• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.5 Kekerasan Verbal Alienatif

2.5.3 Kekerasan Verbal Alienatif Mendiskreditkan

Mendiskreditkan dalam KBBI V (2018) berarti ‘(berusaha untuk) menjelekkan atau memperlemah kewibawaan seseorang atau pihak tertentu’. Kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan adalah kekerasan verbal yang dilakukan penutur untuk menekan mitra tuturnya dengan cara menjatuhkan kewibawaan orang tersebut. Kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan ini terjadi ketika penutur mengatakan kejelekan mitra tuturnya di depan orang lain dan membuat orang lain percaya dengan pendapat si penutur. Berikut beberapa contoh kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan.

(89) Ndan, gmana ini siaran timnas,sepertinya MOLA TV tidak serius menggaet TV lokal buat nayangin timnas supaya meredam hujatan NETIZEN

(Unggahan garudarevolution, 3 September 2019) (90) Apa cuma gw yang ngerasa jijik ngelihat satu negara isi nya

naturalisasi semua dan warga aslinya cuma jadi penonton doang (91) pliss jangan main d indo lg..maen aja d thailand..klo bisa ajak

mereka k thailand..liga kita busuk

(92) Mnding berkarir di luar aja cuk,lebih bnyak ilmunya dripada di

sni,baku bakuhantam trus liganya.

(Unggahan garudarevolution, 4 September 2019) (93) Heran sama ni orang...dipikirannya isinya apa..milih pemain kayak

ampas

(Unggahan garudarevolution, 6 September 2019)

Pada data (89) merupakan kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan. Data (89) termuat dalam unggahan pemilik akun yang menuliskan takarir dengan menanyakan bagaimana rasanya jika makan siang bersama teman kerja karena pemilik akun menganggap dirinya adalah seorang pengangguran yang pekerjaannya hanya

95

bermain Instagram saja. Unggahan tersebut mendapat tanggapan seperti pada data (89). Pada data (89) tersebut penutur mengatakan bahwa MOLA TV tidak benar-benar ingin menayang pertandingan Indonesia melawan Malaysia. Menurut penutur, pernyataan MOLA TV yang menayangkan pertandingan Indonesia melawan Malaysia tersebut hanya untuk meredam hujatan warganet saja. Unggahan (89) tersebut dituliskan penutur untuk membuat MOLA TV jelek dihadapan pemilik akun garudarevolution dengan menggunakan tuduhan tersebut. Oleh karena itu, data (89) merupakan kalimat kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan karena penutur ingin menjatuhkan kewibawaan MOLA TV dengan mengatakan kejelekan MOLA TV yang menurut penutup

Kemudian data (90) terdapat kata Apa cuma gw yang ngerasa jijik. Kata tersebut merupakan kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan. Dengan penutur menggunakan kalimat Apa cuma gw yang ngerasa jijik tersebut secara tidak langsung penutur mencari orang lain yang memiliki pendapat yang sama mengenai pemain negara Filipina. Kalimat komentar (90) terdapat dalam unggahan pemilik akun yang menunjukkan bahwa pemain Filipina kebanyakan adalah pemain yang diambil dari luar negara Filipina. Takarir yang dituliskan pemilik akun pada unggahan tersebut menunjukkan bahwa unggahan tersebut adalah pemain yang bermain di Liga Filipina. Kalimat komentar (90) yang dituliskan tersebut bertujuan untuk menjatuhkan kewibawaan Liga Filipina dengan meremehkan dihadapan pengikut akun tersebut. Pada data (90) mengungkapkan perasaan penutur yang tidak suka dengan Liga Filipina dengan

96

menggunakan kata jijik. Kata jijik dalam KBBI V (2018) berarti ‘kata seru untuk menyatakan rasa tidak suka’. Oleh sebab itu, data (90) termasuk dalam kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan karena dalam data (90) terdapat ungkapan yang menjatuhkan kewibawaan Liga Filipina dihadapan pengikut akun garudarevolution.

Kalimat (91) terdapat kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan. Pada kalimat (91) terdapat kalimat permohonan yang ditujukan untuk Basna agar tetap bermain di Liga Thailand karena menurut penutur Liga Indonesia buruk. Kalimat (91) termuat dalam unggahan Basna berfoto bersama pemain klub Persebaya. Pemilik akun menuliskan takarir pada unggahan tersebut dengan menanyakan apakah Basna akan memperkuat klub Persebaya. Penutur mengatakan Liga Indonesia buruk dengann menggunakan kalimat liga kita busuk. Kata busuk dalam KBBI V (2018) berarti ‘buruk; jelek; tidak menyenangkan’. Oleh karena itu, data (91) merupakan salah satu kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan Liga Indonesia dihadapan Basna dengan mengatakan bahwa Liga Indonesia buruk.

Kemudian terdapat pula kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan pada data (92), yaitu pada kata Mnding berkarir di luar dan bakuhantam trus liganya. Kalimat (92) terdapat dua kalimat yang termasuk dalam kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan. Dengan menggunakan kata Mnding berkarir di luar tersebut merupakan kata yang membandingkan antara berkarir di luar negeri atau berkarir di dalam negeri. Kemudian pada kata bakuhantam trus liganya terdapat kata baku hantam dalam KBBI V (2018) berarti ‘saling menghantam atau berkelahi’. Data (92) termuat dalam unggahan foto Basna bersama dua pemain yang berasal dari klub Persebaya.

97

Pemilik akun menuliskan takarir dengan menanyakan apakah benar Basna akan memperkuat klub Persebaya. Unggahan tersebut mendapat tanggapan dari data (92) dengan menyarankan Basna untuk tidak kembali berkarair di Indonesia karena menurut penutur berkarir di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu, data (92) termasuk kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan karena penutur menjelekkan Liga Indonesia dihadapan Basna. Penutur menjelekkan Liga Indonesia dengan menggunakan perbandingan antara Liga Indonesia dan Liga Thailand.

Komentar pada data (93) merupakan sebuah komentar yang termasuk dalam kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan. Komentar (93) termuat dalam unggahan.sebuah komentar pelatih timnas Indonesia terhadap pertandingan yang telah berlangsung. Pemilik akun menuliskan takarir bahwa pelatih Simon tidak diharapkan oleh pendukung timnas Indonesia dan diberi tagar kembalikan Luis Mila. Komentar (93) ditujukan kepada pendukung timnas Indonesia lainnya. Komentar (93) menjelekkan pelatih Simun dengan rasa keheranan penutur. Hal tesebut terlihat dalam kalimat milih pemain kayak ampas pada komentar (93). Kalimat tersebut mengungkapkan bahwa pelatih timnas tidak benar dalam memilih pemain untuk bertanding melawan Malaysia. Dengan menggunakan kata ampas pada data (93) membuat kalimat tersebut termasuk dalam kekerasan verbal alienatif mendiskreditkan karena dalam data tersebut penutur mendiskreditkan pelatih Simon dihadapan pengikut akun garudarevolution dengan mengatakan bahwa pemain pilihannya adalah ampas.

BAB III

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN

DALAM KOMENTAR AKUN INSTAGRAM GARUDAREVOLUTION BULAN SEPTEMBER 2019

3.1 Pengantar

Penelitian ini, tidak hanya membahas tentang kekerasan verbal yang terdapat dalam komentar akun Instagram tersebut. Penelitian ini juga akan membahas tentang pelanggaran prinsip kesantunan dalam komentar tersebut. Adanya kekerasan verbal juga akan memunculkan pelanggaran prinsip kesantunan. Sehubungan dengan adanya pengaruh penggunaan bahasa yang baik, agar mitra tutur dapat berkomunikasi dengan baik dan santun, mitra tutur dituntut untuk memiliki penguasaan bahasa yang sering digunakannya. Penggunaan pelanggaran kesantunan mudah ditemui terutama pada era teknologi saat ini. Prinsip kesantunan ini berkaitan dengan sifat interpersonal.

Dalam penelitian ini, pelanggaran prinsip kesantunan merujuk pada teori yang diungkapkan oleh Leech (1983). Berdasarkan teori kesantunannya, Leech membagi menjadi enam maksim, yaitu (i) maksim kearifan, (ii) maksim kedermawanan, (iii) maksim pujian, (iv) maksim kerendahan hati, (v) maksim kesepakatan, dan (vi) maksim simpati.

99