• Tidak ada hasil yang ditemukan

__Kegiatan Belajar 2_____________________________________ Hambatan dalam Komunikasi Massa

Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi, termasuk dalam komunikasi massa. Suatu komunikasi dianggap efektif jika tanda-tanda yang digunakan dalam pengemasan pesan dapat dimengerti secara relatif sama antara komunikator dan komunikannya serta menimbulkan perubahan-perubahan tertentu seperti yang dikehendaki komunikator. Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi.

Secara umum, hambatan dalam komunikasi berpotensi membuat pesan komunikasi tidak efektif. Komunikasi efektif merujuk pada makna pesan menurut pengirim sama (mirip) dengan makna menurut penerima. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil. Hambatan dalam komunikasi massa bersumber dari berbagai unsur dalam sistem komunikasi massa. Hambatan tersebut bisa berdimensi gangguan yang berasal dari unsur komunikatornya, pesan yang disampaikan, media sebagai saluran penyampaiannya, juga dapat bersumber dari khalayak yang menerima informasinya. Seorang khalayak melakukan penyaringan atau seleksi terhadap pesan-pesan yang ditawarkan media massa merupakan hambatan dari pihak penerima pesan.

Kemungkinan terjadinya gangguan dalam sistem dan proses komunikasi massa sangat besar, di samping karena orang yang terlibat dalam proses produksi dan reproduksi pesannya demikian banyak, juga terutama karena penggunaan saluran media massa sebagai komponen teknisnya. Komunikator dalam komunikasi massa dituntut untuk mempertimbangkan kondisi penerimaan audience saat menyampaikan pesan-pesannya. Misalnya dalam menyampaikan berita di televisi, seorang pembaca berita dituntut untuk dapat mengartikulasikannya dengan tepat dan menarik agar tidak mengganggu pemaknaan khalayak terhadap berita yang disampaikan. Penyiar televisi dituntut untuk menghindari ucapan dan perilaku berlebihan yang dapat mempengaruhi tingkat

penerimaan pemirsanya. Artikulasi yang jelas dan penampilan yang tidak berlebihan akan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hambatan dalam penyampaian dalam komunikasi massa. Jika terjadi hambatan dalam penyampaian pesan, baik yang bersumber dari komunikator maupun dari aspek teknis, dapat dipulihkan melalui pengulangan (repetisi). Kebanyakan program televisi ditayangkan lebih dari sekali untuk memenuhi maksud pesannya.

Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator jika ingin komunikasinya sukses. Hambatan dalam komunikasi dapat dibedakan atas hambatan psikologis, hambatan sosio-kultural, hambatan mekanis, dan hambatan interaksi verbal.

1. Hambatan psikologis. Berkenaan dengan unsur psikis manusia, berupa:

a. Kepentingan (interest) yang berkaitan dengan sikap selektif dalam menanggapi dan menghayati pesan. Kepentingan komunikan mempengaruhi perhatian terhadap stimulus, daya tanggap, perasaan, pikiran, tingkah laku, sikap reaktif terhadap pesan. Kepentingan komunikan didasarkan pada manfaat atau kegunaan pesan baginya. Komunikan akan melakukan proses seleksi sajian media yang menarik baginya dan sesuai kepentingannya. Sementara komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah besar khalayak yang tersebar luas. Mereka memiliki minat dan perhatian yang sangat beragam dan unik. Pesan-pesan komunikasi yang bersifat umum berkonsekuensi pada perbedaan tingkat perhatian dan ketertarikan khalayak atas pesan-pesan tersebut. Terdapatnya gejala segmentasi khalayak merupakan pertimbangan tersendiri bagi para produsen informasi dalam komunikasi massa. Dimensi isi media komunikasi yang diproduksi dituntut agar memiliki daya tarik yang kuat, agar program atau materi yang ditawarkan mendapat perhatian dari semua golongan audience, termasuk kelompok yang tidak termasuk sasaran utamanya.

b. Prasangka (prejudice) adalah persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain dan sikap perilakunya. Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional) dan situasional. Faktor personal berkaitan dengan kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran, dan status. Persepsi ditentukan karakteristik yang memberi respon pada stimuli, bukan jenis atau bentuk stimuli. Sementara faktor situasional (struktural) berkaitan dengan sifat stimuli secara fisik. Umumnya prasangka suatu kelompok masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya karena perbedaan suku, ras, dan agama. Prasangka dalam komunikasi terjadi saat komunikan menentang (pribadi) komunikator. Prasangka lebih bersifat emosional daripada rasional, subjektif, dan cenderung menunjukkan penilaian negatif. Mengingat akibat buruk yang ditimbulkan oleh prasangka negatif oleh komunikan, komunikator dalam komunikasi massa hendaknya bersikap netral, memiliki reputasi, dapat diterima, kapabilitas, dan memiliki kredibilitas.

c. Stereotip (stereotype) merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif. Stereotip berdasar keterangan kurang lengkap dan subjektif, dan biasanya digeneralisir. Stereotip merujuk pada gambaran mental yang menetap pada kelompok tertentu yang dianggap berlaku untuk setiap orang (anggota) dalam kelompok tersebut tanpa memperhatikan adanya kekhasan orang yang bersangkutan. d. Motivasi berkenaan dengan penggerak, alasan, dorongan

internal manusia untuk berbuat sesuatu. Motivasi berkaitan dengan seseorang yang mengetahui apa yang dilakukan, bagaimana melakukan, dan mengapa melakukan. Motif berarti memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Motif sesuai keinginan dan kebutuhan. Motivasi berbeda-beda, intensitas tanggapan terhadap pesan. Makin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, makin besar kemungkinan komunikasi dapat diterima dengan baik oleh komunikan.

2. Hambatan sosio-kultural. Perbedaan budaya mengakibatkan perbedaan norma-norma sosial. Sementara cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat istiadat yang disampaikan turun-temurun, dapat memberi petunjuk bagi seseorang untuk bersikap dan bertingkah

laku dalam masyarakat. Hambatan sosio-kultural dapat dibedakan atas hambatan faktor-faktor norma sosial dan hambatan semantik. Norma sosial merupakan alat agar anggota masyarakat dalam menyesuaikan prilakunya dengan lingkungan sosialnya sehingga dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati. Faktor semantik berkaitan dengan hambatan bahasa. Hal ini dapat terjadi pada saat komunikator salah pengucapan dan terdapatnya perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah yang sama. Gangguan semantik menyebabkan rusaknya pengertian orang yang berkomunikasi terhadap pesan yang disampaikan, misalnya dalam penggunaan bahasa. Efektivitas penyampaian komunikasi massa juga sangat ditentukan oleh susunan pesannya. Susunan kata hendaknya memperhatikan unsur-unsur kejelasan, kelengkapan, dan mudah dipahami oleh khalayaknya. Demikian pula dalam artikulasi dan pemilihan diksi yang tepat. Pengertian konotatif merujuk pada memberi makna, mengartikan kata atau istilah secara emosional atau bersifat evaluatif.

3. Hambatan mekanis, berkaitan dengan konsekuensi penggunaan media. Hambatan mekanis berkaitan dengan aspek-aspek teknis dari penggunaan media. Misalnya faktor cuaca yang menyebabkan siaran televisi terganggu atau hasil cetakan yang kurang bagus pada media cetak, rusaknya kertas. Demikian pula terjadinya gangguan suara ganda (intervensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar.

4. Hambatan interaksi verbal, berupa:

a. Polarisasi. Kecenderungan melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya secara ekstrim, misalnya baik dan buruk, positif dan negatif, dan seterusnya. Seorang pembaca berita di televisi hendaknya memberi peluang kepada penontonnya untuk memiliki cara pandang yang lebih luas. Jika melakukan polarisasi yang tajam, justru mendorong masyarakat untuk berpikiran sempit dan kaku. Dalam konteks yang lebih pragmatis, media massa dapat dimanfaatkan untuk membantu institusi sosial lainnya menciptakan kreativitas dalam menginterpretasi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Polarisasi

yang tajam justru menghambat upaya-upaya pencerahan yang dapat dipromosikan media massa.

b. Orientasi intensional. Kecenderungan melihat manusia, objek, dan kejadian sesuai ciri yang melekat padanya. Seolah label lebih penting dari orangnya, misalnya, melihat host

televisi pada wajah dan penampilannya, bukan pada program yang dibawakannya. Kebiasaan media massa memberi julukan pada peristiwa atau sosok-sosok tertentu menyebabkan khalayak juga percaya dan menggunakan atribut-atribut tersebut. Hal seperti ini juga mempengaruhi efektivitas penyampaian pesan dalam komunikasi massa. Media massa justru yang mulai melakukan labelling dan diikuti oleh khalayaknya. Khalayak terbawa arus perilaku pekerja media yang kurang memperhatikan terjadinya dinamika dalam proses produksi, reproduksi, dan konsumsi media massa.

c. Evaluasi statis. Kecenderungan memberi penilaian terhadap komunikator atau sajian media secara permanen, tidak berubah. Gangguan yang bersumber dari pihak komunikator ini didorong oleh keterbatasan audience dalam wawasan dan pengalaman mengkonsumsi media. Diperlukan khalayak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai mengenai bagaimana media massa tersebut dikelola dan mengikuti berbagai produk media yang beragam. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat atau khalayak memiliki preferensi yang memadai dalam hal akses terhadap informasi media. Evaluasi statis oleh khalayak terhadap komunikator atau kemasan isi pesan juga dimungkinkan oleh sikap pasif khalayak dalam mengkonsumsi media.

d. Indiskriminasi. Memusatkan perhatian pada sekelompok orang, benda, atau kejadian, dan tidak mampu melihat keunikan dan kekhasan tiap kelompok. Khalayak komunikasi massa cenderung mengikuti pola konsentrasi atau perhatian media massa. Hal ini menimbulkan kecenderungan pandangan secara seragam terhadap semua kelompok manusia. Terkadang khalayak tidak mampu mengidentifikasi secara jelas perbedaan atau keunikan dari masing-masing peristiwa, kelompok etnik, atau individu tertentu yang ditampilkan di media massa.

Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang hambatan-hambatan dalam komunikasi massa, kerjakanlah latihan berikut ini: 1. Kemukakan mengapa dalam proses komunikasi massa sangat

rentan terhadap terjadinya gangguan penyampaian dan penerimaan pesan?

2. Jelaskan hambatan-hambatan yang terdapat dalam sistem komunikasi massa!

3. Uraikan mengapa indiskriminasi dapat mengganggu penerimaan pesan dalam komunikasi massa!

4. Kemukakan apa yang dimaksud dengan hambatan mekanis dalam komunikasi massa!

5. Jelaskan bagaimana caranya mengatasi terjadinya gangguan dalam proses komunikasi massa!

Petunjuk Latihan

Pelajarilah dengan seksama materi pada kegiatan belajar tentang hambatan-hambatan dalam komunikasi massa. Jika belum jelas, diskusikanlah dengan teman Anda atau dosen Anda.

Rangkuman

Hambatan dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas: (1) Hambatan psikologis, berupa: (a) Kepentingan, yakni sikap selektif dalam menanggapi dan menghayati pesan, (b) Prasangka, yakni persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain dan sikap perilakunya, (c) Stereotip, yakni gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif, dan (d) Motivasi, yakni faktor penggerak, alasan, dorongan internal manusia untuk berbuat sesuatu; (2) Hambatan sosio-kultural berkenaan dengan perbedaan budaya dan perbedaan norma-norma sosial.; (3) Hambatan mekanis yang berkaitan dengan konsekuensi penggunaan media, dan (4) Hambatan interaksi verbal, berupa: (a) Polarisasi, yakni kecenderungan melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya secara ekstrim, (b) Orientasi

intensional, yakni kecenderungan melihat manusia, objek, dan kejadian sesuai ciri yang melekat padanya, (c) Evaluasi statis, yakni kecenderungan memberi penilaian terhadap komunikator atau sajian media secara permanen, tidak berubah, dan (d) Indiskriminasi, yakni kecenderungan memusatkan perhatian pada sekelompok orang, benda, atau kejadian, dan tidak mampu melihat keunikan dan kekhasan tiap kelompok.

Tes Formatif

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat berikut ini: 1. Persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain dan sikap

perilakunya disebut ………

a. Polarisasi c. Prejudice

b. Indiskriminasi d. Kepentingan

2. Terjadinya gangguan dalam sistem dan proses komunikasi massa terutama disebabkan oleh ………

a. Kebijakan redaksi media massa

b. Banyaknya orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa dan faktor teknis

c. Jarak antara komunikator dan komunikan yang sangat jauh d. Sifat khalayak yang heterogen dan anonim

3. Kecenderungan memberi penilaian terhadap komunikator atau sajian media secara permanen disebut ………

a. Orientasi intensional c. Prasangka b. Indiskriminasi d. Evaluasi statis

4. Berikut ini hambatan komunikasi massa yang berkenaan dengan unsur psikis manusia, kecuali ………

a. Polarisasi c. Prasangka b. Motivasi d. Kepentingan

5. Makna yang diberikan oleh seseorang terhadap tanda atau simbol secara emosional atau bersifat evaluatif, disebut makna………… a. Sintaktik c. Denotatif

B A B

IV

FUNGSI DAN PERAN KOMUNIKASI MASSA

Tinjauan Mata Kuliah

1. Satuan Bahasan

a. Fungsi-fungsi komunikasi massa b. Peranan komunikasi massa

2. Pendahuluan

a. Satuan bahasan ini memberikan pemahaman mendasar kepada mahasiswa mengenai fungsi komunikasi massa bagi individu dan masyarakat. Memberi penjelasan tentang peranan komunikasi massa dalam kehidupan masyarakat. b. Materi dipelajari dengan cara pengajar menjelaskan

mengenai masalah yang dibahas. Mahasiswa melakukan seminar kelas per kelompok. Kemudian pengajar menjelaskan berbagai hal yang masih kurang dipahami mahasiswa. Mahasiswa membuat review mengenai materi kuliah.

c. Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan: - Dapat menjelaskan dengan tepat fungsi komunikasi

massa bagi individu dan masyarakat.

- Mampu menguraikan dengan tepat peran komunikasi massa dalam kehidupan masyarakat.

___Kegiatan Belajar 1_____________________________________