• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecil-kecil Punya Karya(KKPK)

Dalam dokumen buku hiski 5compressed (Halaman 179-181)

Baban Banita

Program Studi Sastra I ndonesia Fakultas I lmu Budaya Universitas Padjadjaran E-mail: banban_banita@yahoo.com

Abstrak

Globalisasi sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di Indonesia tidak terkecuali anak- anak. Anak-anak merupakan sasaran empuk dari globalisasi karena mereka belum mempunyai filter yang baik terhadap arus globalisasi tersebut. Dalam berkarya pengarang anak-anak juga

dipengaruhi oleh globalisasi. Hal itu terlihat dari penggunaan bahasa, permasalahan yang diceritakan, penggambaran setting, dan penokohan. Sastra anak-anak Kecil-kecil Punya Karya (KKPK)merupakan salah satu media yang menjadi wadah buat anak-anak berkspresi melalui karya sastra. Seri ini menerbitkan karya sastra yang dikarang oleh anak-anak usia 9-12 tahun. Seri KKPK ini sangat menggambarkan dunia anak masa kini seperti sekolah yang bilingual, internet, kegiatan ekstra kurikuler yang keren dan lain-lain. Kesemua hal tersebut seperti memperlihatkan sebentuk identitas baru bagi anak-anak di I ndonesia yang sudah tidak sama lagi dengan dekade sebelumnya. Bagi pengarang anak-anak, seperti yang tergambar dalam sastra anak seri Kecil-kecil Punya Karya tersebut, seorang anak jika ingin diterima lingkungan haruslah pintar, bisa berbahasa I nggris, gaul, dan pintar komputer, serta mahir internet lengkap dengan akses sosial medianya. Sementara itu, sebelumnya (dekade 2000-an), seorang anak bisa diterima lingkungan jika mereka sopan, baik, dan jujur.

I . PENDAHULUAN

Masa kanak-kanak merupakan masa di mana karakter setiap manusia di bentuk. Anak-anak, dalam masa pertumbuhannya akan menyerap informasi yang ada di sekitarnya untuk dia jadikan contoh dalam kehidupannya. Dalam membentuk identitas, anak-anak akan dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang ada dan mempengaruhi pola pikir mereka, seperti orang tua, guru, tokoh idola, dan juga tokoh-tokoh dalam karya fiksi dan anak-anak tidak segan-segan meniru apa yang dilakukan tokoh idola mereka, misalnya anak-anak akan berlaku bak superhero Superman, Batman, Powerangers.

Anak-anak merupakan objek dari proses pendidikan yang berfungsi sebagai jaminan kelangsungan sebuah budaya dalam masyarakat (Zipes. 1983:50), melalui anak- anaklah sebuah kebudayaan dan tradisi diwariskan. Namun, apa jadinya jika dalam membentuk identitas mereka anak-anak sangat dipengaruhi oleh globalisasi yang mengepung mereka dari banyak sisi. Salah satu bentuk dari pengaruh globalisasi dalam pembentukan identitas anak-anak tersebut tergambar dalam sastra anak.

Karya satra yang hadir yang diperuntukkan untuk anak menurut Nurgiyantoro (2005:35-41) memberikan beberapa konstribusi pada anak. Konstribusi tersebut terkait dengan kejiwaan anak. Nurgiyantoro menyimpulkan bahwa sastra anak memiliki konstribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju

kedewasaan sebagai manusia yang mempunyai jati diri yang jelas. Dengan demikian, berarti konstribusi sastra bagi pembaca dan pendengar yang masih anak-anak dapat membentuk pertumbuhan berbagai pengalaman (rasa, emosi, bahasa), personal (kognitif, spiritual, etis, spritual), eksplorasi dan penemuan, juga petulangan dan kenikmatan.

Ketika anak-anak membaca atau mendengar cerita, mereka bertemu dengan tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerita tersebut. Dalam cerita tokoh-tokoh cerita akan berprilaku baik verbal maupun non verbal dengan maksud mengekspresikan emosi yang dimilikinya seperti sedih, gembira, kesal, terharu, takut, simpati, empati, yang sesuai dengan alur cerita. Pembaca akan mengidentifikasikan dirinya sebagai tokoh protagonist dan menunjukkan rasa tidak suka kepada tokoh yang mereka anggap tidak sesuai dengan dengan emosi mereka. Tokoh-tokoh yang tidak sesuai dengan emosi pembaca ini disebut denga tokoh antagonis.

Dengan demikian, baik langsung maupun tidak langsung dengan membaca cerita, anak akan belajar bersikap dan bertingkah laku secara benar. Lewat bacaan itu anak akan belajar mengelola emosi agar tidak merugikan diri dan orang lain. Kemampuan mengelola emosi (emotional quotient/ EQ) merupakan aspek personal yang besar pengaruhnya bagi kesuksesan hidup, bahkan diyakini lebih berperan daripada I Q.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa betapa sastra anak dengan unsur dalanm (intrinsik) memberikan efek psikologis bagi anak. Roettger (dalam Tarigan, 1994:9-15) menggambarkan bahwa sastra anak memiliki beberapa kegunaan bagi anak dan dunianya.

Pertama, sastra memberikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak. Nilai seperti ini akan sampai apabila sastra dapat memperluas cakrawala berfikir anak dengan cara menyajikan pegalaman-pengalaman baru dan wawasan-wawasan baru. Kedua, sastra dapat mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, manusia lain, pengalaman, atau gagasan. Karya sastra yang baik dapat membangkitkan rasa keingintahuan sang anak. Ketiga, sastra dapat memberikan pengalaman-pengalaman aneh yang seolah-olah dialami sendiri oleh anak. Keempat, sastra dapat mengambangkan wawasan anak menjadi prilaku insani (human behavior). Kelima, sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman kepada anak. Sastra membantu anak-anak ke arah pemahaman yang lebih luas mengenai ikatan-ikatan, hubungan-hubungan umat manusia. Kelima hal tersebut menurut ilmu psikologi sastra dinamakan lima daya guna sastra.

Seri Kecil-kecil Punya Karya (KKPK) yang diterbitkan oleh DAR! Mizan pertama kali terbit pada bulan Desember tahun 2003. Karya pertama yang diterbitkan adalah sebuah novel yang berjudul Kado Untuk Ummi yang merupakan karangan dari Sri I zzati seorang siswa kelas V SD I stiqomah Bandung. Kemudian dilanjutkan oleh Abdurrahman Faiz yang menerbitkan kumpulan puisi yang berjudul Untuk Bunda dan Dunia yang terbit pada bulan Januari 2004. Sampai sekarang (2012) penerbit DAR! Mizan masih menerbitkan seri KKPK ini. Seri KKPK tidak saja diisi oleh karya sastra bergenre fiksi dan puisi tetapi juga sudah ada komik, sketsa, reportase, dan kisah nyata. Jejak penerbit DAR! Mizan dengan seri KKPK-nya sudah pula diikuti oleh penerbit lain, semisal Penulis Cilik Punya Karya (PCPK) yang diterbitkan oleh PT Lingkar Pena Kreativa.

Sebagai karya sastra yang tercipta oleh anak-anak, KKPK tentu saja menggambarkan dunia anak lengkap dengan imajinasi mereka. Dalam menggambarkan

dunia mereka, pengarang anak seringkali terpengaruh oleh hal-hal yang berada di luar diri mereka, seperti lingkungan keluarga, sosial, sekolah, dan media baik media elektronika seperti televisi maupun media surat kabar. Apalagi sekarang sangat trend penggunaan teknologi informasi di kalangan masyarakat yang lebih dikenal dengan globalisasi yang tentu saja juga mempengaruhi pengarang anak tersebut dalam berkarya.

Globalisasi berarti suatu proses yang terjadi pada masyarakat dunia. Globalisasi tersebut memungkinkan terbukanya berbagai batas baik fisik, psikologi, maupun kultural di antara warga dunia. Globalisasi sekaligus berarti meningkatnya pertukaran arus informasi, terbukanya wawasan wawasan baru, dan tersedianya berbagai pilihan dengan skala prioritas untuk menentukan arah tindakan seseorang. Secara psikologis, individu dalam proses seperti ini akan mengalami perubahan-perubahan kognitif dan kebutuhan, yang pada gilirannya akan membawa pembentukan nilai-nilai mengenai hal-hal yang bermakna bagi hidupnya.

Menurut Abdullah (2006:174) proses globalisasi telah melahirkan diferensiasi yang meluas, yang tampak dari proses pembentukan gaya hidup dan identitas. Gaya hidup terbentuk sejalan dengan munculnya budaya kota yang telah mengubah orientasi masyarakat dari kelompok yang berorientasi pada tata nilai umum ke tata nilai khusus dan dengan batas-batas simbolik baru. Abdullah (2006:183) juga menjelaskan bahwa salah satu agen dari pendefinisian ulang nilai-nilai adalah kaum muda, yang dalam hal ini termasuk anak-anak dan remaja. Anak-anak yang dalam usianya masih mudah menyerap apa pun yang ada di sekeliling mereka tanpa penyaringan yang bagus akan mempengaruhi mereka dalam membentuk identitas mereka, tak terkecuali pengarang anak yang tercermin dalam karya sastra mereka sperti dalam seri Kecil-kecil Punya Karya (KKPK).

Dalam tulisan ini seri KKPK yang dijadikan objek kajian adalah cerita fiksi anak yaitu(1) The Magig Book , (3) Me VS Robot karya Darryl Khalid Aulia, (4) My Little

Strawberry karya Echa, (5) Cyber Adventure karya I zzati dkk., (6) Every Day is Beautyful

karya Kirey, (7) Mostly Spooky karya Adam Putra Firdaus, (8) Negeri Tanpa Cermin karya Qonita, (9) Rodeu and The Golden Crystal Ball karya Rahmi, (10) Adventure Day karya Salsa, (11) Magic Cookies karya Thia dkk, dan (12) Space Fun Park karya Yunda. Tiga di antaranya yaitu Magig Cookies, Cyber Adventure, dan Negeri tanpa Cermin merupakan kumpulan cerita pendek yang masing-masing beriri 20, 15 dan 12 cerita pendek.

Dalam dokumen buku hiski 5compressed (Halaman 179-181)