• Tidak ada hasil yang ditemukan

__Kegiatan Belajar 1_____________________________________ Pengertian Media Literacy

Suatu proses komunikasi akan efektif jika para partisipan komunikasinya memahami maksud pesan yang mereka pertukarkan. Agar pesan komunikasi dapat dipahami maksudnya, orang-orang yang berkomunikasi hendaknya memperhitungkan aspek-aspek etis dari proses komunikasi. Pesan-pesan dari sumber komunikasi kepada komunikan akan lebih efektif jika disampaikan secara lebih lembut sebagai bentuk saling menghormati. Prinsip komunikasi seperti ini dalam Islam disebut dengan qaul layyin. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan pentingnya kata-kata yang lemah lembut pada saat berkomunikasi seperti dalam kutipan ayat berikut:































Terjemahnya:

“Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut." (Q.S. Thaha: 43 - 44)

Ayat ini memaparkan kisah nabi Musa dan Harun ketika diperintahkan untuk menghadapi Fir’aun, yaitu agar keduanya berkata kepada Fir’aun dengan perkataan yang layyin. Asal makna

layyin adalah lembut atau gemulai, yang pada mulanya digunakan untuk menunjuk gerakan tubuh. Kemudian kata ini dipinjam (isti'arah) untuk menunjukkan perkataan yang lembut. Sementara yang dimaksud dengan qaul layyin adalah perkataan yang mengandung anjuran, ajakan, hendaklah menggunakan kata-kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar, sikap yang bersahabat dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah. Dengan kata lain, qaulan layyinan, orang-orang yang diajak berkomunikasi akan merasa tersentuh hatinya, tergerak jiwanya, dan tenteram batinnya sehingga ia akan merasakan kedamaian dan

kesenangan dalam hatinya, yang pada gilirannya ia akan mengikuti kita pemberian contoh, di mana si pembicara berusaha meyakinkan pihak lain bahwa apa yang disampaikan adalah benar dan rasional, dengan tidak bermaksud merendahkan pendapat atau pandangan orang yang diajak bicara tersebut. Dengan demikian, qaul layyin adalah salah satu metode dakwah, karena tujuan utama dakwah adalah mengajak orang lain kepada kebenaran, bukan untuk memaksa dan unjuk kekuatan.

Dalam Al-Qur’an surat Luqman: 19 juga dianjurkan untuk berbicara lembut ketika melakukan interaksi sosial:

























Terjemahnya:

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (Q.S. Luqman: 19).

Disamping Allah melarang bersuara keras, Ia juga membenci perkataan yang buruk, sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nisa ayat 148:





























Terjemahnya:

Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah maha mendengar lagi maha mengetahui (Q.S. An-Nisa: 148).

Dengan demikian, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seorang muslim dalam berkomunikasi dengan sesama manusia adalah:

1. Larangan berkata keras berarti bahwa suara yang bernada keras dan tinggi akan mendatangkan emosi yang akan berlebihan, mengundang setan, dan meruntuhkan akal sehat. Begitu pula kata Rasulullah bicara keras akan menghilangkan pahala amalan. 2. Larangan berkata buruk adalah kata-kata yang berkonotasi kotor,

yang mungkin jika disampaikan kepada orang lain akan menimbulkan sakit hati. Bila sudah sakit akan menimbulkan kebencian. Bila sudah benci, sangat sulit untuk mengikuti ajakan kita dan sependapat dengan kita.

3. Perintah kata lunak berarti perkataan yang bernada sederhana. Kata lunak mengandung pengertian berbicara dengan suara jelas, mata yang tidak melotot, serta berbicara dengan wajah simpatik. Dalam konteks komunikasi, model komunikasi demikian disebut komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai tujuan dengan feedback yang efektif.

Media literacy (melek media) merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengakses, menikmati, menginterpretasi dan menganalisis, memproduksi, dan mengevaluasi pesan-pesan komunikasi massa melalui media cetak, elektronik, dan media digital. Individu yang melek media dapat memanfaatkan media komunikasi untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Mereka juga dipandang berperan penting dalam menginformasikan pemahaman masyarakat tentang cara–baik untuk individu maupun organisasi–bagaimana media mengkonstruksi pesan-pesannya. Mereka memahami peran khalayak baik dalam hal bagaimana media memproses pesan-pesannya maupun dalam menciptakan makna atasnya. Mereka juga menyadari peran dan pengaruh aspek politik, sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan yang dimiliki masyarakat dalam memiliki pemahaman bagaimana suatu organisasi media dioperasikan. Melalui pemahaman-pemahaman tersebut khalayak yang melek media menyadari hubungan mereka terhadap media, dan mampu menilai serta memaknai pesan-pesan media yang dikonsumsinya. Di samping itu, khalayak yang melek media dapat

menggunakan media secara sehat dan produktif, termasuk dalam memilih media dan jenis konten (isi) yang bermanfaat.

Pengembangan literasi media dalam rangka pembelajaran khalayak media massa melibatkan dua disiplin ilmu yang utama, yakni komunikasi massa dan ilmu pendidikan (Iriantara, 2009: 16). Literasi media berkenaan dengan pendidikan media mengupayakan kemampuan khalayak dalam menggunakan media secara produktif, berupa kemampuan membaca, menganalisis, menilai, dan memproduksi komunikasi dalam berbagai bentuk media. Literasi media (melek media) memandu khalayak untuk menyesuaikan diri dengan informasi yang disampaikan media massa kepada khalayak. Ide penting dari literasi media adalah upaya sadar untuk menangkal dampak negatif media massa. Khalayak diharapkan memiliki kemampuan memberi penilaian kritis terhadap pesan-pesan media massa. Literasi media meliputi tiga aspek utama, yakni proteksionisme, preparasionisme, dan gerakan sosial. Dewasa ini, literasi media telah menjadi gerakan sosial yang penting dalam rangka pemberdayaan khalayak.

Melek media menyarankan sejumlah kemampuan dalam penggunaan media, yakni:

1. Akses media, berkaitan dengan kemampuan untuk menempatkan dan menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk berbagai tujuan.

a. Mengidentifikasi karakteristik dan komponen organisasi media massa serta menjelaskan bagaimana organisasi tersebut dijalankan (seperti surat kabar, stasiun radio, stasiun televisi, dan website).

b. Mengetahui berbagai jenis dan bentuk media komunikasi serta karakteristik utamanya (tercetak, visual, audio, video, multimedia).

c. Mengetahui bahwa media komunikasi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda dan bahwa perbedaan jenis media berpengaruh dalam mengemas peristiwa dan isu menjadi laporan berita.

d. Menetapkan kesesuaian sumber untuk tujuan-tujuan tertentu.

2. Menikmati media, memahami bahwa individu-individu memiliki hubungan yang berbeda dengan media.

a. Menjelaskan bagaimana orang-orang menggunakan media komunikasi dan media massa dalam kehidupan personal dan publik mereka.

b. Mengidentifikasi praktek media personal dihubungkan dengan media komunikasi dan media massa.

c. Menjelaskan preferensi media personal dikaitkan dengan media komunikasi dan media massa.

d. Mengidentifikasi elemen-elemen media yang berbeda.

3. Interpretasi media, merujuk pada pembentukan makna personal dari pengalaman media.

a. Menggunakan strategi yang sesuai bagi media komunikasi yang berbeda untuk memahami berbagai produk media. b. Mengetahui bahwa pesan-pesan media terbuka untuk

diinterpretasi dengan berbagai cara dan menjelaskan bahwa anggota audience menginterpretasi makna atas pesan yang dikonsumsinya.

c. Mengidentifikasi teknik-teknik yang digunakan media massa untuk mempengaruhi atau untuk menarik audience tertentu. d. Menjelaskan secara lengkap hubungan di antara khalayak,

media komunikasi, dan media-maker.

4. Analisis media, merujuk pada memahami sejarah dan cara kontemporer di mana media mengkonstruksi pesan-pesan yang mempengaruhi kehidupan personal dan publik orang-orang. a. Mengidentifikasi cara di mana media-maker menggunakan

simbol, gambar, bunyi dan konvensi untuk mengkonstruksi pesan-pesan untuk berbagai tujuan.

b. Mengidentifikasi tujuan-tujuan politik, sosial, budaya, ekonomi, estetik, dan pendidikan pesan-pesan media massa. c. Mempertimbangkan pengaruh politik, sosial, kultural,

ekonomi, estetik, dan pendidikan pada konstruksi pesan-pesan media massa.

d. Menjelaskan bagaimana komunikasi tentang ide-ide dalam mengkonstruksi pesan-pesan dikaitkan dengan media, teknik, dan proses yang digunakan.

5. Evaluasi media. Menggunakan berbagai kriteria untuk mengevaluasi pesan-pesan media dan produksi yang dihasilkan oleh mereka sendiri dan yang lainnya.

a. Mengaplikasikan kriteria isi (efektivitas, validitas, reliabilitas, dan akurasi, kejelasan, ketulusan, kredibilitas dan bias) untuk pesan-pesan media.

b. Aplikasi kriteri estetis (kesesuaian pilihan media, penggunaan warna, bentuk dan garis, integrasi efektif di antara gambar dan teks, dan menggunakan konvensi) untuk produksi media.

6. Produksi media, berkenaan dengan penggunaan berbagai media dan bentuk-bentuk untuk tujuan yang berbeda dalam mengkomunikasikan informasi dan ide secara efektif untuk

audience yang beragam.

a. Menyeleksi media yang sesuai dengan khalayak dan tujuan b. Menggunakan proses dan teknik-teknik yang sesuai untuk

menyeleksi media dan format untuk menciptakan produk-produk yang efektif.

c. Memasukkan multimedia ke dalam presentasi informal dan formal.

d. Menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak secara efisien dan efektif dalam produksi media.

Literasi media berkenaan dengan interpretasi dan pemahaman yang memadai dan penting mengenai media massa, terutama menyangkut konten pesan yang disampaikan media. Literasi media antara lain merujuk pada kemampuan “membaca” teks media, komitmen dengan pengetahuan media, dan berpartisipasi aktif dalam mewarnai sajian media. Pemahaman akan media sangat diperlukan mengingat pengaruh media yang demikian kuatnya terhadap realitas sosial. Bagaimana pesan-pesan berkompetisi menjangkau khalayaknya dan dimensi penonjolannya.

Art Silverbratt (2001) mengidentifikasi delapan elemen dasar literasi media, yakni:

1. Keterampilan berpikir kritis khalayak yang memungkinkannya dapat mengembangkan penilaian independen mereka tentang konten media. Mempertanyakan mengapa membaca sajian tertentu di surat kabar atau majalah, mengapa mendengar

program tertentu di radio, mengapa memilih menonton tayangan tertentu di televisi?

2. Pemahaman tentang proses komunikasi massa. Memahami komponen yang terlibat dalam proses produksi pesan komunikasi massa dan kaitan di antaranya. Mempersoalkan bagaimana industri media beroperasi, kewajiban media, kewajiban khalayak, perbedaan sajian oleh media yang berbeda, bentuk timbal balik efektif dan mengapa?

3. Kesadaran akan dampak media pada individu dan masyarakat. Media dapat mengubah dunia berikut manusia penghuninya. Menyadari dampak media. Dapat mengendalikan dan mempengaruhinya bagi tanggung jawab kehidupan, tidak terperangkap dan serta-merta ikut arus perubahan yang diusung media.

4. Strategi menganalisis dan mendiskusikan pesan-pesan media. Pemahaman yang memadai mengenai makna yang terkandung dalam setiap konten media yang dikonsumsi, terampil dalam mengkonstruksi sendiri arti dari isi media, bukan dibuatkan penafsiran oleh media.

5. Memahami isi media sebagai teks yang memberikan wawasan tentang budaya dan hidup. Melalui komunikasi, individu memahami kebudayaan tertentu, sikap, nilai, keprihatinan, dan mitos anggotanya? Komunikasi (media) membentuk pemahaman wawasan ke dalam budaya.

6. Kemampuan menikmati, memahami, dan mengapresiasi isi media. Meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap berbagai bentuk dan jenis media. Audience yang memiliki pengetahuan media mempunyai kesempatan untuk menarik sendiri makna yang terkandung dalam konten media yang diikutinya.

7. Pembangunan dan keterampilan produksi yang efektif dan bertanggung jawab. Literasi media berkenaan dengan efektivitas dan efesiensi pemahaman tentang konten dan penggunaannya. Ditumbuhkan kemampuan dan keterampilan memadai untuk dapat memproduksi isi media, tidak hanya mengkonsumsi produk yang sudah jadi, melalui antara lain pendidikan dan pelatihan.

8. Pemahaman tentang kewajiban etika dan moral praktis media. Menyadari tekanan persaingan di antara kompetitor media,

regulasi yang mengatur operasi media, faktor-faktor etis yang melingkupinya. Penilaian mengenai kinerja media.

Sementara Stanley J. Barran (2010) mengidentifikasi karakteristik kemampuan literasi media yang mencakup:

1. Kemampuan dan keinginan keras untuk mengerti konten, memperhatikan, dan menyaring gangguan. Kualitas pemaknaan atas isi media banyak dipengaruhi oleh kecakapan mengidentifikasi gangguan ketika mengkonsumsi media, baik yang bersifat teknis, maupun perilaku audience.

2. Pemahaman dan penghargaan terhadap kekuatan pesan media. Kemampuan mengenali pengaruh media bagi sikap, perilaku, dan nilai-nilai bagi orang lain dan diri sendiri.

3. Kemampuan membedakan reaksi alasan emosional ketika menanggapi konten dan bertindak secara benar. Kebanyakan konten media menyentuh perasaan dan mendorong reaksi emosional audience. Reaksi emosional tidak selalu sesuai dan tepat, dapat menyembunyikan informasi penting di balik sajian. 4. Membangun harapan tinggi isi media. Ketika mengharapkan

sedikit isi dari apa yang dicari di media, cenderung memberi arti untuk sedikit usaha dan perhatian.

5. Ilmu pengetahuan tentang konvensi sebuah genre dan kemampuan untuk mengenali kapan mereka sedang dicampur. Membedakan jenis-jenis sajian media dan karakter yang melekat padanya, misalnya berita malam, film dokumenter, talk shaw, film drama, dst. Hal ini memberi isyarat dalam membuat makna bagi

audience.

6. Kemampuan berpikir kritis tentang pesan di media, sekredibel apapun sumbernya. Tidak menerima mentah-mentah apa yang dikonsumsi di media. Perlu pengetahuan tambahan dan diskusi yang dibiasakan untuk makin mahir dalam melihat dan menilai kandungan media, termasuk mengenai kelayakan sajian, pemilihan sumber, format, dan timing.

7. Pengetahuan tentang bahasa internal dari berbagai media dan kemampuan untuk memahami efeknya. Setiap media memiliki gaya bahasa yang spesifik. Nilai produksi (pilihan pencahayaan, penyuntingan, efek spesial, sudut kamera, musik, posisi dalam halaman, ukuran, penempatan headline, dst. Teks media adalah sesuatu yang rumit. Dengan mengerti tata bahasa media akan

memudahkan mengerti dan menghargai isi teks tersebut. Dan semakin mengerti isi teks media, audience akan semakin sejajar dengan para profesional pembuat isi pada media.

Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian media literacy, kerjakanlah latihan berikut ini:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan media literacy!

2. Kemukakan mengapa media literacy diperlukan dalam era kebebasan berpendapat dan berekspresi!

3. Kemukakan apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif! 4. Uraikan hal-hal apa saja yang dikaitkan dengan media literacy! 5. Kemukakan elemen-elemen dasar media literacy!

Petunjuk Latihan

Pelajarilah dengan seksama materi pada kegiatan belajar tentang

media literacy. Jika belum jelas, diskusikanlah dengan teman Anda atau dosen Anda.

Rangkuman

Media literacy (melek media) merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengakses, menikmati, menginterpretasi dan menganalisis, memproduksi, dan mengevaluasi pesan-pesan komunikasi massa melalui media cetak, elektronik, dan media digital. Literasi media berkenaan dengan interpretasi dan pemahaman yang memadai dan penting mengenai media massa, terutama menyangkut konten pesan yang disampaikan media. Art Silverbratt (2001) mengidentifikasi delapan elemen dasar literasi media, yakni: (1) Keterampilan berpikir kritis khalayak, (2) Pemahaman tentang proses komunikasi massa, (3) Kesadaran akan dampak media pada individu dan masyarakat, (4) Strategi menganalisis dan mendiskusikan pesan-pesan media, (5) Memahami isi media sebagai teks yang memberikan wawasan tentang budaya dan hidup, (6) Kemampuan menikmati,

memahami, dan mengapresiasi isi media, (7) Pembangunan dan keterampilan produksi yang efektif dan bertanggung jawab, (8) Pemahaman tentang kewajiban etika dan moral praktis media.

Stanley J. Barran (2010) mengidentifikasi karakteristik kemampuan literasi media yang mencakup: (1) Kemampuan dan keinginan keras untuk mengerti konten, memperhatikan, dan menyaring gangguan, (2) Pemahaman dan penghargaan terhadap kekuatan pesan media, (3) Kemampuan membedakan reaksi alasan emosional ketika menanggapi konten dan bertindak secara benar, (4) Membangun harapan tinggi isi media, (5) Ilmu pengetahuan tentang konvensi sebuah genre dan kemampuan untuk mengenali kapan mereka sedang dicampur, (6) Kemampuan berpikir kritis tentang pesan di media, sekredibel apapun sumbernya, (7) Pengetahuan tentang bahasa internal dari berbagai media dan kemampuan untuk memahami efeknya.

Tes Formatif

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat berikut ini: 1. Pengembangan literasi media dalam rangka pembelajaran

khalayak media massa melibatkan dua disiplin ilmu yang utama, yakni ...

a. Public relation dan human relation

b. Komunikasi massa dan ilmu pendidikan c. Sosiologi dan politik

d. Filsafat dan etika

2. Literasi media berkenaan dengan pendidikan media mengupayakan kemampuan khalayak dalam menggunakan media secara produktif, berupa kemampuan-kemampuan berikut, kecuali ...

a. Kemampuan membaca

b. Kemampuan menganalisis dan menilai c. Kemampuan membeli produk media

d. Kemampuan memproduksi komunikasi dalam berbagai bentuk media.

3. Literasi media meliputi tiga aspek utama, kecuali... a. Proteksionisme

b. Kritik sosial c. Preparasionisme d. Gerakan sosial

4. Melek media menyarankan sejumlah kemampuan dalam penggunaan media, di antaranya kemampuan untuk menempatkan dan menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk berbagai tujuan yang disebut dengan ... a. Akses media

b. Menikmati media c. Interpretasi media d. Analisis media

5. Interpretasi media merujuk pada pembentukan makna personal dari pengalaman media meliputi berbagai hal, kecuali... a. Menggunakan strategi yang sesuai bagi media komunikasi

yang berbeda

b. Mengetahui bahwa pesan-pesan media terbuka untuk diinterpretasi dengan berbagai cara

c. Mengidentifikasi teknik-teknik yang digunakan media massa d. Mengidentifikasi tujuan-tujuan politik, sosial, budaya,

___Kegiatan Belajar 2_____________________________________