Sesungguhnyasikapdarikebanyakansyaikh pentaklid sejak sekiantahunyanglaluadalah suatu sikapyangsangat aneh.
Halininampakketikamereka mengakui
bahwa
merekaitutidak pantasuntukdijadikantempatrujukan(didalammemahami hukum-hukum
Al Qur'anmaupun
As-Sunnah) dan bahwasanya wajibatasmerekauntukbertaklidkepadaparaimamnya kaum
muslimin.
Namun
padasaatyang bersamaankamu
akansaksikan ketidakrelaanmerekajika dikatakanbahwamerekaitutermasuk orang-orang yang bodoh. Inilah yang dapat dipahami dari perkataan ulama-ulamamereka, bahkan akan kitasaksikan sebagiandarimerekatelahmembuat
beberapa kaidah baruyang menyimpangdarikaidahyangtelahditetapkandalammadzhab yangmerekaanut.Padahal,jikasajamerekakonsistendengan madzhabyangdiyakininya,maka
tidakdibenarkan bagimereka untukmelakukanhalitu.Terlebih jikakaidah-kaidah rancangan merekatersebutbertentangandengandalil-dalil dariAl Qur'anmaupun
As-Sunnah.Padadasarnyamerancangkaidah-kaidahitudengantujuanagarmerekadapatberdalildengannyadidalam mewajibkantaklidkepadapara
imam kaum
muslimindanini sangatlahbertentangandenganajaranparaimam-imam
tersebut sebagaimanayangtelahdisebutkansebelumnya.Merekaberkata,“Sesungguhnyamujtahid mutlakitutelah tiada”4),dantelah
masyhurdikalanganmerekabahwasanyapintuijtihad telah tertutup setelahabad keempatHijriah.Halyang samatelahpula
disebutkanolehIbnuAbidindidalamHasyiah(1:55).Dengan
demikian,merekatelahmenutuppintuijtihadbagi
kaum
muslimin danmewajibkanatasmereka untukbertaklidkepadasalah satu dariimam
yangempat,sebagaimanayangdisebutkandidalam AlJauharah:4)
.LihatAd-DurAl Mukhtar(1:45-Hasyiah).
“Wajib untuk taklidkepada siapa yang luas ilmunya diantaramereka.Demikian yangdisampaikanoleh suatu
kaum
denganlafazhyangdimengerti.”
Mereka mengatakan bahwasanyailmuHaditsdanfikih
bagaikanbuah yangtelah
masak
danlayu.Kemudian
mereka tegaskan perkataanmerekaitudenganpendapatAbuiHasan AlKurkhi.“Setiap ayat danHadits yangmenyelisihi pendapat
madzhab
kamimaka
ayat itu mesti ditakwil atau dinaskh (dihapus).”5>Untukitumeskipunengkaumendatangkandalilapapun dariAlQur'an
maupun
As-Sunnah,merekaakansertamertamenjawabmu
tanpaberpikirbenarkahdaliltersebutbertentangandengan
madzhab
merekaatautidak?Tetapimerekakatakan,“Apakahengkaulebihtahu(cerdas)daripadamadzhabkami?”
ParaPentaklid MenyelisihiWasiatdariPara
Imam
yang Empat.Dengan
kaidah-kaidah yang mereka ada-adakan itu,merekatelahmengingkariwasiatdaripara
imam
merekadan paraimam kaum
muslimin.Dengan
kaidah-kaidah tersebutmerekatelah
menanamkan
sifattaklidkedalamdadamerekasendiridan juga dadapara penuntutilmu.Istilahfikihpuntelah
berubah (di kalangan mereka) menjadi,
“Pemahaman
akan perkataan-perkataan paraulama yangtercantumdidalam kitab-kitabmereka.”Denganperbuatantersebut, berartimerekatelahmenghalangi manusiauntukbelajardanmengambilmanfaatdari
AlQur'an
maupun
As-Sunnah.Bahkantidakitusaja,mereka jugamenyeru manusiauntukberlakufanatikkepadamadzhab5)
. LihatAd-DurAlMukhtar(1:45).
mereka,sepertitatkalamerekaberkata,“Apabilakamiditanya tentang
madzhab kami
danmadzhab
orang-orang yang menentangpendapatkami,maka
kami menjawab, ‘Madzhab kamilahyangbenar,namun mungkin
puladi dalamnyaada kesalahan.Adapun Madzhab
yangmenentangpendapatkami,maka
merekaitusalahtetapitidakmustahilmereka yangbenar’.
Jikakamiditanyatentangakidahkamidanakidah orang-orang yangmenentangakidahkami,kami akanjawab,‘Kebenaranitu
adabersamakamidankebatilanitubersamamereka’.”
Kaidah-kaidahyang merekabuatitu,selainmerupakan kaidah-kaidahyangtidak
pemah
disebutkan olehsatupundariimam-imam
kaum
muslimin(padahal paraulamaitulahyanglebih tahuakanagama
daripadamereka) jugamerupakan kaidah-kaihdahyangbatilkarenaduahal,yaitu:1. Kaidahtersebutadalahkaidahyangbertentangandengan AlQur'an danAs-Sunnahpada beberapa nashnyayang memerintahkan menusia agar tidak berbicara dalam masalahagamakecualidenganilmu,sepertiFirmanAllah Ta’ala,“
Dan
janganlah engkaukatakan sesuatuyang
tidak
kamu
ketahui. ”(Qs.AlIsraa' (17): 35).Telahdi ketahuibahwa
ilmuyangbenar,hanyaterdapatdidalam Al Qur'andanAs-Sunnah.Jikadalilapayang merekapakaiuntukmenguatkankaidah-kaidahyang merekabuat,
dan yangdiambildariAlQur' an
maupun
As-Sunnah.2. Mereka menyeru untuk bertaklid, padahal dalil para pentaklidituhanyaperkataandari
imam-imam
mereka.Maka
kami bertanya,“Mana
perkataanimam-imam
kaum
musliminyangmenunjukkankebenaran kaidahyang kalian ada-adakan?” Niscayamereka
tidak akan mendapatkannya.Perbedaan Pendapatitu
Banyak
TerjadidiKalangan Para PentaklidTetapiSangatSedikitHalituJarangTerjadidiKalangan ParaAhli Hadits.
Barangsiapayangtelah
memahami
uraiantadi,niscaya mereka akanpahamsebabdariperpecahankaum
muslimin yang telah berlangsung sejak kurun waktu yang lama, hingga kebanyakandariparapentaklidituberfatwaakanbatalnyaatau dimakruhkannyaseorangyangberimamkepadaorangyangtidak bermadzhabsamadengannya,bahkansebagiandarimerekatelah melarang seoranglelakibermadzhabHanafi untukmenikah dengan wanitayang bermadzhab
Syafi’i ataumereka
membolehkanhalitunamun
melarangsebaliknya, yaituseorang wanita bermadzhab Hanafi dinikahi oleh seorang laki-lakibermadzhabSyafi’idengandalilbahwa
hukum
masalahinisama denganhukum
yangditerapkanpadaorang-orang AhlulKitab!Mereka
lupa akan firman Allah, “Dan
janganlah kalian menyerupaiorang-orangyang
bercerai-beraidanberselisih setelah datangketeranganyang
jelaskepadamereka. ”(Qs.Aali Imraan (3): 105). Firman-Nya, “
Kemudian
mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikanagama
mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apayang
adapada
sisimereka.”(Qs.
Mu'minuun
(23): 53). BerkataAlImam
IbnuQayyim
(1:314), “Az-Zubur(pecahan)yaitukitab-kitab.Setiapkelompokdarimerekamengarangkitab-kitabmerekasendiri,
menjadikannyadalil,beramaldengannya dan mengajak manusia untuk mengikutinyasebagaimanakenyataansaatini.”
Saya mengatakan,“Mungkinyang dimaksud dengan Az-Zuburpadaayatituadalahapa yangdiisyaratkan olehAbdullah binAmru,didalamHaditsbeliau,‘Pemahsayakeluarbersama ayahkudalamsuaturombongan yanghendakmenemuiMuawiyah.
Padasaatitu,sayamendengarkanseorangberkata,‘Salah satu
tanda-tandakiamattatkalaorang-orangjahatdiagung-agungkan danorang-orang baikdirendahkan(kedudukan mereka)serta terkuburnyaamal danmerebaknyaperkataandantatkalamanusia
membacakan
Al Matsnatu kepada suatukaum
dan tidak seorangpun mengingkarinya. Ditanyakan kepadanya,Apakah,4/Matsnatuitu?’Beliaumenjawab,‘Segala sesuatuyangditulis selainAlQur'an’.” (Dikeluarkan oleh
Hakim
4:554-555danbeliauberkata,“Isnadnya shahih.Haditsinijugatelahdisepakati olehAdz-Dzahabi.
Dan
HaditsinimeskipunmerupakanHadits yangmauquf:namunmemilikihukum
yang marfu’,karena Haditsini menyangkutperkara-perkarayangghaib,terlebihkarena beberapa perawinya telahmenyatakan sebagai Hadits yang marfu’danshahih).
Mungkin
karenaituataukarenakeinginanyangsangat besaruntuk menjadikan Al Qur'an dan As-Sunnah sebagai sumber yangutama,maka Imam Ahmad
rahimahullahtidak menyukaiorang-orangyangmenulisbuku-bukuyangdidalamnya terdapatberbagaimacam
bagiandanpendapat.Hal itukarena dikhawatirkanjikamanusialebihmengutamakannya(buku-bukuitu) daripadaAl Qur'an danAs-Sunnah,sebagaimanayang dilakukan oleh parapentaklid.
Mereka
lebihmengutamakan
madzhab-madzhabmerekaatasAl Qur'an dan As-Sunnah,jika teijadipertentangan,merekamenjadikanmadzhab-madzhab
merekaitusebagaistandar ataskeduanya,sebagaimanayangtelah disebutkandariperkataanAlKurkhi, padahal semestinya merekasenantiasataatterhadapAlQur'an dan As-Sunnah,
seperti yang ditunjukkan oleh dalil-dalil dari keduanya dan sebagaimanayangdisebutkanoleh
imam-imam
merekasendiri, sebagaimana juga diwajibkanbagimerekauntuk mengikutisiapa sajayangsesuaiperkataannyadenganAlQur'andan As-Sunnah, meskipun ia tidak semadzhab.Namun sungguh
sangat disayangkanmerekatetapbertahan(kerashati)untukberselisihdanbertikai.Karenaitu,berkata
Imam
IbnuQayyim
(2:333) mengomentariHadits RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallam,“Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian
yang
hidup setelahku, niscaya ia akan menyaksiakanpertikaianyang
banyak,untukituberpeganglah kepadaSunnahku...”,beliau
mengatakanbahwa,Hadits iniberisicelaan bagiorang-orang yangberselisihdanancamanbagiorang-orangyang mengikuti jalan-jalanmereka.
Sedangkan yangmenjadi sebabutamaperpecahantersebut adalahtaklidparapenganutnya. Merekatelah
memecah
belahagama
dan menjadikannya berkelompok-kelompok. Setiap kelompok memenangkan kelompoknyasendiri,mengajakorang lainuntukmengikutikelompoknya, mencelaorang-orangyang menyelisihinyadanmerekatidakmemandang
pendapatyang benarselainpendapatyangdianutolehkelompoknya. Mereka seakan-akanmenjadikankelompok-kelompokyanglain sepertiagama-agama
lain,mereka
senantiasa berupaya untuk menjatuhkan kelompok-kelompok itu dan merekaberkata,“Kitab-kitabmerekaberbedadengankitab-kitabkami,demikian pula
imam-imam
mereka denganimam
kami,danmadzhab kami denganmadzhabmereka”, padahalnabimerekasatu,kitab sucimerekasatudansembahan merekaadalahsatu. Sebenarnya merupakan satu kewajiban bagi mereka untuk taat kepada kalimatyangsatudan agarseharusnya mereka hanyataatkepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam sertatidakmenjadikan perkataan-perkataanmerekaitusetarafdengansabda-sabda beliauShallallahu 'alaihiwasallam,demikianpulawajib bagi merekauntuktidakmenjadikansembahan-sembahanyanglain melainkanAllah.
Jikamerekatelahbersepakatakankalimatinidan mereka telahtunduk(patuh)terhadapajaran-ajaranAllahdan
Rasul-Nya
sertamenjadikankeduanyasebagaihakimdikalamerekabertikai,
maka
akan berkurangpertikaianitumeskipunmasihtetapada.Olehkarenaitu
kamu
akandapatibahwasanyaikhtilaf dikalangan para ahli Hadits sangat minim, karena mereka menjadikankeduanyasebagaiasal (standar)dalamberpijak.Semakin jauh suatu kelompok dari As-Sunnah
maka
akan semakinbesar pertikaianyangterjadidikalanganmereka, karena barangsiapayangmenolakkebenaran,maka
akan kacausemua urusannya dan akansamar kebenaranituatasnyahinggaiapun menjadi orang yang tersesat sebagaimana firman Allah,“Sebenarnya, merekatelahmendustakankebenaran, tatkala kebenaranitudatangkepadamereka,
maka
merekaberada dalam keadaankacaubalau.” (Qs.Qaaf
(50): 5).Beliaumengatakanbahwa(2:347) diadanlain-laintidak
mengatakan bahwasanya Allah Ta'ala mewajibkan kepada
seluruhhambanyauntuk mengetahui kebenaranitudengandahinya dalamsetiappermasalahanagama.
Namun
yang kamipungkiri hanyalah apa-apayangdipungkirioleh paraimam kaum
muslimin danulama-ulama sebelum mereka,baikdarikalangansahabatmaupun
tabi’indanapa-apayangterjadidalamagamainisetelah berlalunyatigakurunyangutamaberdasarkan sabda Rasulullah Shallalla.hu ‘alaihiwasallam.Padasaatitumanusiamengangkatlaki-lakidaniamenjadikanfatwa-fatwanyasamadenganfirman Allah.Bahkanmerekamendahulukanfatwa-fatwatersebutatas
AlQur'an,Sunnah danperkataan paraulama(setelahwafatnya Rasulullah Slmllallahu ‘alaihiwasallam).Mereka mencukupkan
diri denganbertaklid kepada seseorangdalam
memecahkan
(menentukan)hukum-hukum
yang terkandung didalam Al Qur'an, As-Sunnah dan Atsar. (Hal tersebutmenambah
keingkarankamiterhadap perbuatanmerekaitu).
Bahwasanya
paraimam
yang mereka ikuti (bertaklid kepadanya) tidaklah berfatwa kecuali dengan sesuatu yang bersumberdariAlQur' andan As-Sunnah. Perbuatantaklidini.selain
mengandung
sebuahpersaksian terhadapapa-apayangtidak diketahuiolehorangyangbersaksidengan
memuat
suatu perkataanyangdisandarkankepadaAllah tanpadidasaridengan ilmu.Hlatersebutjugamengandungpengabaran,bahwasanyasiapa-siapasajayangmenentangmereka (meskipun merekaitu lebihberilmu) adalahsalahdidalam
memahami
Al Qur'an dan As-Sunnah.Ia(orang-orangyangbertakliditu)berkata,“Pengikut kami yangbenar”atauiaberkatakedua-duanya benardalammemahami
AlQur'andan As-Sunnah,namun
karena perkataan keduanyasaling bertolakbelakangpadasaatyangbersamaan,maka
padasaatitumungkin merekatidakmenetapkanhukum
pada masalahtersebutataumerekaakanmenyalahkansetiap orangyangmenyelisihimadzhabnya.Inilahhasilyangakandiraih oleh parapentaklid.
Jika halinitelahdiketahui,
maka
kamiberkatadan akan terus berkata,“SesungguhnyaAllah Ta'alatelahmewajibkanatas
hamba-hamba-Nya
agarmerekabertakwakepada-Nyasesuaidengan
kemampuan
mereka.Sumberdaripadaketakwaanituadalahmengetahuiapa-apayangdiperintahkankepadanya untuktakwakepadanyakemudianiamengamalkanhalitu.Oleh karenaitu,kewajibansemuahambaadalahmengerahkanseluruh
kemampuannya
untukmengetahuihal-halyang wajibyang menjadikannya bertakwadariapa-apayangAllah perintahkan danyangdilarang-Nya,kemudian hendaknyaiaberamal dan senantiasataatkepadaAllahdanRasul-Nya. Jikasuatumasalah samarbaginya,maka
hendaknyaia mengembalikannya kepaada Allah dan Rasul-Nya. Hal inipunterjadi kepadaselainnya kecualiRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam.Setiaporang pastiakanmerasakanpermasalahanyang samarbaginya(tentang satuhukum
dari beberapa masalah),namun
hal itutidaklah menghilangkanpredikatnya sebagaiorangyangberilmudan Allah tidakmenyuruh hamba-Nyauntuk mengetahuisetiaphukum
darisuatupermasalahanyangiatidaksanggupuntukmengetahuidan beramal dengannya.”