• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM TAMAN ANGGREK RAGUNAN

5.2. Keragaan Usaha Anggrek di Taman Anggrek Ragunan

5.2.2. Usaha Budidaya Anggrek Skala Menengah (Iyan Orcid) 5.2.1.6 Kegiatan Pemasaran

5.2.2.6. Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran Iyan Orchid dilakukan di TAR. Tanaman anggrek

yang sudah berbunga didisplay di rak-rak yang terpisah berdasarkan jenis

anggrek. Penataan tersebut dilakukan agar memberikan kesan menarik bagi konsumen yang datang dan memudahkan konsumen untuk memilih tanaman yang akan dibeli. Konsumen Iyon Orcid sebagian besar merupakan para pedagang pengumpul yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar. Penjualan ke pedagang pengumpul disekitar Jakarta sebanyak 50 persen dari total penjualan dan di luar Jakarta seperti Bali, Medan dan Bangka sebanyak 50 persen dari total penjualan.

Kegiatan pemasaran tanaman anggrek tidak memiliki saluran pemasaran yang panjang karena tanaman anggrek yang dibutuhkan oleh konsumen harus dalam keadaan segar dan kondisi bunga yang baik. Harga jual tanaman anggrek bervariasi setiap jenisnya yaitu berkisar antara Rp 17.500 – Rp 25.000 untuk anggrek Dendrobium, Rp 35.000 – Rp 50.000 untuk anggrek Phalaenopsis, Rp 75.000 – Rp 150.000 untuk anggrek Vanda dan Rp 100.000 – Rp 150.000 untuk anggrek Cattleya. Perbedaan harga kersebut tergantung dari jeni varietas, besar kecilnya pohon, jumlah kuntum bunga per tangkai dan spesies (langka).

Bibit seedling hingga tanaman anggrek remaja dibudidayakan di dalam pot

yang berukuran 18. Setelah tanaman anggrek berusia empat bulan, tanaman anggrek dipindahkan ke pot ukuran 20 hingga tanaman anggrek berbunga. Hal tersebut bertujuan agar anggrek dapat tumbuh secara optimum. Tanaman pot yang dipindahkan ke dalam pot 20 memiliki pertumbuhan yang lebih baik karena akar tamanan mendapatkan makanan dan ruang gerak yang cukup besar bila dibandingkan di dalam pot 18 (Setiawan, 2005). Pada saat tanaman telah berbunga, tanaman anggrek dibawa ke TAR untuk dipasarkan.

5.3.3.2. Lokasi dan Layout Perusahaan

Lahan yang digunakan untuk tempat produksi terdapat di tiga wilayah yang berbeda yaitu lahan pertama terletak di TAR kavling 2 dan 4 dengan luas

lahan 2000 m2, Sawangan seluas 20.000 m2 dan Ciapus seluas 5000 m2. Selain

sebagai tempat produksi, lahan di TAR juga dijadikan tempat pemasaran. Kavling yang ditempati Syams Orchid terdiri dari bangunan rumah tinggal, laboratorium pembibitan kultur jaringan, rak-rak pemeliharaan yang dinaungi oleh paranet atau

dikenal dengan bangunan serre dan kios kecil tempat melakukan transaksi

penjualan. Bangunan rumah digunakan oleh Ibu Sri sebagai kantor dalam

mengerjakan administrasi usaha dan tempat tinggal. Setiap lahan kebun dibangun rumah jaga yang diperuntukan karyawan kebun Syams Orchid.

merupakan usaha sampingan yang berawal dari sebuah hobi. Pada awal berdirinya tahun 1985, usaha Syams Orcid bertempat di daerah Senayan tepatnya di samping

Hotel Mulia dengan luas 300 m2. Tempat tersebut cukup strategis karena terletak

di pinggir jalan raya yang berdekatan dengan perkatoran dan pusat olahraga yaitu Senayan. Pada tahun 1989 terjadi pengalihan penggunaan lahan. Lahan yang ditempati di Senayan akan dialihkan menjadi perkantoran/bangunan. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta menyediakan kompensasi lahan yang dapat dijadikan tempat usaha anggrek yaitu di daerah Ragunan dengan luas lahan 1000

m2 per kavling.

Pasar anggrek mengalami peningkatan yang cukup pesat. Permintaan anggrek yang tinggi membuat Syams Orcid membeli lahan yang dijadikan sebagai kebun untuk membudidayakan anggrek untuk memenuhi permintaan tersebut. Saat ini luas lahan yang dimiliki Syams Orcid seluas 2,7 ha yang terdiri dari 2 ha

di Sawangan, 5000 m2 di Ciapus, dan 2000 m2 di TAR. Pak Samsul menyerahkan

semua urusan usaha anggrek kepada Ibu Sri karena Pak Samsul jarang terlibat langsung dalam usaha anggrek. Beliau menganggap usaha ini sebagai usaha sampingan yang dapat menyalurkan hobinya terhadap tanaman anggrek. Selain itu, dengan usaha anggrek dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi 12 orang karyawan.

5.3.3.4. Penyediaan Sarana Produksi

Syams Orchid menggunakan input yang terdiri dari media tanam arang,

kaliandra, pakis dan moss, pot tanah ukuran 15 dan 18, bibit anggrek seedling,

pupuk dan pestisida. Media tanam campuran antara kaliandra dan pakis digunakan

pada saat budidaya anggrek dari seedling hingga remaja karena kaliandara

memiliki unsur hara B1 yang tinggi yang digunakan oleh tanaman anggrek untuk pertumbuhan sedangkan untuk media tanam arang digunakan ketika anggrek sudah remaja hingga berbunga. Media moss digunakan untuk tanaman aggrek Phalaenopsis. Syams Orchid membeli media tanam didaerah Bogor dan Tanggerang karena lokasi tersebut dekat dengan kebun budidaya. Bibit anggrek 5.3.3.3. Struktur Organisasi

Syams Orcid mempunyai struktur organisasi yang sederhana. Struktur organisasi perusahaan terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Struktur organisasi Syams Orcid terdiri atas 3 bagian yaitu bagian pemasaran, administrasi, produksi dan supir. Jumlah tenaga kerja dibagian pemasaran berjumlah tiga orang. Tugas dari karyawan pemasaran yaitu melakukan promosi melalui majalah trubus, koperasi dan media lain, melayani konsumen dalam melakukan transaksi pembelian. Biasanya konsumen yang ingin membeli anggrek telah melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui telepon tetapi ada beberapa konsumen yang langsung datang ke TAR. Tenaga kerja bagian produksi berjumlah tujuh orang. Tugas dari bagian produksi adalah menanam bibit dari

botol sampai seedling, penyiraman, pemupukan dan pemberian pestisida. Tenaga

kerja sebagai supir bejumlah dua orang dengan tugas mengantarkan hasil produksi dari kebun di Ciapus dan Sawangan untuk dipasarkan di TAR dan mengantarkan pesanan anggrek ke konsumen.

Jumlah hari bagi pekerja di Syams Orcid adalah enam hari selama seminggu dengan hari libur setiap hari Minggu. Jumlah jam kerja sebanyak 6 jam mulai pukul 07.00 sampai pukul 15.30 dengan waktu istirahat dari pukul 11.30 sampai pukul 13.00. Gaji yang dibayarkan Syams Orchid kepada karyawannya sangat bervariasi tergantung dari masa kerja karyawan yaitu berkisar antara Rp 750.000/ bualn - Rp 1.500.000/bulan.

5.3.3.5. Teknik Budidaya dan Pemeliharaan Anggrek

Jenis tanaman anggrek yang dibudidayakan Syams Orcid sangat beragam yaitu Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Catleya dan Oncidium. Namun sebagian besar tanaman yang diproduksi adalah Dendrobium yaitu sebesar 70 persen dari jumlah tanaman. Budidaya anggrek Syams Orchid dimulai dari pembibitan hingga

berbunga tetapi pada penelitian ini hanya dibatasi dari bibit seedling hingga

berbunga. Budidaya dari pembibitan membutuhkan tempat dan keahlian yang khusus serta modal yang besar. Resiko tingkat kematian dari bibit hingga berbunga cukup besar dengan waktu budidaya yang lebih lama dibanding budidaya dari bibit. Namun, biaya untuk memperoleh bibit menjadi lebih murah dan dapat diroduksi dalam jumlah yang banyak.

Kegiatan pemeliharaan anggrek yang secara rutin dilakukan yaitu penyiraman, pemupukan, pemberian pestisida, fungisida dan insektisida. Pemberian obat Siputox dan Metamindhapos dilakukan apabila terjadi serangan. Siputox merupakan obat untuk hama keong sedangkan Metamindhapos merupakan obat untuk hama kutu gajah. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari atau sore hari. Namun, penyiraman tidak dilakukan ketika hari hujan. Pemberian pupuk dilakukan seminggu sekali. Pemberian pupuk daun

diaplikasikan ketika tanaman seedling hingga remaja. Syams Orchid melakukan

pemupukan pada pagi hari.

Pemberian fungisida dan insektisida dilakukan setiap dua minggu sekali. Pemberian fungisida dilakukan pada minggu ke 1 dan ke 3 sedangkan pemberian insektisida dilakukan pada minggu ke 2 dan ke 4. Ketika musim penghujan pemberian fungisida dan insektisida lebih diintensifkan karena media tanaman anggrek sering kali ditumbuhi jamur dan hama. Hama yang sering menyerang tanaman anggrek adalah hama keong dan kumbang gajah.

Dendrobium yang digunakan Syams Orchid merupakan hasil perbanyakan dengan menggunakan metode kultur jaringan sehingga bibit yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak dengan harga yang lebih murah. Bibit anggrek yang lainnya dilakukan perbanyakan dengan cara stek. Pupuk yang digunakan terdiri dari pupuk daun dan pupuk berbunga yang diperoleh dari agen distributor di Bogor karena harga relatif lebih murah dan dekat dengan kebun.

Kegiatan pemasaran tanaman anggrek tidak memiliki saluran pemasaran yang panjang karena tanaman anggrek yang dibutuhkan oleh konsumen harus dalam keadaan segar dan kondisi bunga yang baik. Harga jual tanaman anggrek bervariasi setiap jenisnya yaitu berkisar antara Rp 17.500 – Rp 25.000 untuk anggrek Dendrobium, Rp 40.000 – Rp 60.000 untuk anggrek Phalaenopsis, Rp 50.000 – Rp 100.000 untuk anggrek Vanda dan Rp 35.000 – Rp 125.000 untuk anggrek Cattleya. Perbedaan harga kersebut tergantung dari jenis varietas, besar kecilnya pohon, jumlah kuntum bunga per tangkai dan spesies (langka).

Kegiatan pemasaran Syams Orcid dilakukan di TAR. Tanaman anggrek

yang sudah berbunga didisplay di rak-rak yang terpisah dengan rak pemeliharaan.

Penataan tersebut dilakukan agar memberikan kesan menarik bagi konsumen yang datang dan memudahkan konsumen untuk memilih tanaman yang akan dibeli.

Konsumen Syams Orcid sebagian besar merupakan para hobbies yang membeli

langsung ke TAR yaitu sekitar 70 persen penjualan. Selain hobbies, konsumen

Syams Orchid lainnya adalah pedagang eceran disekitar TAR yaitu sebanyak lima persen dari penjualan dan pedagang eceran di luar Jakarta yaitu Sumatera, Kalimantan dan Makasar sebanyak 25 persen dari penjualan. Banyaknya

konsumen hobbies karena lokasi kavling Syams Orchid yang strategis yaitu

berada di depan pintu masuk I TAR sehingga konsumen yang berkunjung ke TAR pasti melewati kavling Syams Orchid.

5.3.3.6. Kegiatan Pemasaran

Bibit seedling hingga tanaman anggrek remaja dibudidayakan di dalam pot

yang berukuran 15. Setelah tanaman anggrek berusia empat bulan, tanaman anggrek dipindahkan ke pot ukuran 18 hingga tanaman anggrek berbunga. Hal tersebut bertujuan agar anggrek dapat tumbuh secara optimum. Tanaman pot yang dipindahkan ke dalam pot 18 memiliki pertumbuhan yang lebih baik karena akar tamanan mendapatkan makanan dan ruang gerak yang cukup besar bila dibandingkan di dalam pot 15 (Setiawan, 2005). Pada saat tanaman telah berbunga, tanaman anggrek dibawa ke TAR untuk dipasarkan.

Usaha I memiliki luas lahan sebesar 1.200 m2 dengan total tanaman sebanyak 20.000 tanaman yang terdiri dari 70 persen anggrek Dendrobium atau sekitar 14.000 tanaman, 20 persen anggrek Phalaenopsis atau sekitar 4.000 tanaman, 10 persen anggrek Vanda dan Cattleya yaitu sekitar 1000 tanaman. Usaha II melakukan budidaya yang terpisah antara anggrek Dendrobium dan

Phalaenopsis. Lahan seluas 3.000 m2 dibudidayakan tanaman anggrek

Dendrobium sebanyak 20.000 tanaman sedangkan tanaman anggrek Phalaenopsis

sebanayak 72.000 tanaman dibudidayakan di lahan seluas 5.000 m2. Untuk

Biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keuntungan dari suatu usaha. Analisis struktur biaya dalam penelitian ini berdasarkan perilaku biaya yakni biaya tetap dan variabel. Komponen-komponen biaya tersebut selanjutnya diuraikan secara terpisah. Struktur biaya usaha budidaya anggrek dilihat menurut biaya yang dikeluarkan per pot tanaman anggrek berbunga. Perhitungan biaya dalam penelitian ini adalah biaya produksi rata-rata per unit

dari setiap jenis anggrek dalam satu periode produksi mulai dari seedling hingga

berbunga. Periode produksi untuk anggrek Dendrobium selama 8 bulan, anggrek Phalaenopsis selama 12 bulan sedangkan anggrek Vanda dan Cattleya selama 18 bulan.

Dokumen terkait