• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Pemuda melalui Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

C. Hasil Penelitian

2. Pemberdayaan Pemuda melalui Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

semua anak-anak RW 05 di kegiatan kampung ramah anak “Kambojo”.

2. Pemberdayaan Pemuda melalui Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”

Pemberdayaan pemuda merupakan proses meningkatkan, mengembangkan serta memperkuat potensi dan daya yang dimiliki para pemuda dalam rangka pencapaian kemandirian. Pemuda merupakan sumber daya manusia dalam pembangunan dan calon-calon pemimpin masa depan. Pengembangan berbagai potensi yang dimiliki para pemuda seperti bakat, kemampuan dan minat sanga diperlukan agar lebih bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Menurut Anwar (2007: 31-32) menyebutkan dimensi manajemen program pemberdayaan yaitu: 1) kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengelola (pemimpin,ketua) bersama orang lain atau kelompok, 2) kegiatan yang

154

dilakukan bersama dan melalui orang itu mempunyai tujuan yang akan dicapai, 3) dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang dicapai merupakan tujuan organisasi. Pemberdayaan pemuda melalui program

kampung ramah anak “Kambojo” ini memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai untuk kesejahteraan organisasi dan masyarakat khususnya pemuda. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan melalui organisasi yang terstruktur dan memiliki serangkaian program dan kegiatan yang melibatkan pemuda sebagai penggurus.

Kegiatan pemberdayaan pemuda ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan pemberdayaan pada umumnya namun tidak dapat dipungkiri memang terdapat sedikit perbedaan dalam prosesnya karena masa muda mempunyai karakteristik yang berbeda dengan masa-masa lainnya. Selain itu, pelibatan pemuda dalam upaya pemberdayaan ini sedikit berbeda. Pemuda pada umumnya dalam proses pemberdayaan sebagai anggota, namun dalam upaya pemberdayaan melalui program kampung ramah anak ini pemuda dilibatkan kedalam kepenggurusan program kampung ramah

anak “Kambojo” di RW 05.

Setelah adanya tahap penyadaran yang dilakukan oleh penggurus RW dan tokoh masyarakat dalam tahap pra-perencanaan. Keterlibatan para

pemuda RW 05 dalam program kampung ramah anak “Kambojo” tidak

terlepas dari alasan yang melatarbelakangi pemuda untuk mau terlibat. Alasan keterlibatan pemuda yaitu a) Adanya kesadaran diri, b) Kesamaan

155

hobi, c) Kepeduliaan terhadap masyarakat, d) Batu loncatan untuk melanjutkan pendidikan, e) Kesiapan kerja, dan e) Sebagai bentuk ibadah.

Enam fungsi manajeman program menurut Sudjana (2004 : 53) mempunyai urutan sebagai berikut perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan. Program

kampung ramah anak “Kambojo” tentu berkaitan dengan putaran kerja sebuah manajemen program. Pemberdayaan pemuda melalui program kampung ramah anak mempunyai serangkaian proses manajeman yang dilalui. Menurut Anwar (2007: 35-36) pemberdayaan meliputi komponen model pembelajaran makro dan komponen model pembelajaran ketrampilan secara khusus (mikro) dalam bentuk pelatihan. Komponen pembelajaran makro terdiri atas penyadaran, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, penilaian dan pengembangan.

Pelaksanaan pemberdayaan pemuda melalui program kampung ramah

anak “Kambojo” oleh pemuda di RW 05 melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan. Hal itu dapat dipahami dari keterlibatan pemuda dalam penyelenggaraan program

kampung ramah anak “Kambojo”. Bentuk keterlibatan pemuda yaitu: a) analisis kebutuhan dan penyusun rencana kegiatan, b) motor penggerak dalam pelaksanaan kegiatan, c) evaluasi kegiatan, dan d) pengembangan kegiatan. Kegiatan analisis kebutuhan untuk melihat kebutuhan dari anak-anak RW 05. Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan pendataan pada anak terhadap hobi, minat, kesulitan belajar

anak-156

anak hingga masalah yang sedang anak-anak hadapi. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis sebagai bahan penyusunan kegiatan kampung ramah anak “Kambojo”. Setelah kegiatan-kegiatan disusun, pemuda mengadakan forum anak untuk melihat kembali bahwa kegiatan yang disusun dapat diterima oleh anak dan menjawab kebutuhan anak-anak di RW 05. Tahapan terakhir dari proses perencanaan yaitu konsultasi. Konsultasi ini dilakukan dengan penggurus RW saat pertemuan rutin RW. Namun tidak menutup kemungkinan konsultasi dilaksanakan secara personal. Tujuan dari konsultasi ini agar kegiatan yang akan dilaksanakan mendapatkan persetujuan dan dukungan dari para penggurus RW.

Keterlibatan pemuda dalam tahap pelaksanaan yaitu sebagai motor penggerak dari kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pemuda

mengatur alur dari kegiatan kampung ramah anak “Kambojo”. Dalam

tahapan pelaksanaan, pemuda melakukan pembagian kerja. Pembagian kerja itu seperti menjadi pembawa acara, pemandu, dokumentasi, perlengkapan, konsumsi, dan humas. Di samping itu, pemuda melakukan koordinasi dengan para penggurus yang lebih tua yang merangkap menjadi penggurus RW dan tokoh masyarakat di RW 05. Koordinasi dilakukan agar mendapatkan dukungan di setiap tindakan yang pemuda lakukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan untuk anak-anak RW 05.

Keterlibatan dalam tahapan yang terakhir yaitu evaluasi kegiatan

157

memberikan masukan-masukan untuk perbaikan di kegiatan kampung

ramah anak “Kambojo” yang belum terlaksana. Kegiatan evaluasi

dilaksanakan langsung selesai kegiatan namun terkadang juga dilakukan di saat pertemuan rutin penggurus RW. Setelah melakukan evaluasi, keterlibatan pemuda selanjutnya yaitu dalam pengembangan program

kampung ramah anak “Kambojo”. Bentuk pengembangan yang dilakukan

pemuda yaitu di mulai dari pembuatan proposal dana untuk pengembangan

KRA “Kambojo”, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kegiatan

pengembangan KRA “Kambojo” kembali dan pembuatan laporan

pertanggungjawaban dana maupun kegiatan ke pihak-pihak yang bekerja

sama dengan KRA “Kambojo”. Dalam pengembangan, tahap perencanaan

kegiatan terbagi menjadi dua bentuk yaitu penyusunan kegiatan baru dan pengembangan kegiatan sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dalam kajian terdahulu, bentuk pemberdayaan pemuda melalui program kampung ramah anak

“Kambojo” dapat dikatakan cukup baik. Karena sesuai dengan kajian teori indikator-indikator keberhasilan program pemberdayaan yaitu adanya kesadaran/kemauan/kepedulian, peningkatan kemampuan, kemudahan akses, kemampuan memecahkan masalah, sikap kerjasama dan kemandirian. Keberhasilan pemberdayaan pemuda melalui program kampung ramah anak “Kambojo” dibuktikan dari alasan keterlibatan pemuda yang merupakan kesadaran dari diri pemuda untuk mengembangkan potensi. Selain itu, dapat dilihat dari bentuk keterlibatan

158

pemuda dengan adanya penyadaran hingga pengembangan yang terlaksana dengan lancar.

Keberhasilan pemberdayaan pemuda melalui program kampung

ramah anak “Kambojo” tidak dapat terlepas dari adanya beberapa

dukungan. Kesadaran diri dari para pemuda RW 05 menjadi salah satu faktor pendukung. Selain itu, adanya dukungan dari penggurus RW dan tokoh masyarakat menjadi faktor pendukung keterlibatan pemuda. Hal itu dapat dilihat dari dukungan penggurus RW dan tokoh masyarakat dalam bentuk fisik maupun non fisik. Dalam bentuk fisik seperti bantuan dana yang diberikan untuk tiap kegiatan kampung ramah anak “Kambojo”.

Sedangkan dalam bentuk non fisik seperti motivasi dan nasehat yang diterima oleh para pemuda RW 05.

Selain memiliki faktor pendukung juga memiliki faktor penghambat. Faktor penghambat tersebut yaitu adanya perbedaan waktu luang

penggurus KRA “Kambojo”. Sehingga mengakibatkan pemuda belum bisa

maksimal dalam menjalankan tugas dan peran penggurus KRA

“Kambojo”.

Upaya pemberdayaan pemuda yang dilakukan di RW 05 melalui

program kampung ramah anak “Kambojo” memberikan dampak yang

positif untuk pemuda. Menurut Ambar (2004 : 80) tujuan pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat yang mandiri. Kemandirian itu meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu, dampak

159

pemberdayaan erat kaitannya dengan peningkatan wawasan dan kecakapan/lifeskills. Menurut Ditjen Diklusepa (2003 : 7) kecakapan dikelompokkan menjadi empat yaitu 1) kecakapan personal, 2) kecakapan akademik, 3) kecakapan sosial, dan 4) kecakapan vokasional.

Berdasarkan hasil penelitian, pemuda mendapatkan banyak manfaat

dari keterlibatan dalam program kampung ramah anak “Kambojo”. Dari

segi kecakapan personal yaitu pemuda memiliki pemahaman potensi yang dimiliki dan minat atau ketertarikan diri, pemuda memiliki keberanian dan kemandirian serta peningkatan pemecahan masalah yang rasional. Dari segi kecakapan akademik, bertambahnya pengetahuan yang dimiliki pemuda khususnya tentang kampung ramah anak, bertambahnya wawasan mengenai cara berorganisasi di masyarakat dan tingginya motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan serta sikap kompetisi dalam mencapai prestasi-prestasi.

Dari segi kecakapan vokasional yaitu pemuda memiliki kemampuan berbicara di depan umum. Kemampuan itu dapat dilihat saat menyampaikan presentasi mengenai profil KRA dan saat pemuda dan pemudi RW 05 berani menjadi pembawa acara di kegiatan-kegiatan KRA maupun kegiatan RW. Selain itu, pemuda dan pemudi RW 05 mempunyai ketrampilan dalam mengkonsep acara di kegiatan-kegiatan KRA. Konsep dari kegiatan-kegiatan KRA sederhana namun berbeda dengan yang lain jadi itu menjadi daya tarik bagi masyarakat RW 05. Terakhir yaitu dari segi kecakapan sosial, pemuda menjadi aktif membantu di kegiatan RW,

160

pemuda dapat menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, dan pemuda memiliki banyak relasi di lingkungan RW 05 maupun di luar lingkungan RW 05.

Kesimpulan yang dapat diketahui dari pembahasan mengenai keterlibatan pemuda dalam penyelenggaraan program kampung ramah

anak “Kambojo” sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Artinya keterlibatan pemuda dalam penyelenggaraan program kampung ramah

anak “Kambojo” yang dimulai dari adanya tahap penyadaran. Kemudian pemuda terlibat mulai dari perencanaan hingga pengembangan. Keterlibatan pemuda dalam penyelenggaraan kampunng ramah anak dapat memberikan dampak yang positif bagi pemuda RW 05 yang terlibat dalam

kepenggurusan KRA. Tahapan penyelenggaraan KRA “Kambojo”

terlaksana dengan baik dan memberikan makna yang mendalam bagi pemuda. Namun, masih adanya penghambat dalam keterlibatan pemuda menjadi tantangan untuk pemuda RW 05. Tantangannya yaitu memaksimalkan kinerja penggurus agar dapat sesuai dengan tugas dan perannya. Tantangan kedua yaitu menggerakkan pemuda lain untuk juga terlibat dalam penyelenggaraan KRA “Kambojo”.

161 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN