• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Kegiatan dalam Program Kampung Ramah Anak “Kambojo” melalui Kegiatan Partisipatif Pemuda melalui Kegiatan Partisipatif Pemuda

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

C. Hasil Penelitian

1) Bentuk Kegiatan dalam Program Kampung Ramah Anak “Kambojo” melalui Kegiatan Partisipatif Pemuda melalui Kegiatan Partisipatif Pemuda

a. Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

Secara umum, program kampung ramah anak merupakan salah satu upaya pemerintah Kota Yogyakarta mewujudkan kota layak anak. Program kampung ramah anak sebagai bentuk kegiatan pemenuhan hak anak melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal. Program kampung ramah anak “Kambojo” merupakan perwujudan dari inisiatif salah satu warga masyarakat yang berada di wilayah RW 05. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Bapak “MY”

selaku tokoh masyarakat RW 05 bahwa :

“Program kampung ramah anak itu merupakan program yang bertujuan untuk memenuhi hak anak mbak. Hak untuk hidup, hak untuk memberikan pendapat dan hak yang lain. Jadi kegiatan-kegiatannya ya mendukung terpenuhinya hak mereka. Nah, kegiatan kampung ramah anak itu masuk ke dalam program

kegiatan di RW 05”

Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan anak-anak. Setiap anak-anak di suatu lingkungan masyarakat tertentu memiliki karakteristik yang berbeda, tentu kebutuhan anak-anak akan berbeda pula. Oleh karena itu, antara kampung ramah anak yang satu dengan yang lain memiliki kegiatan-kegiatan yang berbeda.

70

Program kampung ramah anak “Kambojo” ini tidak hanya untuk memenuhi hak anak, namun program kampung ramah anak ini menjadi wadah untuk pengembangan potensi pemuda dan pemudi di RW 05, Kampung Tegalrejo. Di samping inisiatif salah seorang warga RW 05 program ini juga berdasarkan banyaknya jumlah anak dan kurangnya keterlibatan para pemuda-pemudi dalam organisasi masyarakat di RW 05. Sehingga program kampung ramah anak ini menjadi upaya penggurus RW untuk memberdayakan para pemuda dan pemudi di RW 05. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak “AT” selaku tokoh masyarakat, bahwa :

“Program kampung ramah anak ini selain untuk memenuhi hak-hak anak di RW 05, juga diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat pemuda maupun pemudi di RW 05 untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki sehingga mereka dapat menjadi lebih berdaya baik di bidang akdemik maupun non akademik. Sehingga dapat ikut mengharumkan nama RW 05,

Kampung Tegalrejo”

Dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat diketahui tujuan

dari kampung ramah anak “Kambojo”, yaitu untuk memberikan ruang

aspirasi untuk anak agar hak-hak mereka dapat terpenuhi. Namun, tujuan yang tidak kalah penting yaitu menjadi upaya untuk mengembangkan potensi para pemuda dengan melibatkan pemuda dalam penyelenggaraan

program kampung ramah anak “Kambojo”. Sehingga secara tidak

langsung dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat terhadap pemuda akan kegiatan yang membahayakan diri mereka sendiri maupun orang disekitarnya. Semakin pesatnya IPTEK saat ini membawa pengaruh yang

71

negatif untuk pemuda ketika tidak di dukung oleh lingkungan yang baik dan di imbangi dengan wadah yang memiliki kegiatan positif. Seperti yang dikatakan oleh Bapak “AG” selaku tokoh masyarakat di RW 05,

bahwa :

“Pemuda sekarang tidak sungkan merokok di depan para orang tua.

Ada beberapa pemuda yang masih belum dapat membedakan kegiatan yang berdampak baik dan berdampak buruk bagi mereka. Yang mereka pikirkan hanya bagaimana mereka dapat terlihat keren di depan teman-teman mereka. Karena pemuda sekarang masih banyak yang labil, sehingga mereka harus diimbangi dengan kegiatan-kegiatan positif terlebih di lingkungan tempat tinggalnya” Hal ini juga diperkuat oleh Bapak “SR” selaku tokoh masyarakat RW 05 bahwa :

“Pemuda zaman dulu dan sekarang beda,mbak. Dulu kalau di lepas

selalu kembali ke “kandang” atau rumah. Kalau pemuda sekarang kalau di lepas begitu saja kembali nya ke “kandang” yang lain. Jadi

ya, kegiatan positif di lingkungan nya sendiri harus banyak. Biar mereka selalu ingat dari mana mereka berasal dan kemana mereka

harus pulang”

Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan

kampung ramah anak “Kambojo” selain untuk memenuhi hak-hak anak yaitu untuk memberikan kegiatan yang positif pula untuk para pemuda agar mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Berdasarkan teknis pembentukan kampung ramah anak, salah satu yang terlibat dalam penyelenggaraan program kampung ramah anak adalah para pemuda RW 05. Sehingga tidak salah apabila program kampung ramah anak

“Kambojo” melibatkan pemuda dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan.

72

Program kampung ramah anak mempunyai beberapa kegiatan yang terbagi dalam lima klaster. Lima klaster tersebut antara lain klaster perlindungan khusus, klaster pendidikan dan pemanfaatan waktu luang, klaster hak sipil dan kebebasan, klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan, dan klaster lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Di tiap klaster tersebut mempunyai kegiatan positif dalam pemenuhan hak anak. Kegiatan dalam program kampung ramah anak dapat berupa kegiatan fisik maupun non fisik.

b. Penyelenggaraan Kegiatan

Penyelenggaraan kegiatan dalam suatu program memiliki beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu dilaksanakan agar tercapai tujuan dari penyelenggaraan kegiatan. Selain itu, agar dapat meminimalisir resiko di setiap kegiatan. Dalam pelaksanaan program kampung ramah anak

“Kambojo”, terbagi menjadi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pendampingan.

Salah satu tujuan dari penyelenggaraan program kampung ramah ini salah satunya yaitu untuk memberdayakan pemuda yang ada di lingkungan RW 05. Oleh karena itu, para penggurus RW dan tokoh masyarakat di lingkungan RW 05 melakukan tahapan pra- perencanaan program KRA. Tahapan ini dilakukan untuk melakukan penyadaran kepada pemuda akan kebermanfaatan dari keterlibatan pemuda dalam program kampung ramah anak yang akan diselenggarakan di RW 05. Sehingga dari tahap pra-perencanaan ini dapat menarik para pemuda

73

untuk ikut melibatkan diri dalam penyelenggaraan program kampung

ramah anak “Kambojo”.

Adapun kegiatan dalam tahapanan pra-perencanaan yaitu : 1. Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh penggurus RW dan tokoh masyarakat RW 05. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai program dari pemerintah kota Yogyakarta yaitu kampung ramah anak. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan acara perkumpulan pemuda di tiap RT. Penggurus RW dan tokoh masyarakat RW 05 memberikan pemahaman mulai dari pengertian, tujuan hingga manfaat dari program kampung ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara Bapak “MY” mengungkapkan bahwa : “Langkah awal dalam pembentukan program KRA di RW 05

dengan memikirkan kepenggurusannya mbak. Nah, kami berpandangan bahwa pemuda lah yang kelak menjadi penerus kami. Jadi kami sepakat jika pemuda terlibat dalam

kepenggurusan”.

Selain itu, Bapak “AT” menambahkan informasi mengenai

kegiatan sosialisasi. Beliau mengungkapkan bahwa :

“....dari kesepakatan itu kami melakukan sosialisasi mengenai program kampung ramah anak kepada pemuda. Tujuannya agar mereka tahu mengenai program KRA dan menarik perhatian mereke untuk terlibat. Kami lakukan itu dengan memberikan informasi di kumpulan pemuda tiap RT. Selain itu, kami juga melakukan pendekatan personal dengan para pemuda”

Bapak “AG” mengungkapkan pula bahwa :

“Sosialisasi nya itu biar pemuda nya paham apa itu program kampung ramah anak mbak”

74

Dengan demikian dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada pemuda mengenai kampung ramah anak. Selain untuk pemberian informasi, tujuan sosialisasi ini untuk menarik minat pemuda untuk terlibat dalam penyelenggaraan program kampung ramah anak yang nanti akan diselenggarakan di RW 05. Sosialisasi ini selain dilakukan di acara perkumpulan pemuda tiap RT juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan personal.

2. Diskusi/sharing

Kegiatan diskusi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setelah melakukan sosialisasi kepada para pemuda. Kegiatan diskusi ini menjadi tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi. Para penggurus RW dan tokoh masyaraka mengadakan diskusi/sharing bersama pemuda. Kegiatan diskusi/sharing ini bertujuan untuk melakukan musyawarah mengenai rencana pelibatan pemuda ke dalam program kampung ramah anak yang akan diselenggarakan. Hal itu seperti

yang diungkapkan oleh Bapak “AG” bahwa :

“Nah, setelah kami melakukan sosialisasi itu kami mengajak

pemuda RW 05 semua untuk berkumpul dan membicarakan maksud dan tujuan kami untuk melibatkan mereka ke dalam penyelenggaraan program KRA nantinya. Diskusi itu jadi semacam ajakan halus dari kami untuk para pemuda mbak. Kami menjelaskan manfaat apabila ikut terlibat dalam program KRA yang akan diselenggarakan. Jadi biar kami dapat bermusyawarah bersama agar mencapai satu kesepakatan dari

75

Hal itu senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak “MY”

bahwa :

“Diskusi itu tujuannya untuk musyawarah mufakat sebenarnya

mbak”

Selain itu Bapak “YN” menambahkan bahwa :

“ Ya betul mbak, biar dari diskusi itu terjadi kesepakatan antarpemuda dan kami para penggurus”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan diskusi berbentuk penyampaian maksud dan tujuan para penggurus RW dan tokoh masyarakat serta ajakan untuk para pemuda. Maksud dan tujuan serta ajakan para penggurus dan tokoh masyarakat RW 05 yaitu untuk melibatkan para pemuda dalam program kampung ramah anak yang akan diselenggarakan. Penggurus RW melakukan musyawarah bersama pemuda dengan menyampaikan manfaat apabila terlibat dalam program kampung ramah anak yang akan diselenggarakan. Berdasarkan hasil wawancara, “BM” mengungkapkan bahwa :

“Alasan saya ikut itu soalnya kayaknya kalau terlibat itu nanti banyak manfaat yang dapat saya ambil mbak. Pun saya mau juga karena ada dampingan dari para penggurus RW. Jadi para penggurus RW itu ngasih dukungan terus mbak nantinya”

Pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari diskusi tersebut terbentuk kesepakatan antara penggurus RW dan tokoh masyarakat RW 05. Bentuk kesepakatan itu yaitu pemuda menerima ajakan dari para penggurus RW dan tokoh masyarakat. Namun, para

76

pemuda mengingikan tetap ada pendampingan dari penggurus RW dan tokoh masyarakat.

Setelah tahap pra-perencanaan, tahapan selanjutnya yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pendampingan. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan :

1) Perencanaan

Kegiatan dalam program kampung ramah anak bertujuan untuk memenuhi hak anak. Sasaran kegiatan dalam program kampung ramah anak yaitu anak-anak berusia 0-18 tahun, Kampung Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Terciptanya lingkungan RW 05 yang ramah anak dimulai dari terpenuhinya hak anak mulai dari penciptaan perilaku hingga pembiasaan budaya ramah anak. Semua kegiatan kampung ramah anak selalu beintegrasi dengan kegiatan RW sehingga kegiatan kampung ramah anak juga merupakan kegiatan RW. Ada beberapa tahapan dalam perencanaan kegiatan kampung ramah anak

“Kambojo” yaitu :

a) Analisis Kebutuhan

Langkah pertama dalam tahap perencanaan yaitu analisis kebutuhan. Cara mengetahui kebutuhan anak-anak yaitu dengan melakukan pengumpulan data anak. Pengumpulan data ini dilakukan oleh anak-anak dengan mengunjungi tiap rumah. Kegiatan pengumpulan data ini kemudian dijadikan salah satu kegiatan yang dilaksanakan rutin tiap 3 tahun sekali. Pembagian

77

pendataan anak ini dibagi menjadi empat yaitu pendataan anak di RT 15, RT 16, RT 17 dan RT 18. Hal itu seperti yang

diungkapkan “AN” bahwa :

“Sebelum menyusun kegiatan-kegiatan itu, kami melakukan pendataan anak di tiap RT. Data anak itu nanti dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin,mbak. Jadi kami lebih mudah ketika mengadakan kegiatan. Yang melakukan pendataan anak-anak di tiap RT itu mbak. Setelah itu nanti barulah diserahkan kepada penggurus KRA. Nah, selain berdasarkan usia, anak-anak juga mendata hobi dan minat mereka”

Senada dengan yang diungkapkan oleh “DM” bahwa : “ Kita data anak anak di RW 05 dulu mbak. Nah dari situ

kita bisa tau hobi nya anak anak itu apa”

Selain itu “BM” juga mengungkapkan hal yang tidak

berbeda bahwa :

“Awalnya kita data anak anak di RW 05 mbak dari umur nya kelas sampai hobi anak itu. Jadi biar bisa tahu kegiatan

apa yang cocok untuk anak anak di RW 05”

Berdasarkan pernyataan di atas, kegiatan pengumpulan data anak dibedakan berdasarkan usia. Selain itu untuk memudahkan penyusunan kegiatan KRA, pendataan juga dilakukan dengan mengetahui minat dan hobi masing-masing anak di RW 05. b) Penyusunan rencana kegiatan

Langkah selanjutnya dalam tahap perencanaan yaitu penyusunan rencana kegiatan. Kegiatan penyusunan rencana kegiatan dilakukan dengan menggunakan data anak-anak RW 05 terkumpul berdasarkan usia, jenis kelamin, minat dan hobi. Dari

78

data dan informasi anak, selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan anak dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, potensi dan ancaman anak. Dengan demikian, penggurus KRA

“Kambojo” dapat mengetahui kebutuhan anak-anak di RW 05. Rencana kegiatan dibagi menjadi lima klaster yang sudah disesuaikan dengan juknis pelaksanaan kota layak anak.

Penyusunan rencana kegiatan dilakukan melalui kegiatan forum anak yang di damping i oleh penggurus RT dan RW serta tokoh masyarakat. Sehingga dalam penyusunan rencana kegiatan, penggurus dapat meminta pertimbangan guna penyelenggaraan kegiatan KRA. Selain penggurus RT dan RW serta tokoh masyarakat, kegiatan forum anak juga dihadiri oleh perwakilan anak-anak di tiap RT. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan “BM” bahwa

“Jadi penyusunan rencana kegiatan itu melalui kegiatan forum anak,mbak. Kami mengundang anak – anak tiap RT, penggurus RT dan RW serta tokoh masyarakat. Agar kami dapat mengecek dari data yang telah terkumpul dan dapat mendengarkan aspirasi anak. Trus kami juga meminta pertimbangan kepada penggurus RT dan RW maupun tokoh

masyarakat untuk kegiatan yang akan kami lakukan” Seperti yang diungkapkan oleh “PR”bahwa :

“Dari data yang didapatkan itu kami menyusun kegiatan

kegiatannya mbak. Nah setelah itu kami mengadakan forum

79

Senada dengan yang diungkapkan oleh “AN” bahwa : “Penyusunan kegiatan nya berdasarkan kecenderungan hobi

dan minat anak anak mbak. Tapi tidak menutup

kemungkinan disesuaikan dengan budaya dan tren saat ini”

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa kehadiran anak-anak dalam kegiatan forum anak-anak yaitu untuk membantu penggurus mengecek data yang telah terkumpul dan mendengarkan aspirasi anak-anak. Sehingga penggurus dapat menyusun kegiatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak-anak di RW 05. Penyusunan rencana kegiatan dilakukan secara rinci, mulai dari bentuk kegiatan, sasaran, waktu, tempat, hingga pendanaan.

c) Sosialisasi rencana kegiatan

Langkah terakhir dalam tahap perencanaan yaitu sosialisasi rencana kegiatan. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan setelah rencana kegiatan selesai disusun. Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan dengan dua cara yaitu penyampaian saat pertemuan penggurus RW dan mengunjungi tiap rumah warga. Berdasarkan hasil penelitian, para pemuda yang menjadi

penggurus KRA “Kambojo” selalu di undang untuk menghadiri pertemuan RW. Semenjak itu, pertemuan RW menjadi salah

satu cara para penggurus KRA “Kambojo” untuk

80

Hal itu seperti yang diungkapkan “DM” bahwa :

“Di tiap pertemuan RW kami penggurus KRA selalu diundang untuk menghadiri, mbak. Jadi itu menjadi kesempatan kami untuk menyampaikan kegiatan kegiatan di

KRA “Kambojo”

Selain itu, “IN” mengungkapkan hal yang sama bahwa : “Kalau ikut rapat sama penggurus RW itu kita nyampein

kegiatan –kegiatan KRA yang mau diadakan mbak” Diperkuat oleh “BM” yang mengungapkan bahwa : “Di rapat RW itu jadi kita bisa dapet masukan kalau kita

ada hambatan dalam penyelenggaraan kegiatannya. Misal kalau dana kita kurang, ya kita share mbak ke penggurus”

Sehingga di pertemuan RW menjadi salah satu upaya para pemuda untuk menyampaikan aspirasi maupun hambatan dalam penyelenggaraan kampung ramah anak “Kambojo”. Secara singkat, tahapan dalam perencanaan dapat digambarkan dalam bagan alur di bawah ini :

Bagan 2. Alur dalam perencanaan kegiatan KRA “Kambojo”

Pra-perencanaan : 1. Sosialisasi 2. Diskusi/Sharing Sosialisasi Kegiatan Penyusunan Rencana Kegiatan Analisis Kebutuhan Perencanaan

81 2) Pelaksanaan

Di bawah ini merupakan pelaksanaan kegiatan - kegiatan dalam

program kampung ramah anak “Kambojo” yaitu : a) Klaster Perlindungan Khusus

Kegiatan yang dilaksanakan oleh klaster perlindungan khusus bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap anak. Perlindungan itu dapat berupa melindungi anak dalam situasi darurat (anak pengungsian dan situasi konflik), anak berhadapan dengan hukum, anak dalam situasi eksploitasi, dan anak dari kalangan minoritas. Sehingga melalui kegiatan dalam klaster ini anak dapat merasa aman dan tenang tanpa tekanan dari berbagai pihak. Berikut ini kegiatan dalam klaster perlindungan khusus : (1) Sosialisasi Kampung Ramah Anak

Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui kunjungan ke rumah-rumah. Kegiatan tersebut dilakukan oleh perwakilan anak dari tiap RT. Kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak di damping i oleh penggurus KRA “Kambojo”. Selain menyampaikan kegiatan-kegiatan KRA “Kambojo”, kegiatan

kunjungan dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada para orang tua mengenai program kampung ramah anak.

Indikator dari rumah yang sudah mendapatkan sosialisasi yaitu dengan penempelan stiker “ramah anak”. Stiker tersebut

82

Gambar 2. Leaflet Sosialisasi KRA “Kambojo”

Sumber: Arsip kampung ramah anak “Kambojo”

Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dua kali, kegiatan pertama yaitu dengan pembagian leaflet dan penempelan sticker. Kegiatan sosialisasi yang kedua dilakukan di tahun kedua saat pengembangan kegiatan kampung ramah anak

“Kambojo”. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan membagikan kalender kampung ramah anak “Kambojo”.

(2) Plangisasi slogan dan budaya kampung ramah anak

Kegiatan plangisasi yaitu salah satu kegiatan fisik dari klaster perlindungan khusus. Kegiatan ini diadakan dalam bentuk pembuatan slogan-slogan mengenai kampung ramah anak. Selain itu, pembuatan lima pilar budaya dan empat perilaku ramah anak serta pembuatan gapura bertuliskan

KRA “Kambojo” yang menjadi daya tarik tersendiri di RW 05. Pemuda mulai menyiapkan perlengkapan untuk slogan, pembuatan slogan hingga penempelan slogan dan budaya kampung ramah anak. Pemanfaatan tembok warga dengan

83

poster-poster kampung ramah anak juga menjadi salah satu kegiatan dalam plangisasi.

Slogan, poster, serta empat budaya dan lima pilar perilaku ramah anak di letakkan di setiap sudut RT dan tempat-tempat strategis di RW 05. Penempelan poster kawasan bebas rokok juga menjadi salah satu bentuk kegiatan plangisasi. Walaupun slogan itu tidak tertuju untuk anak-anak, namun poster kawasan bebas rokok menjadi salah satu upaya pencegahan anak-anak terhadap perilaku merokok. Sehingga orang tua maupun pemuda di sekitar RW 05 dilarang keras merokok di depan anak-anak. Kegiatan plangisasi ini dilakukan satu kali di tahun awal berdirinya

KRA “Kambojo”. Namun perencanaan untuk kegiatan plangisasi ini dilakukan sejak penyusunan rencana kegiatan kampung ramah anak.

(3) Perbaikan lingkungan

Kegiatan perbaikan lingkungan rumah dilakukan bersamaan dengan kegiatan rutin RW yaitu kerja bakti. Kegiatan ini dilakukan dengan menata lingkungan sekitar RW 05 agar ramah terhadap anak. Seperti pembuatan polisi tidur di tiap tikungan agar para pengendara lebih berhati-hati, penutupan lubang saluran air, dan penutupan selokan-selokan yang dalam dan terbuka.

84

Penggurus KRA “Kambojo” menganjurkan kepada

warga yang memiliki rumah di pinggiran jalan untuk membuat pagar, agar dapat melindungi anak-anak dari kendaraan yang melintas. Pembuatan pagar tersebut dianjurkan dari tumbuhan yang tidak membahayakan anak-anak. Selain itu, pengecekan tanaman di lingkungan sekitar yang dapat membahayakan anak-anak. Seperti tanaman yang mempunyai banyak duri dan getah. Penebangan pohon-pohon yang mulai rapuh dan tumbang juga dilakukan agar tidak membahayakan anak-anak di RW 05.

(4) Penyuluhan NAPZA

Kegiatan penyuluhan NAPZA ini dilakukan karena melihat kekhawatiran terhadap remaja di RW 05. Kekhawatiran itu datang karena melihat beberapa remaja ada yang sudah berani merokok. Penyuluhan NAPZA ini diberikan untuk memberikan pemahaman kepada remaja mengenai narkoba dan bahaya pemakaiannya. Sehingga remaja di RW 05 dapat terhindar dari bahaya penyalahgunaannya.

Kegiatan penyuluhan ini mendatangkan pembicara dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Selama tiga tahun ini, penyuluhan NAPZA sudah diadakan selama dua kali. Sasaran dari kegiatan penyuluhan NAPZA yaitu anak-anak di RW 05

85

yang menginjak usia remaja. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, para remaja diberikan banyak pemahaman mengenai dampak dari penyalahgunaan NAPZA. Penggurus

KRA “Kambojo” berharap tidak ada remaja di RW 05 yang

tidak merokok hingga menggunakan Narkotika. b) Klaster Pendidikan dan Pemanfaatan Waktu Luang

Kegiatan dalam klaster pendidikan dan pemanfaatan waktu luang ini bertujuan untuk mendukung kegiatan di sekolah dan untuk memberikan kegiatan positif di sela-sela waktu luang anak-anak RW 05. Kegiatan ini berupaya agar anak-anak berhak untuk beristirahat, bersantai dan bermain. Selain itu anak berhak mendapatkan bimbingan maupun pelatihan di luar aktivitasnya di sekolah. Berikut kegiatan dalam klaster pendidikan dan pemanfataan waktu luang :

(1) Belajar Bersama

Kegiatan belajar bersama merupakan kegiatan pemanfaatan waktu luang yang bertujuan untuk membantu anak-anak dalam memahami materi-materi yang diberikan di sekolah. Anak-anak saling bertukar informasi, berdiskusi dan saling membantu jika ada yang kesulitan memahami pekerjaan rumah dari sekolah. Pemuda menjadi pendamping dalam kegiatan belajar bersama. Kegiatan belajar bersama ini

86

dilakukan di kantor sekretariat KRA “Kambojo” yang

menjadi salah satu pusat kegiatan KRA “Kambojo”.

Selain anak-anak merasa nyaman di kantor sekretariat, adanya fasilitas wifi menjadi daya tarik anak-anak melakukan