• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.3. Keluaran (Output)

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93 dan 94, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan

gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.

Penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata- rata tindakan pelayanan di poli gigi puskesmas Muliorejo adalah lebih banyak tindakan pencabutan sedangkan untuk poli gigi puskesmas Tanjung Morawa adalah tindakan pengobatan, yang kemudian diikuti dengan tindakan penambalan dan scaling.

Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak. Tujuan khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas, yaitu ;

1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.

3. Terhindarinya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat kerusakan gigi dan mulut, (Andayasari, 2014).

Pelayanan gigi dan mulut yang sesuai dengan standar dinyatakan sebagai pelayanan yang bagus, dimana semua pelayanan yang seharusnya dilaksanakan di poli gigi puskesmas sudah diberikan kepada masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan, kegiatan pelayanan tersebut meliputi : Pelayanan kedaruratan gigi dan mulut yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya;

Pelayanan Promotif dan Preventif (Pencegahan) seperti mengenai hygiene mulut, pembersihan karang gigi dan aplikasi fissure sealant; dan Pelayanan medik gigi dan mulut dasar (Kuratif) seperti pencabutan tanpa komplikasi, restorasi tumpatan/

penumpatan gigi, bedah mulut minor, perawatan penyakit mulut, terapi periodontal, pelayanan rujukan (Depkes RI, 2009).

Untuk kegiatan pelayanan di poli gigi lebih banyak kegiatan pelayanan berupa pengobatan dan pencabutan yang diberikan kepada pasien. Pelayanan belum bisa berjalan dengan lancar karena masih ada kondisi dari peralatan yang rusak dan ada yang belum terpenuhi seperti alat untuk penambalan (spatula plastik, penumpat semen), ini menimbulkan kegiatan pelayanan penambalan tidak dapat dilakukan di poli gigi, kemudian alat skeler ultrasonik dan set kursi gigi elektrik yang tidak ada di Puskesmas Tanjung Morawa, menyebabkan kegiatan pelayanan pembersihan karang gigi jarang dilaksanakan kepada pasien. Keadaan ini menunjukkan perlunya peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi puskesmas, karena pelayanan yang diberikan bukan hanya untuk pencabutan saja, melainkan perlunya pemberian penejelasan yang baik kepada pasien agar mampu memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pasien JKN, ketersediaan input meliputi :

a. Fasilitas kesehatan di poli gigi puskesmas, ditemukan ada dalam keadaan rusak dan masih ada yang belum terpenuhi dan masih belum sesuai dengan Permenkes RI No. 75 tahun 2014, baik di Puskesmas Muliorejo maupun di Puskesmas Tanjung Morawa.

b. Kompetensi dokter gigi dan perawat gigi dalam melaksanakan pelayanan di poli gigi masih belum terbina baik, dimana dalam memberikan pelayanan perawatan gigi dapat dilakukan perawat gigi tetapi tidak dilakukan pengawasan oleh dokter gigi sehingga harus ada kerjasama antara petugas kesehatan sesuai dengan kompetensi tugas masing – masing, baik di Puskesmas Muliorejo maupun Puskesmas Tanjung Morawa.

c. Dalam melaksanakan pelayanan di poli gigi, Puskesmas Tanjung Morawa sudah memiliki SOP sebagai standar prosedur dalam menangani pasien sedangkan Puskesmas Muliorejo belum memilikinya.

d. Surat ijin praktek (SIP) dan Surat ijin kerja (SIK) sudah terpenuhi oleh petugas kesehatan poli gigi namun masih perlu dilakukan proses pengurusan

kembali karena masa waktunya yang sudah tidak berlaku lagi, baik untuk Puskesmas Muliorejo maupun Puskesmas Tanjung Morawa.

e. Untuk kegiatan pendidikan atau pelatihan bagi petugas kesehatan gigi memang belum pernah diadakan di Puskesmas Muliorejo maupun Puskesmas Tanjung Morawa.

f. Pola komunikasi petugas kesehatan di poli gigi Puskesmas Muliorejo kepada pasien belum sepenuhnya menunjukkan emphati terhadap keluhan yang pasien rasakan, khususnya pasien anak-anak dan lansia dan petugas kurang memberikan penjelasan, namun tidak demikian pada Puskesmas Tanjung Morawa, yang sudah mulai menunjukkan emphati terhadap keluhan pasien dimana petugas sudah mampu memberikan penjelasan tentang keadaan gigi dan mulut pasien.

2. Proses pelaksanaan pelayanan gigi dan mulut pasien jaminan kesehatan nasional baik di Puskesmas Muliorejo dan Puskesmas Tanjung Morawa masih belum berjalan sesuai dengan harapan, karena masih ada tindakan pelayanan seperti penambalan hanya sesekali dilakukan di poli gigi, karena bahan yang tidak lengkap dan alat yang tidak tersedia, selain itu ada pemungutan biaya terhadap pelayanan scaling kepada pasien, yang tidak sesuai dengan manfaat yang ditawarkan oleh JKN di poli gigi seperti tercantum pada Peraturan BPJS Kesehatan No.1 Tahun 2014.

3. Pelayanan gigi dan mulut di poli gigi puskesmas lebih banyak pada tindakan pengobatan yang kemudian diikuti tindakan pelayanan pencabutan, penambalan dan pembersihan karang gigi.

6.2. Saran

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang segera membenahi fasilitas peralatan dan bahan habis pakai di poli gigi puskesmas dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat yang datang berobat dan perlunya menelusuri ataupun mengadakan pendataan terhadap SIP dan SIK petugas kesehatan yang sudah tidak berlaku atau yang perlu proses pengurusan kembali.

2. Puskesmas Muliorejo hendaknya menindaklanjuti proses kerja di ruang poli gigi, yaitu dengan menetapkan SOP untuk menjadi kerangka kerja petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

3. Puskesmas Muliorejo dan Puskesmas Tanjung Morawa ; perlu menjadi pertimbangan untuk perencanaan program ke depan dalam hal mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi petugas kesehatan poli gigi sebagai penyegaran kembali kompetensi petugas sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan persaingan saat ini. Agar tenaga kesehatan poli gigi lebih meningkatkan lagi bentuk perhatian mereka kepada pasien dengan menciptakan komunikasi yang efektif dan memberi rasa emphatinya melalui penjelasan yang disampaikan maupun penanganan terhadap keluhan pasien. Juga melaksanakan

setiap pelayanan tanpa menambah beban biaya, seperti biaya scaling dimana untuk scaling/pembersihan karang gigi untuk pasien JKN yang baru pertama kali adalah gratis, dan ini memang merupakan manfaat bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Andayasari, Lely, 2012. Gangguan Muskuloskeletal pada Praktik Dokter Gigi dan Upaya Pencegahannya. Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 2, Juni Tahun 2012.

, 2014. Analisis Hubungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Kegiatan Penambalan dan Pencabutan Gigi di Puskesmas. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol. 3. 2. 2014 : 85 – 100.

Anggraeni, Z, R., 2013. Pencegahan Penyakit Gigi Belum Efektif. (Kompas online).

Diakses pada Tanggal 22 Juni 2015 ;

(http://health.kompas.com/read/2013/09/07/0704446/Pencegahan.Penya kit. Gigi.Belum.Efektif/)

Anggraini, S., 2014. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi, Tesis. FKM - USU. Medan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, 2014. Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan, Jakarta.

Binyamin, 2012. Hubungan Komunikasi Dokter Pasien, Fasilitas yang Tersedia dan Persepsi Pasien dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Kabupaten Asahan, Tesis. FKM - USU. Medan.

Departemen Kesehatan RI,. Badan Litbang Depkes, Survei Kesehatan Rumah Tangga Tahun 2009, Jakarta.

, Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Ditjen Bina Pelayanan Medik, 2009. Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, 2014. Laporan Bulanan (LB1) Data Kesakitan Pelayanan Gigi dan Mulut, Lubuk Pakam.

Febrianti, Lisna, 2013. Pengaruh Komunikasi Tatap Muka Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi dan Balita Dalam Upgk di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Pajak Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tesis. FKM - USU.

Medan

Hathiwala, S., 2015. Personality And Psychological Factors : Effection Dental Beliefs, India : Journal of Indian Society of Pedodontics And Preventive Dentistry.

Http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/. Diakses Tanggal 28 Juli 2015.

Huberman M, Miles B.Matthew., 2009. Analisis Data Kualitatif ; Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru; (Alih Bahasa) Tjetjep Rohandi Rohisi, UI Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Diakses Tanggal 5Agustus 2015.

(http://kbbi.web.id/komunikasi).

Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan, 2011. Pedoman Paket Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/62/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi, Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 378/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perawat Gigi, Jakarta.

Konsil Kedokteran Indonesia, 2006. Komunikasi Efektif Dokter - Pasien, Jakarta.

, 2006. Standar Kompetensi Dokter Gigi, Jakarta.

Moenir, 2009. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara.

Moleong, L, J., 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Nugroho, R., 2012. Implementasi Kebijakan Publik, (Online).

(http://www.nugrohodidik.blogspot.com/2012/12/implementasi-kebijakan-publik.html).

Pasca, G., 2014. Faktor Kepemimpinan Pelayanan Poliklinik Gigi yang Mendukung Motivasi Kerja Dokter Gigi di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang.

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta.

, Nomor 58 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Gigi, Jakarta.

, Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta.

, Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Peraturan Presiden Republik Indonesia, Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Jakarta.

Puskesmas Mulyorejo, Buku Catatan Laporan Kunjungan Pasien Poli Gigi dan Mulut Tahun 2014 Puskesmas Mulyorejo.

Puskesmas Tanjung Morawa, Buku Catatan Laporan Kunjungan Pasien Poli Gigi dan Mulut Tahun 2014 Puskesmas Tanjung Morawa.

Rundungan, Ria, O., dkk, 2015. Analisis Kinerja Petugas Kesehatan Gigi terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poliklinik Gigi RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow, JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015.

Saragih, S., 2009. Hubungan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien dengan Kunjungan di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota Pekan Baru.

Tesis. USU. Medan.

Siagian, S., 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke-16. Jakarta : Bumi Aksara.

Situmorang, N., 2001. Penyakit Gigi dan Mulut Serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Hidup. Dentika Dental Journal, Vol 6 No.1, FKG – USU, Medan.

Subekhi, A.; M. Jauhar, 2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), Jakarta : Prestasi Pustakarya.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta.

Tampubolon, Murni, D., M., 2011. Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Psikologis Pasien Serta Faktor Penyedia Pelayanan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, Tesis. USU. Medan.

Tarigan, Antonius, 2000. Implementasi Kebijakan Jaring Pengaman Sosial : Studi Kasus Program Pengembangan Kecamatan di Kabupaten Dati II Lebak, Jabar, Tesis. Magister Administrasi Publik UGM, Yogyakarta.

Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Winarno, Budi, 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta : Media Pressindo.

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN GIGI DAN MULUT PASIEN JKN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

1. Menurut Bapak/Ibu, apakah sarana dan prasarana puskesmas yang dimiliki saat ini sudah cukup membantu kelancaran pelayanan di poli gigi ? Bagaimana kondisinya sebelum dan sesudah JKN ?

2. Sebagai Kapus, bagaimanakah peran Bapak/Ibu dalam upaya penyediaan fasilitas kesehatan (peralatan, bahan habis pakai) yang mendukung pelayanan poli gigi? bila belum terpenuhi apa kebijakan Bapak/ Ibu untuk mengatasi hal itu ?

3. Bagaimana sistem pengadaan Bahan Habis Pakai dan Obat-obatan di poli gigi sebelum dan sesudah JKN ? 4. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang ketersediaan

SDM (dokter gigi dan perawat gigi) yang melayani pasien di poli gigi, apakah sudah memilki SIP dan STR ? 5. Apakah ada dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi

dokter gigi atau perawat gigi ? a. Jika ada, kapan dilakukan ?

6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang pelayanan gigi dan mulut saat ini ?

7. Bagaimana pola komunikasi Bapak/Ibu dalam melakukan pembinaan terhadap staf di poli gigi baik dokter gigi atau perawat gigi ?

8. Apakah saran atau masukan dari Bapak/Ibu terkait tentang pelayanan gigi dan mulut di poli gigi puskesmas agar lebih optimal?

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN GIGI DAN MULUT PASIEN JKN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

1. Apakah fasilitas di poli gigi sudah memenuhi standar yang dianjurkan ? sesuai Permenkes No 75 tahun 2014

2. Apakah fasilitas di poli gigi dapat digunakan dengan baik ?

• Jika fasilitas dalam kondisi tidak baik/rusak, apakah ada cara untuk mengatasinya ?

3. Apakah bahan habis pakai yang dimiliki, tercukupi ?

• Apabila tidak, bagaimana cara untuk mengatasinya?

4. Bagaimana sistem pengadaan bahan habis pakai dan obat-obatan di poli gigi sebelum dan sesudah JKN ?

5. Bagaimana sistem sterilisasi alat di poli gigi ? menggunakan sterilisasi apa ?

6. Apakah pernah mengikuti kegiatan seperti pendidikan atau pelatihan dari dinas kesehatan/instansi yang berkaitan dengan tugas di poli gigi ?

• Jika ada, dalam setahun terakhir ada berapa kali ?

7. Kasus-kasus apa saja yang dapat ditangani di poli gigi puskesmas ?

8. Sejauh mana wewenang perawat gigi melakukan perawatan atau tindakan di poli gigi ?

9. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan anamnesa kepada pasien yang datang ?

10. Bila pasien datang dengan keluhannya, kira-kira apa yang Bapak/Ibu sampaikan kepada pasien dan tindakan apa yang ibu lakukan untuk menangani keluhan pasien tersebut ? 11. Berapakah kira-kira jumlah kunjungan pasien per hari ? 12. Apakah sebelum melakukan tindakan, bapak/Ibu ada

melakukan atau membuat Informed consent kepada pasien poli gigi ?

13. Apakah ada dokumen tertulis SOP di poli gigi puskesmas ?

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN GIGI DAN MULUT PASIEN JKN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

1. Apakah fasilitas di poli gigi sudah memenuhi standar yang dianjurkan ? sesuai Permenkes No 75 tahun 2014

2. Apakah fasilitas di poli gigi dapat digunakan dengan baik ?

• Jika fasilitas dalam kondisi tidak baik/rusak, apakah ada cara untuk mengatasinya ?

3. Apakah bahan habis pakai yang dimiliki, tercukupi ?

• Apabila tidak, bagaimana cara untuk mengatasinya?

4. Bagaimana sistem pengadaan bahan habis pakai dan obat-obatan di poli gigi sebelum dan sesudah JKN ?

5. Bagaimana sistem sterilisasi alat di poli gigi ? menggunakan sterilisasi apa ?

6. Apakah pernah mengikuti kegiatan seperti pendidikan atau pelatihan dari dinas kesehatan/instansi yang berkaitan dengan tugas di poli gigi ?

• Jika ada, dalam setahun terakhir ada berapa kali ?

7. Kasus-kasus apa saja yang dapat ditangani di poli gigi puskesmas ?

8. Pada kasus-kasus apa saja perawat gigi boleh melakukan perawatan atau tindakan di poli gigi ?

9. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan anamnesa kepada pasien yang datang ?

10. Bila pasien datang dengan keluhannya, kira-kira apa yang Bapak/Ibu sampaikan kepada pasien dan tindakan apa yang ibu lakukan untuk menangani keluhan pasien tersebut ? 11. Berapakah kira-kira jumlah kunjungan pasien per hari ? 12. Apakah sebelum melakukan tindakan, bapak/Ibu ada

melakukan atau membuat Informed consent kepada pasien poli gigi ?

13. Apakah ada dokumen tertulis SOP di poli gigi puskesmas ?

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN GIGI DAN MULUT PASIEN JKN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

Identitas Informan

Nomor :

Tanggal Wawancara : Tempat Wawancara :

Nama Informan :

Umur :

Pendidikan :

Informan Pertanyaan

4. Pasien poli gigi Puskesmas :

- Tanjung Morawa - Mulyorejo

1. Saat Bapak/Ibu datang ke poli gigi puskesmas, apakah datang untuk berobat gigi karena sakit atau ingin memelihara kesehatan gigi ?

2. Apakah Bapak/Ibu dilayani oleh petugas di poli gigi sesuai dengan keinginan ibu ?

3. Pada saat Bapak/Ibu ke puskesmas dalam keadaan sakit, bagaimana sikap dari petugas poli gigi dalam memberikan penanganan terhadap keluhan bapak/Ibu ?

4. Apakah dokter gigi atau perawat gigi, ada menjelaskan tentang diagnosa penyakit dan hal-hal lain terkait perawatan gigi Saudara ?

5. Apakah Bapak/Ibu sebelum dilakukan tindakan (misalnya : pencabutan gigi), ada dimintai persetujuan oleh petugas poli gigi ?

Lampiran 2. Daftar Tilik Observasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Tanggal :

Petunjuk Pengisian :

− Setiap butir pada kolom Pembuktian harus diberi tanda √ pada kolom Y ( ada ), T ( Tidak )

− Gunakan kolom ” Catatan ” untuk menjelaskan dan menuliskan masalah lain yang ditemukan

sarana fisik : Ruang Periksa Ruang Tunggu

Ruang Sterilisasi B. Adanya peralatan yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan : Alat Medis Pembuangan Sampah Air bersih /Wastafel

3. Pelayanan

C. Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut

Adanya

- Pengendalian plak - Aplikasi topikal

Fluor

- Penutupan fisur Kuratif - Pencabutan tanpa

komplikasi

Pelayanan Umum / Gigi dan Mulut

- Jumlah total kunjungan per bulan :

- Jumlah rata-rata jenis tindakan pelayanan : a.

b.

c.

Lampiran 3. Tabel Peralatan dan Bahan Habis Pakai di Puskesmas Menurut Permenkes RI No.75 Tahun 2014

No Jenis Peralatan Ketersediaan

Keterangan

Atraumatic Restorative Treatment (ART):

 Enamel Access Cutter

 Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon Excavator Small)

 Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang (Spoon Excavator Medium)

 Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon Excavator Large)

 Double Ended Applier and Carver

Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand Piece (Kecepatan Tinggi) (round, inverted dan fissure)

Bor Intan Kontra Angle Hand Piece Conventional (Kecepatan Rendah) (round, inverted dan fissure)

Ekskavator Berujung Dua (Besar) Ekskavator Berujung Dua (Kecil) Gunting Operasi Gusi

Handpiece Contra Angle Handpiece Straight

Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar)

Set Kursi Gigi Elektrik yang terdiri dari :

 Kursi

 Cuspidor Unit

 Meja Instrumen

 Foot Controller untuk Hand Piece

 Kompresor Oilless 1 PK Jarum exterpasi

Jarum K-File (15-40) Jarum K-File (45-80) Light Curing

18

Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand Piece (Low Speed Micro Motor portable)

Pelindung Jari

Pemegang Matriks (Matrix Holder) Penahan Lidah

Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Distal)

Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Mesial)

Penumpat Plastis Periodontal Probe

Penumpat Semen Berujung Dua Pinset Gigi

Polishing Bur

Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri (Type Chisel/Mesial)

Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kanan (Type Chisel/Mesial)

Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type Hook)

Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan (Type Chisel/Mesial)

Skeler Standar, Black Kiri dan Kiri (Type Chisel/Mesial)

Skeler Ultrasonik Sonde Lengkung Sonde Lurus

Spatula Pengaduk Semen

Spatula Pengaduk Semen Ionomer Set Tang Pencabutan Dewasa (set) :

41 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar) Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil) Skalpel, Tangkai Pisau Operasi Tangkai kaca mulut

Baki Logam Tempat Alat Steril Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) Lampu Spiritus Isi 120 cc

Lemari peralatan

Lempeng Kaca Pengaduk Semen Needle Destroyer

Silinder Korentang Steril Sterilisator kering

Tempat Alkohol (Dappen Glas)

Toples Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50x70mm)

Toples Pembuangan Kapas (50 x75 mm) Waskom Bengkok (Neirbeken)

III. Bahan Habis Pakai 1

Betadine Solution atau Desinfektan lainnya

Sabun tangan atau antiseptic Kasa

** Observasi dilakukan oleh peneliti

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Informan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN PENELITIAN

Saya bersedia turut berpartisipasi sebagai calon informan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara atas nama IRMA SYAFRIANI Br SINAGA, NIM. 137032002 dengan judul ”Analisis Pelaksanaan Pelayanan Gigi Dan Mulut Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ”.

Saya telah memahami maksud dan tujuan dari penelitian ini, dan tidak akan berakibat negatif terhadap saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan tanpa paksaan.

Dengan demikian saya bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.

Medan, Informan,

( ……… )