• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN

7.5 Strategi Penanganan Risiko

PT Mitra Mina Nusantara belum menerapkan manajemen risiko perusahaan secara efektif. Manajemen risiko perusahaan adalah cara bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih risiko- risiko tertentu saja. Strategi penanganan risiko yang selama ini dilakukan oleh PT MMN untuk memperkecil risiko adalah berdasarkan pengalaman dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Strategi penanganan risiko operasional yang terjadi pada PT MMN berdasarkan hasil pemetaan sumber risiko yang ada dalam usaha pemasaran benih ikan patin dapat disesuaikan dengan letak risiko pada kuadran peta risiko. Berdasarkan peta risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko seperti apa yang paling tepat untuk dilaksanakan. Ada dua strategi penanganan risiko, yaitu: 1. Penghindaran Risiko (Preventif)

Tindakan preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko (Kountur, 2008). Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran I & II sehingga bergeser ke kuadran III dan kuadran IV.

Strategi preventif diharapkan mampu memperkecil kemungkinan terjadinya risiko yang ada pada kuadran I dan II. Strategi preventif yang umum dilakukan untuk mengendalikan risiko diantaranya membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur, mengembangkan sumberdaya manusia, dan memasang atau memperbaiki fasilitas fisik. Penanganan risiko berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa risiko yang kemungkinan terjadinya besar karena tidak mempunyai sistem dan prosedur yang jelas. Risiko alam yang berada pada kuadran I dapat ditangani dengan membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur serta mengembangkan sumberdaya manusia. Pada risiko proses yang berada pada kuadran II

penyebabnya sedikit banyak dikarenakan sistem prosedur yang sudah ada belum maksimal dan masih harus diperbaiki. Strategi preventif risiko operasional dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Strategi Preventif Risiko Operasional

Strategi penanganan risiko dapat dilakukan untuk semua risiko di PT Mitra Mina Nusantara yang teridentifikasi dan terpetakan, baik risiko secara keseluruhan maupun risiko berdasarkan kejadian kegiatan. Tujuannya agar penanganan bisa dilakukan dengan lebih terarah, maka strategi disesuaikan dengan risiko per kejadian seperti pada Gambar 18.

Bencana alam, kelalaian, dan pemilihan kendaraan yang salah berada pada kuadran I yang memiliki probabilitas tinggi namun berdampak kecil. Strategi preventif akan membuat sedemikian rupa sehingga risiko yang ada di kuadran I akan bergeser ke kuadran III. Preventif untuk risiko yang ada di kuadran ini dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem dan prosedur. Ada banyak risiko yang disebabkan oleh manusia yang tidak kompeten, lalai, atau dengan sengaja melakukan hal-hal yang merugikan. Jika dengan sengaja melakukan atau kelalaian, bisa diperkecil dengan membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur. Kelalaian biasanya dipicu oleh keaadaan dimana seorang karyawan merasa tidak diawasi dengan seksama atau deskripsi pekerjaan yang harus dilakukannya

Probabilitas (%)

Dampak (Rp)

Kecil Rp 5 jt Besar

Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV

Risiko Alam

Risiko Proses

terlupakan. Sistem dan prosedur yang dapat diperbaiki berupa pemberian secara tertulis deskripsi pekerjaan yang harus dilaksanakan serta pengawasan yang lebih ketat pada karyawan terutama ketika proses penanganan.

Gambar 18. Strategi Preventif Berdasarkan Risiko per Kejadian

Risiko bencana alam dan pemilihan kendaraan yang salah dapat diminimalisir jika dibuat sistem pencatat transportasi yang tertata rapi dimana dalam sistem tersebut tertera berbagai macam kendaraan yang biasa dipakai untuk mengirim benih lengkap dengan estimasi ditambah deviasi waktunya. Sistem ini akan lebih baik jika selalu diperbaharui sesuai dengan kondisi sekitar. Kondisi yang dimaksud dapat berupa kondisi cuaca beberapa hari terakhir sebelum pengiriman serta kondisi jalan yang akan dilewati pada proses pengiriman. Apabila cuaca sedang buruk dan jalan yang akan dilewati rawan bencana, Probabilitas (%)

Dampak (Rp)

Kecil Rp 5 jt Besar

Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV

Bencana alam

 Kelalaian

Pemilihan kendaraan yang salah

Kecelakaan

sebaiknya menunda pengiriman. Sistem ini juga dilengkapi dengan informasi mengenai kondisi jalan. Pengiriman via jalur darat menyesuaikan dengan keadaan di masyarakat dimana ketika libur, jalan menuju tempat wisata akan padat. Jalan yang digunakan untuk wilayah pengiriman yang sekiranya melewati tempat wisata sebaikya dihindari.

Pada kuadran II terdapat risiko kecelakaan. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko ini adalah perbaikan sistem dan prosedur. Kecelakaan merupakan risiko yang memiliki kemungkinan dan dampak besar. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan adalah perbaikan prosedur pengiriman. Prosedur yang sudah dilaksanakan diantaranya menanyakan kondisi supir dan mengingatkannya untuk berhati-hati di jalan, memberikan surat jalan, laporan perjalanan, mengalihkan tanggung jawab kepada supir, memastikan supir membawa stnk, sim, surat jalan, nomor telepon penerima di daerah, dan terakhir menanyakan kondisi mobil (terakhir ganti oli, ban, rem, dongkrak, ban cadangan dalam kondisi baik dan pastikan ada dalam mobil). Sekian banyak prosedur yang harus dilakukan sebelum melakukan pengiriman belum menjamin proses pengiriman akan berjalan lancar. Prosedur ini harus didukung dengan sistem pencatat transportasi yang terdiri dari beberapa informasi serta sumberdaya manusia yang mendukung. Adanya prosedur ini diharapkan mampu meminimalisir tingkat kecelakaan yang terjadi.

2. Mitigasi Risiko

Jika terjadi risiko di PT Mitra Mina Nusantara, maka perusahaan akan mengusahakan sedemikian rupa sehingga dampak yang ditimbulkan seminimal mungkin, yaitu dengan strategi penanganan secara mitigasi. Penanganan risiko yang selama ini dilakukan perusahaan adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat adanya risiko. Strategi mitigasi yang dilakukan adalah dengan melakukan negosiasi dengan plasma dan pelanggan sehingga dampak kerugian dapat ditekan. Negosiasi dilakukan bila pengiriman benih terjadi dengan keberhasilan 0 persen, dimana semua benih ikan mati. PT MMN mensiasatinya dengan bernegosiasi dengan petani plasma untuk mendapatkan benih dengan pembayaran dimuka 30 persen, dimana dengan jumlah ini petani masih bisa

berproduksi. Benih tersebut kemudian dikirim kepada pelanggan dengan pembayaran 50-50. Semua risiko yang berada pada kuadran II dan IV termasuk risiko yang memiliki dampak besar dan mengakibatkan kerugian ditangani dengan cara mitigasi. Hal ini dimaksudkan agar risiko yang berada pada kuadran II dapat bergeser ke kuadran I, dan risiko-risiko yang berada pada kuadran IV dapat bergeser ke kuadran III sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Strategi Mitigasi Risiko Operasional

Hasil pemetaan risiko menunjukkan kuadran yang memiliki dampak besar terisi oleh risiko proses dan sumberdaya manusia. Risiko yang berada pada kuadran II ini mempunyai kemungkinan terjadinya besar dan memiliki dampak yang besar. Risiko proses adalah risiko mengenai potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan dari proses karena ada penyimpangan atau kesalahan dalam kombinasi sumberdaya (SDM, keahlian, metode, peralatan, teknologi, dan material) dan karena perubahan lingkungan. Risiko sumberdaya manusia berada pada kuadran IV. Risiko ini memiliki probabilitas rendah namun memiliki dampak besar. Probabilitas (%) MITIGASI Kecil 3.086.812 Besar Besar Kecil 28,1 % Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV

Risiko Proses

Strategi mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko pada kuadran II dan IV adalah dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah cara menempatkan aset atau harta di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki. Strategi diversifikasi yang selama ini dilakukan oleh PT MMN adalah dengan mengusahakan ikan jenis lain yaitu nila, mas, bawal, dan lele. Hal ini dilakukan untuk pencegahan kehilangan semua aset bila pengiriman ikan patin gagal. Bentuk diversifikasi lain yang dilakukan oleh PT MMN adalah dengan menjual benda mati berupa sarana produksi perikanan seperti peralatan yang berhubungan dengan ikan (pemotong kaca, akuarium, peralatan akuarium, ayakan, plastik, dan lain-lain) obat-obatan, dan pakan ikan.

Strategi penanganan risiko dapat dilakukan untuk semua risiko di PT Mitra Mina Nusantara yang teridentifikasi dan terpetakan, baik risiko secara keseluruhan maupun risiko berdasarkan kejadian kegiatan. Tujuannya agar penanganan bisa dilakukan dengan lebih terarah, maka strategi disesuaikan dengan risiko per kejadian seperti pada Gambar 20.

Berdasarkan risiko per kejadian, risiko yang berada pada kuadran II adalah kecelakaan dan risiko yang berada pada kuadran IV adalah penanganan tidak dilakukan dengan baik. Cara mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak terjadinya risiko kecelakaan adalah dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Maksud dari pengalihan risiko ini adalah mengalihkan risiko ke pihak lain sehingga jika terjadi kerugian, pihak lainlah yang menanggung kerugiannya. Pengalihan risiko yang dipakai adalah asuransi. Kecelakaan membuat perusahaan merugi akibat rusaknya kendaraan operasional yang digunakan. Asuransi akan membuat dampak yang diterima perusahaan lebih sedikit dari jumlah seharusnya sehingga risiko yang berada pada kuadran II akan bergeser ke kuadran I.

Risiko penanganan tidak dilakukan dengan baik (kesalahan proses) merupakan risiko yang terkait dengan kesalahan proses atau prosedur untuk menangani produk lebih lanjut di dalam perusahaan selama proses penanganan benih berlangsung hingga kegiatan distribusi benih. Perwujudan risiko proses pada unit pemasaran di PT MMN adalah tidak lengkapnya informasi yang diterima mengenai benih. Hal ini dapat menyebabkan tidak diketahuinya keadaan

mengenai benih, apakah benih ini sehat atau tidak sehingga menyebabkan kematian benih di tempat tujuan. Tingginya tingkat kepadatan pengiriman semakin mendukung kesalahan proses yang dilakukan. Penanganan tidak dilakukan dengan baik dapat ditangani dengan diversifikasi dimana makhluk hidup yang menjadi sumber risiko digabungkan dengan pengiriman benda mati sehingga apabila benih yang dikirim tidak dapat bertahan karena kesalahan penanganan maka perusahaan masih memiliki sumber pendapatan lain.

Gambar 20. Strategi Mitigasi Risiko per Kejadian

Strategi lain dapat digunakan selain menerapkan strategi preventif dan mitigasi risiko. Risiko operasional pada kegiatan pemasaran yang dilakukan PT MMN tersebar pada kuadran I, II, III, dan IV. Berdasarkan Hanafi (2006) dalam Trangjiwani (2008) memberikan alternatif strategi untuk menghadapi risiko dimana kuadran I termasuk dalam tahap monitor atau pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat memunculkan risiko tersebut. Perusahaan bisa memonitor risiko-risiko yang ada pada kuadran ini untuk memastikan bahwa risiko tersebut masih berada pada wilayah normal. Kuadran II memiliki probabilitas besar dan dampak besar, atau berada pada tahap prevent at source. Tipe risiko ini jelas menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi bisa Probabilitas (%) MITIGASI Kecil 3.086.812 Besar Besar Kecil 28,1 % Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV

Kecelakaan

Penanganan tidak dilakukan dengan baik

mengendalikan risiko dan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Kuadran III termasuk kategori low control dimana PT MMN dapat menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori ini. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan biaya yang lebih besar dibandingkan manfaatnya, sehingga akan lebih optimal jika PT MMN tidak perlu melakukan pengawasan yang berlebihan. Kuadran IV termasuk kategori detect dan monitor dimana perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar. Penanganan secara low control pada kuadran ini diprioritaskan pada risiko dengan nilai status tertinggi terlebih dahulu dilanjutkan pada risiko terendah. Dengan adanya prioritas penanganan ini diharapkan penanganan risiko dapat ditangani berdasarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko.

Dokumen terkait