• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.7 Kegiatan Perusahaan

Kegiatan perusahaan yang dilakukan oleh PT Mitra Mina Nusantara pada unit pemasaran benih ikan dibagi menjadi tiga bagian. Ketiga bagian tersebut yaitu kegiatan pengadaan benih ikan, proses penanganan, dan distribusi benih ikan.

5.7.1 Pengadaan Benih Ikan

Benih ikan yang dipasarkan PT MMN diperoleh dari petani pemasok dan mitra (supplier). Petani-petani tersebut berasal dari daerah Bogor dan Sukabumi. Pengadaan benih ikan dilakukan oleh Iwan selaku penanggung jawab input di unit pemasaran (trading). Pada sistem pengadaan barang, pemesanan barang kepada supplier didasarkan pada jumlah permintaan pelanggan. Order atau pemesanan dari setiap pelanggan akan dimasukkan ke dalam data order pada lembar Purchasing Order (PO), yang merupakan tugas dari bagian trading. Order atau pemesanan barang yang telah terdata dan masuk ke dalam data order kemudian diserahkan ke penanggung jawab input, untuk kemudian ditangani selanjutnya pada bagian pengadaan input.

Penangung jawab input memeriksa keberadaan pasokan di petani mitra setiap minggunya sehingga ketersediaan ikan terus terjaga. Kemitraan yang dilakukan PT MMN dengan petani plasma membuat petani memiliki standar untuk benih yang mereka hasilkan. Ketika ada pesanan benih ikan untuk dikirim pada tanggal tertentu, maka penanggung jawab input akan bertugas untuk mencari sumber ikan di petani, apakah suplai yang ada di petani memenuhi jumlah pesanan. Pengecekan dilakukan dua hari sebelum pengiriman. Petani pemasok yang ditetapkan dapat lebih dari satu. Hal ini dilakukan sebagai cadangan apabila benih di salah satu petani tidak memenuhi quota pesanan dan salah satu sumber memiliki benih ikan yang tidak sesuai standar. Penanggung jawab input harus memperhatikan kesehatan dan ukuran ikan pesanan. Pastikan ikan yang akan dikirim sehat, jika tidak yakin, maka ia diharuskan mencari gantinya serta

pastikan ukuran ikan dengan penggaris. Sebelum diangkat, ikan harus sudah disortir. Sortasi dilakukan sejak ikan masih didalam kolam petani, tepatnya dua hari sebelum ikan tersebut dipindahkan. Sortasi adalah memisahkan benih ikan sesuai dengan standar-standar yang telah ditentukan oleh perusahaan dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Standar-standar yang ditetapkan yaitu:

a. Merupakan hasil sortiran 1 dan 2 (sortiran 3 tidak dijual).

b. Benih seragam, tidak ada yang hitam, berwarna bening, ukuran ikan terlihat rata.

c. Ukuran pasti pas.

d. Tidak dipelihara pada suhu tinggi. e. Sudah makan pelet.

Tujuan dilakukannya sortasi adalah:

1. Mendapatkan benih ikan yang memiliki keseragaman, baik ukuran maupun kualitas.

2. Mempermudah di dalam pengiriman.

3. Mendapatkan harga yang tinggi di pasaran.

4. Mengurangi risiko kematian ikan di perjalanan.

5. Mempermudah perhitungan dan mempermudah pembeli untuk mendapatkan ikan dengan ukuran sesuai dengan keinginannya.

5.7.2 Proses Penanganan

Ikan-ikan yang dipesan diterima di farm dan menjadi tanggung jawab penanggung jawab input dan perawat ikan. Ikan yang diterima kemudian dicek antara jumlah timbangan dengan jumlah pesananan perusahaan ke petani, kondisi fisik dari produk, dan kesesuaian jenis benih serta ukuran benih yang dipesan. Kriteria ikan baik antara lain tidak ada yang hitam, berwarna bening, ukuran ikan terlihat rata atau seragam ketika di akuarium, ukuran hampir seragam sebelum disortir, dan sebelum diangkat, ikan harus sudah disortir dan dipelihara selama 2 hari di petani. Setelah dicek, kemudian ikan tersebut akan dilanjutkan ke proses penanganan. Pada proses penanganan, sebelum benih ikan tersebut didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan untuk

mempertahankan mutu benih ikan agar benih ikan yang didistribusikan ke pelanggan memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan proses penanganan yang dilakukan dibedakan menjadi dua hal. Perbedaan proses penanganan dipengaruhi oleh ukuran benih ikan yang dipesan. Benih ikan ukuran 2 inchi jarang dibudidayakan petani namun memiliki permintaan tinggi, kurang lebih 200.000 ekor tiap bulannya. PT MMN mensiasatinya dengan melakukan pendederan benih ukuran ¾ inchi selama sebulan hingga menjadi 2 inchi lalu menjualnya. Proses penanganan untuk kejadian ini diantaranya penerimaan ikan ukuran ¾ inchi dari petani pemasok dengan melakukan pengecekan beberapa hal, melakukan perawatan ikan hingga ikan siap dipanen, pengemasan, dan pembagian. Keadaan kedua ketika ukuran benih yang dipesan adalah ¾ inchi dan 1 inchi ke atas, maka proses penanganannya berupa penerimaan benih ikan dari petani pemasok dengan melakukan pengecekan kondisi ikan, pengemasan ulang, dan pembagian.

Pada keadaan pertama, hal-hal yang dilakukan ketika ada ikan yang datang, diantaranya:

1. Penanggung jawab input harus memastikan ikan tidak terlalu lama di kantong, maksimal 6 jam (jika lebih dari 6 jam harus di-repack) atau dibawa bertahap.

2. Sebelum ikan dibawa, penanggung jawab input harus menghitung jumlah kantong dan melakukan sampling jumlah ikan dalam kantong sebanyak 3-5 kantong.

3. Setelah sampai di farm, perawat ikan juga harus menghitung jumlah kantong dan melakukan sampling jumlah ikan dalam kantong sebanyak 3-5 kantong secara acak.

4. Ikan dimasukkan ke dalam akuarium dan air yang ada di dalam kantong diusahakan tidak ikut dimasukkan ke dalam akuarium.

5. Sebisa mungkin ikan tidak terlalu lama berada di udara, tidak terlalu banyak diserok sehingga tidak menimbulkan lecet atau luka di badan ikan.

6. Ikan baru diberi makan keesokan harinya atau 1 x 12 jam setelah ikan masuk akuarium.

Kegiatan perawatan ikan dilakukan selama selang waktu ketika ikan datang hingga waktu panen dan ikan siap dikirim ke konsumen. Perawatan ikan terdiri dari:

1. Pengadaan pakan a. ukuran ikan ¾”

1. Ikan diberi makan cacing sampai bisa diberi makan pellet.

2. Cacing yang digunakan sebisa mungkin tidak menggunakan cacing takaran.

3. Cacing diberok minimal 1 hari sebelum digunakan.

4. Jika menggunakan cacing tangerang maka cacing harus diberok 2-3 hari dan jika cacing tangerang belum siap digunakan maka lebih baik ikan dipuasakan sampai cacing siap.

2. Pemberian pakan

a. Ikan diberi makan 2 – 3 kali sehari tergantung kondisi ikan dan air. b. Jika tidak bisa ganti air karena satu dan lain hal maka lebih baik ikan

dipuasakan.

c. Ketika pemberian pakan tidak boleh bersisa, lebih baik memberi pakan sedikit-sedikit sampai ikan kenyang.

d. Ketika memberi pakan, ikan diusahakan menyebar supaya ikan tidak lecet dan dan makannya rata.

3. Sifon

a. Sebelum memberi makan, air disifon atau diganti terlebih dahulu. b. Peralatan sifon sebaiknya dicuci 2 hari sekali.

c. Apabila ketika menyifon ikan mati, bangkainya jangan berserakan. 4. Penggantian air

a. Harus dipastikan air sudah diendapkan minimal 2 hari.

b. Pergantian air dari ½ sampai semuanya tergantung kondisi ikan.

c. Jika air di bak tandon tidak mencukupi atau kurang maka air bisa diganti secukupnya saja atau tidak perlu diganti.

d. Pergantian air dilakukan setiap hari atau maksimal 3 hari sekali untuk akuarium dan 3-7 hari sekali untuk bak.

5. Pengobatan

Penyakit ikan patin ada yang disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen, diantaranya jamur dan bakteri.Ciri-ciri ikan yang sakit yaitu perut merah, insang atau kepala merah, badan lecet, dan renangnya berputar.

6. Pencatatan ikan mati

Penyakit dapat membunuh ikan dan setiap hari harus dicatat jumlah ikan yang mati.

7. Panen

Pada proses pemanenan, ikan harus dipuasakan 1 hari sebelum disortir. Untuk ikan yang akan dijual, ikan disortir 2 hari sebelum dijual. Proses penyortiran harus dilakukan secara hati-hati ikan tidak banyak yang mati.

Panen merupakan rangkaian terakhir dalam kegiatan perawatan ikan sebelum akhirnya dilakukan proses yang sama untuk keadaan kedua, yaitu pengemasan dan pembagian sesuai konsumen dan wilayah pengiriman.

Pada keadaan kedua, benih ikan yang datang diperiksa kembali kondisinya dan menjadi tanggung jawab pj input. Hal-hal yang diperiksa oleh pj input diantaranya kondisi fisik dari ikan, memastikan kesesuaian jenis produk yang dipesan, dan memastikan kesiapan perlengkapan untuk mengepak benih. Pada proses penanganan sebelum benih ikan didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan untuk mempertahankan kondisi benih ikan sejak di packing hingga sampai di tangan konsumen.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:

1. Benih ikan yang sudah disortir dua hari sebelumya ketika masih di kolam, dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau gentong (sistem terbuka).

2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya.

3. Puasakan ikan, kalau bisa 24 jam untuk benih ukuran 1” atau 1” up dan 12 jam untuk benih ukuran ¾”.

4. Ikan yang berasal dari petani yang satu harus dipisahkan dengan petani lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit dan membuat ikan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:

1. Jika menggunakan kantong plastik:

a. Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan serta pastikan plastik tersebut baru atau kalau bekas sudah dicuci sebelumnya dan tidak bocor.

b. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana.

c. Benih ikan ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik tadi.

d. Air yang dipakai adalah air yang telah didinginkan. Suhu air mempengaruhi kemampuan air untuk mengikat oksigen. Makin rendah suhu, makin besar kemampuan air untuk menyerap oksigen.

e. Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni. Perbandingan air dengan udara semaksimal mungkin (minimal perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.

f. Oksigen harus masuk air, memasukkan oksigen dilakukan pelan-pelan agar ikan tidak stres.

g. Oksigen sebanyak mungkin (semaksimal kantong).

h. Ikan harus di kemas ulang sebelum berangkat (minimal ganti gas).

i. Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus. Pengiriman ke wilayah Palembang dan jarak dekat, plastik tidak perlu dimasukkan ke dalam kardus.

j. Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu-satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik.

2. Jika menggunakan gentong, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Gentong harus sudah bersih dan ada tutupnya. b. Tutup atas ada lubangnya.

c. Penataan gentong diatur terlebih dahulu baru isi ikan.

d. Penyerokan ikan jangan terlalu banyak dan sebisa mungkin ikan jangan stress, hindari stres ikan dengan sebisa mungkin mengurangi waktu ikan diluar air.

e. Nyalakan aerasi saat ikan sudah digentong. f. Aerasi jangan terlalu kuat (kosongkan 1 lubang).

Berdasarkan waktu dan jarak pengiriman, sistem pengangkutan terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Sistem terbuka

Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak jauh namun ditempuh melalui jalur darat dekat dan dalam jumlah pengiriman yang besar. Alat pengangkut berupa gentong. Keuntungan pengiriman dengan menggunakan gentong antara lain ketersediaan oksigen lebih banyak karena merupakan ruang terbuka sehingga apabila pengiriman melebihi jadwal, benih ikan tidak akan kehilangan oksigen.

2. Sistem tertutup

Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak dekat dan jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam. Penggunaan sistem tertutup juga digunakan untuk pengiriman menggunakan kargo pesawat. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air : oksigen = 1:1); (4) kantong

plastik diikat; (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dus dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dus yang berukuran panjang 0,5 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,5 m dapat diisi dua buah kantong plastik. Pada pengiriman untuk wilayah tertentu, plastik tidak perlu dimasukkan ke dalam kardus.

Tahap terakhir pada bagian penanganan adalah proses pembagian benih ikan berdasarkan pesanan dari konsumen. Proses pembagian pesanan disesuaikan dengan jenis dan jumlah pesanan benih untuk pelanggan tertentu.

5.7.3 Kegiatan Distribusi

PT MMN memiliki keunggulan dalam hal teknologi pengiriman benih ikan. Benih ikan yang berukuran kecil dan tidak tahan goncangan serta mudah mati dikemas sedemikian rupa dengan teknologi yang disesuaikan dengan kepadatan, waktu dan lokasi. Sebelumnya PT MMN juga mengalami berbagai masalah terkait pengemasan ikan yang kurang baik sehingga ikan lebih cepat mati, namun berkat beberapa trial and error akhirnya didapat standar baku dalam hal pengepakan ikan yang akan dikirim. Teknologi tersebut terletak pada standar tingkat kepadatan pada tiap pengiriman. Standar pengiriman menggunakan kargo bandara, adalah satu box terdiri dari 6 kantong ukuran 40x60 cm. Tiap kantong diisi 2,5 liter air, isi ikan tergantung ukuran, target lokasi kirim, dan skill penerima. Oksigen yang digunakan kurang lebih tiga kali volume air. Pengiriman darat dapat dilakukan dengan sistem terbuka maupun tertutup. Pengiriman menggunakan kantong dilakukan apabila jaraknya tidak terlalu jauh. Kantong ukuran 40x60 cm diisi 10 liter air dengan kadar oksigen semaksimal mungkin. Kantong tersebut berisi 750 hingga 1000 ekor ikan tergantung ukuran dan jarak. Penggunaan gentong digunakan apabila pesanan dilakukan dalam jumlah besar dan jarak yang jauh namun dapat ditempuh lewat jalur darat. Air yang digunakan dalam gentong kira-kira 200 liter (hingga gentong penuh) dengan jumlah ikan ukuran ¾ inchi 35.000-50.000 ekor, ukuran 1 inchi 30.000-40.000 ekor, 1,5inchi berisi 17.000-25.000 dan untuk ikan ukuran 2 inchi akan diisi 10.000-15.000 ekor. Distribusi benih ikan adalah menyalurkan benih ikan dari perusahaan sampai ke konsumen. Pendistribusian benih ini didasarkan pada pesanan tiap konsumen. Pengiriman benih ikan yang dilakukan PT MMN dilakukan dengan menggunakan motor, mobil, bus, dan pesawat tergantung jarak lokasi serta jumlah pesanan. PT Mitra Mina Nusantara memiliki jaringan pemasaran skala nasional dengan wilayah pengiriman yaitu Lampung, Sumatera Selatan (Linggau, Palembang, Kayu Agung, SP Padang, Indra Laya, Belitang, dll), Bengkulu, Jambi, Jawa Barat (Cirata, Jatiluhur, Saguling), Jawa Tengah (Salatiga, Magelang), Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri, Sragen, Ngawi), Bali, Ternate, Papua (Sorong), Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, dan Tarakan. Pengiriman perbulan berkisar antara 600.000 – 3.000.000 ekor benih dengan omset 60 hingga 200 juta per

bulan. Sebagian pasar PT MMN ialah pedagang dan pendeder benih (90 persen) dengan pelanggan tetap lebih dari 6 orang. Pemasaran dilakukan melalui internet, pameran, alumni IPB, dan kunjungan langsung ke petani.

Dokumen terkait