• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Penilaian Kelayakan Usaha

D.1. Kelayakan Usaha Yayasan Rumah Akal

Pengelolaan administrasi keuangan Rumah Akal belum berjalan baik. Pencatatan masih dilakukan sebagian, yaitu penerimaan dan pengeluaran di dua tempat kursus yaitu di Cimanggu dan Taman Yasmin. Penerimaan dari usaha lain-lain, seperti royalti fee, franchisee fee, dan penjualan paket Mathmagic belum dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan. Sedang seluruh beban pengeluaran dimasukkan ke dalam laporan keuangan kursus.

Khusus untuk pengelolaan royalti fee sebesar 10 persen dari uang kursus bulanan para franchisee belum dikelola dengan baik. Beberapa franchisee tidak disiplin membayar setiap bulannya dengan alasan sepi, namun kenyataan di lapangan belum diperiksa secara langsung. Jumlah murid di setiap lokasi kursus juga sulit dipantau karena jauh dari kantor pusat dan tersebar di seluruh Indonesia serta tidak adanya tenaga yang melakukan pemantauan tersebut. Dari 30 franchisee saja apabila jumlah murid hanya mencapai 30 orang, minimal penerimaan royalti fee bisa mencapai sekitar Rp. 15 juta perbulan, namun saat ini rata-rata penerimaan hanya mencapai Rp. 7 juta perbulan.

Struktur permodalan Yayasan Rumah Akal berasal dari modal sendiri dan franchise fee dari para franchisee, tanpa bantuan modal dari Bank. Modal awal Yayasan untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp. 161 juta, yang sebagian besar adalah tanah dan bangunan yang dijadikan kantor dan ruangan kelas sebesar Rp. 150 juta.

Dalam menganalisa laporan keuangan, dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu penerimaan dari usaha franchise dan penerimaan dari kursus matematika (Mathmagic School). Penerimaan Yayasan Rumah Akal dari usaha franchise

adalah: franchise fee, royalti fee dan pembelian paket Mathmagic.. Untuk franchise fee, setiap franchisee membayar Rp. 20 juta untuk 10 tahun masa kontrak. Saat ini rata-rata pertahun setiap bulannya ada satu tambahan franchisee. Royalti fee besarnya 10 persen dari pembayaran kursus siswa perbulan. Sedang dari pembelian paket Mathmagic untuk peserta kursus rata-rata perbulan diperoleh sebesar Rp. 1,5 juta. Penerimaan Yayasan Rumah Akal rata-rata dari usaha franchisenya adalah sebesar Rp.23,5 juta perbulan.

Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terbesar adalah gaji Pemimpin Yayasan dan Manajer Operasional sebesar Rp. 14,5 juta perbulan. Sedang biaya tetap lainnya adalah biaya listrik, telepon dan internet serta biaya perjalanan (transportasi) dan promosi rata-rata perbulan sebesar Rp. 1,8 juta. Biaya variabel terdiri dari pengadaan paket Mathmagic sebesar Rp. 940 ribu perbulan. Total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 17,3 juta.

Laba perusahaan sebelum pajak dan biaya penyusutan perbulan adalah sebesar Rp. 6,2 juta, sedang laba bersih setelah biaya penyusutan dan pajak perbulan adalah sebesar Rp. 3,8 juta. Perhitungan penerimaan, biaya dan laba rugi Yayasan Rumah Akal dapat dilihat pada rincian pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Yayasan Rumah Akal

No. Uraian Jumlah

Perbulan (Rp.) Prosentase (%) 1. Penerimaan 23.500.000 100,00 2. Biaya operasional 17.283.775 73,55 3. Laba operasional (1-2) 6.216.225 26,45 4. Penyusutan 733.333 3,12

5. Laba sebelum bunga dan pajak (3-4) 5.482.892 23,33

6. Bunga kredit - 0,00

7. Laba sebelum pajak (5-6) 5.482.892 23,33

8. Pajak 2.350.000 10,00

9. Laba setelah pajak (7-8) 3.132.892 13,33

10. Proceeds (9+4) 3.866.225 16,45

a. Analisis Profit Margin

Perolehan tingkat laba bersih sebelum dipotong pajak adalah sebesar 23,33 persen belum optimal karena bisa ditingkatkan lebih baik lagi apabila pengelolaan tagihan royalti fee dapat dilakukan dengan baik. Diasumsikan apabila dengan penambahan satu orang pegawai dengan gaji Rp. 1 juta perbulan dan tagihan bisa dilakukan dengan baik, maka perusahaan mampu menghasilkan laba sampai dengan 39,64 persen, atau apabila sebelumnya laba operasional perbulan sebesar Rp. 6,2 juta, dengan perbaikan manajemen dapat diperoleh laba sebesar Rp.13,2 juta.

Tabel. 5. Neraca Yayasan Rumah Akal Tanggal 31 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.)

AKTIVA Aktiva lancar:

- Kas dan bank 17.144.860

- Piutang lancar 5.750.000

- Persediaan 7.500.000

Total Aktiva Lancar 30.394.860

Aktiva Tetap:

- Tanah dan bangunan 150.000.000

- Total Aktiva Tetap 150.000.000

TOTAL AKTIVA 180.394.860

PASIVA

Hutang dan Modal:

- Hutang Lancar -

- Modal 142.800.160

- Laba ditahan 37.594.700

TOTAL PASIVA 180.394.860

Sumber : Laporan Keuangan Yayasan Rumah Akal dan Wawancara b. Analisis Return on Asset

Dari total aktiva yang dimiliki sebesar Rp.180.394.860 perusahaan mampu memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp.37.594.700 sehingga Ratio Laba terhadap total aset adalah sebesar 20,84 persen yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan nilai aktiva yang dimiliki dimana semakin besar semakin baik.

Pada saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak lima orang ditambah dengan pemilik menjadi enam orang, maka rasio laba bersih dibandingkan

jumlah karyawan adalah sebesar Rp.522.148,- perorang bulan. Namun dengan menambah satu orang karyawan yang khusus menangani pemantauan penagihan royalti fee dari para franchisee dan asumsi tagihan bisa dikelola lebih baik, maka setiap karyawan rata-rata dapat menghasilkan laba sebesar Rp.1.555.482 perbulan bagi perusahaan.

c. Analis Kelayakan Investasi

Dasar untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi digunakan kriteria yang lazim dalam mengevaluasi layak dan tidak layaknya suatu proyek yang dijalankan dengan menggunakan NPV, IRR dan PBP. Untuk menghitung kelayakan investasi tersebut dilakukan perhitungan proyeksi penerimaan, biaya dan laba rugi selama lima tahun. Asumsi yang digunakan dalam proyeksi tersebut adalah setiap tahunnya terdapat peningkatan penerimaan sebesar 10 persen dan peningkatan biaya operasional sebesar 10 persen pertahun. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Disamping itu dilakukan skenario perhitungan proyeksi apabila ditambahkan satu orang tenaga pengelolaan franchisee sehingga proses penagihan bisa lebih optimal dengan asumsi setiap cabang memiliki 30 orang murid. Perhitungan skenario kedua tersebut dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.

1) NPV

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount factor 16 persen (Lampiran 10) diketahui bahwa Yayasan Rumah Akal dapat menghasilkan NPV positif Rp. 19.332.509. Berarti usaha Yayasan Rumah Akal layak diteruskan karena jumlah proceeds selama lima tahun kedepan dikurangi biaya investasi yang dikeluarkan dan di-presentvalue-kan dengan discount factor 16 persen nilainya positif Rp. 19.332.509.

2) IRR

Berdasarkan perhitungan IRR (Lampiran 11) diperoleh IRR Yayasan Rumah Akal sebesar 21,98 persen yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman Bank komersial saat ini yaitu sebesar 14,5 persen. Berarti usaha ini layak diteruskan karena rate pada saat NPV = 0 adalah sebesar 21,98 persen, yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman bank sebesar 14,5 persen

sehingga masih ada spread sebesar 7,48 persen. Dan bila dibandingkan dengan bunga deposito bank komersial sebesar 9 persen pertahun, maka nilai IRR 21,98 persen masih jauh diatas bunga deposito sehingga modal yang dimiliki akan lebih menguntungkan apabila ditanamkan pada usaha ini daripada disimpankan dalam bentuk deposito di bank.

3) PBP

Berdasarkan perhitungan (Lampiran 12), PBP usaha Yayasan Rumah Akal adalah 1249 hari ( 3 tahun 5 bulan). Berarti investasi sebesar Rp. 161 juta yang telah dikeluarkan mencapai titik impas setelah 1249 hari, lebih singkat dibandingkan dengan umur ekonomis dari jenis investasi terbesar yang dikeluarkan yaitu bangunan yang umur ekonomisnya mencapai 10 tahun.

Dari seluruh kriteria investasi di atas menunjukkan hasil bahwa usaha ini layak diteruskan meskipun masih belum optimal, karena dengan jumlah franchisee yang ada dan manajemen yang baik dapat dihasilkan struktur penerimaan yang lebih baik.

Dokumen terkait