• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Penilaian Kelayakan Usaha

D.2. Kelayakan Usaha Lokasi Kursus

Perhitungan kelayakan usaha dilakukan dengan mengacu penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dari tiga lokasi kursus, yaitu Taman Yasmin, Bukit Cimanggu dan Indraprasta. Mesing-masing lokasi yang dikaji saat ini memiliki 47 murid, 52 murid dan 152 murid dan telah berjalan selama tiga dan empat tahun. Ketiga tempat kursus tersebut memiliki perbedaan dalam hal biaya investasi yang dikeluarkan terkait dengan biaya sewa gedung yang digunakan serta perkembangan usaha yang telah berjalan. Prediksi perkembangan ke depan berbeda-beda karena faktor lokasi dan keterbatasan ruangan. Setiap ruang kelas apabila dimanfaatkan secara maksimal, dapat digunakan untuk mendidik limapuluh orang anak, dimana setiap hari dalam satu minggu diadakan lima sesi kursus, dan jumlah murid setiap kelas adalah lima orang anak.

Perbedaan dari ketiga tempat kursus tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini. Lokasi kursus di Perumahan Taman Yasmin berada di kompleks

ruko di pinggir jalan utama perumahan memiliki potensi berkembang cukup baik karena developer perumahan masih agresif membangun. Namun tenpat kursus ini memiliki keterbatasan ruangan yaitu hanya dua kelas, sehingga setelah mencapai 100 anak tidak dapat berkembang lagi, kecuali dilakukan investasi perluasan ruangan.

Tabel 6. Perbedaan Lokasi Kursus dan Perkembangan Usaha

Taman Yasmin Bukit

Cimanggu

Indraprasta

Jumlah murid saat ini

47 52 152

Lokasi Kompleks Ruko

di jalan utama Perumahan

Di dalam perumahan

Di pinggir jalan Raya

Jumlah guru (orang) 2 2 3 Gedung Sewa Rp. 9 juta/tahun Sewa Rp. 7,5 juta/bulan Sewa Rp. 12 juta/tahun Perkembangan jumlah murid (historical) :

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 30 40 47 30 50 50 52 50 100 152 Pertumbuhan rata-rata 25% 2% 76% Kapasitas kelas maksimal 100 200 200

Prediksi perkembangan jumlah murid Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7 59 74 92 100 100 100 100 60 60 60 60 60 60 60 200 200 200 200 200 200 200

Lokasi kursus di Perumahan Bukit Cimanggu berada di dalam kompleks perumahan yang sudah mapan dimana developer perumahannya tidak lagi melakukan pengembangan perumahan sehingga diprediksi perkembangan kursus di lokasi ini akan cenderung stagnan, dan hal tersebut sudah dapat dilihat dimana selama empat tahun berdiri, perkembangan rata-rata jumlah murid hanya dua persen. Untuk lokasi kursus di Indraprasta berada di perumahan Indraprasta bagian terluar, terletak di pinggir jalan raya, mudah diakses kendaraan umum. Perkembangan jumlah murid selama tiga tahun berjalan sangat pesat, sehingga dapat diprediksi masih bisa berkembang baik ke depan, namun karena keterbatasan jumlah ruangan, maka setelah mencapai jumlah 200 anak, tidak dapat bertambah lagi, kecuali dilakukan investasi perluasan ruangan.

Sumber penerimaan Franchisee adalah dari biaya kursus setiap siswa setiap bulannya Rp.175.000 perbulan. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari: gaji manajer/pemilik, gaji guru, biaya sewa gedung, biaya listrik dan komunikasi, biaya promosi serta biaya penyusutan. Sedang biaya variable terdiri dari royalti fee, peralatan pendidikan dan alat tulis menulis.

Biaya tetap terbesar adalah gaji manajer atau pengelola usaha sebesar Rp. 1,5 juta perbulan dan gaji pengajar sebesar Rp. 1 juta perorang perbulan. Untuk Bukit Cimanggu dan Taman Yasmin dikelola oleh satu orang Manajer, sehingga biaya yang dibebankan ke masing-masing lokasi dibagi dua. Biaya sewa gedung berbeda untuk setiap lokasi, dimana Taman Yasmin Rp. 9 juta pertahun, Bukit Cimanggu Rp. 7,5 juta pertahun dan Indraprasta Rp. 12 juta pertahun. Biaya listrik dan komunikasi sebesar Rp. 500.000 perbulan untuk Taman Yasmin dan Bukit Cimanggu sedang Indraprasta lebih besar karena ruangan dan murid lebih banyak yaitu sebesar Rp. 750.000 perbulan. Biaya variabel terdiri dari biaya royalti fee sebesar 10 persen dari biaya kursus peranak, biaya pengadaan paket Mathmagic Rp. 100.000 per anak pertahun dan biaya alat tulis sebesar Rp. 25.000 peranak pertahun.

Tabel 7. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Taman Yasmin Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%)

Penerimaan 74,025,000 100.00

Biaya operasional 47,808,750 64.58

Laba operasional 26,216,250 35.42

Penyusutan 13,500,000 18.24

Laba sebelum bunga dan pajak 12,716,250 17.18

Bunga kredit - -

Laba sebelum pajak 12,716,250 17.18

Pajak 3,670,275 4.96

Laba setelah pajak 9,045,975 12.22

Proceeds 22,545,975 30.46

Sumber : Laporan Keuangan Taman Yasmin dan Wawancara

Tabel 8. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Bukit Cimanggu Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%)

Penerimaan 81,900,000 100.00

Biaya operasional 53,940,000 65.86

Laba operasional 27,960,000 34.14

Penyusutan 12,375,000 15.11

Laba sebelum bunga dan pajak 15,585,000 19.03 Bunga kredit - -

Laba sebelum pajak 15,585,000 19.03

Pajak 3,914,400 4.78

Laba setelah pajak 11,670,600 14.25

Proceeds 24,045,600 29.36

Tabel 9. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Indraprasta Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%)

Penerimaan 239,400,000 100.00

Biaya operasional 103,440,000 43.21

Laba operasional 135,960,000 56.79

Penyusutan 15,750,000 6.58

Laba sebelum bunga dan pajak 120,210,000 50.21 Bunga kredit - -

Laba sebelum pajak 120,210,000 50.21

Pajak 19,034,400 7.95

Laba setelah pajak 101,175,600 42.26

Proceeds 116,925,600 48.84

Sumber : Laporan Keuangan Indraprasta dan Wawancara

Dari ketiga tempat kursus diatas, terlihat bahwa ketiganya memiliki profit marjin cukup baik, dan yang menghasilkan profit marjin terbesar adalah Mathmagic yang berlokasi di Indraprasta (laba bersih setelah pajak sebesar 42,26 persen), karena jumlah muridnya paling banyak. Pemilihan lokasi menjadi faktor utama yang menentukan perkembangan usaha ke depan, semakin strategis lokasinya semakin besar potensi pengembangan usaha ke depan.

Lokasi kursus di Taman Yasmin masih memiliki potensi perkembangan usaha ke depan namun tidak sepesat Indraprasta, dengan pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 25 persen selama ini, didukung dengan masih berkembangnya perumahan Taman Yasmin serta lokasi tempat kursus yang berada di jalan utama kompleks yang juga menjadi jalur lalu lintas kendaraan umum cukup mendukung perkembangan ke depan. Laba bersih setelah pajak yang dicapai pada tahun yang ketiga hanya 12.22 persen namun dengan mempertimbangkan potensi perkembangan ke depan dengan bertambahnya jumlah murid, maka usaha ini masih memiliki prospek yang cukup baik.

Lokasi kursus di Bukit Cimanggu diperkirakan tidak berkembang lagi karena terletak di perumahan lama yang saat ini tidak lagi berkembang secara agresif. Laba bersih seteleh pajak yang diperoleh pada tahun 2009 adalah sebesar 14.24 persen, lebih baik dari Taman Yasmin, namun prediksi ke depan terkait dengan perkembangan jumlah murid, maka Taman Yasmin akan mendapatkan laba bersih yang lebih baik.

a. Analisis Pulang Pokok

Perhitungan Analisis Pulang Pokok terdapat tiga skenario dari tiga lokasi kursus karena biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda sehingga titik impas dari ketiga lokasi tersebut juga berbeda-beda. Bukit Cimanggu mencapai titik impas ketika jumlah muridnya mencapai 32 anak, Taman Yasmin 38 Anak dan Indraprasta 48 anak. Perbedaan tersebut disebabkan berbedanya biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan di masing-masing lokasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 10. Perhitungan Break Even Analysis Franchisee

Taman Yasmin Bukit Cimanggu Indraprasta

Penerimaan

(biaya kursus peranak perbulan) 175.000 175.000 175.000 Pengeluaran : Biaya Variabel : Royalti Fee 17.500 17.500 7.500 Peralatan pendidika 8.333 8.333 8.333 Alat tulis menulis 2.083 2.083 2.083 Jumlah Biaya Variabel 27.917 27.917 27.917

Biaya Tetap :

Penyusutan 1.500.000 1.375.000 1.750.000 Gaji guru*) 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Gaji manajer/pemilik 750.000 750.000 1.500.000

Listrik dan telepon 500.000 500.000 750.000

Sewa gedung 750.000 62.500 1.000.000

Jumlah Biaya Tetap 5.500.000 4.687.500 7.000.000

Perhitungan Titik Impas :

Biaya Tetap (FC) 5.500.000 4.687.500 7.000.000

Biaya Variabel (AVC) 27.917 27.917 27.917

Biaya kursus (P) 175.000 175.000 175.000

P-AVC 147.083 147.083 147.083

b. Analis Kelayakan Investasi

Dasar untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi digunakan kriteria yang lazim dalam mengevaluasi layak dan tidak layaknya suatu proyek yang dijalankan dengan menggunakan NPV, IRR dan PBP (Tabel 11). Dari ketiga lokasi kursus diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 11. Perbandingan NPV, IRR dan PBP

NPV IRR PBP

Taman Yasmin Rp. 307.401.287 38,29% 3,98 Tahun

Bukit Cimanggu Rp. 164.479.883 47,83% 2,16 Tahun

Indraprasta Rp. 988.484.296 55,06% 1,61 Tahun

1) NPV

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount factor 16 persen (lampiran 17, 24 dan 31) diketahui bahwa ketiga lokasi kursus dapat menghasilkan NPV positif. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha franchise Mathmagic layak dilaksanakan. Dari ketiga lokasi diatas yang terbesar adalah Indraprasta, karena jumlah murid yang paling banyak serta prospek pengembangan ke depan paling baik, yang disebabkan faktor lokasi yang paling strategis.

2) IRR

Berdasarkan perhitungan IRR diperoleh IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank komersial 14.5% (lampiran 18, 25, 32), dimana IRR yang terbesar adalah Indraprasta (55,06%) diikuti Bukit Cimanggu (47,83%) sedang Taman Yasmin yang terkecil (38,39%).

3) PBP

Berdasarkan perhitungan, PBP ketiga lokasi cukup baik, dimana Indraprasta yang paling singkat, yaitu 1,61 tahun diikuti oleh Bukit Cimanggu (2,16 tahun) dan yang paling lama adalah Taman Yasmin (3,98

tahun). Perhitungan PBP ketiga lokasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 31, 32, 33. Apabila dibandingkan dengan umur ekonomis proyek maka investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang lebih pendek dari jangka waktu umur ekonomis proyek investasi, yaitu 10 tahun.

Dari ketiga indikator kelayakan investasi diatas (NPV, IRR dan PBP) dapat disimpulkan bahwa usaha franchise Mathmagic layak dikembangkan. Dan apabila dibandingkan dari ketiga lokasi diatas, maka pengembangan usaha yang paling menguntungkan adalah Indraprasta, meskipun investasi awal yang dikeluarkan lebih besar karena menyewa lokasi yang lebih strategis, namun perkembangan jumlah murid yang diperoleh juga jauh lebih besar sehingga pengembalian investasi yang dilakukan lebih besar dibandingkan kedua lokasi yang lainnya.

E. Place (Tempat)

Lokasi yang dipersyaratkan untuk membuka tempat kursus adalah strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Ada dua jenis lokasi yang saat ini dianggap strategis, yaitu di daerah perumahan untuk mendekati konsumen dan di daerah pertokoan yang ramai dilewati kendaraan umum. Dalam perkembangannya lokasi yang kedua memiliki potensi untuk berkembang lebih besar, sedang lokasi pertama terbatas pada penduduk yang bermukim di perumahan tersebut.

Pada saat ini Mathmagic School tersebar kota di 12 kota di Indonesia, yaitu di Bogor, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Lampung, Palembang, Makasar, Malang, Kalimantan, Papua, Purwokerto, dan Jambi. Khusus untuk cabang di Papua merupakan proyek sosial dimana kurikulum Mathmagic digunakan di tujuh puluh sekolah formal, yang tidak mungkin dilakukan di wilayah lain di Indonesia yang mengacu pada kurikulum nasional. Dari tigapuluh franchisee, terdapat 8 franchisee yang berkembang pesat, 13 franchisee yang berkembang cukup baik sedang sisanya menyatakan perkembangan siswa di bawah standar, namun kebenarannya sulit dipastikan.

Sedang persyaratan fisik tempat usaha adalah luas bangunan minimal 50 m2, dimana 25 m2 dipergunakan untuk ruang kelas dan 15 m2 untuk ruang sekretariat, dan harus dibuat nyaman untuk kelancaran proses belajar mengajar. Adapun persyaratan fasilitas tempat usaha yang harus dipenuhi franchisee adalah:

a) Tersedia AC (kecuali ruangan kelas sudah memiliki sirkulasi udara yang baik).

b) Terdapat minimal dua line telepon, dimana satu line digunakan untuk internet.

c) Tersedia satu buah modem.

d) Tersedia kursi siswa lima unit per kelas. e) Tersedia meja fasilitator.

f) Tersedia satu buah whiteboard per kelas. g) Tersedia lemari arsip siswa.

h) Tersedia filling cabinet untuk kegiatan small office.

Gambar 7. Ruang Kelas Mathmagic School

F. Price |(Harga)

Strategi penetapan harga dilakukan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu daya beli masyarakat, harga pesaing dan biaya serta keuntungan yang diperoleh. Strategi penetapan harga dengan membandingkan harga pesaing adalah mengambil harga ditengah-tengah, antara harga tertinggi (Kumon) dan harga terrendah Biaya Kursus per bulan (Jarimatika dan Sempoa).

Pada Tabel 12 dapat dilihat perbandingan harga antara biaya kursus lembaga pelatihan Kumon, Jarimatika dan Mathmagic, dimana Mathmagic menentukan range harga tergantung kemampuan penduduk disekitar lokasi kursus antara Rp.100.000 sampai dengan Rp.250.000. Penentuan harga ini cukup bersaing dibandingkan dengan lembaga kursus lainnya dan fleksibel tergantung kemampuan penduduk di sekitar lokasi kursus.

Tabel 12. Perbandingan Biaya Kursus 2 < $= 2 >= < $= 3 # & 3 # & # & 3 # & *6($((( *)($((( )*($((( *97$((( # & :($((( 6($((( +(($((( ? +6($((( +(($((( +6($((( +6($((( +(($((( 5 *6($((( +(($(((5 *6($((( *) Kisaran biaya kursus perbulan, franchisee bebas menentukan selama dalam batas

range

Sumber : http://www.rumahakal.com; http://www.jarimatika.com; http://id.kumonglobal.com

Dari sisi biaya franchise fee, Jarimatika menetapkan harga awal terrendah, yaitu Rp. 12,5 juta untuk masa kontrak lima tahun, apabila dikalikan dua untuk menyamakan masa kontrak Mathmagic yaitu sepuluh tahun maka total franchise fee Jarimatika menjadi Rp. 25 juta. Mathmagic menetapkan franchise fee sebesar Rp. 20 juta untuk masa kontrak sepuluh tahun. Sementara Kumon menetapkan franchise fee antara Rp. 30-40 juta. Franchisee fee Kumon paling tinggi, namun hanya dikenakan sekali selama usaha masih berjalan. Mengingat usia Kumon yang sudah jauh lebih lama sehingga sudah memiliki data historis yang cukup mengenai para franchisee, ternyata masa kontrak tidak dianggap penting.

Tabel 13. Perbandingan Biaya Franchisee Lembaga Kursus Franchisee Fee Masa Kontrak Biaya Training/orientasi Royalti Fee Kumon*) +/- Rp. 30 juta Selama usaha berjalan gratis 5% Jarimatika**) Rp. 12,5 juta 5 tahun Rp. 350.000/orang /paket Tahun ke 1 : 40% Tahun ke 2 : 30% Tahun ke 3 : 20% Tahun ke 4 : 10% Tahun ke 5 : Bebas

Mathmagic Rp. 20 juta 10 tahun Termasuk

Franchiseefee

10%

Sumber : *) http//www.jarimatika.com; **)wawancara pertelepon kepada manajemen Kumon (PT. KIE Indonesia)

G. Promotion (Promosi)

Inti dari kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan sasaran konsumen agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan. Tujuan utama dari pemilik Rumah Akal dalam melakukan promosi adalah memperkenalkan kepada masyarakat luas cara berpikir kreatif dan sistematis, sederhana, cepat dan tepat dalam memecahkan soal matematika serta sesuai dengan standar pengajaran yang telah ditentukan oleh Pemerintah (Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004).Namun sampai dengan saat ini cara promosi yang banyak dilakukan adalah promosi below the line, yang langsung

ditujukan kepada target konsumen tertentu dan jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah menggunakan sarana promosi above the line yang memang biayanya sangat tinggi melalui media-media yang bisa langsung menjangkau masyarakat luas, seperti televisi dan koran.

Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilakukan adalah: 1. menerbitkan buku elektronik yang dapat dicetak sendiri oleh pembaca, 2. menerbitkan buku cetak dengan judul : Mathmagic untuk 8th melalui

penerbit PT Kawan Pustaka,

3. talkshow mathmagic yang diprakarsai oleh PT Gramedia Pustaka Utama, 4. menyelenggarakan seminar-seminar ke sekolah-sekolah di berbagai

daerah, dan

5. mathmagic roadshow ke sekolah-sekolah kurang mampu.

Gambar 8. Tampak depan Rumah Akal di Bukit Cimanggu Villa, Bogor

Sampai saat ini kurang lebih dua ratus sekolah telah dikunjungi untuk memperkenalkan metode Mathmagic. Kegiatan promosi lainnya adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan tujuan memperluas jaringan atau cabang-cabang Mathmagic School melalui sistem waralaba, serta kegiatan promosi yang terkait dengan tujuan menarik minat murid-murid untuk mendapatkan pengajaran Mathmagic. Kegiatan promosi yang terkait dengan usaha memperluas jaringan atau cabang melalui pola waralaba adalah melakukan penawaran melalu internet dengan membuka website dengan alamat www.rumahakal.com. Sedang kegiatan promosi yang terkait dengan

upaya untuk menjaring murid Mathmagic School, dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:

1. spanduk yang disediakan dari pusat untuk dipasang di lokasi kursus, 2. merek dan papan nama Mathmagic School di depan tempat usaha, 3. penyebaran brosur-brosur

Dokumen terkait