• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber: Hasil analisis dan perencanaan 2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

TAHUN PDRB PER KAPITA REGIONAL PER PENDAPATAN KAPITA

II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

6. Indikator Makro Perekonomian Kabupaten Siak

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

2.3.1.11 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

Rasio Akseptor KB

Salah satu indikator melihat keberhasilan pelaksanaan program keluarga berancana adalah dengan mengukur tingkat keterlibatan pasangan usia subur sebagai peserta KB. Berkaitan dengan itu dapat diketahui bahwa jumlah peserta KB di Kabupaten Siak pada tahun 2011 sebanyak 48.777 peserta dari 72.085 pasangan usia subur atau setara dengan 67,67% dari pasangan usia subur. Adapun rasio akseptor KB terhadap jumlah pasangan usia subur selama kurun waktu tahun 2007-2011 dilihat pada tabel di bawah ini.

II - 49

Tabel 2.53

Rasio Akseptor KB Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah PUS 56.053 58.963 65.009 67.952 72.085

2. Jumlah Peserta KB

(Jumlah Akseptor KB) 40.636 42.960 43.869 46.569 48.777 3. Jumlah Tidak Ber-KB 15.417 16.003 21.230 21.383 23.308 4. Rasio Akseptor KB 72,50% 72,86% 67,48% 68,53% 67,67% Sumber: BPMPKB Kabupaten Siak. 2012

2.3.1.12 Sosial

Kondisi daerah Kabupaten Siak terkait dengan urusan sosial salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

Rasio Tempat Ibadah

Jumlah mesjid di Kabupaten Siak pada tahun 2011 sebanyak 543 unit, adapun jumlah pemeluknya sebanyak 427.568 jiwa. Rasio mesjid terhadap jumlah pemeluknya adalah 1 : 1067. Ini artinya bahwa 1 mesjid digunakan oleh 1067 jiwa pemeluknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.54

Rasio Tempat Ibadah Tahun 2011 Kabupaten Siak

No. Bangunan tempat Ibadah

2011 Jumlah

(unit) pemeluk Jumlah Rasio

1. Mesjid 333 355.365 1:1067

2. Gereja 202 67.338 1: 333

3. Pura 2 291 1: 145

4. Vihara 6 4.574 1: 762

JUMLAH 543 427.568 1: 787

Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Siak. 2012 2.3.1.13 Ketenagakerjaan

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

II - 50

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja

Rasio daya serap tenaga kerja pada perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencerminkan besar kecilnya daya tampung proyek investasi PMA/PMDN dalam menyerap tenaga kerja di suatu daerah. Semakin besar rasio daya serap PMA/PMDN semakin besar pula jumlah tenaga kerja suatu daerah yang dapat terserap pada perusahaan tersebut.

Pada tahun 2006 jumlah tenaga kerja yang terserap pada 11 PMA/PMDN berjumlah sebanyak 10.248 orang. Rasio penyerapan tenaga kerja terhadap jumlah PMA/PMDN pada tahun 2010 menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (2006-2009). Hal ini berarti pada tahun 2006 jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 931 orang per PMA/PMDN, pada tahun 2007 terserap sebanyak 794 orang per PMA/PMDN, tahun 2008 terserap 651 orang per PMA/PMDN dan tahun 2009 terserap 141 per PMA/PMDN. Dan hanya 95 orang per PMA/PMDN pada tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.55

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2006-2011 Kabupaten Siak

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1

Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN

10,248 8,737 6,515 706 1,051 n.a

2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 11 11 10 5 11 n.a

3 Rasio daya serap tenaga kerja 931.64 794.27 651.50 141.20 95.55 n.a

4 Akumulasi penyerapan tenaga kerja 10,248 18,985 25,500 26,206 27,257 n.a Sumber: Kantor Penanaman Modal Kabupaten Siak. 2012

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Penduduk dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu : tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih, seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. Pada tahun 2011

II - 51 TPAK laki-laki di Kabupaten Siak mencapai 7,72% dan perempuan mencapai 70,77%. Angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007, 2008, 2009 dan tahun 2010. Adapun tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2011 mencapai 2,94% (laki-laki) dan 1,88% (perempuan). Angka ini lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun 2008, 2009 dan 2010.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai TPAK dan penduduk usia 15 tahun ke atas menurut angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kabupaten Siak selama kurun waktu 2007-2011 berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 2.56

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Tahun 2007-2011

Menurut Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin Kabupaten Siak

No Uraian

2007 2008 2009 2010 2011

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 ANGKATAN KERJA

a. Bekerja 86.464 31.949 91.852 30.120 88.261 26.125 86.430 30.900 155.713 141.794 b. Pengangguran 4.882 4.563 4,566 3.106 5.102 4.862 2.060 1.884 4.723 2.712

Jumlah penduduk

angkatan kerja (i) 91.346 36.512 96,418 33.226 93.363 30.987 88.490 32.784 160.436 144.506 Rasio Bekerja - - - - - - - - - -

2 BUKAN ANGKATAN KERJA

a. Sekolah - - 38,247 36,263 45,221 37,460 47,166 45,062 26.312 25.194 b. Mengurus RT - - - - - 69.986 - 88.204 36.842 34.429 c. Lainnya - - 55.089 56.442 65.088 2.193 66.750 20.050 98 74 3 Jumlah penduduk bukan angkatan kerja (ii) 95,676 95,051 93,336 92,705 110,309 109,639 113,916 153.316 63.252 59.697

4 Jumlah penduduk usia kerja (i) + (ii) 187,022 131,563 189,754 125,931 203,672 140,626 202.406 186,100 223.688 204.203

5 TPAK (Tingkat Partisipasi angkatan Kerja) 48,84% 27,75% 50,81% 26,38% 45,84% 22,04% 43,72% 17,62% 71,72% 70,77% 6 TPT (tingkat pengangguran Terbuka) 5,34% 12,50% 4,74% 9,35% 5,46% 15,69% 2,33% 5,75% 2,94% 1,88% 7 Tingkat pengangguran Terbuka (LK+PR) 7,39% 5,92% 8,01% 3,25% 2,44%

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Siak. 2012

Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan. Kesempatan Kerja dapat menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja) untuk para pencari kerja.

II - 52 Kesempatan kerja di Kabupaten Siak pada tahun 2011 menurut lapangan usaha mencapai 135.933 orang. Kesempatan kerja terbesar berada pada lapangan usaha pertanian, disusul dengan lapangan usaha industri pengolahan kemudian keuangan asuransi dan usaha persewaan. Berikut data mengenai jumlah penduduk yang memperoleh kesempatan kerja di Kabupaten Siak selama kurun waktu tahun 2008-2011 menurut lapangan usaha.

Tabel 2.57

Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian n.a 61.980 n.a 78.500

2 Industri pengolahan n.a 36.900 n.a 42.600

3 Bangunan n.a 841 n.a 835

4 Perdagangan, Restoran dan Hotel n.a 3.102 n.a 3.250

5 Angkutan, Pergudangan, Komunikasi n.a 742 n.a 767

6 Keuangan, Asuransi, usaha Persewaan n.a 7.316 n.a 7.910

7 Jasa n.a 1.097 n.a 968

8 Lainnya (Pertambangan, Listrik, dan Air Minum)

n.a 986 n.a 1.103

JUMLAH n.a 112.964 n.a 135.933

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Siak. 2012 2.3.1.14 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan koperasi dan usaha kecil menengah salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Persentase Koperasi Aktif

Jumlah koperasi yang aktif di Kabupaten Siak dari tahun 2007-2011 mengalami fluktuasi perkembangan dari 169 unit pada tahun 2007 (76%) bertambah menjadi 183 unit pada tahun 2008 (76%), kemudian turun menjadi 167 tahun 2009 (67%), 78 pada tahun 2010 (69%) kemudian bertambah lagi menjadi 187 pada tahun 2011 (70%).

II - 53

Tabel 2.58

Pertumbuhan Koperasi Aktif Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah koperasi Aktif 169 183 167 178 187

2 Jumlah koperasi 223 238 246 257 266

3 Persentase koperasi aktif 76% 76% 67% 69% 70% Sumber : Dinas Perindag KUMKM Kabupaten Siak. 2012

Jenis koperasi yang mengalami peningkatan yang cukup drastis adalah koperasi perkebunan dimana pada tahun 2008 hanya 103 unit kemudian meningkat menjadi 113 unit pada tahun 2011. peningkatan jumlah unit koperasi perkebunan tersebut tidak terlepas dari bertambahnya luas perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit. Selain dari koperasi perkebunan, koperasi pertanian juga mengalami peningkatan yang signifikan dari 28 unit pada tahun 2008 menjadi 32 unit pada tahun 2011.

2.3.1.15 Penanaman Modal

A. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah penggunaan modal dalam negeri bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya. Penanaman modal asing (PMA) merupakan penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan perundang - undangan di Indonesia. Data menunjukkan jumlah investor PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan banyaknya investor PMDN berskala nasional dengan banyaknya investor PMA berskala nasional yang aktif berinvestasi di daerah dan pada suatu periode tahun pengamatan. Untuk menghitung jumlah investor PMDN/PMA dapat disusun tabel sebagai berikut:

Tabel 2.59

Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2006 s.d 2011 Kabupaten Siak

Tahun Uraian PMDN PMA Total

(1) (2) (3) (4) (5=3+4) 2006 11 5 6 11 2007 11 5 6 11 2008 10 5 5 10 2009 5 0 5 5 2010 11 7 4 11 2011 6 4 2 6

II - 54 Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah investor pada tahun 2006, 2007 dan 2010 baik PMA dan PMDN masing-masing sebanyak 11. Sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 10 dan 2009 sebanyak 5 investor serta 2011 sebanyak 6 investor. Secara menyeluruh jumlah investor yang menanamkan modalnya di daerah ini dari tahun 2006-2011 sebanyak 54 investor.

Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Jumlah nilai investasi investor PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan jumlah realisasi nilai proyek investasi berupa PMDN dan nilai proyek investasi PMA yang telah disetujui oleh Kantor Penanaman Modal (KPM). Banyaknya investasi PMDN berskala nasional dengan banyaknya investasi PMA berskala nasional dihitung dari total nilai proyek yang telah terealisasi pada suatu periode tahun pengamatan. Untuk menghitung nilai PMDN/PMA dapat disusun tabel sebagai berikut:

Tabel 2.60

Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2006 s.d 2011 Kabupaten Siak

Tahun

Persetujuan Realisasi

Jumlah

Proyek Nilai Investasi (Rp) Jumlah Proyek Nilai Investasi

2006 11 874,051,542,000 11 874,051,542,000 2007 11 34,637,619,082,626 11 34,637,619,082,626 2008 10 847,335,606,000 10 847,335,606,000 2009 5 35,376,354,000 5 35,376,354,000 2010 11 13,710,922,272,556 11 13,710,922,272,556 2011 6 1,178,586,900,000 6 1,178,586,900,000

Tahun Jumlah Proyek Akumulasi Investasi (Rp)

2006 11 874,051,542,000 2007 22 35,511,670,624,626 2008 32 36,359,006,230,626 2009 37 36,394,382,584,626 2010 48 50,105,304,857,182 2011 54 51,283,891,757,182

II - 55 Dari 54 investor tersebut, dimana pada tahun 2011 merupakan tahun yang paling banyak menerima investasi dari PMDN sebanyak 7 dari 11 jumlah investasi. Nilai investasi secara kumulatif yang ditanamankan mulai tahun 2006 hingga 2011 sebanyak Rp. 51,287,891,757,182, dimana nilai investasi tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan 2010 masing-masing Rp. 34,637,619,082,626 dan Rp. 13,710,922,272,556. Tinginya nilai investasi tersebut tidak terlepas dari semakin baiknya infrastruktur fisik daerah ini yang didukung oleh adanya iklim investasi yang kondusif. Namun demikian harus terus dilakukan upaya mendorong peningkatan investasi terutama investasi yang berasal dari PMDN mengingat bahwa jumlah investasi PMDN hanya 26 dari total investasi. Sedangkan PMA sebanyak 8 selama periode tersebut. Dorongan pengembangan investasi terhadap PMDN akan memberikan dampak lebih banyak terhadap akumulasi perbaikan ekonomi berbanding PMA.

B. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja

Rasio daya serap tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dengan jumlah seluruh PMA/PMDN. Jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dihitung dari banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada investasi PMA/PMDN yang terealisasi pada suatu tahun. Jumlah seluruh PMA/PMDN dihitung dari banyaknya proyek investasi yang terealisasi di daerah pada suatu tahun berdasarkan data Menghitung Rasio daya serap tenaga kerja digunakan rumus sebagai berikut:

Selanjutnya hasilnya disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.61

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2006 s.d 2010 Kabupaten Siak

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1

Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN

10,248 8,737 6,515 706 1,051

2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 11 11 10 5 11

3 Rasio daya serap tenaga kerja 931.64 794.27 651.50 141.20 95.55 4 Akumulasi penyerapan tenaga

kerja 10,248 18,985 25,500 26,206 27,257

II - 56 Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa akumulasi penyerapan tenaga kerja dari tahun 2006 hingga 2010 sebanyak 27,257 orang atau terserap sebanyak 7,64% dari jumlah penduduk pada tahun 2010.

2.3.1.16 Kebudayaan

Kondisi daerah Kabupaten Siak terkait dengan urusan kebudayaan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja jumlah sarana dan penyelenggaraan seni dan budaya serta jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan.

Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya di Kabupaten Siak sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 belum ada, adapun jumlah penyelenggaraan seni dan budaya yang telah diselenggarakan sebanyak masing-masing 1 kali dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Selanjutnya jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Daerah di Kabupaten Siak pada tahun 2011 sebanyak 22 unit, dari jumlah tersebut yang dilestarikan sebanyak 11 unit (50%). Jumlah yang dilestarikan pada tahun 2007 baru mencapai 36,36%.

Tabel 2.62

Sarana dan Penyelenggaraan Seni dan Budaya Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak

No. Uraian

Sarana dan Penyelenggaraan Seni & Budaya

2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya (set)

- - - - -

2.

Jumlah Penyelenggaraan Seni dan

Budaya (kali) 1 1 1 1 1

3.

Jumlah Benda, Situs dan Kawasan

Cagar Budaya yang dilestarikan

(unit)

8 9 9 11 11

4.

Jumlah Total Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Daerah

(unit) 22 22 22 22 22

5.

Persentase Jumlah Benda, Situs

dan Kawasan Cagar Budaya yang

dilestarikan (%)

36,36% 40,91% 40,91% 50% 50% Sumber : Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olaraga Kabupaten Siak. 2012

II - 57

2.3.1.17 Kepemudaan dan Olahraga

Banyaknya jumlah organisasi olahraga menunjukkan kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan daerah khususnya dalam menciptakan pelayanan penunjang di bidang olahraga. Pada tahun 2011 jumlah organisasi pemuda di Kabupaten Siak sebanyak 10 organisasi. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2007-2010. Jumlah organisasi olahraga di Kabupaten Siak pada tahun 2011 sebanyak 30 organisasi, jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2007 sampai 2010.

Tabel 2.63

Jumlah Organisasi Pemuda dan Olah Raga Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Organisasi Pemuda 8 8 8 9 10

2. Jumlah Organisasi Olahraga 17 20 20 25 30 Sumber : Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Siak. 2012

2.3.1.18 Bidang Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri

Perkembangan jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Kabupaten Siak mengalami peningkatan. Kondisi ini menandai peningkatan kemampuan masyarakat daerah dalam mengorganisir diri baik yang tergabung dalam paguyuban, pemuka agama, tokoh adat, maupun perkumpulan sosial lainnya. Di satu sisi para tokoh kelompok lokal ini dapat saling bekerjasama dan berkoalisi dalam memperjuangkan kepentingan kelompoknya kepada Pemda. Di sisi lain, perkembangan ini menunjukkan kapasitas pemerintah daerah dalam mengintegrasikan berbagai kepentingan horizontal dan vertikal di tingkat desa konteks penyelenggaraan kepemerintahan sehari-hari. Dalam kondisi demikian, diharapkan fungsi pengawasan masyarakat terhadap Pemda dapat berjalan lebih baik, dan kemampuan pemerintah merespon aspirasi masyarakat semakin meningkat. Proses akumulasi dinamika sosial ini menambah dinamika penyelengaraaan otonomi daerah dewasa ini dan di masa depan di Kabupaten Siak. Tabel yang disajikan ini nenggambarkan kondisi objektif perkembangan jumlah LPM di Kabupaten Siak dalam kurun waktu 2009-2010.

II - 58

Tabel.2.64

Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 s.d 2010 Kabupaten Siak NO Kecamatan 2009 2010 Ket Jumlah LPM Jumlah Kelompok Binaan Rata-rata Jumlah LPM Jumlah LPM Jumlah Kelompok Binaan Rata-rata Jumlah LPM 1 BUNGARAYA 5 5 1.0 5 5 1.0 2 DAYUN 9 8 0.9 9 9 1.0 3 KANDIS 6 6 1.0 10 6 0.6 4 KOTO GASIB 8 8 1.0 8 8 1.0 5 KERINCI KANAN 12 8 0.7 12 8 0.7 6 LUBUK DALAM 8 8 1.0 8 8 1.0 7 MEMPURA 11 8 0.7 11 9 0.8 8 MINAS 6 6 1.0 6 6 1.0 9 PUSAKO 10 8 0.8 10 9 0.9 10 SUNGAI MANDAU 7 7 1.0 7 7 1.0 11 SUNGAI APIT 13 8 0.6 15 9 0.6 12 SABAK AUH 7 7 1.0 10 9 0.9 13 SIAK 8 8 1.0 8 8 1.0 14 TUALANG 7 7 1.0 7 7 1.0

Sumber: BPMPKB Kabupaten Siak. 2011

Data tabel secara makro menunjukkan bahwa ada dinamika pertumbuhan LPM di Kabupaten Siak sepanjang tahun 2009-2010. Pasang surut jumlah LPM tersebut distribusinya relatif tidak merata terkait dengan aksesibilitas wilayah dan masyarakat dengan pusat pemerintahan dan heterogenitas penduduk. Dari aspek pemberdayaan masyarakat desa kondisi ini menggambarkan keterbatasan kapasitas pemerintah mengelola potensi sosio-kultural masyarakat secara lebih merata. Sementara itu, Kapasitas pemerintah dalam menyelengarakan pemerintahan sehari-hari dapat dilihat dari kemampuan menerapkan aturan main yang sudah dibuat bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Instrumen pengawasan penerapan kebijakan lokal itu terinstitusionalisasikan melalui keberadaan polisi pamong praja. Tabel dibawah ini menggambarkan rasio polisi pamong praja.

II - 59

Tabel 2.65

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Polisi Pamong Praja 290 288 282 280 290

2 Jumlah Penduduk 318.585 322.094 356.751 388.506 427,891

3 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk 9,1 8,9 7,9 7,2 6,8

Sumber: Kantor Satpol PP Kabupaten Siak. 2012

Sementara itu Kasipatas Pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan sehari-hari dapat dilihat dari kemampuan menerapkan segala aturan main dan sistem nilai yang ada di tengah-tengah masyarakat. Institusionalisasinya melalui pelembagaan kelompok Perlindungan Masyarakat (LINMAS). Tabel dibawah ini menggambarkan rasio Linmas di Kabupaten Siak sepanjang tahun 2007-2011.

Tabel 2.66

Rasio Jumlah Linmas Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Linmas 1.632 1.784 1.892 1.953 2.169

2. Jumlah Penduduk 318.585 322.094 356.751 388.506 427,891

3. Linmas per 10.000 penduduk 51 55 53 50 51 Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Kabupaten Siak. 2012

Demikian pula kapasitas pemerintah daerah menanamkan kesadaran kolektif akan keamanan lingkungan di tengah-tengah masyarakat. Kesadaran ini adalah basis sosial dari penyelengaraan pemerintahan sehari. Tabel berikut ini akan menggambarkan rasio jumlah pos kamling di Kabupaten Siak tahun 2007-2011.

II - 60

Tabel 2.67

Rasio Pos Siskamling Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Pos Siskamling 498 557 581 595 626 2. Jumlah Desa dan Kelurahan 110 110 110 113 129

3. Rasio Pos Siskamling per desa/kelurahan

4 5 5 5 5

Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Siak. 2012

2.3.1.19 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

Kondisi daerah Kabupaten Siak terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin

Kemiskinan merupakan permasalahan krusial yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat di dalam mengakses pelayanan dasar yaitu pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kemampuan daya beli. Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Siak pada tahun 2010 sebanyak 6.133 rumah tangga atau 6,49% terhadap total jumlah rumah tangga. Jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (2007-2009), di mana pada tahun 2007 jumlah rumah tangga miskin mencapai 4.815 rumah tangga (6,01%) dan pada tahun 2008 mencapai 5.454,7 rumah tangga (7,09%) dan tahun 2009 mencapai 4.943,7 rumah tangga (5,71%)

Selanjutnya, persentase rumah tangga di atas garis kemiskinan pada tahun 2010 mencapai 93,51%. Angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2009, di mana pada tahun 2007 persentase rumah tangga di atas garis kemiskinan mencapai 93,99% dan pada tahun 2009 mencapai 94,29%. Secara lengkap disajikan data mengenai angka kemiskinan dan persentase penduduk miskin di atas garis kemiskinan selama kurun waktu tahun 2007-2010.

II - 61

Tabel 2.68

Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin Tahun 2007-2010 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010

1. Jumlah RT Miskin 4.815 5.454,7 4,943,7 6.133,6

2. Total RT 80.259 76.935 86.580 94.509

3. Angka Kemiskinan 6,01 7,09 5,71 6,49

4. Persentase RT di atas Garis

Kemiskinan 93,99 92,91 94,29 93,51

Sumber: BPS Provinsi Riau. 2011

2.3.1.20 Ketahanan Pangan

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketahanan pangan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Ketersediaan Pangan Utama

Ketahanan pangan merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Kejadian rawan pangan menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Oleh sebab itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten Siak dengan berbasiskan kemandirian penyediaan pangan domestik. Kemandirian ini semakin penting di tengah kondisi yang mengalami krisis pangan, energi dan finansial.

Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Siak pada tahun 2010 sebanyak 17.346 ton, dengan jumlah konsumsi oleh 427.891 jiwa penduduk sebanyak 47.068 ton (36,85%). Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai ketersediaan pangan di Kabupaten Siak selama kurun waktu tahun 2007-2011.

Tabel 2.69

Ketersediaan Pangan Utama Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah Ketersediaan Pangan Utama

(ton/GKG) 14.869 16.684 20.781 21.057 17.346

2. jumlah Penduduk 318.585 322.417 332.562 388.506 427.891

3. Jumlah Konsumsi Pangan Utama (ton) 35.044 35.466 36.582 42.736 47.068

4. Persentase Jumlah Konsumsi Pangan Utama terhadap Ketersediaan Pangan Utama (ton) 42,43% 47,04% 56,81% 49,27% 36,85%

II - 62

2.3.1.21 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Kelompok Binaan LPM

Jumlah kelompok binaan LPM di Kabupaten Siak tahun 2011 sebanyak 129x3 kelompok, adapun jumlah LPM sebanyak 129 LPM, dengan demikian rata-rata jumlah kelompok binaan LPM adalah sebanyak 3 kelompok. Jumlah ini tetap bila dibandingkan dengan tahun 2007-2011, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.70

Kelompok Binaan LPM Tahun 2007– 2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Jumlah LPM 111 114 114 124 129

2. JumlahKelompok Binaan LPM 111 x 3 114 x 3 114 x 3 124 x 3 129 x 3

3. Rata-rata kelompok Binaan LPM per LPM

3 3 3 3 3

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Siak. 2012

Jumlah LSM yang aktif

Salah satu indikator berkembangnya budaya demokratis di dalam masyarakat adalah dengan melihat tingkat partisipasi masyarakat, baik secara kelembagaan (misalnya melalui LSM) maupun secara individual. Besarnya jumlah LSM aktif dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Jumlah LSM di Kabupaten Siak pada tahun 2011 sebanyak 40 LSM, dari jumlah tersebut yang tidak aktif sebanyak 0 LSM, dengan demikian jumlah LSM aktif dari tahun 2007-2011 sebanyak 147 LSM. Jumlah LSM aktif ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (2007-2010). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

II - 63

Tabel 2.71

Jumlah Ormas dan LSM Aktif Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah

1. Jumlah Ormas dan LSM terdaftar 35 24 21 27 40 147

2. Jumlah Ormas dan LSM aktif 35 24 21 27 40 147

3. Jumlah Ormas dan LSM tidak aktif 0 0 0 0 0 0 Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten

Siak. 2012 2.3.1.22 Statistik

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan statistik salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Ketersediaan Dokumen Statistik

Pembangunan yang berhasil dimulai dengan adanya perencanaan kebijakan dan program yang baik, perumusan keijakan dan penyusunan program pembangunan dapat dilakukan bilamana tersedia data tentang objektif daerah dan masyarakat data tersebut adalah data/informasi statistik (dokumen statistik). Ketersediaan dokumen statistik memudahkan pemerintah dalam mendapatkan data potensi daerah secara umum sebagai bahan evaluasi atas kinerja/pelaksanaan pembangunan daerah dan sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.

Salah satu dokumen statistik sebagaimana dimaksud di atas adalah PDRB, IPM, Suseda, SDA, Indeks Gini Rasio, Input Output, IKM dan IHK. Berikut adalah ketersediaan dokumen statistik di Kabupaten Siak selama kurun waktu tahun 2007-2011.

II - 64

Tabel 2.72

Ketersediaan Dokumen Statistik Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak

No. Uraian

2007 2008 2009 2010 2011

Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada

1. PDRB V V V V V

2. IPM V V V V V

3. Suseda V V V V V

4. Kabupaten Siak

Dalam Angka V V V V V

5. Indeks Gini Ratio V V V V V

6. Input Output V V V V V

7. IKM V V V V V

8. IHK V V V V V

Sumber: Bappeda Kabupaten Siak. 2012

2.3.1.23 Kearsipan

Kondisi daerah Kabupaten Siak terkait dengan urusan kearsipan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Pengelolaan Arsip secara Baku

Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang. Keberadaannya sangat penting untuk mengingatkan peristiwa/ kejadian/kronologis pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, oleh karenanya memerlukan pengelolaan secara baku. Berdasarkan data dari SKPD pengelola arsip, dari sejumlah SKPD di Kabupaten Siak pada tahun 2007-2011, belum semuanya mengelola arsip secara baku. Hanya terdapat sekitar 10% SKPD yang ada menerapkan arsip secara baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.73

Pengelolaan Arsip secara Baku Tahun 2007– 2011 Kabupaten Siak No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 1. Jumlah SKPD yang telah Menerapkan Arsip secara Baku

- - - 2 SKPD 5 SKPD

2. Jumlah SKPD - - - 50 50

3. Persentase SKPD yang telah - - - 10% 15%

II - 65

Peningkatan SDM Pengelola Arsip Terpadu

Mengelola arsip memerlukan teknik/cara mengelola arsip yang baik, benar dan terpadu. Hal ini bisa didapat melalui pelatihan-pelatihan pengelolaan arsip. Jumlah SDM yang diperlukan untuk mengelola arsip secara terpadu di Kabupaten Siak pada tahun 2010 sebanyak 50 orang, dari jumlah tersebut yang telah mendapatkan pelatihan sebanyak 50 orang atau 100%.

Tabel 2.74

Pengelola Arsip Terpadu Tahun 2010 Kabupaten Siak

No. Uraian 2010

1. Jumlah SDM Pengelola Arsip yang Diperlukan 50

2. Jumlah SDM Pengelola Arsip yang telah Melakukan Pelatihan