• Tidak ada hasil yang ditemukan

__Kegiatan Belajar 1_____________________________________ Media Massa dan Isu-Isu Sosial

Penyampaian pesan komunikasi dalam pandangan ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan jelas. Kejelasan simbol atau tanda yang digunakan akan melahirkan kejelasan pemaknaan atas pesan-pesan yang dipertukarkan. Dalam konteks komunikasi massa, pesan-pesan komunikasi hendaknya mudah dipahami oleh khalayaknya yang terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda. Al-Qur’an telah mengajarkan agar orang yang berkomunikasi memperhatikan format pesan yang mereka pertukarkan agar terdapat manfaat dari perilaku komunikasi mereka. Proses komunikasi massa yang berlangsung dalam konteks sosial dan budaya tertentu dituntut untuk dapat memberi manfaat bagi khalayaknya melalui pesan-pesan yang disebarkan secara luas. Agar pesan-pesan tersebut efektif bagi khalayak, komunikator dalam sistem komunikasi massa selain perlu mempertimbangkan konteks sosial-budaya khalayak yang dituju, juga memperhatikan tingkat keterpercayaannya secara individu menurut khalayak. Hal ini seperti tergambar dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab: 70;



















Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar (Q.S. Al-Ahzab: 70).

Ayat di atas menyiratkan bahwa pesan komunikasi hendaknya disampaikan secara jelas dan mengandung unsur kebenaran. Informasi yang disampaikan media massa hendaknya bersifat obyektif dengan fakta-fakta dan penjelasan yang memadai. Informasi yang benar akan memberi kejelasan, menambah wawasan masyarakat, dan merupakan hak publik untuk tahu.

Komunikasi massa tidak hanya bermanfaat dalam melaporkan peristiwa kepada khalayak sebagai anggota masyarakat, tetapi juga berkontribusi dalam dinamika kehidupan sosial manusia. Media massa dapat memainkan perannya sebagai agen atau forum yang

menciptakan relasi-relasi sosial di antara kelompok-kelompok masyarakat yang heterogen. Media massa juga potensial dijadikan wahana pengembangan kebudayaan seperti seni, simbol, pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Informasi media massa tidak saja mendominasi individu dalam hal pilihan memperoleh pengetahuan mengenai isu yang berkembang di masyarakat, tetapi juga mempengaruhi pilihan sumber referensi kelompok dalam memahami realitas sosial. Berita media menyampaikan informasi aktual dan telah diinterpretasi yang kadang dicampur dengan nilai-nilai hiburan. Kecenderungan media massa mengemas informasi dalam format yang lebih dapat dinikmati khalayak secara santai dan merasa terhibur merupakan salah satu strategi media massa dalam merebut perhatian khalayaknya.

Media massa tidak saja mencerminkan realitas sosial, tetapi juga mendorong perubahan-perubahan sosial yang penting. Di samping itu, media massa merupakan sarana interaksi sosial. Media hendaknya memuat konten yang bersifat edukatif agar masyarakat memperoleh manfaat dari keberadaan media. Masyarakat dapat mengetahui berbagai hal melalui media massa, mempelajari keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi keutuhan sosial. Namun, media massa juga dapat menimbulkan disfungsi sosial.

Manusia dianggap sebagai makhluk unik karena memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk spritual. Dengan akal pikiran yang dimilikinya, manusia dapat mengembangkan potensi dirinya untuk bertindak lebih baik dalam kehidupan sosialnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mampu hidup tanpa manusia lainnya. Kerja sama fisik dan sosial budaya adalah prasyarat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fungsi sosial manusia tampak pada kesalingtergantungan di antara individu dan atau komunitasnya. Setiap manusia memiliki kebutuhan masing-masing, baik secara individu maupun kelompok. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia perlu bekerja sama dengan manusia lainnya. Manusia membutuhkan penyelarasan kebutuhan agar fungsi-fungsi sosialnya dapat dijalankan dengan maksimal. Upaya-upaya penyelarasan fungsi-fungsi sosial dan kebutuhan manusia dimulai dengan melakukan tindakan komunikasi atau interaksi sosial. Interaksi sosial mendorong terwujudnya

keseimbangan antara pemenuhan hak dan kewajiban serta menciptakan tatanan sosial.

Isu-isu sosial dalam media massa berkenaan dengan komunikasi yang menimbulkan proses saling mempengaruhi antara individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Hal ini berkaitan dengan: Bagaimana interaksi dilakukan dengan menggunakan media; Bagaimana efek media sebagai akibat interaksi sosial; Bagaimana perubahan sosial yang terjadi di masyarakat; dan Konsekuensi sosial seperti apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat perubahan sosial yang didorong media massa.

Terdapat sejumlah pendekatan teoritis dalam menjelaskan realitas dan perubahan sosial, khususnya yang dikaitkan dengan fenomena komunikasi. Isu-isu sosial yang sering dikaitkan dengan eksistensi media massa antara lain menyangkut penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, efek media, perubahan sosial dan komunikasi, masalah sosial dan media massa seperti kekerasan, konflik, dan pornografi, serta aspek-aspek hukum media massa.

Komunikasi massa mendorong masyarakat untuk mewujudkan integrasi/kohesi sosial dengan menerapkan prinsip berita berimbang. Juga peliputan berita dengan teknik cover both sides (meliput dua sisi berbeda secara berimbang). Ketika media melakukan fungsi integrasi sosial, di sisi lain juga membuka peluang terciptanya disintegrasi sosial yang membuka peluang untuk munculnya konflik, permusuhan akibat pemberitaan media massa.

Salah satu sendi kehidupan sosial yang dipengaruhi media massa adalah kecenderungan untuk bersikap lebih terbuka. Hal ini didorong oleh sifat keterbukaan yang dimiliki media massa sendiri. Keterbukaan dipandang sebagai sesuatu yang mulia. Orang yang memperjuangkan keterbukaan dinilai sebagai orang yang memiliki sikap patriot. Sikap seperti ini perlu dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal keterbukaan pers, wartawan adalah sosok yang dianggap paling banyak berperan dalam mengupayakan keterbukaan. Keterbukaan yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia, bagi terselenggaranya kekuasaan negara secara demokratis, bagi tumbuhnya ekonomi, dan meningkatnya taraf hidup rakyat, bagi terciptanya iklim politik yang memberikan suasana kondusif akan hubungan yang baik antara negara dan warga negara. Keterbukaan

adalah pintu demokrasi. Keterbukaan adalah iklim yang baik dan modal utama dalam peningkatan kualitas lingkungan sosial.

Isu sosial lain yang sering menjadi muatan media massa yang menarik khalayaknya adalah isu kekerasan. Kekerasan dalam berbagai bentuk, latar belakang, motif, dan akibatnya, mewarnai pemberitaan media massa. Kekerasan dapat lahir dari konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kekerasan telah menjelma menjadi pilihan utama masyarakat dalam menyelesaikan persoalan. Masyarakat telah merasa frustrasi terhadap lingkungan sosial dan politik di mana mereka tinggal. Penegakan hukum dan rasa keadilan sosial sangat sulit diwujudkan. Akibatnya, masyarakat cenderung tidak begitu percaya dengan penegakan hukum. Munculnya tindakan kekerasan yang dilaporkan media massa secara vulgar dan padat, menimbulkan terjadinya pemaknaan yang berlebih-lebihan terhadap realitas sosial.

Penegakan hukum memang bukanlah hanya urusan negara saja, namun dalam hal ini penguasalah yang mengendalikan tanggung jawab ini. Berbagai kasus yang selama ini sampai ke mata dan telinga publik hanya dikaitkan dengan kelompok-kelompok kriminal biasa atau gembong penjahat, kini sudah melibatkan aparat penegak hukum sendiri. Oknum polisi yang membunuh, atau menjadi bemper kelompok penjahat tertentu, rampok, narkoba, atau KDRT. Sementara tidak kalah menariknya banyaknya jaksa atau hakim yang terlibat dalam kasus suap, asusila, korupsi, dan narkoba.

Keadilan sosial juga menjadi hal yang langka di negeri ini. Rasa keadilan sosial yang mencerminkan aspek-aspek humanitas dalam penegakan hukum nyaris dilupakan oleh polisi, jaksa, dan para hakim. Aparat penegak hukum sering berlindung di atas asas persamaan hukum dengan menghapus latar belakang atau konteks terjadinya pelanggaran hukum. Padahal, dalam kasus yang lain, hal itu hadir, bukan karena disadari perlunya pertimbangan seperti itu, tetapi karena mereka memperoleh “sesuatu” dari yang ditanganinya.

Lembaga DPR sebagai representasi rakyat yang antara lain bertugas mengawasi pelaksanaan pemerintahan, termasuk penegakan hukum, juga sulit dipercaya oleh rakyat. Praktik suap-menyuap yang dilakukan pihak eksekutif (pemerintah) dan legislatif (DPR) dalam urusan APBN misalnya, juga bukti tak terbantahkan bahwa para

penyelenggara negara bukannya memikirkan dan bertindak untuk kepentingan rakyat, tetapi justru untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Korupsi di berbagai proyek pemerintahan mulai dari pusat sampai ke desa, menjadi nyanyian surat kabar dan televisi setiap harinya.

Fakta-fakta ini dengan telanjang disaksikan oleh masyarakat umum melalui media massa. Dari media, publik membentuk opini yang merepresentasikan penafsiran dan pemahaman mereka akan realitas yang mereka jalani. Potensi media dalam membentuk opini publik sudah banyak dikaji oleh para ilmuwan sosial dan komunikasi. Media menyampaikan isu-isu tertentu kepada khalayak (publik) dengan cara yang massif dan langsung. Namun berbagai kajian menyebutkan bahwa sebelum media melaporkan atau mempublikasikan suatu informasi kepada publik, lebih dahulu media menafsirkannya, menyeleksinya, dan mengemasnya dalam bingkai pemberitaan yang diinginkannya. Media menggunakan berbagai posisi dan pengaruh dalam hal memaknai isu-isu yang disampaikan. Kecenderungan subyektif media seperti ini menjadi perdebatan menarik para peneliti media massa.

Berdasarkan tipologi paradigmatik keilmuan sosial yang juga berpengaruh dalam kajian-kajian komunikasi massa, media dinilai dan ditempatkan pada posisi yang fluktuatif. Dengan demikian, opini publik yang terbentuk oleh media, bukanlah bersumber dari orisinalitas realitas sosial, tetapi telah melalui mekanisme prosedur redaksi dan pembenaran atau pemihakan-pemihakan tertentu. Opini publik seperti ini tidak saja tidak mencerminkan reaksi representasi publik sesungguhnya, tetapi juga menyandarkan fakta pada asumsi dan penafsiran media.

Opini publik akan sampai pada kesimpulan yang membuat identifikasi, memberi kategori, dan analisis. Nah, bagaimana orang bisa percaya dengan penegak hukum yang seperti itu? Media juga melaporkan bahwa banyak kasus yang sebetulnya harus dibawa ke pengadilan, namun karena polisi atau penyidiknya disuap, maka kasus itu pun berakhir di (sebelah) kantor polisi. Sementara seseorang yang telah berumur 70 tahun kedapatan memungut buah kapok di kebun orang lain harus dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya atas nama keadilan.

Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk oleh hubungan fungsional di antara berbagai sub sistem. Sub-sub sistem tersebut saling berhubungan secara terus menerus sesuai dengan fungsi dan peran yang dimilikinya, membentuk keseimbangan sistem dan agar sistem tersebut dapat survive dan maju. Gambar berikut menunjukkan keterkaitan di antara sub sistem dalam masyarakat:

Gambar 8. Asumsi Utama Masyarakat Sebagai Sistem

Dunia sosial dipandang sebagai entitas “di luar sana” yang nyata, sebagai suatu lingkungan berupa jaringan hubungan-hubungan tetap antara bagian-bagian pokoknya. Realitas harus ditemukan dalam perilaku manusia yang nyata dapat diamati secara cermat (diukur atau dikuantifikasikan), dan diramalkan.

Media Lembaga

Pendidikan

Pemerintah Keluarga

Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang media massa dan isu-isu sosial, kerjakanlah latihan berikut ini:

1. Jelaskan manfaat penting media massa dalam kehidupan sosial! 2. Kemukakan sendi-sendi kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh

media massa!

3. Uraikan apa yang dimaksud dengan fungsi dan disfungsi media massa dalam kehidupan sosial manusia?

4. Uraikan bagaimana media massa membentuk opini publik!

5. Kemukakan bagaimana media massa mendorong perubahan sosial!

Petunjuk Latihan

Pelajarilah dengan seksama materi pada kegiatan belajar tentang isu-isu sosial di media massa. Jika belum jelas, diskusikanlah dengan teman Anda atau dosen Anda.

Rangkuman

Isu-isu sosial dalam media massa berkenaan dengan komunikasi yang menimbulkan proses saling mempengaruhi antara individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Hal ini berkaitan dengan bagaimana interaksi dilakukan dengan menggunakan media; bagaimana efek media sebagai akibat interaksi sosial; bagaimana perubahan sosial yang terjadi di masyarakat; dan konsekuensi sosial seperti apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat perubahan sosial yang didorong media massa. Media massa dapat memberi kontribusi bagi interaksi dan kehidupan sosial, namun media massa juga dapat memberi pengaruh secara disfungsional.

Tes Formatif

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat berikut ini: 1. Isu-isu sosial dalam media massa berkenaan dengan komunikasi

yang menimbulkan proses saling mempengaruhi antara individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Hal ini berkaitan dengan berbagai hal, kecuali ……….

a. Interaksi yang dilakukan dengan menggunakan media b. Efek media sebagai akibat interaksi sosial

c. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat d. Tingkat partisipasi dalam kepedulian lingkungan.

2. Kristalisasi pandangan atau pendapat masyarakat yang terbentuk karena informasi media massa disebut …………..

a. Pendapat masyarakat b. Pandangan masyarakat c. Opini publik

d. Efek kognitif

3. Agar masyarakat memperoleh manfaat dari keberadaan media, hendaknya media ……….

a. Mendorong terciptanya lapangan kerja

b. Memperhatikan aspek hukum dan etika komunikasi massa c. Memuat konten yang bersifat edukatif

d. Mengutamakan nilai aktualitas berita.

4. Sebelum media melaporkan atau mempublikasikan suatu informasi kepada publik, lebih dahulu media melakukan beberapa hal, kecuali …………

a. Menafsirkannya

b. Melaporkannya secara obyektif c. Menyeleksinya

d. Mengemasnya dalam bingkai pemberitaan yang diinginkan. 5. Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk oleh hubungan

fungsional di antara berbagai sub sistem, yakni……….. a. Media massa, lembaga pendidikan, keluarga

b. Lembaga pendidikan media massa, ekonomi

c. Media massa, pemerintah, keluarga, lembaga pendidikan d. Lingkungan hidup, lembaga pendidikan, keluarga

___Kegiatan Belajar 2_____________________________________