pengetahuan mereka
tentangagama dan
untuk memberiperingatankepadakaumnya
apabilamerekatelah kembali kepada-Nya, supaya mereka itu dapat menjagadirinya.'”(Qs.At-Taubah(9):122).
Padaayatini,Allah Ta’alamemerintahkanagarthaifah (segolongan)dari
kaum
mukminintidakkeluarkemedan
jihad bersamakaum
muslimin yanglainnya,tetapihendaklahthaifah tersebut pergi untukmenimba
ilmu syar’i dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam.Tidak diragukan lagi,bahwa
perintahuntukmenuntutilmusyar’iyangdimaksud,bukan yang dikhususkan untuk mempelajari
hukum-hukum
fikihsemata,namun
perintahitujugatertujupadailmu-ilmuagamayanglainnyaDan
tidakpelaklagi,bahwa
akidah adalah sesuatuyangpaling asasibagisetiapmanusia.Untukitulah,maka
mereka (orang-orangyangtidakberdalihdenganHaditsahadterhadapmasalah akidah)meninggalkanHaditsahaddalam masalahakidah,karena kedudukannya yangsangatasasi didalam agama.Namun,anggapanmerekaituterbantahdenganayatyang muliaini.AllahTa’alaselainmemerintahkan kepadathaifahdari
kaum
muslimin untuk menuntutilmu,Dia juga memerintahkan merekaagarmemberikanperingatankepadakaumnya
dari apa-apayangtelahdipelajari(baikakidahmaupun hukum)
tatkala telahkembalidarimenuntutilmu.Perludiketahui,bahwa
kata thaifahdalambahasaarabmencakup
satuorangataulebih.Kalau saja, Hadits
ahad
bukan merupakan hujjah didalammasalahakidah
maupun
hukum,niscayaAllahTa’alatidakakan memerintahkan kepadathaifahituuntukmenyampaikan apayangtelahmerekapelajaridenganperintahyang
umum,
sebagaimanafirmanAllah,
Semoga
merekaitudapatmenjaga dirinya”,yangjelas menunjukkanbahwa
ilmuyangberupa keyakinanitujugasamadenganhasilyangakandidapatkantatkala Allahmemerintahkankaum
muslimin untuk merenungiayat-ayat-Nya: naqliyyah
maupun
aqliyyah. Allah Ta’ala berfirman,“
Semoga
mereka berfikir" (Qs. Al A’raaf (7): 176). Serta firman-Nya, “Semoga
kalianmendapatpetunjuk.’’''(Qs. An-Nahl(16); 15)2. FirmanAllah Ta’ala,
^o , ^
(* 'j
j
“
Dan
janganlahkamu
mengiikutiapayang kamu
tidak mengetahuinya.”(Qs.AlIsraa’ (17): 36).Didalamayatiniterdapat perintahuntuktidakmengikuti dantidakmengeijakansesuatuyangtidakmemilikilandasanilmu.
Telah diketahui bersama,
bahwa kaum
muslimin masihterusmenyampaikandanberamaldenganHaditsahad.Merekamasih senantiasa berdalihdenganHadits
ahad
padaperkara: ghaib, perkara-perkaraakidahseperti,awalpenciptaan, tanda-tanda kiamat,bahkansifat-sifatAllahpunmerekatetapkandenganmenggunakan
Hadits ahad. Jika seandainya Haditsahad
termasuksesuatuyangautentik,niscaya parasahabat,tabi’indan para pengikut tabi’in serta ulama-ulama lainnya telah mengada-adakansesuatuyangtidakberlandaskandenganilmu.
Maka
perkarainitidakpemah
dilakukan oleh seorangmuslim.(LihatMukhtashar As-ShawaiqolehIbnu
Qayyim
2:396).3. FirmanAllah Ta’ala;
(t V' 0
• ••“
Wahai
orang-orangyang
beriman, jika datangkepadamu
seorangfasikmembawa
suatuberita,maka
periksalahdenganteliti.”(Qs.AlHujaraat(49): 6) Ayatinimengisyaratkanbahwasanya,jikaseorangyang
adildanterpercayadatangdengan
membawa
suatukabarberita,maka
kabartersebutsudahjelaskebenarannyayangwajibuntuk segera diterimadandijalankan.BerkataImam
IbnuQayyim
rahimahullahdidalamkitabI’lamul
Muwaqqi
’in(2:394),“Inimenunjukkan bahwasanyaHaditsahadituadalahsesuatuyang
pastikebenarannyadantidakperlulagiuntukditeliti.Seandainya Haditsahadinitidakmenunjukkansesuatuyangdiyakini,pasti AllahTa’alajugaakanmemerintahkanuntukmenelitiberitayang datangdariseorangyangterpercayahinggatercapai sebuah
kepastian.Diantarayangmembuktikankebenaranhalini,bahwa paraulamasalafdanpara
imam kaum
muslimin,hinggasaatinimasihterusberkata,“Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda, “Begini, beliaumelakukanini,beliaumemerintahkan
ituatau beliaumelarangberbuat demikian’. Perkataanmereka
iniadalah sesuatuyangtelahdiketahui secara
umum.
Contohnya, di dalamShahihBukharipadabeberapa tempatdisebutkan,“RasulullahShallallahu ‘AlaihiWasallambersabda”,demikian pula terdapat beberapa Hadits yang oleh sahabat
yang
meriwayatkanHaditsitudisebutkan,“Rasulullah Shallallahu‘alaihiwasallambersabda’,padahalmerekatidakmendengar
hadits trersebutlangsungdariRasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam,melainkanmerekamendengarHaditstersebutdari sahabatyanglain.Jikaseandainya Haditsahadtidaktermasuk sesuatuyang memberikankeyakinan (akan keabsahannya).
niscaya para sahabattelahdustaakanpersaksiannya terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamkarenatidakdidasarkan denganilmu.”
4. Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatbeliauyangmenunjukkankeautentikan Hadits ahad.
BeberapaSunnah Amaliyah(perbuatan)yangtelah dijalani olehNabiShallallahu ‘alaihiwasallam danparasahabatnya (baikpadamasahidupnyaNabiShallallahu ‘alaihiwasallam
maupun
setelah wafatnya) menunjukkan secarajelas akan keotentikanHaditsahaddalam masalahakidahmaupun
hukum,tidakadaperbedaandiantarakeduanya.DalilSunnahtersebut diantaranyaadalah.
Berkata
Imam
Bukhari rahimahullahdidalam Shahihnya(8: 132),“BabdibolehkannyamenjadikanHadits
ahad
yang dapat dipercayasebagaihujjahdidalam masalahadzan,shalat, puasa,hukum
warisdanhukum
yanglainnyadanfirman Allah Ta’ala, ‘Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap thaifah (golongan) di antaramereka beberapa orang
untukmemperdalam
pengetahuan mereka tentangagama
dan untukmemberiperingatankepadakaumnya
apabilamerekatelahkembali kepada-Nya, supaya merekaitudapatmenjaga
dirinya (Qs.At-Taubah(9): 122).Katathaifahdiperuntukkan pulauntukseoranglaki-lakidengandalilfirman Allah Ta’ala,
‘
Dan
jika ada dua golongan dari orang-orang mukminin berperangmaka
damaikanlah antara keduanya. ’ (Qs. Al Hujuraat (49): 9), dimana
jika terdapat dua orang laki-laki berperang,maka
keadaankeduanya termasukdariartiayatini.FirmanAllah Ta’ala,‘'Apabiladatangkepadamuseorangfasiq
membawa
suatuberita,maka
periksalahdenganteliti.’JikaHaditsahaditubukanlahhujjah,
maka
bagaimanamungkinNabi Shallallahu ‘alaihiwasallam mengutusparamenterinyasatu persatu? Jika salah seorang darimereka
keliru,maka
persoalannya dikembalikankepadaAs-Sunnah.”
Kemudian
beliau
membawakan
beberapaHadits sebagaidalilakanbab yangbeliausebutkandiantaranyaadalah:1. DariMalikbinAlHuairits,dia berkata,
(j Uli