• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam

Dalam dokumen Y v. r s\ J. Sebagai. Landasan (Halaman 76-80)

pengetahuan mereka

tentang

agama dan

untuk memberiperingatankepada

kaumnya

apabilamereka

telah kembali kepada-Nya, supaya mereka itu dapat menjagadirinya.'”(Qs.At-Taubah(9):122).

Padaayatini,Allah Ta’alamemerintahkanagarthaifah (segolongan)dari

kaum

mukminintidakkeluarke

medan

jihad bersama

kaum

muslimin yanglainnya,tetapihendaklahthaifah tersebut pergi untuk

menimba

ilmu syar’i dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam.Tidak diragukan lagi,

bahwa

perintahuntukmenuntutilmusyariyangdimaksud,bukan yang dikhususkan untuk mempelajari

hukum-hukum

fikihsemata,

namun

perintahitujugatertujupadailmu-ilmuagamayanglainnya

Dan

tidakpelaklagi,

bahwa

akidah adalah sesuatuyangpaling asasibagisetiapmanusia.Untukitulah,

maka

mereka (orang-orangyangtidakberdalihdenganHaditsahadterhadapmasalah akidah)meninggalkanHaditsahaddalam masalahakidah,karena kedudukannya yangsangatasasi didalam agama.

Namun,anggapanmerekaituterbantahdenganayatyang muliaini.AllahTa’alaselainmemerintahkan kepadathaifahdari

kaum

muslimin untuk menuntutilmu,Dia juga memerintahkan merekaagarmemberikanperingatankepada

kaumnya

dari apa-apayangtelahdipelajari(baikakidah

maupun hukum)

tatkala telahkembalidarimenuntutilmu.Perludiketahui,

bahwa

kata thaifahdalambahasaarab

mencakup

satuorangataulebih.

Kalau saja, Hadits

ahad

bukan merupakan hujjah di

dalammasalahakidah

maupun

hukum,niscayaAllahTa’alatidak

akan memerintahkan kepadathaifahituuntukmenyampaikan apayangtelahmerekapelajaridenganperintahyang

umum,

sebagaimanafirmanAllah,

Semoga

merekaitudapatmenjaga dirinya”,yangjelas menunjukkan

bahwa

ilmuyangberupa keyakinanitujugasamadenganhasilyangakandidapatkantatkala Allahmemerintahkan

kaum

muslimin untuk merenungi

ayat-ayat-Nya: naqliyyah

maupun

aqliyyah. Allah Ta’ala berfirman,

Semoga

mereka berfikir" (Qs. Al A’raaf (7): 176). Serta firman-Nya,

Semoga

kalianmendapatpetunjuk.’’''(Qs. An-Nahl(16); 15)

2. FirmanAllah Ta’ala,

^o , ^

(* 'j

j

Dan

janganlah

kamu

mengiikutiapa

yang kamu

tidak mengetahuinya.”(Qs.AlIsraa’ (17): 36).

Didalamayatiniterdapat perintahuntuktidakmengikuti dantidakmengeijakansesuatuyangtidakmemilikilandasanilmu.

Telah diketahui bersama,

bahwa kaum

muslimin masihterus

menyampaikandanberamaldenganHaditsahad.Merekamasih senantiasa berdalihdenganHadits

ahad

padaperkara: ghaib, perkara-perkaraakidahseperti,awalpenciptaan, tanda-tanda kiamat,bahkansifat-sifatAllahpunmerekatetapkandengan

menggunakan

Hadits ahad. Jika seandainya Hadits

ahad

termasuksesuatuyangautentik,niscaya parasahabat,tabi’in

dan para pengikut tabi’in serta ulama-ulama lainnya telah mengada-adakansesuatuyangtidakberlandaskandenganilmu.

Maka

perkarainitidak

pemah

dilakukan oleh seorangmuslim.

(LihatMukhtashar As-ShawaiqolehIbnu

Qayyim

2:396).

3. FirmanAllah Ta’ala;

(t V' 0

Wahai

orang-orang

yang

beriman, jika datang

kepadamu

seorangfasik

membawa

suatuberita,

maka

periksalahdenganteliti.”(Qs.AlHujaraat(49): 6) Ayatinimengisyaratkanbahwasanya,jikaseorangyang

adildanterpercayadatangdengan

membawa

suatukabarberita,

maka

kabartersebutsudahjelaskebenarannyayangwajibuntuk segera diterimadandijalankan.Berkata

Imam

Ibnu

Qayyim

rahimahullahdidalamkitabI’lamul

Muwaqqi

’in(2:394),“Ini

menunjukkan bahwasanyaHaditsahadituadalahsesuatuyang

pastikebenarannyadantidakperlulagiuntukditeliti.Seandainya Haditsahadinitidakmenunjukkansesuatuyangdiyakini,pasti AllahTa’alajugaakanmemerintahkanuntukmenelitiberitayang datangdariseorangyangterpercayahinggatercapai sebuah

kepastian.Diantarayangmembuktikankebenaranhalini,bahwa paraulamasalafdanpara

imam kaum

muslimin,hinggasaatini

masihterusberkata,“Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda, “Begini, beliaumelakukanini,beliaumemerintahkan

ituatau beliaumelarangberbuat demikian’. Perkataanmereka

iniadalah sesuatuyangtelahdiketahui secara

umum.

Contohnya, di dalamShahihBukharipadabeberapa tempatdisebutkan,

“RasulullahShallallahu ‘AlaihiWasallambersabda”,demikian pula terdapat beberapa Hadits yang oleh sahabat

yang

meriwayatkanHaditsitudisebutkan,“Rasulullah Shallallahu

‘alaihiwasallambersabda’,padahalmerekatidakmendengar

hadits trersebutlangsungdariRasulullah Shallallahu ‘alaihi

wasallam,melainkanmerekamendengarHaditstersebutdari sahabatyanglain.Jikaseandainya Haditsahadtidaktermasuk sesuatuyang memberikankeyakinan (akan keabsahannya).

niscaya para sahabattelahdustaakanpersaksiannya terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamkarenatidakdidasarkan denganilmu.”

4. Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatbeliauyangmenunjukkankeautentikan Hadits ahad.

BeberapaSunnah Amaliyah(perbuatan)yangtelah dijalani olehNabiShallallahu ‘alaihiwasallam danparasahabatnya (baikpadamasahidupnyaNabiShallallahu ‘alaihiwasallam

maupun

setelah wafatnya) menunjukkan secarajelas akan keotentikanHaditsahaddalam masalahakidah

maupun

hukum,

tidakadaperbedaandiantarakeduanya.DalilSunnahtersebut diantaranyaadalah.

Berkata

Imam

Bukhari rahimahullahdidalam Shahihnya

(8: 132),“BabdibolehkannyamenjadikanHadits

ahad

yang dapat dipercayasebagaihujjahdidalam masalahadzan,shalat, puasa,

hukum

warisdan

hukum

yanglainnyadanfirman Allah Ta’ala,

Mengapa

tidak pergi dari tiap-tiap thaifah (golongan) di antara

mereka beberapa orang

untuk

memperdalam

pengetahuan mereka tentang

agama

dan untukmemberiperingatankepada

kaumnya

apabilamereka

telahkembali kepada-Nya, supaya merekaitudapatmenjaga

dirinya (Qs.At-Taubah(9): 122).Katathaifahdiperuntukkan pulauntukseoranglaki-lakidengandalilfirman Allah Ta’ala,

Dan

jika ada dua golongan dari orang-orang mukminin berperang

maka

damaikanlah antara keduanya. (Qs. Al Hujuraat (49): 9), di

mana

jika terdapat dua orang laki-laki berperang,

maka

keadaankeduanya termasukdariartiayatini.

FirmanAllah Ta’ala,‘'Apabiladatangkepadamuseorangfasiq

membawa

suatuberita,

maka

periksalahdenganteliti.’Jika

Haditsahaditubukanlahhujjah,

maka

bagaimanamungkinNabi Shallallahu ‘alaihiwasallam mengutusparamenterinyasatu persatu? Jika salah seorang dari

mereka

keliru,

maka

persoalannya dikembalikankepadaAs-Sunnah.”

Kemudian

beliau

membawakan

beberapaHadits sebagaidalilakanbab yangbeliausebutkandiantaranyaadalah:

1. DariMalikbinAlHuairits,dia berkata,

(j Uli

Jj-Lj

ois'

Dalam dokumen Y v. r s\ J. Sebagai. Landasan (Halaman 76-80)