• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

3.4 Pelanggaran Maksim Pujian

Maksim pujian adalah penutur mengecam sekecil mungkin kepada orang lain dan memuji sebanyak mungkin kepada orang lain. Maksim pujian ini sering terjadi di dalam kehidupan seperti untuk memuji sesuatu yang memang terlihat indah ataupun untuk menutupi sesuatu yang kurang baik agar tidak menyakiti hati mitra tuturnya. Pelanggaran maksim pujian adalah penutur mengecam orang lain sebanyak mungkin

112

dan memuji orang lain sesedikit mungkin. Pelanggaran maksim pujian ini adalah ketika penutur berbicara sejujurnya pada mitra tuturnya apa yang sedang terjadi. Seperti berikut beberapa contoh mengenai pelanggaran maksim pujian.

(110) Kere.!!

(111) haha Liga kita masih kek Liga sawah ndan (112) Udah nampak indog itu sampah😂

(Unggahan garudarevolution, 3 September 2019) (113) Setidaknya bgstt! Lu jangan ngajak ributdehh ndan, mending

jahilin malaysia dikamar hotel

(114) Yuk kita serang hotel pemain malaysia pake petasan���👊

(Unggahan garudarevolution, 4 September 2019) (115) Pasti negara indog anjing ini kalah.. indog apa kawan2? Indog

anjing...

(116) Brape penonton yang dari malay alay ndan?.

(117) Hantar pulang semua pekerja INDON yang ada di Malaysia ! Indon tak punya hak untuk cari rezeki di Malaysia ! HANTAR PULANG !!!

(Unggahan garudarevolution, 5 September 2019) Pada data (110), data tersebut termasuk dalam pelanggaran maksim pujian karena pada data (110) terdapat kalimat kekerasan verbal tidak langsung menstigmatisasi. Pada unggahan data (110) memberikan informasi mengenai saluran televisi yang menyiarkan pertandingan sepak bola yang akan datang. Data (110) menstigma Kere, dalam bahasa Jawa Kere memiliki arti miskin maka data (110) mengatakan bahwa penyiaran pertandingan dalam saluran televisi TVRI tersebut dianggap miskin. Data (110) termasuk kekerasan verbal tidak langsung menstigmatisasi karena pada data tersebut penutur memberikan cap pada saluran televisi TVRI dengan sebutan Kere. Data (110) selain termasuk dalam kalimat kekerasan verbal tidak langsung menstigmatisasi, data tersebut juga melanggar maksim pujian. Data (110)

113

tersebut, mengandung kecaman untuk pihak yang bekerja sama dengan saluran televisi TVRI. Oleh karena itu, data (110) termasuk dalam pelanggaran maksim pujian karena terdapat kalimat kekerasan verbal tidak langsung menstigmatisasi. Penutur menstigmatisasi saluran televisi tersebut dengan menggunakan kata Kere, penutur mendapatkan kesenangan karena banyak orang yang akan mengetahui bahwa saluran televisi TVRI tersebut Kere sesuai dengan stigmatisasi penutur kepada saluran televisi TVRI.

Kemudian pada kalimat komentar (111) terdapat kalimat kekerasan verbal tidak langung dengan cara memfitnah. Memfitnah adalah tuduhan yang tidak disertai bukti. Hal ini, terdapat pada kalimat Liga kita masih kek Liga sawah, kalimat Liga kita masih kek Liga sawah adalah kalimat tuduhan yang tidak disertai bukti. Kalimat tersebut membuat komentar (111) menjadi sebuah kalimat kekerasan verbal tidak langsung memfitnah. Dalam unggahan komentar (111) terdapat sebuah gambar yang menyajikan urutan peringkat di Asia dalam olahraga sepak bola. Dalam gambar tersebut, terlihat bahwa sepak bola Indonesia turun peringkat yang semula berada di peringkat 3 Asia, namun dalam gambar tersebut turun menjadi peringkat 7 Asean.

Komentar (111) menuduhkan bahwa Liga kita masih kek Liga sawah. Penutur

menuduhkan hal tersebut berdasarkan hasil peringkat yang diunggah dalam akun

garudarevolution. Oleh sebab itu, komentar (111) merupakan kalimat yang melanggar maksim pujian karena dalam komentar tersebut memuat sebuah kalimat yang mengecam liga Indonesia dengan menggunakan kalimat tuduhan tanpa bukti yang

114

membuat penutur berharap agar pengikut akun garudarevolution yang lainnya percaya dengan penutur dan ikut mengecam liga Indonesia.

Kalimat komentar (112) juga termasuk dalam kalimat yang melanggar maksim pujian karena dalam komentar (112) terdapat kalimat kekerasan verbal langsung dengan menghina. Komentar (112) termasuk dalam kekerasan verbal langsung dengan menghina karena komentar (112) mengunggah informasi mengenai hasil peringkat olahraga sepak bola di Asia. Hasil tersebut menginformasikan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat yang semula berada di peringkat tiga, turun menjadi peringkat tujuh. Komentar (112) mengatakan bahwa Udah nampak indog itu sampah karena melihat hasil bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat. Kalimat tersebut termasuk dalam kekerasan verbal langsung menghina karena terdapat kata

sampah. Kata sampah tersebut digunakan untuk menghina timnas Indonesia. Dengan

kalimat tersebut, komentar (112) melanggar maksim pujian karena mengecam Indonesia dengan menggunakan kata sampah. Oleh sebab itu, komentar (112) termasuk dalam kalimat yang melanggar maksim pujian karena terdapat kekerasan verbal langsung dengan cara menghina orang lain. Penutur merasakan kepuasan karena dengan menghina orang lain penutur dapat menyalurkan emosinya.

Komentar (113) terdapat kalimat kekerasan verbal dengan menyanggah sebuah pernyataan. Kalimat sanggahan tersebut merupakan sebuah kalimat yang termasuk dalam pelanggaran maksim pujian. Komentar (113) terdapat kalimat Setidaknya bgstt!

115

tersebut memuat sebuah kata sanggahan yaitu Setidaknya bgstt. Komentar (113) menyanggah pernyataan dalam unggahan yang memuat sebuah kesalahan dalam menuliskan kata. Komentar (113) menanggapi kesalahan penulisan tersebut dengan menyanggah. Namun, terdapat sebuah kekerasan verbal langsung karena dalam tulisan sanggahannya terdapat kata bgstt. Kata bgstt tersebut termasuk dalam kekerasan verbal dengan memaki. Kata bgstt merupakan singkatan dari kata bangsat. Kata bangsat menurut KBBI V berarti orang yang bertabiat jahat. Oleh karena itu, pada komentar (113) penutur menyanggah disertai dengan adanya kekerasan verbal.

Sanggahan pada komentar (113) ditujukan kepada pemilik akun

garudarevolution. Selain adanya kekerasan verbal langsung dengan menyanggah,

komentar (113) juga termasuk dalam pelanggaran maksim pujian karena mengecam langsung pemilik akun. Oleh karena itu, komentar pada data (113) termasuk dalam pelanggaran maksim pujian karena terdapat kekerasan verbal langsung menyanggah dan menimbulkan rasa kemenangan yang dirasakan oleh pemilik akun dengan menyanggah unggahan (113) tersebut.

Pada komentar (114) memuat sebuah kalimat kekerasan verbal yang melanggar maksim pujian. Kalimat kekerasan verbal dalam komentar (114) adalah kekerasan verbal represif menakut-nakuti. Kekerasan verbal represif menakut-nakuti tersebut terdapat dalam kalimat Yuk kita serang. Kalimat menakut-nakuti tersebut

terdapat pada unggahan pemilik akun yang mengajak pengikutnya untuk mengobrol bersama di dekat GBK. Komentar (114) menuliskan kalimat menakut-nakuti tersebut

116

agar dapat menimbulkan rasa takut pada pemain Malaysia yang datang ke Indonesia. Komentar (114) melanggar maksim pujian karena penutur menakut-nakuti dengan mengajak orang lain untuk menyerang pemain Malaysia dengan menggunakan petasan, hingga menimbulkan rasa khawatir bagi pemain Malaysia.

Pada komentar (114) menimbulkan rasa kesenangan bagi penutur karena dapat melihat pemain Malaysia khawatir dan takut jika terjadi serangan dari pendukung timnas Indonesia. Oleh sebab itu, komentar (114) merupakan komentar yang melanggar maksim pujian karena menggunakan kalimat kekerasan verbal represif menakut-nakuti.

Pada komentar (115) terdapat sebuah kalimat kekerasan verbal represif dengan memprovokasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Memprovokasi dalam komentar (115) terdapat pada kalimat indog apa kawan2?, kalimat tersebut

memprovokasi orang lain agar mengucapkan kata yang sama dengan apa yang dikatakan oleh penutur tersebut. Kalimat represif memprovokasi tersebut termasuk dalam pelanggaran maksim pujian karena dengan memprovokasi seperti pada komentar (115) maka provokasi yang digunakan adalah dengan mengecam orang lain.

Pada kecaman pada komentar (115) terdapat dalam unggahan sebelum pertandingan dilaksanakan, unggahan tersebut membahas tentang harapan pemilik akun agar pertandingan berjalan dengan lancar dan aman, tetapi segala kejadian di luar harapan itu semua karena takdir Tuhan. Komentar (115) termasuk dalam komentar yang melanggar maksim pujian karena dalam komentar tersebut terdapat kalimat

117

kekerasan verbal represif dengan cara memprovokasi orang lain untuk mengucapkan hal yang sama seperti penutur. Jika hal tersebut sesuai dengan keinginan penutur, maka penutur akan merasa senang.

Pada kalimat komentar (116) terdapat kalimat kekerasan verbal alienatif dengan cara mendiskreditkan. Kalimat diskredit yang dituliskan pada komentar (116) adalah

malay alay. Kata tersebut dituliskan penutur untuk mendiskreditkan penonton

Malaysia yang distigma bahwa penonton Malaysia alay. Alay adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan gaya hidup yang berlebihan untuk diperlihatkan. Dengan demikian, komentar (116) termasuk dalam kekerasan verbal represif dengan mendiskreditkan. Selain terdapat kekerasan verbal komentar (116) juga termasuk dalam pelanggaran maksim pujian, karena dalam komentar (116) terdapat kecaman kepada pendukung Malaysia dengan mengatakan malay alay. Kecaman tersebut yang membuat komentar (116) termasuk dalam pelanggaran maksim pujian. Dengan mengecam pendukung Malaysia, penutur mendapatkan kesenangan karena telah mengungkapkan kecamannya langsung kepada pendukung Malaysia. Jadi, komentar (116) termasuk pelanggaran maksim pujian karena terdapat kalimat kekerasan verbal alienatif dengan mendiskreditkan pendukung Malaysia.

Komentar (117) juga termasuk dalam pelanggaran maksim pujian karena dalam komentar tersebut terdapat kalimat kekerasan verbal alienatif dengan mengusir. Kalimat kekerasan verbal dengan mengusir dalam komentar (117) ditandai dengan

118

tersebut mengusir TKI yang berada di Malaysia. Pengusiran tersebut dilakukan pada unggahan yang membahas tentang kerusuhan yang terjadi ketika pertandingan Indonesia melawan Malaysia. Komentar (117) tidak hanya terdapat kekerasan verbal alienatif mengusir, komentar tersebut juga terdapat kalimat yang melanggar maksim pujian. Dengan komentar yang menggunakan kalimat pengusiran tersebut merupakan sebuah kecaman bagi orang lain. Oleh karena itu, komentar (117) merupakan sebuah kalimat yang melanggar maksim pujian karena terdapat kekerasan verbal alienatif dengan mengusir orang lain. Adanya pelanggaran maksim pujian tersebut membuat penutur mendapatkan kesenangan jika pengusiran tersebut benar-benar terjadi.