• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Pemuda melalui Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

C. Hasil Penelitian

2) Pemberdayaan Pemuda melalui Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

a. Alasan keterlibatan pemuda

Pemuda adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Masa muda sering diartikan sebagai masa remaja akhir. Masa muda merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Masa muda merupakan salah satu masa pencarian identitas. Artinya pemuda mulai mencari jati diri hingga perannya dalam masyarakat. Salah satu cara menunjukan identitasnya dalam masyarakat terlihat dari ketertarikan yang bermanfaat bagi diri pemuda tersebut. Di bawah ini merupakan alasan keterlibatan pemuda dalam program kampung ramah anak yaitu :

1) Kesadaran Diri

Para pemuda di RW 05 memiliki berbagai alasan

keterlibatannya dalam program KRA “Kambojo” yang berkaitan

dengan dirinya sendiri. Alasan-alasan tersebut diantaranya yaitu kesadaran diri untuk lebih mandiri, kesadaran untuk lebih berani,

116

keinginan untuk mengasah bakat yang dimiliki dan keinginan untuk berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Hal itu

seperti yang diungkapkan oleh “BM” bahwa :

“...selain itu alasan saya mau jadi penggurus KRA itu biar saya lebih berani ngomong mbak karena saya itu pemalu dan saya ingin mempunyai prestasi melalui bakat yang saya miliki agar

bisa mengharumkan RW 05”

Selain itu “PR” mengungkapkan alasan terlibat dalam program KRA “Kambojo” dan menjadi penggurus bahwa :

“...saya tidak mendapat dorongan dari siapapun. Saya terlibat karena berdasarkan niat saya untuk belajar dari program yang ada di RW 05. Saya yakin dengan menjadi penggurus KRA pasti

saya bisa belajar menjadi orang yang mandiri”.

Senada dengan yang diungkapkan oleh “YG” bahwa :

“Dari saya sendiri yang pengen mbak. Pengen banyak belajar di masyarakat gitu. Pasti dapat banyak pengalaman nantinya”

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa alasan keterlibatan pemuda dalam program KRA “Kambojo”

berasal dari kesadaran diri masing-masing. Pemuda ingin belajar mengembangkan diri melalui program kampung ramah anak di RW 05.

2) Kesamaan Hobi

Pemuda memiliki hobi yang sangat beragam diantaranya yaitu permainan dan olahraga, menari, membaca, hingga menonton film. Dari persamaan hobi antar pemuda menjadi alasan para pemuda untuk mau terlibat dalam penyelenggaraan KRA.

117

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh “BM” bahwa : “Saya mau menjadi penggurus KRA ya karena biar bisa

mengembangkan hobi saya mbak. Kan nanti kalau ada teman penggurus yang mempunyai hobi sama bisa saling bertukar

informasi”

Ungkapan lain yang senada dari “IN” bahwa :

“Saya itu hobinya ngaji mbak, trus ternyata banyak pula pemudi

di RW 05 yang hobi ngaji juga. Jadinya saya seneng mbak punya temen yang hobi nya sama. Jadi kan bisa sama sama

belajar”

Selain itu “AN” mengungkapkan bahwa :

“Bukan karna paksaan sih mbak, tapi karna saya itu suka sama

anak anak dan ternyata banyak juga pemuda dan pemudi disini yg suka sama anak-anak kecil. Ya jadi kayak punya ketertarikan

yang sama gitu lah mb”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa ketertarikan pemuda terhadap jenis kegiatan yang mereka sukai dan kuasai menjadi alasan keterlibatan mereka dalam program kampung ramah anak. Pemuda mempunyai harapan dengan keterlibatan mereka ke dalam program kampung ramah anak, pemuda dapat mengembangkan hobi yang mereka miliki. Karena mereka dapat saling bertukar informasi dengan penggurus KRA “Kambojo” yang lain.

3) Kepedulian Terhadap Masyarakat

Pemuda selalu ingin menunjukan keberadaan dirinya dalam suatu lingkungan masyarakat. Sehingga bentuk kepedulian pemuda dalam masyarakat ini menunjukan upaya para pemuda untuk memperoleh kepopuleran di lingkungan masyarakatnya. Bentuk

118

kepedulian para pemuda di RW 05 antara lain menolong sesama, saling berdiskusi, hingga memberikan ide-ide untuk kegiatan RW 05. Seperti yang diungkapkan oleh “PR” bahwa :

“Alasan saya mau membantu dalam penyelenggaraan KRA itu

ya ingin membuat maju RW 05 mbak. Selain itu biasanya kalau kita aktif di kampung itu nanti kita bisa di kenal oleh masyarakat

satu RW”.

Selain itu juga diungkapkan oleh “WL” bahwa :

“Saya pengen berorganisasi di masyarakat mbak, biar ilmu dan

pengalamannya juga nambah di masyarakat trus ya mbak selain

itu juga pengen mbantu penggurus RW buat maju in RW 05” Senada dengan yang dituturkan oleh “PR” bahwa :

“Kadang itu kalau liat RW lain lebih maju suka iri mbak, jadi kayak punya keinginan gitu maju in RW 05”

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa minat sosial para pemuda di RW 05 menjadi salah satu alasan keterlibatan mereka dalam program kampung ramah anak “Kambojo”. Pemuda

mempunyai tujuan untuk membuat maju RW 05 dan pemuda menginginkan dirinya mendapatkan pengakuan oleh seluruh masyarakat di RW 05.

4) Batu Loncatan dalam Melanjutkan Pendidikan

Alasan keterlibatan pemuda RW 05 dalam program kampung

ramah anak “Kambojo” yaitu ketertarikan mereka pada dunia

pendidikan. Pemuda berpikir bahwa dengan terlibatnya mereka dalam program kampung ramah anak “Kambojo” dapat menjadi batu

119

pemuda dapat memperoleh banyak informasi mengenai pendidikan. Informasi-informasi pendidikan itu pemuda peroleh antar penggurus

KRA “Kambojo” maupun dari penggurus RW 05 dan tokoh masyarakat. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh “BM” bahwa :

“....alasan lain saya mau jadi penggurus KRA “Kambojo” itu

biar saya bisa mendapat semangat untuk terus melanjutkan pendidikan saya mbak. Karena saya akan mendapatkan informasi dan masukan tentang pendidikan baik dari rekan penggurus maupun penggurus RW dan tokoh masyarakat. Jadi

saya lebih siap dan matang tiap akan melanjutkan pendidikan”

Seperti yang diungkapkan pula oleh “PR” bahwa :

“Saya mau jadi penggurus biar saya bisa terus semangat untuk melanjutkan sekolah mbak. Karena lingkungan itu pasti

berpengaruh ke semangat belajar saya” Selain itu, “AR” juga menambahkan bahwa :

“Saya itu sekarang bekerja mbak, tapi sesungguhnya saya itu

pengen melanjutkan pendidikan. Nah dari KRA itu saya yakin

kalau saya akan mendapatkan banyak info tentang kuliah”

Berdasarkan dua pernyataan diatas dapat dipahami bahwa pendidikan menjadi alasan pemuda terlibat menjadi penggurus KRA

“Kambojo”. Pemuda yakin bahwa dengan ikut penyelenggaraan

program KRA “Kambojo” dapat menjadi batu loncatan mereka

dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan. 5) Kesiapan Kerja

Pekerjaan menjadi sumber pikiran bagi sebagian besar pemuda. Pemuda mula berpikir antara pekerjaan yang dicita-citakan dan pekerjaan yang lebih disukai. Dengan ikut terlibat dalam

120

untuk mengisi masa tunggu kerja. Saat masa tunggu kerja, pemuda belajar memantapkan pekerjaan apa yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Karena terlibatnya pemuda dalam penyelenggaraan

program KRA “Kambojo” penggurus KRA sebaya maupun yang

lebih tua akan memberikan penilaian mengenai karateristik pemuda dan potensi yang dimiliki. Sehingga pemuda dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki.

Berdasarkan hasil wawancara, ”DM” mengungkapkan bahwa:

“Kan saya ikut sudah dari dulu mbak, saya baru kepikiran

setelah saya lulus itu. KRA bisa mengisi waktu luangsaya dan dengan saya ikut jadi penggurus KRA kan saya jadi mendapat masukan pekerjaan apa yang kelak sesuai untuk saya. Dan saya yakin dari KRA nanti akan menambah relasi saya untuk masuk

ke dunia kerja”

Selain itu, “AR” juga mengungkapkan hal yang serupa bahwa : “Biar kalau mau kerja itu dapet gambaran dan pengalaman dari

sesepuh di RW 05 mbak. Siapa tau dapet relasi kerja” Ungkapan lain dari “AN” yaitu bahwa :

“Ini kan saya masih kuliah ya mbak, nah kalau dapet relasi dari pengalaman organisasi di KRA kan lumayan”

Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa minat pekerjaan menjadi salah satu alasan keterlibatan pemuda untuk menjadi penggurus KRA. Karena nantinya pemuda menjadi lebih yakin dan siap dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan potensi yang pemuda milik. Dan tidak menutup kemungkinan memudahkan mereka dalam mencari pekerjaan karena dari penyelenggraan

121 6) Sebagai Bentuk Ibadah

Pemuda yang mulai masa dewasa mulai belajar untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Dengan demikian, pemuda memiliki ketertarikan pada agama dan mulai menganggap agama berperan penting dalam kehidupan. Hal itu menjadi alasan pemuda

RW 05 menjadi penggurus KRA “Kambojo”. Pemuda menganggap

bahwa yang akan mereka lakukan untuk lingkungan RW 05 bersifat ibadah. Seperti yang diungkapkan oleh “DM” bahwa :

“Alasan saya mau menjadi penggurus KRA ya berasal dari diri

saya sendiri karena semua yang saya lakukan untuk program KRA itu sebagai salah satu bentuk ibadah. Sehingga tidak ada alasan lain selain ibadah. Jika nanti banyak manfaat yang akan saya peroleh, maka itu menjadi bonus.

Senada dengan yang diungkapkan oleh “IN” bahwa : “Ya itung itung juga buat celengan di akhirat mbak” Ungkapan lain datang dari “YG” bahwa :

“Kalau saya itu sama sekali tidak dipaksa mbak. Tapi dari sayanya sendiri, semacam jadi bentuk ibadah saya untuk

masyarakat RW 05”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa

alasan pemuda mau menjadi penggurus KRA “Kambojo adalah

sebagai bentuk ibadah pemuda tersebut. Manfaat yang akan pemuda peroleh menjadi salah satu bonus dari ibadah yang mereka lakukan. Oleh karena itu, minat pemuda pada agama menjadi alasan

122

b. Pemberdayaan Pemuda melalui Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

Program kampung ramah anak “Kambojo” merupakan salah satu

program dari Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan Kota Layak Anak. Program kampung ramah anak ini bertujuan untuk memenuhi hak-hak anak. Namun, berdasarkan hasil wawancara Bapak

“AT” mengungkapkan bahwa :

“Selain kami ingin menciptakan lingkungan RW 05 yang ramah

terhadap anak dan terpenuhinya hak-hak anak, kami mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi pemuda supaya lebih berdaya di masyarakat mbak. Agar mereka memiliki kegiatan yang postif dan bermanfaat bagi mereka kelak. Kami para penggurus juga berharap mereka dapat menjadi generasi penerus

kami untuk memajukan RW 05”

Sehingga berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa

program kampung ramah anak “Kambojo” tidak hanya bertujuan untuk memenuhi hak-hak anak tetapi program kampung ramah anak

“Kambojo” ini mempunyai tujuan untuk memberdayakan pemuda dan

pemudi di RW 05. Seperti yang dijelaskan di Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No. 13 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis Kabupaten/Kota Layak Anak bahwa :

“Dalam pengembangan Desa/Kelurahan Layak Anak adalah pembentukan Tim Kerja atau Gugus Tugas. Tim kerja atau gugus tugas yaitu terdiri atas aparat desa/kelurahan, pengurus RT/RW, guru, tenaga kesehatan, tim Penggerak PKK desa/kelurahan, aparat keamanan, tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh agama, dunia usaha dan perwakilan anak, serta pihak lain

123

Oleh karena itu, dari peraturan tersebut masyarakat RW 05 dalam menyelenggarakan program kampung ramah anak ini tidak hanya penggurus RW saja, namun pemuda dan pemudi juga terlibat dalam penyelenggaraan program kampung ramah anak. Masa muda merupakan masa pencarian identitas diri, sehingga keterlibatan pemuda dan pemudi dalam penyelenggaraan program kampung ramah anak menjadi salah satu upaya para pemuda dan pemudi mencari identitas dirinya. Pencarian identitas diri para pemuda terlihat dari alasan keterlibatan yang telah dijelaskan di poin sebelumnya.

Keterlibatan pemuda RW 05 dalam program kampung ramah anak dapat dilihat dari tiap tahapan penyelenggaraan program kampung

ramah anak “Kambojo”. Di bawah ini merupakan bentuk keterlibatan pemuda dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pengembangan yaitu :