• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Data-data primer dan sekunder akan diolah dan dianalisis

melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

Analisis kuantitatif yang dilakukan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kedua, yaitu menganalisis probabilitas dan dampak risiko pada kegiatan pemasaran ikan patin. Metode nilai standar digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko dan metode Value at Risk dipakai untuk mengetahui dampak risiko. Data yang digunakan adalah data penjualan dan pembelian benih ikan patin serta data penerimaan PT MMN selama September 2010 hingga Januari 2011. Data ini kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel dan kalkulator.

Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ketiga, yaitu menganalisis sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko operasional yang dihadapi PT MMN serta menganalisis strategi penanganan risiko operasional yang dapat dilakukan PT MMN untuk mengendalikan risiko operasional dalam usaha pemasaran benih ikan patin. Analisis ini menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, dan studi literatur serta data kuantitatif dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Data-data ini kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori terkait bahasan penelitian.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko operasional yang dihadapi PT MMN serta menganalisis strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko operasional dalam pemasaran benih ikan yang dapat dilakukan PT MMN. Analisis manajemen risiko operasional yang dilakukan di PT MMN didasarkan pada data-data yang diperoleh.

Pada dasarnya identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat metode, yaitu analisis data historis, pengamatan dan survey, pengacuan, dan pendapat ahli ataupun digunakan secara bersama-sama agar saling melengkapi. Identifikasi risiko operasional yang terjadi pada PT MMN dilakukan berdasarkan tiga metode yang saling melengkapi yaitu analisis data historis, pengacuan, dan pendapat ahli. Analisis data historis digunakan untuk berbagai informasi atau data mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi. Data yang dipergunakan untuk analisis ini adalah data pembelian dan penjualan benih untuk mengetahui tingkat mortalitas benih pada kegiatan pemasaran serta data kasus- kasus yang pernah terjadi pada September 2010 hingga Januari 2011. Pendapat ahli dipakai untuk meyakinkan analisis data yang telah dilakukan. Ada beberapa kriteria untuk disebut ahli, salah satunya adalah mereka yang secara rutin bergelut atau menangani obyek yang sedang diidentifikasi risikonya.

Metode pengacuan digunakan untuk melengkapi identifikasi risiko menggunakan metode analisis data historis yang disesuaikan dengan pendapat ahli. Hal pertama yang dilakukan untuk metode ini adalah benchmark atau acuan, yaitu obyek yang memiliki kesamaan dengan obyek yang sedang diamati berkaitan dengan keberadaan risiko.

4.4.2 Pengukuran Kemungkinan Terjadinya Risiko

Risiko dapat diukur bila diketahui kemungkinan atau probabilitas terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Dengan mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya kerugian atau risiko, dapat diketahui risiko-risiko mana yang besar dan mana yang kecil sehingga dalam penanganan risiko dapat diketahui risiko-risiko mana yang perlu diprioritaskan (Kountur, 2008).

Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar (z-score). Metode ini digunakan apabila ada data historis dan data berbentuk kontinus (desimal). Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan pemasaran yang meliputi kegiatan pengadaan benih, penanganan benih, serta kemungkinan

kegagalan proses distribusi yang menyebabkan terjadinya fluktuasi pada penerimaan PT MMN.

Data yang digunakan untuk menghitung kemungkinan terjadinya risiko operasional pada kegiatan pemasaran adalah data penjualan benih ikan patin, data pembelian benih ikan patin, data tingkat mortalitas, serta harga benih tiap ukurannya pada tahun data penelitian yaitu September 2010 hingga Januari 2011. Langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini adalah (Kountur, 2008):

1. Menghitung rata-rata �= �=1�� Dimana: � = Rata-rata �� = Data per i n = Jumlah data

2. Menghitung nilai standar deviasi

Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah:

= ( �� − � ) 2

�=1

−1

3. Menghitung nilai standar (z-score) risiko

�=� − �

4. Menghitung probabilitas terjadinya risiko

Probabilitas diperoleh dari tabel distribusi z. Cari nilai z pada sisi kiri dan bagian atas, pertemuan antara nilai z pada isi tabel merupakan probabilitas yang dicari.

4.4.3 Pengukuran Dampak Risiko

Dampak merupakan kerugian yang diterima oleh perusahaan akibat terjadinya suatu risiko. Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur

dampak risiko adalah Var (Value at Risk). VaR pada saat ini dianggap sebagai metode standar yang digunakan untuk mengukur risiko. Menurut Best (1998) Value at Risk atau VaR adalah suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu. Nilai VaR selalu disertai dengan probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian yang terjadi akan lebih kecil dari nilai VaR tersebut13.

Pada usia benih, ikan memiliki kondisi tubuh yang lemah, gerakannya lambat, dan belum memiliki kemampuan perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Berbagai kelemahan benih tersebut membuat proses penanganan dan pendistribusian benih ikan tidaklah mudah dan tidak jarang memberikan kerugian yang cukup besar. Peristiwa yang tidak diinginkan ini pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Data yang digunakan untuk dampak sumber risiko operasional adalah data harga input dan output, data pembelian benih oleh MMN, data penjualan benih patin, data kasus-kasus serta data penggunaan kendaraan dalam proses pengiriman benih.

Konsep VaR dapat digunakan jika ada data-data historis. VaR dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan jika risiko terjadi. Pengukuran dampak dilakukan untuk mengukur berapa besar kerugian dalam rupiah risiko pada kegiatan pemasaran benih ikan patin. Apabila ada data tentang kerugian yang diderita di waktu lalu, besarnya kerugian yang diderita dapat dihitung sekiranya risiko terjadi. Besarnya kerugian yang diperkirakan ini tidak persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi, namun besarnya kerugian dapat ditetapkan dengan suatu tingkat keyakinan. Misalnya diyakini 95 persen kerugian tidak akan lebih besar dari Rp 10 juta, ada kemungkinan 5 persen rugi lebih besar dari Rp 10 juta. Penggunaan VaR dalam menghitung dampak risiko mengakomodasi keadaan seperti ini. Jadi dapat dikatakan Var Rp 10 juta at 5 persen. Artinya kerugian yang diderita maksimal Rp 10 juta namun ada 5 persen kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp 10 juta. Hal ini dapat pula dikatakan ada 95 persen kemungkinan kerugian tidak lebih dari

13

Sartono RA, Setiawan AA. 2006. Var portfolio optimal: perbandingan antara metode Markowitz dan mean absolute deviation. Jurnal Siasat Bisnis 11: 37-50.

Rp 10 juta (tersirat ada 5 persen kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp 10 juta).

Data yang digunakan adalah data penjualan benih, data pembelian, data tingkat mortalitas benih, data penerimaan serta data harga di PT MMN pada periode penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung VaR adalah sebagai berikut (Kountur, 2008):

1. Menentukan risiko.

2. Mengumpulkan data historis tentang besarnya kerugian dalam rupiah yang diderita atas risiko tersebut.

3. Menghitung rata-rata kerugian.

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah:

�= �=1��

Dimana:

� = Rata-rata

�� = Data per i n = Jumlah data

Rata-rata yang dimaksud pada rumus ini adalah rata-rata besarnya kerugian yang diterima perusahaan sekiranya terjadi risiko.

4. Menghitung nilai standar deviasi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah:

= ( �� − � ) 2

�=1

−1

5. Menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan.

6. Mencari nilai standar (z-score) risiko sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan.

7. Menghitung nilai VaR.

VaR dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kountur, 2008):

� �= �+ �

Dimana:

� = Rata-rata kejadian merugikan

z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5persen s = Standar deviasi

n = Banyaknya kejadian merugikan

4.4.4 Pemetaan Risiko

Sebelum dapat menangani risiko, hal yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak (Kountur 2008). Peta risiko ini dibagi ke dalam empat kuadran. Risiko dengan probabilitas besar dan dengan dampak kecil dipetakan pada kuadran I dan risiko dengan probabilitas besar dan berdampak besar dipetakan ke dalam kuadran II. Risiko dengan probabilitas kecil dengan dampak kecil dipetakan dalam kuadran III dan risiko dengan probabilitas kecil dengan dampak besar dipetakan dalam kuadran IV. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Peta Risiko

Sumber: Kountur (2008)

Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian yaitu besar dan kecil. Batas antara kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil. Demikian pula dengan batas dampak besar

Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV Probabilitas(%) Dampak (Rp) Kecil 3.086.812 Besar Besar Kecil 28,1 %

dan kecil dari suatu risiko juga tergantung manajemen perusahaan. Nilai standar yang membatasi probabilitas kecil dan besar adalah sebesar 28,1 persen. Nilai yang membatasi antara dampak besar dan kecil yang disebabkan oleh terjadinya risiko adalah sebesar Rp 3.086.812. Nilai ini didasarkan pada rata-rata kemungkinan terjadinya risiko dan dampak yang diakibatkannya pada PT MMN.

Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisinya berada di mana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi suatu risiko dalam peta risiko disebut status risiko, dimana status risiko didapat dari perhitungan sebagai berikut:

� � = � � � ��

Berdasarkan perhitungan status risiko ini maka akan diketahui mana risiko-risiko yang paling besar dan seterusnya sampai yang paling kecil. Status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko.

4.4.5 Penanganan Risiko

Kountur (2008) mengatakan bahwa salah satu aspek yang penting dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko, bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian bisa diminimalkan, itu berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan peta risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko seperti apa yang paling tepat untuk dilaksanakan. Ada dua strategi penanganan risiko, yaitu:

1. Penghindaran Risiko (Preventif)

Tindakan preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko (Kountur, 2008). Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran I & II sebagaimana terlihat pada Gambar 11 adalah risiko-risiko dengan kemungkinan atau probabilitas terjadinya besar. Penanganan risiko dengan dengan strategi preventif ini akan membuat risiko-risiko yang berada pada kuadran I bergeser ke kuadran III dan risiko-risiko yang berada pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV.

Gambar 11. Peta Risiko – Strategi Preventif

Sumber: Kountur (2008) 2. Mitigasi Risiko

Kountur (2008) mengatakan bahwa mitigasi risiko adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak risiko yang ditimbulkan. Jika risiko terjadi, diusahakan sedemikian rupa sehingga dampak yang ditimbulkan seminimal mungkin. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran II bergeser ke kuadran I dan risiko yang berada pada kuadran IV akan bergeser ke kuadran III. Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Peta Risiko – Strategi Mitigasi Sumber: Kountur (2008)

Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV Probabilitas(%) Dampak (Rp) Kecil 3.086.812 Besar Besar Kecil 28,1 % Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV Probabilitas(%) Dampak (Rp) Kecil 3.086.812 Besar Besar Kecil 28,1 %

Hanafi (2006) dalam Trangjiwani (2008) memberikan alternatif strategi untuk menghadapi risiko selain penanganan dengan cara preventif dan mitigasi sebagaimana terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Alternatif strategi menghadapi risiko

1. Probabilitas kecil dan dampak kecil: low control

Perusahaan dapat menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori ini.

2. Probabilitas kecil dan dampak besar: detect and monitor

Jika terjadi risiko dengan jenis ini, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar dan kemungkinan mengalami kebangkrutan. 3. Probabilitas besar dan dampak kecil: monitor

Perusahaan bisa memonitor risiko-risiko yang ada pada kuadran ini untuk memastikan bahwa risiko tersebut masih berada pada wilayah normal. 4. Probabilitas besar dan dampak besar: prevent at source

Tipe risiko ini jelas menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan risiko dan bisa mengakibatkan kebangkrutan.

Dokumen terkait