• Tidak ada hasil yang ditemukan

memutar arah menghadap kiblat sedangkan sebelumnya mereka, mengahadapkan wajah-wajah

Dalam dokumen Y v. r s\ J. Sebagai. Landasan (Halaman 83-95)

merekake arah

Syam

(BaitulMaqdis). (Diriwayatkan oleh BukharidanMuslim).

Hadits ini merupakan dalil yang sangat jelas yang menunjukkan

bahwa

para sahabat menerima Hadits ahad sebagai hujjah dalam

menghapuskan

suatu

hukum

dan menggantinya dengan

hukum

baru.Andaikankhabaritutidak termasukhujjah,

maka

merekatidakakanmenentangsesuatu yangtelah terdapat

hukumnya

dengan daftartersebut.Berkata

Imam

Ibnu

Qoyyim

rahimahullah, “Perbuatan mereka itu

(menerima khabar ahad) tidak dipungkiri oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,bahkanbeliaumensyukurimereka akanhalitu.”

4. Dari Sa’id bin Zubairbeliau mengatakan bahwa, dia berkata kepada Ibnu

Abbas

radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya NaufanBakkaliberanggapanbahwasanya

Musa

temanAlKhidhirbukanlah

Musa

yangdiutuskepada baniIsrail.”Berkatalah IbnuAbbas,‘Sungguhtelahdusta

musuh

Allah,telahmengkabarkan kepadaku Ubaibin Ka’ab, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wasallamtelahberkhutbahdihadapankami... kemudian

beliaumenyebutkankisah

Musa

bersama AlKhidhirsecara panjanglebaryangmenunjukkan

bahwa

Nabi

Musa

yang

diutus kepada bani Isra'il adalah yang mengikuti Al Khidhir (DikelurkanolehSyaikhanidenganlafazhyang panjangdandikeluarkanpula oleh Asy-Syafi’idengan

lafazhini.)

Berkata

Imam

Asy-Syafi’i,(hal332: 1219)mengomentari kisah

Musa

tersebut,“IbnuAbbasdengansegala

pemahaman

dankewaraan beliau (kehati-hatian) tetap sajamenetapkan kebenarandariHaditsUbaibinKa’abhinggadiamengatakan kepadaseorangmuslim yangmengingkarikhabaritusebagai pendusta,di

mana

UbaibinKa’abtelahmengabarkanberita tersebutdariRasulullah Shallallahu alaihiwasallamdan di

dalamnyaterdapatpetunjukyangmenerangkan bahwasanya

Musa

yangdiutuskepadabaniIsra'iladalahyangmengikutiAl Khidhir.”

Sayamengatakanbahwaperkataandari

Imam

Asy-Syafi’i

inimerupakandalil,bahwabeliautidakmelihatadanyaperbedaan antaraakidahdanamal,ditinjau darikeabsahanHadits

ahad

sebagai hujjahataskeduanya.Halinijelas terlihatdalamkisah Musa,di

mana

masalahiniadalahmasalahakidahdan bukan menyangkutmasalah

hukum

perbuatan seorang

hamba

(fikih).

Menegaskanhalini,beliautelahmenuliskan sebuahpasal yangpentingdalamkitabAr-Risalahyangbeliauberijudul “Dalil-dalilyang menetapkankeautentikan Hadits ahad".

Kemudian

beliaumenerangkanbeberapadalilyang

umum,

baikdariAl Qur'anmaupunAs-Sunnah yangmenjelaskantentangpenegasan keotentikan Haditsahaddidalammasalahakidah.

Selanjutnyabeliaumengakhiripembahasannyadengan mengatakanbahwadidalampenetapan Haditsahadinisebagai

hujjah terdapatbanyakdalilyang menguatkannya,

namun

cukup kamisebutkansebagiannyasaja,dan demikianlahjalanyangtelah ditempuholehpendahulu-pendahulu kami,bahkansetelahmereka

hinggasaatinidiberbagai negara,samasepertiapayangtelah

kamisebutkan.”

Kemudianpadahal457beliau berkata,“Seandainya boleh bagiseseoranguntukmenetapkan bahwasanyaseluruh

kaum

muslimin baiksekarang

maupun

dahulutelahsepakatakan kehujjahan Hadits ahad, niscayaakankukatakanhalitu.Tetapi sayatidak ingatadanyaperselisihandikalanganulamaakan kehujjahan Hadits ahad."

Menolak

Hadits

Ahad

sebagaiHujjah terhadap

Masalah Aqidah

adalahBid’ah.

Secarasingkatkamikatakan

bahwa

seluruhdalildariAl Kitab

maupun

As-Sunnahsertaperbuatanparasahabat dan perkataan paraulama yang menunjukkan bahwasanyaHadits

ahad

adalahsah, dijadikan sebagai hujjahdi dalamseluruh masalah agama,baikyangberkenaan denganmasalah fikih

maupun

akidah.Pemisahanyangdilakukanataskedua masalah

tersebutadalah sesuatuyangbid’ahyangtidakdikenalsebelumnya olehulamasalaf.

Imam

Ibnu

Qayyim

rahimahullah mengtakan

bahwa

ulamatelahsepakatmenyatakanbahwasanya pemisahantersebut adalah sesuatuyangbatil.Bahkan merekaterusmenggunakan

dalildariHadits ahad, baikdalammasalahakidah

maupun

fikih.

Terlebih-lebihkarenahukum-hukumfikihjugamemuatpenjelasan tentang Allah,bahwaAllah

SWT

yangtelahmenetapkansyariat

dantelahmewajibkannyasertatelahmeridhainyasebagaiagama.

Olehkarenaitu,syariatdan

agama-Nya

sesuaidengan

nama

dansifat-sifat-Nya.

Parasahabat, tabi’indanparaulamaHadits senantiasa berdalildenganHadits-haditsini,dalammasalahsifat,taqdir;

nama-nama

Allah dan

hukum-hukum-Nya.

Tidak ada

periwayatandariseorangpundiantaramereka yang mengkhususkan Hadits

ahad

terhadap masalah-masalah

hukum

dan tidak menjadikannyadalildalam masalah

nama

dansifat-sifatAllah.

Dengan

demikian,

mana

panutan ulama salafmereka yang menjelaskantentangpembedaanduahaltersebut?

Sebenarnyayangmenjadi panutanmereka hanyasegelintir

ulamailmukalam yangtidakmemilikiperhatianterhadapajaran Allah,Rasul-Nyadanparasahabat.Bahkan merekaitu

terus-menerus berupayauntukmenghalangi manusia yang haus akan petunjukAlQur'an,Sunnahsertaperhatianpara sahabatdalam masalahakidah.

Merekamenggantidalil-dalilyangjelasitudenganpendapat paraahlikalamdankaidah-kaidahyangmerekabuat.Mereka adalah sebagaiorang-orangyangpertamakah memperakarsai pemisahanantaraakidahdanfikih.

Adapun

pengakuanmereka yangtidaksedikitpunbersumberdariperkataanulama,sahabat,

maupun

tabi’inyangtelahbersepakattentangpemisahanini.. .

Maka

kamimemintamerekaagarmendatangkandalilyangbenar tentangmasalahtersebu,tetapi niscayamerekaitu takakan sanggup untuk mendatangkannya. Demikianjugaperkataan sebahagiaandarimereka,“Masalahakidah adalahmasalahushul (pokok masalahilmu)Sedangkan masalahfikihadalahmasalah furu

(cabangmasalahtingkahlaku).”Pemisahaninijugabatil,

karenatujuandariperkara-perkarafikihada2 perkara,yaitu ilmudan amal.Tujuandariperkara akidahjugatercakupdalam 2hal,yaituilmudanamal,yangmerupakankecintaanyangtimbul darilubukhatiakankebenarandankebencianyangberakardari sanubariseseorangakankemaksiatan. Pengertianamalitutidak terfokuspadapekeijaan-pekeijaanyangdilakukandengan panca indra seseorang, tetapi berhubungan dengan tuntutan hati seseorang, karena hati merupakan sumber dari gerak dan tingkahlakuperbuatanseseorang.

Semua

yangberkaitandengan

masalah keyakinandikaitkandengan keimanan yangterletakpada

hatidenganpengakuannyasertakecintaannya,dansemuaini

adalah dasardariseluruh perbuatan. Masalahiniyangtidak disadariolehkebanyakandariulama kalamdarimasalah-masalah iman dimana merekamenyangkabahwasanya,imanitu semata-mata pembenaran dalamhati,meskipuntidakdiiringidengan

perbuatan.

Persangkaanyangdemikianituadalahsejelek-jeleknya sangkaan dankeraguan,karenakebanyakandariorang-orang kafirmempercayai akan kebenaran Rasulullah Shallallahu

‘alaihiwasallam dantidakmeragukanakan kenabiannya,

namun

merekatidakmenyertainyadenganperbuatanhatidarimencintai ajarannya, loyalterhadapsuatukebaikandanbenciakansebuah kemaksiatanyangdiajarkanbeliau.Permasalahaninisangatasasi

yang berhubunganeratdengannyahakikatkeimananseseorang.

Sebenarnya, seluruh masalah-masalah Al Ilmiyyah (akidah) adalahmerupakan masalah-masalahA/ Amaliyyah

(fikih)danbegitujugasebaliknya.Allahtidak

pemah

membatasi perkara-perkarafikih hanyasebatasperbuatanbelakatanpa diiringidenganilmu,sebagaimanatidak

pemah

membatasi masalah-masalah akidahhanyasebatasilmutanpadiiringidengan amal.

Dari perkataan

Imam

IbnuQayyim,jelasbahwapemisahan antaraakidahdanfikih,selainmerupakansesuatuyangbatil

denganberdasarkankesepakatanumatakanhal tersebutdan jugabanyaknyadalil-dalilyangmenentangnya,

maka

pemisahan

tersebutjugamerupakansesuatuyangbatil,biladitinjaudaridasar pemikiran mereka sendiri, yaitu yang tidak mewajibkan penyatuanantarailmudanamal.Masalahiniadalah sesuatuyang sangat penting,yangdiharapkandapatmembantuseorangmuslim untuk

memahami

persoalan-persoalandiatasdenganbaikdan meyakini akanbatalnyapemisahanyangtidakdisebutkan.

Banyak

Hadits-hadits

Ahad yang Menjadi

StandartIlmu dan Keyakinan.

Seluruhalasanyangtelahdikemukansebelumnyayang

telahmenjelaskanbatalnyapemisahanantaraakidahdanfikih yang telah disebutkan, semata-mata dilandasi akan kaidah terdahulu yang menyatakan

bahwa

Hadits

ahad

tidaklah memberikanfaidahkecualiberupapersangkaanyangkuat (azh-zhannughalib)dan bukan berupaalilmudanalyaqin.

Tetapiwajibdiketahui,bahwakaidahinibukanlahsesuatu

yangbenarsecaramutlak,

namun

terdapatbeberapaperincian yangakan dijelaskanpadapembahasan tersendiri.Halyang hendakkitabahaspadajudulinibahwasanyaHaditsahadpada beberapakesempatanbanyakmemberikankaidahberupa “Al Ilmudan AlYaqin” (ilmudankeyakinan terhadap AllahSWT).

Diantarakhabaratau Hadits-haditsahadtersebutadalah Haditsyangdiriwayatkan oleh

Imam

BukharidanMuslimdidalam shahihnyayangtelahdisepakatiolehumatakan keshahihannya dan bahwasanyaHadits tersebutmemberikanpenjelasan tentang ilmudan keyakinan kepadaAllah,sebagaimanahalinitelah ditegaskan oleh

Imam

Ibnus Shalah di dalam kitab Ulumul

Hadits,(hal28-29)dan didukungpulaoleh

Imam

IbnuKatsirdi

dalamMukhtashar,beliaudanolehulama-ulamasebelumnya

sepertiSyaikhul IslamIbnuTaimiyah danIbnu

Qayyim

didalam MukhtasharAsh-Shawaiq,(2: 283).

Imam

IbnuQayyimmemberikancontohakanhalitudengan menyebutkan beberapa Hadits di antaranya; Hadits Umar,

Sesungguhnyasetiappekerjaan tergantungdengan niat”, jugaHadits, “Apabilaseoranglaki-lakitelahdudukdiantara

kedua paha

wanita

dan

menyetubuhinya,

maka

telah diwajibkanbaginyauntukmandi”,demikianpula HaditsIbnu

Umar,

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah

mewajibkanzakatfitrah

pada

bulan

Ramadhan

bagi anak-anak, orangdewasa, laki-lakidanwanita”, danlain-lain.

Kemudian

beliau

menyambung

ucapannya (2: 373),

“Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

mewngatakan bahwa

umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamdaridahulu hingga sekarangtelahsepakatbahwaHadits-haditstersebutmemberikan keterangantentangilmudankeyakinan.Tidak adaperselisihan pendapatdikalangan paraulamasalaf,demikianpulaempat madzhabsetelahnyasebagaimanayangdinukildidalam kitab-kitabmadzhabHanafi,Syafi’iedanHambali.Seperti kitabyang dikarang oleh

Imam

As-Sarakhsidan

Abu

Bakar Ar-Razi yang bermadzhabHanafi,juga Syaikh

Abu Hamid

dan

Abu

Ath-ThayyibsertaSyaikh

Abu

IshakyangbermadzhabSyafii,juga Ibnu

Khuwaiz Mindad

danyanglainnyadari

madzhab

malik, demikianpulaAl Qhadhi

Abu

Ya’la,IbnuAbi Musa, AbiAl Khattabdan yanglainnyadarimadzhabHambali.Contohyang

lainadalah

Abu

IshakAlIsfiraini,IbnuFauruk dan

Abu

Ishak

An-Nazham

darigolonganulamakalam.Disebutkanpula oleh Ibnu Shalahdandishahihkanolehbeliau,

namun

tidakdiketahui perkataanbeliauiniolehkebanyakanorang.

Akan

tetapiyang masyhurdari beliau,bahwasanyabeliaumenyebutkanpendapat

inisebagaisalah satudalil-dalilyanglain.Orang-orangyang membantahbeliau darikalanganulama yang taqwanamunmereka belum

mempunyai

pengalaman yangbanyak dalambidangini

mengatakan

bahwa

perkataan

Abu Amru

Ibnu As-Shalahini

adalah perkataanyangmenyelisihijumhur(kebanyakanulama).

Perkataanmerekaitubisadimaklumi, karenasumber yang mereka pegangididalam masalahiniadalahapayang merekanukildari perkataan IbnuAlHajib,As-SaifAlAmidi,IbnuAlKhatib,Al Ghazali,AlJuainidanAlBagilan.

Imam

Ibnu

Qayim

mengatakanbahawa,seluruhulama Hadits sepakat terhadapapayangdisebutkan oleh

Abu Amru

dan kebenaranituberadapadaperkataanjumhurulama.Mereka mengatakan bahwa, sesungguhnya penerimaan umat akan kebenaran(keabsahan)sebuahHaditsdariRasulullah Shallallahu

‘alaihi wasssalam (baik yang diwujudkan dalam bentuk keyakinan dalamhati

maupun

perbuatan) adalah sesuatuyang

telahmenjadi konsensusdikalanganmereka.

Umat

Islamtidaklah

mungkinbersepakatpadasesuatuyangbatilsebagaimana mereka

telahsepakatterhadapisyaratyangditunjukkan olehlafazh

umum,

mutlak,lafazh hakikat,ataupunqiyas.Tidakmungkin mereka bersepakatdidalamsebuahkesalahan.

Kalauseseorangdariumatinimengadakanpenelitianakan kebenaransuatukhabar,

maka

kebenaranyangdihasilkanitu

adalahkebenaranyangnisbikecualijika hasil dari penelitian tersebutdidapatkan secara

jama

’i(kesepakatan jamaah).Hal tersebut seperti khabar yang mutawatir (bersumber dari sekumpulanorang banyak),yangtidakmenutup kemungkinan

teijadikesalahandalam penyampaian yangberasaldariorang perorang,

namun

halinisangat mustahilteijadipadasetiaporang yangmenyampaikanHaditsitu.

Umat

Islamsecarakeseluruhan akansenantiasa terjaga darikesalahandalamsetiappendapat

maupun

khabaryang merekasampaikan.

Beliauberkata,“AdapunHadits-haditsahaddidalam bab

ini,mungkiniamemberikanfaidahberupa azh-zhannu dengan melihatsyarat-syaratnya.Tetapi jikaHadits-haditsitukuat,

maka

faidahyangdiberikannyaakanberupasuatuyangyakin,danjika Hadits-hadits itu lemah,

maka

Hadits-hadits itu berubah kedudukannya menjadisebuah khayalanyangbatil.”

Beliauberkata,“Ketahuilah,kebanyakanHadits-hadits BukharidanMuslimtermasukdalam babinisebagaimana yang disebutkan olehSyaikh

Abu Amru

dan disebutkanpula oleh ulamasebelumbeliau,sepertiAlHafizh

Abu

ThahirAs-Salafi danyanglainnya.

Sesunguhnya,seluruhkhabaryangtelahditerima oleh ulamaahliHadits adalah suatuyangbenaryangmemberikan

faidahberupa ilmudankeyainan.

Adapunperkataanyang bersumberselain darimerekabaik

ulama

kalam atau ulama ushul adalah tertolak, karena sesungguhnya yangmenjadistandarterhadapkesepakatan(ijma’) atassetiapurusanagamaadalah perkataan paraahlinya,bukan yangselainmereka.

Bukanlahmerupakanstandarhal-halyang merupakanijma’

(kesepakatan)atas

hukum-hukum

syariatkecualisesuatuyang bersumberdariahlinyadanbukandariselainnya,semisalulama kalam,ahli

nahwu

atau dokter,jugabuka merupakanstandar dalam menentukan kebenaransebuah Haditskecualiperkataan yang bersumberdariparaahlinya, yaituparamuhaddits, orang-orangyangmengetahuipersissecaraterperincikeadaannabi mereka(baikperkataan

maupun

perbuatanbeliau).

Demikian pula halnya ilmu terhadap sesuatu yang mutawatir,iapunterbagi atas2

macam; umum

dankhusus. Adakalanyasebuahkhabarituadalahsesuatuyangmutawatir

dikalangantertentu,tidakadayanglainnya

maka

paraulama Hadits disebabkan karena besarnyaperhatiannabimereka.01eh karenaitumerekapuntahu secarayakindanpastiapa-apayang tidak diketahui olehorang-orangselainmereka.

Pengkiasan antara

Khabar

Syar’i atas

Khabar-khabar yang

Lainnya untuk

Mendapatkan

Suatu Faidah

yang Berupa

“Al Ilmu

dan

Al Yaqin”adalah Pengkiasan

yang

Batil.

Imam

Ibnu

Qayyim

rahimahullah (2: 368)mengatakan bahwa:“orang-orangyangmengingkaribahwasanya khabarahad memberikanfaidahberupaalilmudanalyaqin,

maka

sebenarnya

ituhanyalah berdasarkan pendapatmerekakepada sebuahqiyas yangkeliru.Merekamencobauntuk mengkiaskanantarakhabar

dariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamtentang suatusyariat

yang

umum

bagiumatatau tentang suatusyariatyangberisi

penetapan akan sifat-sifat Allah Ta'ala atas khabar yang disampaikan oleh seorang saksi terhadap suatu persoalan.

Namun,

sungguhjauhperbedaanantarakeduanya!

Penjelasanakanhalituadalahsebuah kabardariRasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallamjikalauituadalahberitayangsalah ataudusta(namunkesalahanataukedustaanitutidak diketahui oleh sekalianumat),

maka

yangdemikianitumengharuskan

sesatnya seluruhumattanpaterkecuali.

Akan

tetapihalinitidaklah

mungkinakanteijadi,karenasetiapdalilyangwajibuntukdiikuti secarasyar’i,dalihitusendiriharuslahmemilikinilaikeabsahan yangmutlak,terkhususkarenadalil-daliltersebutadalahsesuatu yangtelahditerima olehsekalianumat,yangdiyakinikebenarannya dan mereka telah tetapkan dengan dalil-dalil itu sifat dan perbuatan-perbuatanAllah.Untukitu,setiapkhabar yangwajib untukdiikutisecarasyar’idengansendirinya haruslahmerupakan kabaryangautentikdanhalinisungguhsangatberbedadengan persaksianseseorang terhadap suatumasalah,di

mana

dalih

(alasan)yangdiajukan olehseorangsaksisangatlah

mungkin

ternodaidengankebohongandankesalahan.

Hakikatdarimasalahiniadalahtidakdibenarkannyajika sebuah kabaryangAllahTa’alatetapkanatashamba-Nyadengan perantaraan Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam dalam masalah

nama maupun

sifat-sifat-Nya pada waktu yang bersamaanmerupakankabaryangdustalagibatil.Khabaritu,

haruslahmerupakankhabaryangbenar.Sangatlahmustahil jika kedustaanyang mengatasnamakanAllah,syariatdanagama-Nya menjadisuatuhalyangsamar(tidakbisadibedakanantaranya danantara

wahyu

yangAllahturunkankepadaRasul-Nya)yang

Iabebankan kepadahamba-hamba-Nya.Sungguh, perbedaan antarayang hak danbatil, kebenarandankedustaan,

wahyu

syetandanwahyuAllah(melaluiperantaraan malaikat) sangatlah jelas.Sesungguh,telahAllah jadikandiataskebenaranitucahaya bagaikancahayamatahariyangakan

nampak

bagiorang-orang yangsehatpenglihatannyadanAllahakanlapisikebatilanitu

denganpakaiankegelapan bagaikan gelapnyamatahariyang

legam.

Namun

bagi mereka yangbutapenglihatannya,

maka

tidaklah dipungkirijikamerekasulit

membedakan

antara siang dan

malam

sebagaimanasamarnyaantarahak dan yangbatilbagi orang-orangyangbutahatinya.

Muadz

binJabalradhiyallahu

‘anhuberkata, “Pelajarilahkebenaranitudarisiapapunyang mengatakannya, karenasesungguhnyadiatas kebenaran itu terdapatcahaya”.Tetapi, tatkala hati-hatimanusiatelahmenjadi gelapdandikalapandangan merekatelahmenjadibutaserta berpalingnyamerekadariajaranRasulullahShallallahu ‘alaihi

wasallam dantatkalakegelapanitusemakinmencekam;yaitu di saatmerekatelahmerasacukupdenganpendapat-pendapat manusia,tersamarlahkebenaranituatasmereka dengankebatilan.

Padasaatitu,merekadengansangatlancangnyamendustakan Hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wasallam yangtelahdiriwayatkanolehseadil-adilnyaumat. Lalu merekaberpalingkepadaHadits-haditspalsurancanganmereka yangbersesuaiandengan

hawa

nafsumerekasambilberkata, kabarinilahkabaryangbenar!

Imam

Ibnu

Qayyim

mengatakan pada(hal(2:379)bahwa, paraulamakalam,merekakiaskankabaryangbersumberdari

Abu

BakarAsh-Shiddiq,

Umar

binAlKhaththab,dan

Ubay

bin Ka’ab dengankabaryangdinukildariorang-orangbiasaselain

merekadansungguhamatjauhlahperbedaan keduanya. Oleh karenaitu,siapakahyanglebihdzhalimdaripadaseseorangyang

menyamakan

nilaikeabsahanantarakabaryangdinukildari seorang sahabatdengankabaryangbersumberdariseseorang setelahmereka?Orangyangberkata demikian,ibaratseseorang yang

menyamakan

para sahabatdenganorang-orangsetelah

merekadidalamilmu,

agama

dan keutamaanmereka.

Beliaummgatakan(2:379)bahwa,apabilamereka(ulama kalam) mengatakan, kabar dan Hadits-hadits shahih dari RasulullahShallallahu ‘alaihiwasallamtidaklahmemberikan

faidahyangberupa“alilmudanalyaqin”,

maka

dengansendirinya

merekatelahmengkabarkanakan keadaandirimerekasendiri,

bahwasanya merekatidaklahmengambilfaidahdariHadits-hadits ahadyangberupa“alilmudanalyaqin”.Merekatelahberkata jujurakan keadaandirimereka,

namun

merekadustadengan perkataan mereka:“BahwasanyaparaulamaHaditsdanSunnah

tidakmendapatkanjugafaidahitu.”

Beliau mengatakan (2:432)

bahwa

jika mereka tidak mendapatkanfaidahitudarijalanyangtelahditempuholehulama Hadits, tidakberarti

bahwa

faidahituadalahsesuatuyangtidak ada

sama

sekali.Keadaan merekaini,samadenganseseorang yangmendapatidalamdirinyapeasaansakit,segar, cintadan marah,

namun

tiba-tibadatanglahsiFulanmengatakan

bahwa

orangitudusta,karenadirinyatidakmerasakanapayang ia rasakandania punberdalihdenganberbagai

macam

alasan,

yangintinya,“Sayatidak

menemukan

apayangengkaudapati.

Jikasajaperkataanmuitubenar,niscayasayapun akanmendapati apayang engkaudapati!”,dan sungguhperkataaniniadalah merupakanperkataanyangbatil.Sungguhamatindah perkataan seorangpenyair’

"Sayaberkatakepada seorangbejat

yang

mencela Rasakanlah

hawa

nafsumu, jika engkau bisamencela

maka

lakukanlah.

Dikatakankepada mereka(orang-orangyang memungkiri Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alihiwassalam),“Palingkanlah segenap perhatianmu terhadap apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam,berlakutamaklahkalian atasnya, cari tahu dan kumpulkan ajaran-ajaran tersebut, pelaj arilah biografiparaperiwayatnyadanberpalinglahdariyang selainnya.Jadikanlah periwayat Haditsitusebagai tujuandan akhirdaripeijalananmu.Bahkanikutilahjejaklangkahmereka sebagaimanapengikut-pengikut suatumadzhabberupayadengan sepenuhhatimengikutidanmencaritahuakan kebenaransuatu perkataanyangdinisbahkankepada

imam

darimadzhabmereka hinggatercapai bagimerekasebuah keyakinanakan keabsahan perkataantersebut,danjikaperkataanituditentang

maka

mereka akanmengejekorangyangmenentangitu.Bilaseseorangtelah

melakukanhalini,niscayadiapunakantahuapakahkabar-kabar Rasulullahmemberikanfaidahberupa“alilmudanalyaqin”kepada

melakukanhalini,niscayadiapunakantahuapakahkabar-kabar Rasulullahmemberikanfaidahberupa“alilmudanalyaqin”kepada

Dalam dokumen Y v. r s\ J. Sebagai. Landasan (Halaman 83-95)