladah(kalung)yangberadapadaleher orang-orangyangmengikutinya.Adapunpengertiannyasecaraistilah,yaituberamaldengan berlandaskanpadaperkataan seseorang tanpa ditopang olehdalil
apapun.Tidakdimasukkandalampengertianini,suatuamalan yangdilakukandengan berlandaskan padaHadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,ijma’,fatwa seorangulamaatau amalyangdilakukanolehseoranghakimyangberlandaskanakan persaksian dari beberapa orang terpercaya, karena dengan
demikian sanghakimtelahberamal berlandaskanakankesaksian dariorangtersebut. 0
Daripengertianiniditarikduapelajaran penting:
1. Taklid tidaktermasuk ilmu yangmemberikanfaidah.
2. Taklidadalah pekerjaan orang-orang
awam
dan bodoh.Dan
pada kesempatanini,perlukiranyadijelaskankeduahalyangtelahdisebutkantadidenganmelihatdalil-dalildariAl KitabdanAs-Sunnahsertaperkataan paraimansalaf.
1. Taklid tidaktermasuk ilmuyangbermanfaat.
Halinidisebabkan karena AllahTa’ala didalam AlQur' an telahmencelaparapelakunya.Untukitu,telahsayamendapatkan beberapaperkataandariulama-ulamaterdahuluyang
memuat
laranganuntukbertaklid.
Imam
Andalus Ibnu Abdul Barr rahimahullah telah menuliskansebuahbabdidalambukunyaJam/’uBayanAlIlmiwa
Fadhlihi, beliau berkata (2:1097-114),“Bab
batalnya bertaklid.Larangandan perbedaanantaratakliddan AlIttiba AllahTa’alamencelaorang-orangyangbertakliddalam firman-Nya, ‘Mereka menjadikanorang-orang alimnyadan rahib-rahib merekasebagai tuhan selain Allah’. (Qs. At-Taubah(9):31).
DiriwayatkandariHudzaifah danyanglainnya,mereka mwngatakan bahwaorang-orangitutidak
menyembah
para rahibl)
. Lihat IrsyadulFuhul,(hal234). Saya mengatakanbahwapenuliskitab ini tidakmenggolongkanseorangyangberamaldenganfatwa seorangulamake dalam golongan orang-orangpentaklid,karenasemata-matayang menjadi standardalam masalahini adalah pengertiantaklidsecaraistilah. Adapun
secarabahasamakaorang-orangsemacammerekajuga termasukdalamkategori pentaklid.
dengan menyekutukan Allah,
namun
para rahib itu telah menghalalkandanmengharamkan
sesuatukemudian mereka mentaklid(meniru)pendapatrahib-rahibtersebut.AddibinHatim berkata, “Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam sedangkandilehersaya tergantungsebuahsalib,
maka
belaiuberkatakepadaku,‘Wahai ‘Addi, buanglahberhalaitu darilehermu
Maka
sayamenghampiribeliauyangsedangmembaca
surahAt-Taubah, hinggatatkalabeliaumembaca,
“Merekamenjadikan orang-orangalimnyadanrahib-rahib mereka sebagai tuhan selainAllah."
Aku
berkata, “WahaiRasulullah! Sesungguhnya kamitidaklahmenjadikanmereka
sebagaituhan-tuhan kami.” BeliauShallallahu ‘alaihiwasallam berkata, “Bahkankalian telahmenjadikannya sebagaituhan,
bukankah mereka telah menghalalkan bagikalian apa-apa
yang
diharamkan-Nya dankamu pun
menghalalkannya, demikian pula mereka telahmengharamkan
atas kalian sesuatuyang
telahAllah halalkanbuatkamu
dankamu pun
mengharamkannya?.”Sayaberkata,“Benar,wahaiRasulullah!”Beliauberkata, “Itulah
yang
dimaksud
dengan beribadah kepadamereka.”Allah Ta’alaberfirman,“Dan
demikianlah,Kami
tidak mengutus sebelumkamu
seorangpemberi
peringatanpun
dalam suatu negeri,... sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kamimenganut
suatuagama
dan sesungguhnya kami adalah pengikutjejak-jejak mereka.(Rasulitu)berkata, ‘Apakah(kamu akanmengikutinyajuga) sekalipunaku
membawa
untukmu (agama)yang
lebih nyata,memberipetunjuk daripada apa
yang kamu
dapatibapak-bapakmu
menganutnya?" (Qs.Az-Zukhruf
(43): 23-24).Demikianlah,bertaklidterhadapbapak-bapak merekatelah mengahalangimerekauntukmenerimapetunjuk.Merekaberkata kepadaRasulullah
SAW,
“...sesungguhnyakamimengingkari terhadapapayang kamu
diutus untukmenyampaikannya. ”(Qs. Saba' (34): 34). Juga, Allah Ta’alaberfirmanmencela
perbuatan orang-orangkafir,“Patung-patungapakahiniyang
kamu
tekun beribadahkepada
nya.Mereka
berkata, 'Demikianlah kami dapati bapak-bapak kami melakukan halyang
sama. "Banyaklagiayat-ayatlainyangberisicelaan terhadap parapentaklid,yangmana
paraulamatelahmenjadikan ayat-ayat itu sebagai dalil dalam menghujat mereka (para pentaklid). Haltersebuttidaklahmenghalangimerekauntuk berdalildenganayat-ayatini,bahwasanyaayat-ayattersebut diturunkan sebagai celaankepadaorang-orangkafir,karenafokus pembicaraantidaklahterletakpadakafirtidaknya seseorang,namun
celaanterhadapmerekaitutidaklaindisebabkan karena taklidyangmerekalakukanmerupakansuatu halyangdilandasi olehdalil-dalilagama.Demikianlah,jika seorang laki-laki bertaklidkepada seseorangdalam kekafiran
sama
halnyadenganorangyangbertakliddidalamkemaksiatanatauseorangyangbertakliddalam suatumasalah kepadaseorang ulama,kemudianulamaitusalah dalampenetapan
hukum
darimasalahtersebut.Seluruh perbuatan itutercelameskipunkadardosamerekaberbeda-beda.Diriwayatkandari IbnuMas’ud,beliau berkata, “Jadilah kalianseorang penuntut ilmuatauorangyang mengajarkannya, namunjanganlahkalianmenjadiseorangyangikut-ikutandiantara keduanya.”
Juga diriwayatkandaribeliaudarijalurperiwayaatanyang
lain,“DahuludiwaktuJahiiyahkamimenyebutseorangyang bertakliddenganseorangyangtidakberpendirian(al
imma
’ah) terhadap orang-orangyang diundang padasuatujamuanmakan, kemudianiadatangbersamaseorangyangtidakdiundang.Namun
padasaatsekarangini,para pentaklidituadabersamakalian, yaituorang-orangyangmenjadikan pendapat-pendapatmanusia sebagaiagamabaginya”,merekaituadalah parapentaklid.
Berkata IbnuAbbasradhiyalla.hu ‘anhu,“Apakahcelaka para pentaklid terhadap pendapat-pendapat keliru
yang
dibawakanolehseorangulama?Beliauditanya,‘Bagaimanahal itu teijadi?’Beliauberkata, ‘Jikaseorang alimmemutuskansuatu perkaradenganakalnya(ijtihad-peneij),kemudianpadasuatu ketikaiadapatiseorangyanglebihalim(pintar)berseberangan denganpendapatnya,maka
sang alimitupun
meninggalkan perbuatannyayanglaluadapunparapentaklid,maka
tetapiaberadadalamkesesatannya’
Berkata IbnuAbdulBarr,“RasulullahShallallahu ‘alaihi
wasallamtelahbersabda,‘Paraulamaakanlenyap,kemudian manusia akanmenjadikanpemimpin-pemimpin merekadari kalangan orang-orang
yang
bodoh. Selanjutnya, mereka ditanya (tentang satu masalah), laluparapemimpin
bodohitu berfatwa tanpa landasan ilmu,
maka
merekapun
sesat lagimenyesatkan"2)Seluruhdalilyangtelahdisebutkan
memuat
pembatalan akantaklidbagimereka yangpaham
dandiberipetunjukakan maksuddaridalil-dalil itudantidakterdapatperbedaan pendapatdikalanganulamatentang tidakdibolehkannyabertaklid.Untuk
itutidakperlumenjelaskannya panjanglebar.(DinukilolehIbnu
Qayyim
didalamI’lamulMuwaqqi
’in2:294- 298)Berkata
Imam
IbnuQayyim
rahimahullah, “Tidak diperbolehkan berfatwadenganbertaklidkepadaseseorang karenatakliditutidaktermasuk ilmudanberfatwatanpa dibarengi dengan ilmuadalahharam.Tidak ada perbedaan pendapatdi kalangan ulama bahwasanya taklid itu bukanlah ilmu dan2) Diriwayatkan juga Hadits yangseperti inioleh Bukharidan Muslimdari Hadits Abdillah bin Amru binAl Ash. Dan Hadits ini telah pula saya cantumkan padabukusayaAr-RaudahAn-Nadzhir,no.549 denganlafazh yang akandisebutkankemudian.
bahwasanyaseorang pentaklidtidakdisebutsebagaiseorang ulama(orangyangberilmu)”(/’lam, 1:45).
Berkata
Imam
Asy-Syathibi rahimahullah, “Seorang pentaklid itu tidak dinamakan alim (orangyang berilmu)”.PerkataanbeliauinidinukilolehHasanAs-SindiAlHanafipada awalringkasannya terhadapSunanIbnuMajah. Jugahalyang serupa telahditegaskan oleh
Imam
Asy-Syaukani di dalam IrsyadulFuhul,(hal235), beliau berkata,“Sesungguhnyataklid itu adalah kebodohan dan tidak termasuk ilmu.”Apa
yang diutarakanoleh beliauinisejalandenganapa-apayangterdapatdalambuku-bukubermadzhabHanafi,di
mana
didalam buku-bukuitudisebutkan ketidakbolehanmengangkatseorangyang bodohmenjadi hakim. PerkataaniniditafsirkanolehAl Allamah IbnuAlHamam,
beliau berkata,“Yangdimaksuddenganorang bodohadalah parapentaklid.”Para
Imam Kaum
MusliminMelarang
Bcrtaklid.Bertolakdariapayangtelah diuaraikan,
maka imam kaum
musliminpun dengantegasmelarangumatuntukbertaklidkepada mereka:
1. BerkataIimam
Abu
Hanifahrahimahullah,“Tidakboleh bagiseoranguntukmengambilperkataankamiselamatidakmengetahuidari
mana
kami mengambilnya.”Disebutkan dalamriwayatlain,“Haram
bagiorang-orangyangtidak mengetahuidalilyangakandijadikanpeganganuntuk berfatwa denganperkataanku. Sesungguhnya kami iniadalahmanusiabiasa,kamiberkatahariinidankamitarik perkataanitubesok.”
2. Berkata
Imam
Malikrahimahullah,“Sungguhsayainihanyalah seorangmanusiabiasa, terkadang salah dan terkadangbenar.Untukitu,telitilahsetiappendapatku.
SegalayangbersesuaiandenganAlQur' andan As-Sunnah
maka
terimalah dansegalayangbertentangandengan keduanyamaka
tinggalkanlah.”3. Berkata
Imam
Asy-Syafi’irahimahullah,“Kaum
muslimin telahsepakat,barangsiapayangtelah jelasbaginyaSunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,maka
tidakdibenarkan baginya untuk meninggalkannya karena mengikutiperkataan seseorang.” Beliaujugaberkata,
“SetiapmasalahyangtelahadaSunnahnyadariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam dan bersebrangandengan pendapatku,
maka
sayaakan kembali kepadaSunnahitu,baikpada
masa
hidupku ataupun setelah saya wafat”.Beliaujugamengatakanberkata,“Segalayangtelahaku katakanyangmenyelisihikuSunnahRasulullah Shallallahu
‘alaihiwasallam,
maka
Sunnahbeliauyanglebihutama untukdiikuti,janganlahkaliantaklidkepadaku.”4. Berkata
Imam Ahmad
rahimahullah, “Janganlahengkau taMJkepadaku,demikianpuladenganMalik, Asy-Syafi’i,Al Auza'i dan Ats-Tsauri,ambilahdari
mana
mereka mengambil. Juga telahmasyhur
perkataan mereka,‘Apabilaada sebuahHaditsshahihderajatnya,
maka
itulah madzhabku’.”Demikianlah beberapaperkataanulama dalammasalah
taklid,yang
mana
perkataanmerekainitelahpula sayaulaspada mukaddimahkitabkami, “SifatShalatNabiShallallahu ‘alaihiwasallam”,hal23-34.
HakikatIlmuAdalah
Firman
AllahdanSabda
Rasul-Nya.Apabilademikian adanya
hukum
takliddikalanganpara ulama,maka
tidakdiperbolehkanbagi mereka yangmampu
mengetahui kebenaran dengandaliluntukberbicaradidalam
masalahfikih(kendatidenganmengemukakandalil,baikdariAl Qur'an
maupun
As-Sunnah).Halinidisebabkan karenahakikat dariilmuterletakpadakeduanya,bukan padapendapat-pendapat sekelompokmanusia.Untukitu,berkataImam
Asy-Syafi’ididalamAr-Risalah,(hal41
nomor
13 1-132),“Maka
wajib bagi paraalimulamauntuktidakberbicaradalammasalahagama
kecualidenganmenyebutkan sumberdariperkataan mereka
tersebut.Sungguhtelahberbicaradalammasalah ilmuini(agama) beberapa orangyangjikamerekamenahanlisan-lisanmereka,
maka
itulebihbaikdanselamatbagimereka. InsyaAllah.Kemudianbeliau berkata(hal39: 120),“Tidak dibolehkan bagi seseoranguntukberkata, ‘Inihalaldanituharamkecuali denganberlandaskanilmu,danhakikatilmuhanyaterdapatpada AlQur'an,Sunnah,ijma’danqiyas.”
Selanjutnya, beliaumengatakan(508: 1467-1468)bahwa,
“Jikaseorangalim berkatapadasuatuperkaradalammasalah agamatanpa disandarkanpada nashsyar’idantidakpuladengan qiyas,niscaya orangitu lebihdekatkepadadosa daripada orangyang
awam.
Allahtidakmenjadikan pada seorangpun hak-setelahwafatnyaRasulullah-untukberbicaradalamperkaraagama
kecuali denganilmu,danilmuituterhimpunpadaAl Qur'an,Sunnah,Ijma’,AtsardanQias.Sungguhdiantaramusibahterbesaryang
menimpa kaum
muslimindewasaini adalahkebodohan sebagian besardarimerekapersissepertiyangtelahdigambarkanolehAlQur'an, Sunnah, perkataanpara sahabatsertaperkataanpara
imam kaum
muslimintentang celaan bagi para pentakliddanbahwasanyataklid itubukanlahmerupakanilmu.Sedangkan yang dinamakanhakikat ilmuadalahfirman Allah Ta’aladan sabda Rasul-Nya.Olehsebab
itu,tidak sedikitpunterbetik didalamsanubarimereka
bahwa
yangdimaksuddenganilmuyangterpuji didalam AlQur'andan As-Sunnahadalah ilmudariapa-apayangada pada keduanya,baikituberupa ilmu-ilmu akidah
maupun hukum
fikih.Demikanpula, tidak terdetikdidalamhati mereka,
bahwa
paraulama yangdipujiAllahdidalam Al Qur'anmaupun
As-Sunnahadalah orang-orangyangalim terhadap keduanya.Merekatidaksedikitpuntahuakanperkataan para
imam
danijtihad-ijtihadmereka.Oleh Karenaitu,
kamu
akanmelihat kebingunganyangmenimpa
mereka,karenamerekatidakbisamembedakan
antaraperkataan-perkataantersebutyangsesuai dengan AlQur'andan As-Sunnah dan yangtidak sesuaidengan keduanya.Tidakterdetikdidalampikiranmerekatatkalamemberi
Hadits-hadits tentangtanda-tanda kiamat,sepertiHadits “Kelak Allah akan mengangkatilmu dan akan terlihat kebodohan
itudi
muka
bumf',bahwa
termasukdidalamkebodohan,yaitu ilmu para pentaklid, karena pada hakikatnya mereka tidak mempunyaiilmusepertiyangtelahdisebutkansebelumnya.Tidakpulaterbayangdalam benakmereka,disaatmereka dengarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,