• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

3.5 Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati

Maksim kerendahan hati adalah penutur memuji diri sendiri sesedikit mungkin dan mengecam diri sendiri sebanyak mungkin. Maksim ini terjadi ketika penutur dipuji oleh mitra tuturnya dan lebih merendahkan dirinya dihadapan mitra tuturnya. Maksim kerendahan hati ini dilakukan agar penutur terhindar dari kesan menyombongkan diri. Pelanggaran maksim kerendahan hati adalah penutur memuji dirinya sebanyak mungkin dan mengecam dirinya sesedikit mungkin. Pelanggaran maksim ini terjadi ketika penutur menyombongkan diri ketika dipuji oleh mitra tuturnya sehingga penutur mendapatkan kepuasan karena orang lain mengetahui dan mengakui kelebihan yang penutur miliki. Berikut beberapa contoh pelanggaran maksim kerendahan hati.

(118) Ih 7 jam doang njir. Gua dari bengkulu kek jepara... 2hari 3 malam

119

(119) Indon bodoh... serang salah hotel... dasar miskin...������😘 (120) Masih bermimpi ini indog wkwkwk msih d bawah telapak

kakimalaysia lu 😂

(121) Indog babi . Main baling batu pulak . Lancau indog . Pukimak

.Bangsat . Indog . Penakut . Bunuh ja bangsa indog dekat malaysia ni ..

(122) GANYANG MALAY!

(123) Kau rilek kau dtng malaysia aku chant indon miskin

(124) Suporter kampungan, fedarasi bobrok, pelatih taek, THIS IS

INDONESIA 🔥🔥🔥

(Unggahan garudarevolution, 5 September 2019) (125) HAHAHAHHAHAHA KLUAR AJA INDONESIA..PERGI

DUDUK BULAN..SEBAB NEGARA LO TK DIIKTIRAF..�� (Unggahan garudarevolution, 6 September 2019) Pada data (118) merupakan pelanggaran maksim kerendahan hati karena dalam data (118) terdapat kalimat kekerasan verbal tidak langsung dengan menstigmatisasi. Kalimat kekerasan verbal tidak langsung tersebut terdapat dalam unggahan foto tiga orang dari Pemalang yang datang ke Jakarta hanya untuk menonton pertandingan yang akan segera berlangsung. Ketiga orang dalam unggahan foto tersebut menempuh perjalanan selama tujuh jam, dalam takakrir unggahan tersebut pemilik akun mengatakan hal tersebut adalah hal yang luar biasa. Namun, data (118) menstigmatisasi bahwa hal itu biasa saja. Komentar (118) memuat kekerasan verbal tidak langsung menstigmatisasi dengan mengatakan bahwa penutur pernah mengalami perjalanan yang melebihi waktu tempuh ketiga orang tersebut tanpa berhenti. Kalimat stigmatisasi bahwa perjalanan ketiga orang tersebut biasa saja terdapat dalam kalimat Gua dari bengkulu

kek jepara... 2hari 3 malam di mobil nonstop santai aje. Kalimat tersebut memuat satu

stigma, yaitu pada kata nonstop santai aje. Maksim yang dilanggar komentar (18) adalah maksim kerendahan hati. Komentar (118) melanggar maksim kerendahan hati

120

karena pada komentar tersebut terdapat kalimat yang tidak menghormati orang lain dengan menstigmatisasi dirinya lebih baik daripada mitra tuturnya. Oleh sebab itu, komentar (118) merupakan pelanggaran maksim kerendahan hati karena terdapat kekerasan verbal tidak langsung dengan menstigmatisasi.

Kemudian pada data (119) terdapat kalimat kekerasan verbal tidak langsung dengan memfitnah. Hal tersebut terdapat dalam kalimat serang salah hotel. Kalimat tersebut merupakan kalimat yang menuduh tanpa bukti. Data (119) menuduh pendukung Indonesia salah menyerang hotel tempat pemain Malaysia menginap. Unggahan pada data (119) tidak membahas tentang penyerangan hotel, tetapi unggahan data (119) membahas tentang dukungan yang diberikan mantan pelatih timnas Indonesia. Data (119) memfitnah dengan menggunakan kalimat serang salah hotel. Selain menggunakan kalimat kekerasan verbal tidak langsung memfitnah, kalimat tersebut juga melanggar maksim kerendahan hati. Pelanggar maksim kerendahan hati karena pada data tersebut penutur mengatakan dengan puas kecaman kepada pendukung Indonesia meskipun tanpa bukti. Oleh karena itu, data (119) termasuk dalam pelanggaran maksim kerendahan hati karena terdapat kekerasan verbal tidak langsung dengan cara memfitnah.

Kemudian pada data (120) terdapat kalimat Masih bermimpi ini indog wkwkwk

msih d bawah telapak kaki malaysia lu. Kalimat tersebut termasuk dalam kalimat

kekerasan verbal langsung mengejek. Kalimat tersebut terdapat dalam unggahan sebuah dukungan dari mantan pelatih timnas senior Indonesia agar dapat memenangkan pertandingan yang akan segera berlangsung. Takarir yang dituliskan

121

pemilik akun adalah ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh mantan pelatih timnas. Tanggapan yang diberikan oleh data (120) adalah tanggapan yang mengejek timnas Indonesia. Data (120) mengatakan kekuatan timnas Indonesia masih berada di bawah kemampuan timnas Malaysia.

Tanggapan yang diberikan pada data (120) juga merupakan tanggapan yang melanggar maksim kerendahan hati karena tanggapan tersebut menyobongkan negara Malaysia lebih baik daripada negara Indonesia. Tanggapan yang diberikan penutur, membuat penutur merasa senang karena dapat mengejek mitra tuturnya di kolom komentar akun Instagram tersebut. Oleh karena itu, tanggapan pada data (120) merupakan data yang melanggar maksim kerendahan hati karena data tersebut terdapat kalimat kekerasan verbal langsung mengejek.

Kalimat (121) juga termasuk dalam pelanggaran maksim kerendahan hati karena dalam kalimat tersebut terdapat kalimat kekerasan verbal langsung memaki. Kalimat (121) memaki langsung timnas Indonesia. Kalimat (121) terdapat dalam unggahan sebuah susunan pemain yang akan digunakan oleh pelatih. Kalimat makian (121) adalah sebuah ungkapan kekesalan pendukung Malaysia pada pendukung Indonesia yang dinilai selalu membuat kekacauan pada setiap pertandingan sepak bola. Dengan mengatakan Indog babi . Main baling batu pulak . Lancau indog . Pukimak .

Bangsat . Indog . Penakut . Bunuh ja bangsa indog dekat malaysia ni .. penutur

memaksimalkan kecamannya dengan memaki pendukung Indonesia. Kalimat (121termasuk dalam pelanggaran maksim kerendahan hati karena hal tersebut memuat adanya kekerasan verbal langsung dengan memaki. Dengan adanya kekerasan verbal

122

langsung memaki tersebut maka maksim kerendahan hati juga dilanggar. penutur dapat merasakan lega dalam hatinya karena dapat meluapkan emosinya dengan memaki mitra tuturnya dalam kolom komentar tersebut.

Kemudian pada data (122) terdapat kalimat yang menyuruh untuk mengganyang. Kata mengganyang yang dalam KBBI V (2018) berarti mengalahkan atau dalam pertandingan mengalahkan lawan dalam pertandingan. Kalimat GANYANG

MALAY merupakan kalimat yang menuntut. Kalimat tuntutan tersebut termasuk dalam

kekerasan verbal represif. Kekerasan ini merupakan kekerasan verbal yang mengintimidasi korbannya. Kalimat GANYANG MALAY merupakan kalimat yang menuntut timnas Indonesia harus dapat mengalahkan Malaysia. Dengan menggunakan kalimat tersebut, kalimat (122) termasuk dalam pelanggaran maksim kerendahan hati. Pelanggaran maksim kerendahan hati ini ditunjukkan dengan kepercayaan diri penutur terhadap mitra tuturnya hingga penutur menuntut mitra tuturnya untuk mengalahkan lawannya. Selain itu, menurut penutur lawan yang akan dihadapi oleh timnas Indonesia akan mudah ditaklukan. Penutur percaya bahwa timnas dapat mengalahkan lawannya dengan mudah. Oleh karena itu, data (131) merupakan pelanggaran maksim kerendahan hati karena terdapat kalimat kekerasan verbal represif dengan menuntut mitra tuturnya untuk mengikuti keinginan penutur.

Pelanggaran maksim kerendahan hati juga terdapat dalam komentar (123), yaitu dengan menggunakan kalimat yang mengandung kekerasan verbal represif mengancam. Kalimat komentar (123) mengancam pendukung Indonesia pada

123

unggahan prediksi susunan pemain yang diperkirakan oleh pemilik akun

garudarevolution. Ancaman yang digunakan pada komentar (123) terdapat pada

kalimat kau dtng malaysia aku chant indon miskin. Kalimat tersebut memuat ancaman jika pendukung Indonesia datang ke Malaysia akan diejek dengan menggunakan kata Indonesia miskin. Ancaman tersebut ditujukan kepada pendukung Indonesia yang akan datang ke Malaysia untuk melihat dan mendukung timnas Indonesia. Kalimat ancaman pada komentar (123) merupakan kalimat yang melanggar maksim kerendahan hati karena dengan mengancam, penutur lebih memuji dirinya daripada mengecam dirinya sendiri dan penutur merasa lebih baik daripada mitra tuturnya. Oleh karena itu, dengan mengancam mitra tuturnya, penutur merasa puas karena akan menimbulkan efek ketakutan pada mitra tuturnya. Komentar (123) termasuk dalam pelanggaran maksim kerendahan hati karena terdapat kalimat kekerasan verbal represif dengan mengancam. Pada kalimat komentar (124) merupakan kekerasan verbal alienatif mempermalukan. Namun, pada komentar (124) penutur dengan bangga mempermalukan organisasi persepakbolaan negara sendiri dengan mengatakan

Suporter kampungan, fedarasi bobrok, pelatih taek, THIS IS INDONESIA. Kalimat

kometar (124) merupakan kalimat yang mempermalukan dengan mengungkapkan kekurangan yang dimiliki oleh persepakbolaan Indonesia dihadapan pengikut aku

garudarevolution secara jelas. Dengan mengatakan pendukung yang masih

kampungan, federasi yang rusak, dan pelatih yang tidak dapat melatih dengan baik tersebut merupakan sebuah luapan emosi kekecewaan penutur. Kalimat komentar (124) ditujukan untuk semua yang pembaca komentar tersebut agar mengetahui bahwa

124

persepakbolaan di Indonesia sangat buruk. Dengan demikian, kalimat (124) merupakan kalimat yang melanggar maksim kerendahan hati karena dalam kalimat (124) terdapat kekerasan verbal dengan mempermalukan sehingga penutur memiliki rasa puas karena telah meluapkan emosinya dengan mempermalukan persepakbolaan Indonesia.

Pelanggaran maksim kerendahan hati juga terdapat dalam kalimat komentar (125), yaitu dengan cara mengusir. Kalimat (125) mengusir Indonesia dari bumi oleh pendukung Malaysia. Pengusiran tersebut melanggar maksim kerendahan hati karena penutur tidak merasakan kerugian yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Penutur melakukan pengusiran masyarakat Indonesia untuk mendapatkan kepuasan karena dapat menyombongkan diri di depan pendukung Indonesia. Jadi, dengan adanya kekerasan verbal alienatif dengan mengusir tersebut kalimat komentar (125) termasuk dalam pelanggaran maksim kerendahan hati.