merekake arah
Syam
(BaitulMaqdis). ”(Diriwayatkan oleh BukharidanMuslim).Hadits ini merupakan dalil yang sangat jelas yang menunjukkan
bahwa
para sahabat menerima Hadits ahad sebagai hujjah dalammenghapuskan
suatuhukum
dan menggantinya denganhukum
baru.Andaikankhabaritutidak termasukhujjah,maka
merekatidakakanmenentangsesuatu yangtelah terdapathukumnya
dengan daftartersebut.BerkataImam
IbnuQoyyim
rahimahullah, “Perbuatan mereka itu(menerima khabar ahad) tidak dipungkiri oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,bahkanbeliaumensyukurimereka akanhalitu.”
4. Dari Sa’id bin Zubairbeliau mengatakan bahwa, dia berkata kepada Ibnu
Abbas
radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya NaufanBakkaliberanggapanbahwasanyaMusa
temanAlKhidhirbukanlahMusa
yangdiutuskepada baniIsrail.”Berkatalah IbnuAbbas,‘Sungguhtelahdustamusuh
Allah,telahmengkabarkan kepadaku Ubaibin Ka’ab, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamtelahberkhutbahdihadapankami... kemudian
beliaumenyebutkankisah
Musa
bersama AlKhidhirsecara panjanglebaryangmenunjukkanbahwa
NabiMusa
yangdiutus kepada bani Isra'il adalah yang mengikuti Al Khidhir (DikelurkanolehSyaikhanidenganlafazhyang panjangdandikeluarkanpula oleh Asy-Syafi’idengan
lafazhini.)
Berkata
Imam
Asy-Syafi’i,(hal332: 1219)mengomentari kisahMusa
tersebut,“IbnuAbbasdengansegalapemahaman
dankewaraan beliau (kehati-hatian) tetap sajamenetapkan kebenarandariHaditsUbaibinKa’abhinggadiamengatakan kepadaseorangmuslim yangmengingkarikhabaritusebagai pendusta,dimana
UbaibinKa’abtelahmengabarkanberita tersebutdariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamdan didalamnyaterdapatpetunjukyangmenerangkan bahwasanya
Musa
yangdiutuskepadabaniIsra'iladalahyangmengikutiAl Khidhir.”Sayamengatakanbahwaperkataandari
Imam
Asy-Syafi’iinimerupakandalil,bahwabeliautidakmelihatadanyaperbedaan antaraakidahdanamal,ditinjau darikeabsahanHadits
ahad
sebagai hujjahataskeduanya.Halinijelas terlihatdalamkisah Musa,di
mana
masalahiniadalahmasalahakidahdan bukan menyangkutmasalahhukum
perbuatan seoranghamba
(fikih).Menegaskanhalini,beliautelahmenuliskan sebuahpasal yangpentingdalamkitabAr-Risalahyangbeliauberijudul “Dalil-dalilyang menetapkankeautentikan Hadits ahad".
Kemudian
beliaumenerangkanbeberapadalilyang
umum,
baikdariAl Qur'anmaupunAs-Sunnah yangmenjelaskantentangpenegasan keotentikan Haditsahaddidalammasalahakidah.Selanjutnyabeliaumengakhiripembahasannyadengan mengatakanbahwadidalampenetapan Haditsahadinisebagai
hujjah terdapatbanyakdalilyang menguatkannya,
namun
cukup kamisebutkansebagiannyasaja,dan demikianlahjalanyangtelah ditempuholehpendahulu-pendahulu kami,bahkansetelahmerekahinggasaatinidiberbagai negara,samasepertiapayangtelah
kamisebutkan.”
Kemudianpadahal457beliau berkata,“Seandainya boleh bagiseseoranguntukmenetapkan bahwasanyaseluruh
kaum
muslimin baiksekarangmaupun
dahulutelahsepakatakan kehujjahan Hadits ahad, niscayaakankukatakanhalitu.Tetapi sayatidak ingatadanyaperselisihandikalanganulamaakan kehujjahan Hadits ahad."Menolak
HaditsAhad
sebagaiHujjah terhadapMasalah Aqidah
adalahBid’ah.Secarasingkatkamikatakan
bahwa
seluruhdalildariAl Kitabmaupun
As-Sunnahsertaperbuatanparasahabat dan perkataan paraulama yang menunjukkan bahwasanyaHaditsahad
adalahsah, dijadikan sebagai hujjahdi dalamseluruh masalah agama,baikyangberkenaan denganmasalah fikihmaupun
akidah.Pemisahanyangdilakukanataskedua masalahtersebutadalah sesuatuyangbid’ahyangtidakdikenalsebelumnya olehulamasalaf.
Imam
IbnuQayyim
rahimahullah mengtakanbahwa
ulamatelahsepakatmenyatakanbahwasanya pemisahantersebut adalah sesuatuyangbatil.Bahkan merekaterusmenggunakandalildariHadits ahad, baikdalammasalahakidah
maupun
fikih.Terlebih-lebihkarenahukum-hukumfikihjugamemuatpenjelasan tentang Allah,bahwaAllah
SWT
yangtelahmenetapkansyariatdantelahmewajibkannyasertatelahmeridhainyasebagaiagama.
Olehkarenaitu,syariatdan
agama-Nya
sesuaidengannama
dansifat-sifat-Nya.
Parasahabat, tabi’indanparaulamaHadits senantiasa berdalildenganHadits-haditsini,dalammasalahsifat,taqdir;
nama-nama
Allah danhukum-hukum-Nya.
Tidak adaperiwayatandariseorangpundiantaramereka yang mengkhususkan Hadits
ahad
terhadap masalah-masalahhukum
dan tidak menjadikannyadalildalam masalahnama
dansifat-sifatAllah.Dengan
demikian,mana
panutan ulama salafmereka yang menjelaskantentangpembedaanduahaltersebut?Sebenarnyayangmenjadi panutanmereka hanyasegelintir
ulamailmukalam yangtidakmemilikiperhatianterhadapajaran Allah,Rasul-Nyadanparasahabat.Bahkan merekaitu
terus-menerus berupayauntukmenghalangi manusia yang haus akan petunjukAlQur'an,Sunnahsertaperhatianpara sahabatdalam masalahakidah.
Merekamenggantidalil-dalilyangjelasitudenganpendapat paraahlikalamdankaidah-kaidahyangmerekabuat.Mereka adalah sebagaiorang-orangyangpertamakah memperakarsai pemisahanantaraakidahdanfikih.
Adapun
pengakuanmereka yangtidaksedikitpunbersumberdariperkataanulama,sahabat,maupun
tabi’inyangtelahbersepakattentangpemisahanini.. .Maka
kamimemintamerekaagarmendatangkandalilyangbenar tentangmasalahtersebu,tetapi niscayamerekaitu takakan sanggup untuk mendatangkannya. Demikianjugaperkataan sebahagiaandarimereka,“Masalahakidah adalahmasalahushul (pokok masalahilmu)Sedangkan masalahfikihadalahmasalah furu’
(cabangmasalahtingkahlaku).”Pemisahaninijugabatil,
karenatujuandariperkara-perkarafikihada2 perkara,yaitu ilmudan amal.Tujuandariperkara akidahjugatercakupdalam 2hal,yaituilmudanamal,yangmerupakankecintaanyangtimbul darilubukhatiakankebenarandankebencianyangberakardari sanubariseseorangakankemaksiatan. Pengertianamalitutidak terfokuspadapekeijaan-pekeijaanyangdilakukandengan panca indra seseorang, tetapi berhubungan dengan tuntutan hati seseorang, karena hati merupakan sumber dari gerak dan tingkahlakuperbuatanseseorang.
Semua
yangberkaitandenganmasalah keyakinandikaitkandengan keimanan yangterletakpada
hatidenganpengakuannyasertakecintaannya,dansemuaini
adalah dasardariseluruh perbuatan. Masalahiniyangtidak disadariolehkebanyakandariulama kalamdarimasalah-masalah iman dimana merekamenyangkabahwasanya,imanitu semata-mata pembenaran dalamhati,meskipuntidakdiiringidengan
perbuatan.
Persangkaanyangdemikianituadalahsejelek-jeleknya sangkaan dankeraguan,karenakebanyakandariorang-orang kafirmempercayai akan kebenaran Rasulullah Shallallahu
‘alaihiwasallam dantidakmeragukanakan kenabiannya,
namun
merekatidakmenyertainyadenganperbuatanhatidarimencintai ajarannya, loyalterhadapsuatukebaikandanbenciakansebuah kemaksiatanyangdiajarkanbeliau.Permasalahaninisangatasasiyang berhubunganeratdengannyahakikatkeimananseseorang.
Sebenarnya, seluruh masalah-masalah Al Ilmiyyah (akidah) adalahmerupakan masalah-masalahA/ Amaliyyah
(fikih)danbegitujugasebaliknya.Allahtidak
pemah
membatasi perkara-perkarafikih hanyasebatasperbuatanbelakatanpa diiringidenganilmu,sebagaimanatidakpemah
membatasi masalah-masalah akidahhanyasebatasilmutanpadiiringidengan amal.Dari perkataan
Imam
IbnuQayyim,jelasbahwapemisahan antaraakidahdanfikih,selainmerupakansesuatuyangbatildenganberdasarkankesepakatanumatakanhal tersebutdan jugabanyaknyadalil-dalilyangmenentangnya,
maka
pemisahantersebutjugamerupakansesuatuyangbatil,biladitinjaudaridasar pemikiran mereka sendiri, yaitu yang tidak mewajibkan penyatuanantarailmudanamal.Masalahiniadalah sesuatuyang sangat penting,yangdiharapkandapatmembantuseorangmuslim untuk
memahami
persoalan-persoalandiatasdenganbaikdan meyakini akanbatalnyapemisahanyangtidakdisebutkan.Banyak
Hadits-haditsAhad yang Menjadi
StandartIlmu dan Keyakinan.Seluruhalasanyangtelahdikemukansebelumnyayang
telahmenjelaskanbatalnyapemisahanantaraakidahdanfikih yang telah disebutkan, semata-mata dilandasi akan kaidah terdahulu yang menyatakan
bahwa
Haditsahad
tidaklah memberikanfaidahkecualiberupapersangkaanyangkuat (azh-zhannughalib)dan bukan berupaalilmudanalyaqin.Tetapiwajibdiketahui,bahwakaidahinibukanlahsesuatu
yangbenarsecaramutlak,
namun
terdapatbeberapaperincian yangakan dijelaskanpadapembahasan tersendiri.Halyang hendakkitabahaspadajudulinibahwasanyaHaditsahadpada beberapakesempatanbanyakmemberikankaidahberupa “Al Ilmudan AlYaqin” (ilmudankeyakinan terhadap AllahSWT).Diantarakhabaratau Hadits-haditsahadtersebutadalah Haditsyangdiriwayatkan oleh
Imam
BukharidanMuslimdidalam shahihnyayangtelahdisepakatiolehumatakan keshahihannya dan bahwasanyaHadits tersebutmemberikanpenjelasan tentang ilmudan keyakinan kepadaAllah,sebagaimanahalinitelah ditegaskan olehImam
Ibnus Shalah di dalam kitab UlumulHadits,(hal28-29)dan didukungpulaoleh
Imam
IbnuKatsirdidalamMukhtashar,beliaudanolehulama-ulamasebelumnya
sepertiSyaikhul IslamIbnuTaimiyah danIbnu
Qayyim
didalam MukhtasharAsh-Shawaiq,(2: 283).Imam
IbnuQayyimmemberikancontohakanhalitudengan menyebutkan beberapa Hadits di antaranya; Hadits Umar,“Sesungguhnyasetiappekerjaan tergantungdengan niat”, jugaHadits, “Apabilaseoranglaki-lakitelahdudukdiantara
kedua paha
wanitadan
menyetubuhinya,maka
telah diwajibkanbaginyauntukmandi”,demikianpula HaditsIbnuUmar,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telahmewajibkanzakatfitrah
pada
bulanRamadhan
bagi anak-anak, orangdewasa, laki-lakidanwanita”, danlain-lain.Kemudian
beliaumenyambung
ucapannya (2: 373),“Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
mewngatakan bahwa
umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamdaridahulu hingga sekarangtelahsepakatbahwaHadits-haditstersebutmemberikan keterangantentangilmudankeyakinan.Tidak adaperselisihan pendapatdikalangan paraulamasalaf,demikianpulaempat madzhabsetelahnyasebagaimanayangdinukildidalam kitab-kitabmadzhabHanafi,Syafi’iedanHambali.Seperti kitabyang dikarang olehImam
As-SarakhsidanAbu
Bakar Ar-Razi yang bermadzhabHanafi,juga SyaikhAbu Hamid
danAbu
Ath-ThayyibsertaSyaikhAbu
IshakyangbermadzhabSyafi’i,juga IbnuKhuwaiz Mindad
danyanglainnyadarimadzhab
malik, demikianpulaAl QhadhiAbu
Ya’la,IbnuAbi Musa, AbiAl Khattabdan yanglainnyadarimadzhabHambali.Contohyanglainadalah
Abu
IshakAlIsfiraini,IbnuFauruk danAbu
IshakAn-Nazham
darigolonganulamakalam.Disebutkanpula oleh Ibnu Shalahdandishahihkanolehbeliau,namun
tidakdiketahui perkataanbeliauiniolehkebanyakanorang.Akan
tetapiyang masyhurdari beliau,bahwasanyabeliaumenyebutkanpendapatinisebagaisalah satudalil-dalilyanglain.Orang-orangyang membantahbeliau darikalanganulama yang taqwanamunmereka belum
mempunyai
pengalaman yangbanyak dalambidanginimengatakan
bahwa
perkataanAbu Amru
Ibnu As-Shalahiniadalah perkataanyangmenyelisihijumhur(kebanyakanulama).
Perkataanmerekaitubisadimaklumi, karenasumber yang mereka pegangididalam masalahiniadalahapayang merekanukildari perkataan IbnuAlHajib,As-SaifAlAmidi,IbnuAlKhatib,Al Ghazali,AlJuainidanAlBagilan.
Imam
IbnuQayim
mengatakanbahawa,seluruhulama Hadits sepakat terhadapapayangdisebutkan olehAbu Amru
dan kebenaranituberadapadaperkataanjumhurulama.Mereka mengatakan bahwa, sesungguhnya penerimaan umat akan kebenaran(keabsahan)sebuahHaditsdariRasulullah Shallallahu
‘alaihi wasssalam (baik yang diwujudkan dalam bentuk keyakinan dalamhati
maupun
perbuatan) adalah sesuatuyangtelahmenjadi konsensusdikalanganmereka.
Umat
Islamtidaklahmungkinbersepakatpadasesuatuyangbatilsebagaimana mereka
telahsepakatterhadapisyaratyangditunjukkan olehlafazh
umum,
mutlak,lafazh hakikat,ataupunqiyas.Tidakmungkin mereka bersepakatdidalamsebuahkesalahan.
Kalauseseorangdariumatinimengadakanpenelitianakan kebenaransuatukhabar,
maka
kebenaranyangdihasilkanituadalahkebenaranyangnisbikecualijika hasil dari penelitian tersebutdidapatkan secara
jama
’i(kesepakatan jamaah).Hal tersebut seperti khabar yang mutawatir (bersumber dari sekumpulanorang banyak),yangtidakmenutup kemungkinanteijadikesalahandalam penyampaian yangberasaldariorang perorang,
namun
halinisangat mustahilteijadipadasetiaporang yangmenyampaikanHaditsitu.Umat
Islamsecarakeseluruhan akansenantiasa terjaga darikesalahandalamsetiappendapatmaupun
khabaryang merekasampaikan.Beliauberkata,“AdapunHadits-haditsahaddidalam bab
ini,mungkiniamemberikanfaidahberupa azh-zhannu dengan melihatsyarat-syaratnya.Tetapi jikaHadits-haditsitukuat,
maka
faidahyangdiberikannyaakanberupasuatuyangyakin,danjika Hadits-hadits itu lemah,
maka
Hadits-hadits itu berubah kedudukannya menjadisebuah khayalanyangbatil.”Beliauberkata,“Ketahuilah,kebanyakanHadits-hadits BukharidanMuslimtermasukdalam babinisebagaimana yang disebutkan olehSyaikh
Abu Amru
dan disebutkanpula oleh ulamasebelumbeliau,sepertiAlHafizhAbu
ThahirAs-Salafi danyanglainnya.Sesunguhnya,seluruhkhabaryangtelahditerima oleh ulamaahliHadits adalah suatuyangbenaryangmemberikan
faidahberupa ilmudankeyainan.
Adapunperkataanyang bersumberselain darimerekabaik
ulama
kalam atau ulama ushul adalah tertolak, karena sesungguhnya yangmenjadistandarterhadapkesepakatan(ijma’) atassetiapurusanagamaadalah perkataan paraahlinya,bukan yangselainmereka.Bukanlahmerupakanstandarhal-halyang merupakanijma’
(kesepakatan)atas
hukum-hukum
syariatkecualisesuatuyang bersumberdariahlinyadanbukandariselainnya,semisalulama kalam,ahlinahwu
atau dokter,jugabuka merupakanstandar dalam menentukan kebenaransebuah Haditskecualiperkataan yang bersumberdariparaahlinya, yaituparamuhaddits, orang-orangyangmengetahuipersissecaraterperincikeadaannabi mereka(baikperkataanmaupun
perbuatanbeliau).Demikian pula halnya ilmu terhadap sesuatu yang mutawatir,iapunterbagi atas2
macam; umum
dankhusus. Adakalanyasebuahkhabarituadalahsesuatuyangmutawatirdikalangantertentu,tidakadayanglainnya
maka
paraulama Hadits disebabkan karena besarnyaperhatiannabimereka.01eh karenaitumerekapuntahu secarayakindanpastiapa-apayang tidak diketahui olehorang-orangselainmereka.Pengkiasan antara
Khabar
Syar’i atasKhabar-khabar yang
Lainnya untukMendapatkan
Suatu Faidahyang Berupa
“Al Ilmudan
Al Yaqin”adalah Pengkiasanyang
Batil.
Imam
IbnuQayyim
rahimahullah (2: 368)mengatakan bahwa:“orang-orangyangmengingkaribahwasanya khabarahad memberikanfaidahberupaalilmudanalyaqin,maka
sebenarnyaituhanyalah berdasarkan pendapatmerekakepada sebuahqiyas yangkeliru.Merekamencobauntuk mengkiaskanantarakhabar
dariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamtentang suatusyariat
yang
umum
bagiumatatau tentang suatusyariatyangberisipenetapan akan sifat-sifat Allah Ta'ala atas khabar yang disampaikan oleh seorang saksi terhadap suatu persoalan.
Namun,
sungguhjauhperbedaanantarakeduanya!Penjelasanakanhalituadalahsebuah kabardariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamjikalauituadalahberitayangsalah ataudusta(namunkesalahanataukedustaanitutidak diketahui oleh sekalianumat),
maka
yangdemikianitumengharuskansesatnya seluruhumattanpaterkecuali.
Akan
tetapihalinitidaklahmungkinakanteijadi,karenasetiapdalilyangwajibuntukdiikuti secarasyar’i,dalihitusendiriharuslahmemilikinilaikeabsahan yangmutlak,terkhususkarenadalil-daliltersebutadalahsesuatu yangtelahditerima olehsekalianumat,yangdiyakinikebenarannya dan mereka telah tetapkan dengan dalil-dalil itu sifat dan perbuatan-perbuatanAllah.Untukitu,setiapkhabar yangwajib untukdiikutisecarasyar’idengansendirinya haruslahmerupakan kabaryangautentikdanhalinisungguhsangatberbedadengan persaksianseseorang terhadap suatumasalah,di
mana
dalih(alasan)yangdiajukan olehseorangsaksisangatlah
mungkin
ternodaidengankebohongandankesalahan.
Hakikatdarimasalahiniadalahtidakdibenarkannyajika sebuah kabaryangAllahTa’alatetapkanatashamba-Nyadengan perantaraan Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam dalam masalah
nama maupun
sifat-sifat-Nya pada waktu yang bersamaanmerupakankabaryangdustalagibatil.Khabaritu,haruslahmerupakankhabaryangbenar.Sangatlahmustahil jika kedustaanyang mengatasnamakanAllah,syariatdanagama-Nya menjadisuatuhalyangsamar(tidakbisadibedakanantaranya danantara
wahyu
yangAllahturunkankepadaRasul-Nya)yangIabebankan kepadahamba-hamba-Nya.Sungguh, perbedaan antarayang hak danbatil, kebenarandankedustaan,
wahyu
syetandanwahyuAllah(melaluiperantaraan malaikat) sangatlah jelas.Sesungguh,telahAllah jadikandiataskebenaranitucahaya bagaikancahayamatahariyangakan
nampak
bagiorang-orang yangsehatpenglihatannyadanAllahakanlapisikebatilanitudenganpakaiankegelapan bagaikan gelapnyamatahariyang
legam.
Namun
bagi mereka yangbutapenglihatannya,maka
tidaklah dipungkirijikamerekasulit
membedakan
antara siang danmalam
sebagaimanasamarnyaantarahak dan yangbatilbagi orang-orangyangbutahatinya.Muadz
binJabalradhiyallahu‘anhuberkata, “Pelajarilahkebenaranitudarisiapapunyang mengatakannya, karenasesungguhnyadiatas kebenaran itu terdapatcahaya”.Tetapi, tatkala hati-hatimanusiatelahmenjadi gelapdandikalapandangan merekatelahmenjadibutaserta berpalingnyamerekadariajaranRasulullahShallallahu ‘alaihi
wasallam dantatkalakegelapanitusemakinmencekam;yaitu di saatmerekatelahmerasacukupdenganpendapat-pendapat manusia,tersamarlahkebenaranituatasmereka dengankebatilan.
Padasaatitu,merekadengansangatlancangnyamendustakan Hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam yangtelahdiriwayatkanolehseadil-adilnyaumat. Lalu merekaberpalingkepadaHadits-haditspalsurancanganmereka yangbersesuaiandengan
hawa
nafsumerekasambilberkata, kabarinilahkabaryangbenar!Imam
IbnuQayyim
mengatakan pada(hal(2:379)bahwa, paraulamakalam,merekakiaskankabaryangbersumberdariAbu
BakarAsh-Shiddiq,Umar
binAlKhaththab,danUbay
bin Ka’ab dengankabaryangdinukildariorang-orangbiasaselainmerekadansungguhamatjauhlahperbedaan keduanya. Oleh karenaitu,siapakahyanglebihdzhalimdaripadaseseorangyang
menyamakan
nilaikeabsahanantarakabaryangdinukildari seorang sahabatdengankabaryangbersumberdariseseorang setelahmereka?Orangyangberkata demikian,ibaratseseorang yangmenyamakan
para sahabatdenganorang-orangsetelahmerekadidalamilmu,
agama
dan keutamaanmereka.Beliaummgatakan(2:379)bahwa,apabilamereka(ulama kalam) mengatakan, kabar dan Hadits-hadits shahih dari RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallamtidaklahmemberikan
faidahyangberupa“alilmudanalyaqin”,
maka
dengansendirinyamerekatelahmengkabarkanakan keadaandirimerekasendiri,
bahwasanya merekatidaklahmengambilfaidahdariHadits-hadits ahadyangberupa“alilmudanalyaqin”.Merekatelahberkata jujurakan keadaandirimereka,
namun
merekadustadengan perkataan mereka:“BahwasanyaparaulamaHaditsdanSunnahtidakmendapatkanjugafaidahitu.”
Beliau mengatakan (2:432)
bahwa
jika mereka tidak mendapatkanfaidahitudarijalanyangtelahditempuholehulama Hadits, tidakberartibahwa
faidahituadalahsesuatuyangtidak adasama
sekali.Keadaan merekaini,samadenganseseorang yangmendapatidalamdirinyapeasaansakit,segar, cintadan marah,namun
tiba-tibadatanglahsiFulanmengatakanbahwa
orangitudusta,karenadirinyatidakmerasakanapayang ia rasakandania punberdalihdenganberbagaimacam
alasan,yangintinya,“Sayatidak
menemukan
apayangengkaudapati.Jikasajaperkataanmuitubenar,niscayasayapun akanmendapati apayang engkaudapati!”,dan sungguhperkataaniniadalah merupakanperkataanyangbatil.Sungguhamatindah perkataan seorangpenyair’
"Sayaberkatakepada seorangbejat
yang
mencela Rasakanlahhawa
nafsumu, jika engkau bisamencelamaka
lakukanlah.”Dikatakankepada mereka(orang-orangyang memungkiri Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alihiwassalam),“Palingkanlah segenap perhatianmu terhadap apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,berlakutamaklahkalian atasnya, cari tahu dan kumpulkan ajaran-ajaran tersebut, pelaj arilah biografiparaperiwayatnyadanberpalinglahdariyang selainnya.Jadikanlah periwayat Haditsitusebagai tujuandan akhirdaripeijalananmu.Bahkanikutilahjejaklangkahmereka sebagaimanapengikut-pengikut suatumadzhabberupayadengan sepenuhhatimengikutidanmencaritahuakan kebenaransuatu perkataanyangdinisbahkankepada
imam
darimadzhabmereka hinggatercapai bagimerekasebuah keyakinanakan keabsahan perkataantersebut,danjikaperkataanituditentangmaka
mereka akanmengejekorangyangmenentangitu.Bilaseseorangtelahmelakukanhalini,niscayadiapunakantahuapakahkabar-kabar Rasulullahmemberikanfaidahberupa“alilmudanalyaqin”kepada
melakukanhalini,niscayadiapunakantahuapakahkabar-kabar Rasulullahmemberikanfaidahberupa“alilmudanalyaqin”kepada