PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KABUPATEN SIAK TAHUN 2005-2025
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIAK,
Menimbang :
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah perlu menetapkan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Siak
Tahun 2005-2025;
Mengingat :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir,
Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten
Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah tiga kali
dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4880);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 4438);
7.
Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
9.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara 4833);
14.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
16.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
17.
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang RPJP
Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau
Tahun 2009 Nomor 9);
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK
dan
BUPATI SIAK
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2005-2025.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1.
Daerah adalah Kabupaten Siak.
2.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.
Pemerintah Daerah adalah Bupati Siak dan Perangkat Daerah sebagai Unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4.
Kepala Daerah adalah Bupati Siak.
5.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Siak.
6.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut BAPPEDA
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membantu Kepala Daerah dalam
perencanaan pembangunan.
7.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Siak Tahun 2005-2025,
yang selanjutnya disingkat RPJPD Kabupaten Siak adalah dokumen perencanaan
pembangunan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2025.
8.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Siak, yang
selanjutnya disingkat RPJMD Kabupaten Siak adalah dokumen perencanaan untuk
periode 5 (lima) tahun.
9.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, yang selanjutnya disingkat
RKPD Kabupaten Siak adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
10.
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
11.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan bidang, urusan pemerintahan
daerah yang dapat terukur.
14.
Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
BAB II
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Pasal 2
Program Pembangunan Daerah Kabupaten Siak periode 2005-2025 dilaksanakan sesuai
dengan arahan RPJPD Kabupaten Siak.
Pasal 3
RPJPD Kabupaten Siak merupakan dokumen perencanaan pembangunan Daerah
sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 20 Tahun
ke depan, yaitu sejak tahun 2005 sampai tahun 2025 dalam bentuk Visi, Misi dan Arah
Kebijakan Pembangunan.
Pasal 4
RPJPD Kabupaten Siak mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi Riau.
Pasal 5
(1)
Sistematika RPJPD Kabupaten Siak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 4 terdiri dari :
BAB I
: Pendahuluan
BAB II
: Gambaran Umum Kondisi Daerah
BAB III
: Analisis Isu-Isu Strategis
BAB IV
: Visi dan Misi Kabupaten Siak
BAB V
: Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang
BAB VI
: Kaidah Pelaksanaan
(2)
RPJPD Kabupaten Siak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Pasal 6
(1)
RPJPD Kabupaten Siak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 menjadi pedoman
dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Siak yang memuat visi, misi, dan program
Bupati.
(2)
RPJMD Kabupaten Siak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan dalam
RKPD Kabupaten Siak.
(3)
RKPD Kabupaten Siak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai
pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 7
(1)
Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJPD
Kabupaten Siak.
(2)
Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam
rencana pembangunan yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan
pengawasan.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak.
Ditetapkan di Siak Sri Indrapura
pada tanggal 20 Agustus 2013
BUPATI SIAK,
SYAMSUAR
Diundangkan di Siak Sri Indrapura
pada tanggal 21 Agustus 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK,
Drs. H. AMZAR
Pembina Utama Madya
NIP. 19541114 197703 1 001
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KABUPATEN SIAK TAHUN 2005-2025
I.
UMUM
Salah satu syarat keberhasilan pencapaian target-target pembangunan daerah adalah
adannya perencanaan. Dokumen perencanaan pembangunan daerah terdiri dari
Rencana Pembangaunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). RPJPD Kabupaten Siak adalah
dokumen perencanaan pembangunan berjangka waktu 20 tahun, yang merumuskan
visi, misi dan arah pembangunan daerah yang mencerminkan tujuan atau cita-cita
pembangunan yang hendak dicapai oleh Kabupaten Siak dan strategi untuk
mencapainya. RPJPD Kabupaten Siak disusun dengan mengacu kepada RPJP
Nasional dan RPJP Provinsi Riau.
Dalam pelaksanaannya, RPJPD Kabupaten Siak dibagi menjadi 4 tahapan
pembangunan, tiap tahapannya dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Siak.
Pentahapan rencana pembangunan daerah disusun dalam masing-masing periode
RPJMD Kabupaten Siak sesuai dengan visi, misi dan program Bupati yang dipilih
secara langsung oleh rakyat. RPJMD Kabupaten Siak memuat strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum, program Bupati serta kerangka ekonomi yang mencakup
gambaran perekonomian secara menyeluruh. RPJMD Kabupaten Siak dijabarkan ke
dalam rencana tahunan berupa RKPD Kabupaten Siak yang memuat prioritas
pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro, serta program Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, maka jangka waktu
RPJPD Kabupaten Siak mengikuti jangka waktu RPJP Nasional, yaitu Tahun
2005-2025.
Secara garis besar, Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Siak Tahun 2005 – 2025 terdiri dari 4 Bab dan 8 Pasal.
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Pengendalian dan evaluasi dilaksanakan oleh masing-masing pimpinan
dinas/lembaga pemerintah Kabupaten Siak terhadap pengimplementasian arah
pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPD Kabupaten Siak. BAPPEDA
Kabupaten Siak mengumpulkan dan menganalisis hasil pemantauan dan evaluasi
dari masing-masing pimpinan dinas/lembaga. Berdasarkan hasil evaluasi RPJPD
Kabupaten Siak, BAPPEDA Kabupaten Siak menyusun RPJPD Kabupaten Siak
periode berikutnya.
Pasal 8
Cukup jelas.
i
Satu hal yang menjadi penentu keberhasilan pelaksanaan pembangunan dimulai dengan perencanan yang baik, terarah, terukur dan berkesinambungan. Perencanaan pembangunan daerah menjadi urgensif sifatnya karena menjadi dasar bagi perumusan berbagai bentuk kebijakan pembangunan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) akan menjadi pedoman bagi penyusunaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan selanjutnya dokumen RPJMD akan menjadi acuan penyusunan Rencana Strategis-Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Penyusunan RPJPD Kabupaten Siak Tahun 2005-2025 sebagaimana isi dalam dokumen ini, dilakukan melalui beberapa tahapan serta perumusannya berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah, diantaranya dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah dan dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah serta sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
RPJPD ini selanjutnya dijadikan landasan bagi penyusunan tahapan pembangunan lima tahunan, yaitu periode 2005-2009; 2010-2014; 2015-2019; dan 2020-2024 serta menjadi arah bagi para calon kepala daerah dalam merumuskan visi misi 5 (lima) tahunan. RPJPD yang ditetapkan melalui peraturan daerah mengikat seluruh komponen masyarakat Kabupaten Siak, baik itu pemerintah daerah, dunia usaha maupun masyarakat umum lainnya.
S ubs t a n si R PJ PD K a bupa t e n S i a k Tah un 2005- 2025 m e m ua t v i s i, m i si da n a r ah pembangunan daerah selama 20 tahun ke depan. Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang dilaksanakan melalui beberapa misi dan dijabarkan melalui berbagai strategi serta arah kebijakan pembangunan. Perumusan dan penyusunan RPJPD menggunakan pendekatan teknokratis, partisipatif, politis serta top-down dan bottom-up.
Perumusan RPJPD ini dilaksanakan atas partisipasi berbagai pihak, terutama dalam pengumpulan data dan informasi, untuk itu atas nama Pemerintah Kabupaten Siak, kami mengucapkan terma kasih yang sebesar-besarnya. Semoga niat baik,
ii
Sejahtera tahun 2025 yang akan datang. Semoga Allah Subhana Wataala senantiasa meridhoi rencana dan langkah kita bersama. Amin.
BUPATI SIAK
Drs. H. SYAMSUAR, M.Si
iii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah Lainnya ... I-5 1.4 Sistematika Penulisan ... I-6 1.5 Maksud dan Tujuan ... I-6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... II-1 2.1 Aspek Geografis dan Demografi ... II-1
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah ... II-1 2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ... II-5 2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ... II-7 2.1.4 Demografi ... II-8 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II-10 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... II-10 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ... II-17 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ... II-24 2.3 Aspek Pelayanan Umum ... II-25 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib ... II-25 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan ... II-68 2.4 Aspek Daya Saing Daerah ... II-84 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... II-85 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ... II-86 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ... II-88 2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ... II-92
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ... III-1 3.1 Permasalahan Pembangunan ... III-1 3.2 Isu Strategis ... III-21
iv 4.2 Misi ... IV-4 4.3 Tujuan dan Sasaran ... IV-5
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ... V-1 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan
Jangka Panjang ... V-1 5.2 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang ... …V-23
v
No. Tabel Nama Tabel Hal
Bab II
Tabel 2.1 Jumlah Desa/Kelurahan, Luas Wilayah Tahun 2012 Menurut Kecamatan Kabupaten Siak II-1
Tabel 2.2 Luas Peruntukan Lahan Didasarkan Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Kabupaten Siak II-4 Tabel 2.3 Rencana Pola Ruang Tahun 2011-2031 Kabupaten Siak II-7
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Tahun 2011 Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Siak II-8 Tabel 2.5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2011 Per Kecamatan
Kabupaten Siak II-9
Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 - 2011 Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Siak II-11 Tabel 2.7 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 – 2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Siak II-11 Tabel 2.8 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008–2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten
Siak II-12
Tabel 2.9 PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-13 Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-14 Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-14 Tabel 2.12 Tingkat Inflasi Tahun 2009-2011 Kabupaten Siak II-15
Tabel 2.13 Rasio Angka Kemiskinan (%) Tahun 2007-2011 II-16
Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-16 Tabel 2.15 Indikator Makro Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-17 Tabel 2.16 Angka Melek Huruf Tahun 2007–2011 Kabupaten Siak II-18 Tabel 2.17 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008–2011 Kabupaten Siak II-19
vi
Tabel 2.19 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2007-2011Kabupaten Siak II-20 Tabel 2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak II-21 Tabel 2.21 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2008-2011Kabupaten Siak II-22 Tabel 2.22 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Tahun 2009-2010 Menurut Lapangan Usaha UtamaKabupaten Siak II-23 Tabel 2.23 Situasi Pencari Kerja Di Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Menurut Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin tahun
2012Kabupaten Siak
II-24 Tabel 2.24 Perkembangan Seni, Budaya dan Olah Raga Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak II-25 Tabel 2.25 Tingkat Pendidikan MasyarakatBerumur 10 tahun ke atas Tahun
2011 Kabupaten Siak II-26
Tabel 2.26 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)Tahun 2008 s.d 2011 Kabupaten Siak II-27 Tabel 2.27 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008-2011Kabupaten Siak II-27 Tabel 2.28 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008-2011Kabupaten Siak II-28 Tabel 2.29 Kondisi Ruang Kelas Baik Tahun 2008-2011 Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kabupaten Siak II-29 Tabel 2.30 Jumlah Siswa Putus Sekolah Tahun 2008 – 2011 Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kabupaten Siak II-30 Tabel 2.31 Jumlah Kelulusan Siswa Tahun 2008–2011 Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kabupaten Siak II-31 Tabel 2.32 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Tahun 2007 – 2011 Per Jumlah PendudukKabupaten Siak II-32 Tabel 2.33 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2007-2011
Kabupaten Siak II-33
Tabel 2.34 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Tahun 2007-2011Kabupaten Siak II-34 Tabel 2.35 Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Jenis Permukaan (KM) Tahun 2008-2011Kabupaten Siak II-35 Tabel 2.36 Kondisi Jalan (KM) Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak II-35 Tabel 2.37 Kondisi Jaringan Irigasi Tahun 2011 Kabupaten Siak II-36
vii
Siak
Tabel 2.39 Jumlah Permukiman Dan Rumah Layak Huni Tahun 2010 Kabupaten Siak II-37 Tabel 2.40 Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih Tahun 2008–2011 Kabupaten Siak II-38 Tabel 2.41 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi(Mempunyai Fasilitas Tempat Buang Air Besar/Tinja) Tahun 2010 Kabupaten Siak II-38 Tabel 2.42 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-39 Tabel 2.43 Ketersediaan Dokumen Perencanaan Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-41 Tabel 2.44 Rasio Izin Trayek Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-42 Tabel 2.45 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Tahun 2010 – 2011 Kabupaten Siak II-42 Tabel 2.46 Jumlah Pemasangan Rambu-rambu Lalu Lintas Tahun 2009-2011 Kabupaten Siak II-43 Tabel 2.47 Persentase Volume Sampah Yang Tertangani Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak II-44 Tabel 2.48 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Sementara Terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2007-2011Kabupaten Siak II-44
Tabel 2.49
Rasio Jumlah Truk Pengangkut Sampah Terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2007 – 2011
Kabupaten Siak II-45
Tabel 2.50 Luas Tanah Bersertifikat Tahun 2007-2010 Kabupaten Siak II-45
Tabel 2.51
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir, Akte Nikah Tahun 2007 – 2011
Kabupaten Siak II-47
Tabel 2.52 Jumlah Pekerja Perempuan Pada Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swasta Tahun 2011Kabupaten Siak II-48 Tabel 2.53 Rasio Akseptor KB Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-49 Tabel 2.54 Rasio Tempat Ibadah Tahun 2011 Kabupaten Siak II-49 Tabel 2.55 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2006-2011Kabupaten Siak II-50
viii
Tabel 2.56 Menurut Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis
Kelamin Kabupaten Siak II-51
Tabel 2.57 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak II-52 Tabel 2.58 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 Kabupaten Siak II-53 Tabel 2.59 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2006 s.d 2011 Kabupaten Siak II-53 Tabel 2.60 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2006 s.d 2011 Kabupaten Siak
II-54 Tabel 2.61 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2006 s.d 2010 Kabupaten Siak II-55 Tabel 2.62 Sarana dan Penyelenggaraan Seni dan Budaya Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-56 Tabel 2.63 Jumlah Organisasi Pemuda dan Olah Raga Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-57 Tabel 2.64 Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 s.d 2010 Kabupaten Siak II-58 Tabel 2.65
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja
Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Siak II-59
Tabel 2.66 Rasio Jumlah Linmas Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-59 Tabel 2.67 Rasio Pos Siskamling Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-60 Tabel 2.68 Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin Tahun 2007-2010 Kabupaten Siak II-61 Tabel 2.69 Ketersediaan Pangan Utama Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-61 Tabel 2.70 Kelompok Binaan LPM Tahun 2007– 2011 Kabupaten Siak II-62 Tabel 2.71 Jumlah Ormas dan LSM Aktif Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-63 Tabel 2.72 Ketersediaan Dokumen Statistik Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-64 Tabel 2.73 Pengelolaan Arsip secara Baku Tahun 2007– 2011 Kabupaten Siak II-64
ix
Kabupaten Siak
Tabel 2.75 Jumlah Ketersediaan Sarana/Prasarana Teknologi Komunikasi dan Informasi Tahun 2007 – 2011
Kabupaten Siak II-66
Tabel 2.76
Jumlah Perpustakaan Tahun 2007 – 2011
Kabupaten Siak II-67
Tabel 2.77 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-67 Tabel 2.78 Jumlah Kendaraan Perpustakaan Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-68 Tabel 2.79 Tanaman Padi dan Palawija Tahun 2011 Kabupaten Siak II-69 Tabel 2.80 Tanaman Padi Tahun 2007- 2011 Kabupaten Siak II-69 Tabel 2.81 Tanaman Sayur Sayuran Tahun 2011 Kabupaten Siak II-70 Tabel 2.82 Tanaman Sayur-Sayuran Tahun 2007-2011
Kabupaten Siak II-70
Tabel 2.83 Tanaman Buah-Buahan Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-71
Tabel 2.84 Tanaman Perkebunan 2011 Kabupaten Siak II-72
Tabel 2.85 Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kelapa Sawit Tahun 2011 Kabupaten Siak II-72 Tabel 2.86 Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2007- 2011 Kabupaten Siak II-73
Tabel 2.87 Peternakan Tahun 2011 Kabupaten Siak II-74
Tabel 2.88 Peternakan Tahun 2008- 2011 Kabupaten Siak II-74
Tabel 2.89 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-75 Tabel 2.90 Kontribusi Sektor Kehutanan dan Perkebunan terhadap PDRB Tahun 2007-2011
Kabupaten Siak II-77
x
Tabel 2.92 Kabupaten Siak II-79
Tabel 2.93 Jumlah Produksi dan Konsumsi Ikan Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-80 Tabel 2.94 Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-80
Tabel 2.95
Jumlah Ekspor Bersih Perdagangan (dalam US $) Tahun 2008– 2010
Kabupaten Siak II-81
Tabel 2.96
Kontribusi Sektor Perdagangan (Perdagangan, Hotel dan Restoran) Terhadap PDRB Tahun 2007 – 2011
Kabupaten Siak
Terhadap PDRB Kabupaten Siak
II-82
Tabel 2.97 Pertumbuhan Industri Tahun 2007 - 2011 Kabupaten Siak II-83 Tabel 2.98 Kontribusi Sektor Perindustrian Tahun 2007 -2011 terhadap PDRB Kabupaten Siak II-84 Tabel 2.99 Nilai dan Kontribusi Sektor Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Berlaku Dalam PDRB Kabupaten Siak II-86 Tabel 2.100 Jumlah Restoran dan Rumah Makan Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-87 Tabel 2.101 Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-87 Tabel 2.102 Angka Kriminalitas Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Siak II-88 Tabel 2.103 Jenis Perizinan dan Realisasi Tahun 2011 Kabupaten Siak II-89 Tabel 2.104 Jumlah Realisasi serta Macam Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-91 Tabel 2.105 Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha Tahun 2007-2011 Kabupaten Siak II-92 Tabel 2.106 Analisis Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan
xi
Tabel 3.1 Identifikasi Isu-Isu Strategis III-41
Tabel 3.2 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis III-44
Bab IV
Tabel 4.1 Visi, Pokok-Pokok Visi dan Penjelasan Visi IV-3
Tabel 4.2 Hubungan Visi dan Misi IV-4
Tabel 4.3 Hubungan Misi, Tujuan dan Sasaran Pokok IV-6
Bab V
Tabel 5.1 Hubungan Misi, Sasaran Pokok dan Arah Pembangunan V-1 Tabel 5.2 Sasaran Pokok, Indikator Kinerja dan Arah Pembangunan V-10 Tabel 5.3 Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Dalam RPJP Nasional V-23 Tabel 5.4 Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Dalam RPJP Provinsi
Riau V-25
Tabel 5.5 Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Siak 2005 – 2025 V-32 Tabel 5.6 Indikator Makro Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Siak 2005 – 2025 V-45
I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPerencanaan pembangunan daerah menjadi urgensif sifatnya karena menjadi dasar bagi perumusan berbagai bentuk kebijakan pembangunan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan selanjutnya dokumen RPJMD akan menjadi acuan penyusunan Rencana Strategis-Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Penyusunan RPJPD dilakukan melalui beberapa tahapan serta perumusannya berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah, diantaranya dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah dan dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, serta sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
Tahapan penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) diawali dengan persiapan penyusunan, rancangan awal, pelaksanaan musrenbang, perumusan rancangan akhir serta penetapan perda. Secara sistematis tahapan penyusunan RPJPD Kabupaten Siak selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1.1.
G a m b a r I . 1
I - 2 Capaian keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak hingga saat ini, berawal dari hasil rumusan perencanaan pembangunan yang telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya seperti tertuang dalam pola dasar pembangunan daerah maupun rencana strategis daerah. Keberhasilan tersebut ditunjukkan dalam indikator makro pembangunan seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang mengalami peningkatan serta Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan Laju Inflasi yang cenderung mengalami penurunan.
Fakta menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan diiringi pula oleh meningkatnya jumlah penduduk yang cukup tinggi. Jumlah penduduk Kabupaten Siak tahun 2007 mencapai 318.585 jiwa menjadi 427.891 jiwa pada tahun 2011 atau bertambah sebanyak 109.306 jiwa selama kurun waktu 4 tahun dengan pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 10%. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada ketersediaan sumber daya alam yang semakin terbatas bahkan cenderung berkurang, seperti halnya ketersediaan lahan, alih fungsi lahan pertanian, perkebunan maupun hutan rakyat serta daya tampung lingkungan semakin menurun. Kondisi ini, berakibat pula pada eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran untuk memenuhi segala kebutuhan penduduk sehingga menimbulkan persaingan ekonomi yang berlebihan. Masih tingginya jumlah penduduk miskin, masih tingginya tingkat pengangguran, tingkat pendidikan yang belum memadai, belum meratanya pelayanan kesehatan serta keterbatasan kualitas dan kuantitas infrastruktur merupakan permasalahan yang masih akan dihadapi di masa mendatang.
Secara geografis Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten yang sebahagian wilayahnya berada di daratan rendah pesisir timur Sumatera dan sebahagian lainnya berada pada wilayah dataran tinggi atau perbukitan (Minas, Kandis dan Tualang).
Mencermati perkembangan yang terjadi saat ini serta masih banyaknya permasalahan yang dihadapi Kabupaten Siak, diperlukan upaya_upaya terencana, strategis dan berkesinambungan yang dituangkan ke dalam suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berdimensi jangka panjang dan berorientasi pada perwujudan kesejahteraan masyarakat. RPJPD ini selanjutnya dijadikan landasan bagi penyusunan tahapan pembangunan lima tahunan, yaitu periode 2005–2009; 2010–2014; 2015–2019; dan 2020–2024 serta menjadi arah bagi para calon kepala daerah dalam merumuskan visi dan misi 5 (lima) tahunan. RPJPD yang ditetapkan melalui peraturan daerah mengikat seluruh komponen masyarakat Kabupaten Siak, baik itu
I - 3 pemerintah daerah, dunia usaha maupun masyarakat umum lainnya.
Kedudukan RPJPD yang penting d an strategis, menunjukkan bahwa keberadaannya sangat dibutuhkan bagi penyelenggara pemerintahan daerah. Ketiadaan dokumen RPJPD akan menimbulkan ketidakjelasan terhadap arah dan sasaran pokok pembangunan di masa 20 tahun mendatang, sekaligus sulit untuk menjaga kesinambungan pembangunan dari setiap periode pemerintahan. Selain itu, untuk merumuskan tahapan rencana pembangunan lima tahunan maupun tahunan tidak ada landasan pijakannya.
S ubs t a n si R PJ PD Ka bupa t e n Si a k m e mua t v is i, mi s i da n ar ah pembangunan daerah selama 20 tahun ke depan. Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang dilaksanakan melalui beberapa misi dan dijabarkan melalui berbagai strategi serta arah kebijakan pembangunan. Perumusan dan penyusunan RPJPD menggunakan pendekatan teknokratis, partisipatif, politis serta top-down dan bottom-up.
Pendekatan teknokratis menitikberatkan kepada metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah, antara lain digunakan untuk evaluasi kinerja pembangunan daerah periode yang lalu berdasarkan pengolahan data dan informasi, penelaahan dokumen RTRW, gambaran umum kondisi daerah, perumusan permasalahan pembangunan, penelaahan RPJPN, RPJMD Provinsi serta RPJPD kabupaten/kota perbatasan, analisis isu-isu strategis pembangunan, perumusan visi, misi, dan arah kebijakan, pelaksanaan forum konsultasi publik serta penyelarasan visi, misi dan arah kebijakan RPJPD Kabupaten Siak. Forum konsultasi publik merupakan salah satu bentuk partisipatif semua pemangku kepentingan. Perumusan visi, misi dan arah kebijakan merupakan bentuk penjabaran dari pendekatan politik, yang diperkuat melalui penyelarasan dalam forum musrenbang RPJPD dengan pendekatan top-down dan bottom–up.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam penyusunan RPJPD Kabupaten Siak Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181,
I - 4 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah tiga kali dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4. Undang -Undang Nomor 25 Tah un 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4421 );
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
I - 5 Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;
12.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara 4833);
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
17.Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9);
1.3 Hubu ng a n A nta r D oku me n RP J PD de ng a n D ok um en R e nc a n a Pembangunan Daerah Lainnya
RPJPD Kabupaten Siak disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Riau. Hal ini dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah di Kabupaten Siak dengan visi, misi, arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang Provinsi Riau dan Nasional. Penyusunan RPJPD Kabupaten Siak juga disusun dengan memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Riau, RTRW Kabupaten Siak, RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya. Dalam hal ini, dilaksanakan melalui penyelarasan antara arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah serta pemanfaatan struktur serta pola ruang kabupaten/kota yang terletak di sekitar Kabupaten Siak.
I - 6
1.4 Sistematika Penulisan
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Siak disusun berdasarkan pada urutan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan lainnya, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan.
Bab II : Gambaran Umum Kabupaten Siak yang memuat penjelasan umum mengenai kondisi eksisting sampai dengan titik awal penyusunan RPJPD dalam setiap sektor pembangunan serta tantangan yang akan dihadapi selama kurun waktu 20 tahun ke depan.
Bab III : Analisis isu-isu strategis yang berisi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.
Bab IV : Visi dan Misi Kabupaten Siak, yang memuat perumusan visi dan misi Kabupaten Siak untuk 20 (dua puluh) tahun mendatang. Bab V : Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah yang
memuat sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah untuk masing-masing misi setiap tahapan 5 (lima) tahunan selama kurun waktu 20 (dua puluh) tahun dan prioritas masing–masing tahapan.
Bab VI : Kaidah pelaksanaan pada bagian ini menguraikan langkah-langkah pelaksanaan dari visi, misi dan arah kebijakan yang telah disusun dalam dokumen RPJPD.
1.5 Maksud dan Tujuan
RPJP Daerah Kabupaten Siak Tahun 2005–2025 sebagai dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pemerintah, masyarakat dan pihak swasta dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Siak dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. RPJPD Kabupaten Siak disusun sebagai pedoman penyusunan Rencana Pembanguna n Jang ka Menengah Daerah (RPJMD) dan R encana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
I - 7 Tujuan penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Siak adalah:
1. Menetapkan visi, misi, dan arah pembangunan Kabupaten Siak untuk 20 tahun mendatang dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Siak.
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan Pembangunan Nasional, Provinsi Riau, dan Kabupaten Siak.
3. Mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional serta Millenium Development Goals (MDGs).
II - 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografis dan Demografi
Kabupaten Siak, yang ber ibukota di Siak Sri Indrapura merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang berada di dataran pesisir timur. Kabupaten Siak lahir pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkalis, lahir bersamaan dengan pemekeran beberapa kabupaten di Provinsi Riau pada tahun 1999. Kabupaten Siak terdiri atas 14 Kecamatan.
2. 1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Karakteristik lokasi dan wilayah Kabupaten Siak dapat ditinjau dari beberapa aspek strategis sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Siak memiliki luas wilayah 8.556,09 Km2, dengan Siak Sri Indrapura sebagai Ibukota Kabupaten Siak. Selanjutnya jumlah desa/kelurahan dan luas wilayah kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan, Luas Wilayah Tahun 2012 Menurut Kecamatan Kabupaten Siak
No Kecamatan Ibukota Jumlah Desa/
Kelurahan Luas Wilayah (km2) Persentase Luas 1 Minas Minas 5 346,35 4,05 2 Kandis Kandis 11 1.493,65 17,45
3 Siak Siak Sri Indrapura
8 894,17 10,45
4 Sungai Apit Sungai Apit 15 1.346,33 15,73
5 Sungai Mandau Muara Kelantan 9 1.705 19,92 6 Kerinci Kanan Kerinci Kanan 12 128,66 1,50 7 Lubuk Dalam Lubuk Dalam 6 155,09 1,81 8 Tualang Perawang 8 343,6 4,01
9 Koto Gasib Pangkalan Pisang 11 704,7 8,27
II - 2
No Kecamatan Ibukota Jumlah Desa/
Kelurahan
Luas Wilayah (km2)
Persentase Luas
11 Bunga Raya Bunga Raya 10 151 1,76
12 Mempura Benteng Hilir 8 437,45 5,11
13 Sabak Auh Bandar Sungai 8 73,38 0,86
14 Pusako Dusun Pusako 7 544,47 6,36
Jumlah 129 8.556,09 100
Sumber: Siak Dalam Angka Tahun 2012
Wilayah Kabupaten Siak berbatasan dengan:
Sebelah utara dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti; Sebelah selatan dengan Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Pelalawan;
Sebelah barat dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru;
Sebelah timur dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan Meranti.
2. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis, Kabupaten Siak terletak diantara 116’30” LU sampai dengan 020’49” LU dan 10054’21” BT sampai dengan 10210’59” BT, yang sebagian besar terdiri dari dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Morfologi Wilayah Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran, dan sebagian kecil terdiri dari perbukitan yang terletak di bagian barat daya. Morfologi dataran mencakup sekitar 60% wilayah Kabupaten Siak, morfologi perbukitan rendah terdapat di bagian utara, timur dan memanjang dari arah barat laut sampai tenggara, dan morfologi perbukitan tinggi terletak di bagian barat daya wilayah Daerah Aliran Suangai (DAS) Siak.
3. Topografi
Kabupaten Siak terdiri dari satuan dataran rendah dan satuan perbukitan. Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah, dengan ketinggian 0-50m dari permukaaan laut, meliputi dataran banjir sungai dan rawa serta terbentuk endapan permukaan. Kemiringan lereng sekitar 0°-3° atau bisa dikatakan hampir datar. Sedangkan satuan perbukitan mempunyai ketinggian antara 50-150 m dari daerah sekitarnya, dengan kemiringan 3°-15°.
4. Geologi
Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian dari daerah yang tersusun dari batuan sedimen Tufa yang berombak sampai bergelombang. Batuan induk
II - 3 didominasi batuan lempung (clay), silika, batu pasir dan batu lapis. Formasi ini terdapat di daerah Minas.
Jenis tanah yang dominan adalah tanah tropodulit atau setara dengan tanah podsolik merah kuning pada perbukitan dan tropaquepst atau setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai berkembang pada bagian daratan rendah, terutama di pinggiran sungai. Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy clay loam) dan galuh lempung yang makin ke dalam makin tinggi kadar lempungnya. Struktur tanah gembur sampai gumpal menyudut untuk horison A dan gumpal menyudut untuk horison B yang umumnya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah alluvium merupakan daerah rawa-rawa yang terjadi karena gambut yang mengalami proses sedimentasi dari sungai-sungai didekatnya.
5. Hidrologi
Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah yang berawa-rawa, Kabupaten Siak memiliki banyak sungai. Sungai tersebar adalah Sungai Siak, kemudian Sungai Mandau, Sungai Rawa, Sungai Gasib, Sungai Siak Kecil, Sungai Apit dan Sungai Buatan. Selain perairan sungai, Kabupaten Siak juga memiliki beberapa danau atau tasik antara lain : Tasik Pulau Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik Serai, Tasik Air Hitam dan Tasik Ketilau. Tasik-tasik tersebut berpotensi untuk dijadikan budidaya perikanan air tawar serta pariwisata.
Sungai Siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung Kanan dan Tapung Kiri yang anak-anak sungainya berasal dari wilayah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Bengkalis. Sungai Tapung Kanan berasal dari anak-anak sungai Paturuk, Karas Takuana, Suram, Lindai dan Siangkala.
Sungai Mandau merupakan sungai yang cukup penting yang di bagian hulunya merupakan rawa dengan fisiografi kubah gambut. Formasi ini memiliki kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah yang dangkal, sehingga dengan evapotranspirasi dari air hujan yang meresap melalui air tanah dari kawasan hutan disekitarnya. Oleh karena itu, hutan memegang peranan penting bagi penyediaan air tanah di daerah ini.
Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan hutan akan berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi hidrografi di daerah ini. Pelepasan air dari kawasan ini merupakan pensuplay utama aliaran air yang masuk melalui anak-anak sungai yang lain masuk ke Sungai Mandau yang airnya berwarna coklat kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir terdapat di sepanjang Sungai Siak yang kesemuanya akan memberikan kontribusi terhadap kualitas perairan di Sungai Siak.
II - 4
6. Klimatologi
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila dilihat dari Iklim Matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis, sehingga iklim yang berlaku di daerah ini juga iklim tropis. Menurut klasifikasi iklim koppen, Kabupaten Siak dengan curah hujan yang hampir merata di sepanjang tahun. Rata – rata curah hujan 233 mm3 / tahun. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Sungai Apit.
Secara umum, Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 250 sampai dengan 320 Celsius dan kelembaban udara 88,9% per bulan.
7. Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil interpretasi peta tutupan lahan tahun 2009, penggunaan lahan dominan di Kabupaten Siak saat ini adalah perkebunan sebesar 46,15% dan hutan sebesar 40,12% yang terdapat di Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Kandis. Hasil analisis kesesuaian lahan, lahan potensial yang sesuai untuk lahan pertanian adalah sebesar 8,9% dari luas Kabupaten Siak, artinya hanya sebagian kecil dari wilayah Kabupaten Siak yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Untuk masing-masing luasan peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Luas Peruntukan Lahan Didasarkan Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Kabupaten Siak
Peruntukan Lahan Luas (Ha) Proporsi (%)
Belukar 1.241,99 0,15 Hutan 319.155,90 38,6 Industri 622,92 0,07 Kawasan Minyak 637,28 0,07 Permukiman 9.637,77 1,16 Lahan Terbuka 75.476,71 9,13 Perkebunan 412.116,71 49,8 Rawa 5.059,51 0,61 Sawah 2.034,49 0,24 Total 825.983,28 100
Sumber: Hasil Analisis Tim RTRW Kabupaten Siak
Kabupaten Siak didominasi oleh 3 (tiga) kelompok sistem lahan yaitu GBT (gambut), MBI dan MDW (mendawai) yang secara keseluruhan mencapai hampir 80% dari luas Kabupaten Siak. Sebanyak 35% merupakan kelompok sistem lahan GBT dan 26% kelompok MBI serta 19% merupakan kelompok MDW. Salah satu jenis lahan yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan di Kabupaten Siak adalah Lahan Gambut (GBT). Luas Kawasan Gambut di Kabupaten Siak adalah 456,091 hektar. Sebagian besar lahan gambut telah dimanfaatkan sebagai lahan usaha pertanian khususnya tanaman perkebunan.
II - 5
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan karakteristik Kabupaten Siak, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budaya. Kawasan budidaya di Kabupaten Siak dibedakan menjadi delapan kawasan, yaitu hutan produksi (hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi), perkebunan, pertanian lahan basah, industri, pertambangan, perikanan air payau (tambak), pariwisata dan permukiman. Kawasan-kawasan budidaya di Kabupaten Siak yang menjadi arahan di dalam RTRW Kabupaten Siak dengan memperhatikan RTRW Propinsi Riau dan RTRW Nasional adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Dari keseluruhan kawasan yang dinyatakan sesuai atau dapat dikembangkan sebagai kawasan hutan produksi, yang digolongkan menjadi hutan produksi tetap adalah sebesar 232.057 Ha (27,04%). Sementara, yang dikategorikan menjadi hutan produksi terbatas atau hutan tanaman industri adalah sebesar 73.127 Ha (8,5%). Sedangkan, yang dikategorikan menjadi hutan produksi yang dapat dikonversi adalah sebesar 5.751 Ha (0,7%).
Kawasan hutan produksi ini banyak tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Siak, antara lain di Kecamatan Sungai Apit, Mempura, Dayun, Minas, Kandis, Tualang, Siak dan Koto Gasib. Namun luasan terbesar kawasan hutan produksi terkonsentrasi di Kecamatan Sungai Apit, yang juga berdekatan dengan pusat kegiatan agroindustri Tanjung Buton.
Terkait dengan perkembangan sektor ekonomi yang akan diarahkan untuk mendukung agroindustri dan agrobisnis, maka pemanfaatan kawasan budidaya sebagai kawasan hutan memiliki peran yang sangat penting.
2. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Siak didominasi oleh komoditas kelapa sawit dan karet yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Siak, dengan total luas perkebunan besar sebesar 269.190 Ha atau 31,4% dari luas wilayah Kabupaten Siak.
3. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian adalah kawasan yang fungsi utamanya berupa pengembangan tanaman pangan. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis, potensi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Siak adalah sebesar 8.491 Ha atau 1,0% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Pusat-pusat pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan diarahkan di Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Sabak Auh, Sungai Apit dan Kecamatan Sungai Mandau, sedangkan untuk tanaman hortikultura tersebar di wilayah Kabupaten Siak dengan luasan relatif kecil.
II - 6
4. Kawasan Peruntukan Industri
Berdasarkan hasil analisis, luas kawasan industri di Kabupaten Siak adalah 6.886 Ha atau 0,8% dari luas wilayah Kabupaten Siak yang terdiri dari Industri Perawang dengan luas kurang lebih 1.319 (seribu tiga ratus sembilan belas) hektar berada di Kecamatan Tualang dan Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) dengan luas kurang lebih 5.566 (lima ribu lima ratus enam puluh enam) hektar berada di Kecamatan Sungai Apit.
5. Kawasan Peruntukan Pertambangan (Minyak dan Gas Bumi)
Kawasan pertambangan minyak di Kabupaten Siak terpusat di Kecamatan Kandis, Minas, dan Sabak Auh, dengan total luas kawasan sebesar 19.758 Ha atau 2,3% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Dengan adanya kebijakan pemusatan kegiatan industri di Tanjung Buton, maka dalam perkembangan selanjutnya perusahaan industri di wilayah Kandis dan Minas akan diarahkan ke kawasan industri Tanjung Buton tersebut, terutama untuk kegiatan industri hilir. Berbeda dengan perusahaan industri lainnya, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan memiliki keterkaitan dengan lokasi bahan tambang, sehingga sampai akhir tahun perencanaan atau hingga akhir masa konsesi kuasa pertambangan mendatang kegiatan ini masih akan berkembang di empat kecamatan tersebut.
6. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan, pertambakan atau kolam dan perikanan darat lainnya. Kawasan perikanan yang diarahkan di Kabupaten Siak ini adalah berupa kawasan perikanan air payau atau pertambakan di wilayah pesisir Kabupaten Siak yaitu di Kecamatan Sungai Apit. Peruntukan kawasan perikanan di Kabupaten Siak ini dengan luas sebesar 10.918 Ha atau 1,3% dari luas wilayah Kabupaten Siak.
7. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Siak dikenal sebagai sebuah kerajaan besar Melayu yang didirikan pada tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rakmat Syah atau sering di sebut sebagai Raja Kecik. Sebagian besar potensi wisata yang ada di Kabupaten Siak berasal dari kekayaan budaya yang terdapat di Kecamatan Siak. Sedangkan untuk potensi yang berasal dari kekayaan alam dan buatan, masih sangat sedikit.
8. Kawasan Peruntukan Permukiman.
Selain arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang sudah ada, juga diarahkan pengembangan kawasan permukiman baru di wilayah Kabupaten Siak. Dari hasil analisis dan perencanaan, kawasan permukiman di Kabupaten Siak adalah sebesar 76.960 Ha atau 9,0% dari luas wilayah Kabupaten Siak.
II - 7
Tabel 2.3
Rencana Pola Ruang Tahun 2011-2031 Kabupaten Siak
No Rencana Peruntukan Luas (ha) Proporsi
A. Kawasan Lindung
A.1 Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan di Bawahnya
1 Kawasan Bergambut 53.060 6,2%
2 Kawasan Resapan Air 2.825 0,3%
A.2 Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam Cagar Budaya
3 Kawasan Suaka Margasatwa 70.060 8,2%
4 Tahura Sultan Syarif Hasyim 4.543 0,5%
5 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 825 0,1%
6 Kawasan Penyangga 2791 0,3%
A.3 Kawasan Perlindungan Setempat
7 Sempadan Pantai 1.152 0,1%
8 Sempadan Sungai 18.762 2,2%
Jumlah Kawasan Lindung 154.017 18%
B. Kawasan Budidaya
9 Hutan Produksi Terbatas 73.127 8,5%
10 Hutan Produksi Tetap 232.994 27,2%
12 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 5.751 0,7%
13 Kawasan Perkebunan 269.190 31,4%
14 Kawasan Tanaman Pangan 8.491 1,0%
15 Kawasan Perikanan Air Payau 10.918 1,3%
16 Kawasan Industri 6.886 0,8%
17 Kawasan Pertambangan (Peruntukan Minyak & Gas Bumi) 19.758 2,3%
18 Kawasan Permukiman 76.960 9,0%
Jumlah Kawasan Budidaya 704.075 82%
Total Luas Kabupaten Siak 858.092 100,00%
Sumber: Hasil analisis dan perencanaan
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Terdapat 3 (tiga) potensi bencana di Kabupaten Siak yaitu:
1. Kawasan Rawan Bencana Banjir
Secara umum, Kabupaten Siak tidak memiliki kendala fisik untuk pengembangan wilayah yang cukup berbahaya terutama untuk budidaya perkotaan. Dari hasil interpretasi rona fisik, wilayah Kabupaten Siak cenderung memiliki topografi yang landai dengan kemiringan lereng sekitar 0-3% dan ketinggian 0-50 meter dpl serta memiliki sifat batuan pada satuan perbukitan yang stabil sehingga potensi untuk terjadinya gerakan tanah dan erosi yang menyebabkan longsor sangat kecil. Namun, karena sebagian besar wilayahnya relatif datar (14-30 mdpl), potensi
II - 8 untuk terjadinya banjir cukup besar di beberapa tempat terutama di daerah sepanjang Sungai Siak. Berdasarkan perhitungan siklus hidrologi di mana terjadi surplus air sekitar 15% manjadi aliran permukaan dari curah hujan rata-rata bulanan, maka kemungkinan terjadinya banjir musiman pada bulan-bulan basah. Kecamatan yang rawan terjadinya banjir adalah Kecamatan Sungai Mandau, Siak, Sungai Apit, Mempura dan perbatasan Kecamatan Minas dan Sungai Mandau.
2. Kawasan Rawan Bencana Gempa
Pulau Sumatera dilalui oleh sesar Semangka yang apabila terjadi pergerakan mengakibatkan terjadinya gempa. Provinsi Riau terletak di jalur patahan bagian tengah sumatera, sehingga Kabupaten Siak masuk ke dalam jalur tersebut. Di Kabupaten Siak sendiri tidak terdapat patahan. Pada saat terjadi gempa, Kabupaten Siak hanya terkena magnitude atau getaran saja.
3. Kawasan Abrasi Pantai
Di Kabupaten Siak berpotensi bahaya erosi atau lebih tepatnya abrasi pantai di sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit. Karakteristik struktur geologi dan jenis tanah di pesisir pantai Kecamatan Sungai Apit terdiri dari jenis endapan permukaan pantai dan sungai dengan komposisi struktur tanahnya sebagian besar adalah kerikil pasir dan lempung. Jenis tanah ini menjadi faktor material yang berpengaruh besar terhadap proses pengikisan tanah di pantai dan sempadan sungai.
2.1.4 Demografi
2.1.4.1 Penduduk
Penduduk Kabupaten Siak berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2011 berjumlah 427.891 jiwa yang terdiri dari 223.731 jiwa penduduk laki-laki dan 204.160 jiwa penduduk perempuan.
Dengan luas wilayah daratan 8.556,09 Km2, maka tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 50 jiwa/Km2. Kecamatan Tualang merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk terpadat yakni 326 jiwa/Km2, sedangkan Kecamatan Sungai Mandau merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk terkecil yakni 4 jiwa/Km2.
Tabel 2.4
Komposisi Penduduk Tahun 2011 Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Siak
No Kecamatan Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Penduduk
1 Siak 12.539 11.720 24.259
2 Sungai Apit 15.161 14.113 29.274
II - 9
No Kecamatan Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Penduduk
4 Dayun 16.084 14.461 30.545 5 Koto Gasib 10.362 9.738 20.100 6 Lubuk Dalam 12.019 11.081 23.100 7 Kerinci Kanan 13.001 11.760 24.761 8 Tualang 58.955 53.292 112.247 9 Minas 14.882 13.217 28.099 10 Kandis 36.573 33.549 70.122 11 Sungai Mandau 3.224 3.015 6.239 12 Mempura 8.370 7.742 16.112 13 Sabak Auh 6.662 6.149 12.811 14 Pusako 3.121 2.839 5.960 JUMLAH 223.731 204.160 427.891
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak. 2012 2.1.4.2 Kondisi Umum Demografi Kabupaten Siak
Jumlah penduduk di Kabupaten Siak pada tahun 2011 berjumlah 427.891 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Siak adalah 8.556,09 Km2. Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, maka jumlah penduduk kelompok umur produktif (16-64 tahun) mencapai 66,87 %, jumlah penduduk kelompok umur muda (0-15 tahun) mencapai 33,13 %. Struktur umur tersebut mengindikasikan bahwa Kabupaten Siak memiliki potensi sumber daya manusia yang dapat dimobilisasi pada berbagai sektor pembangunan daerah.
Besarnya kontribusi sektor pertanian (kelapa sawit) dan industri pengolahan (pulp and paper) yang melebihi 80% dalam struktur PDRB Kabupaten Siak tahun 2011 membuktikan terjadinya penumpukan sumber daya manusia pada kedua sektor tersebut. Masih terbuka pengembangan sektor-sektor lainnya, terutama jasa yang dapat dimaksimalkan, ini karena posisi Kabupaten Siak sebagai Hinterland Pekanbaru.
Tabel 2.5
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2011 Per Kecamatan Kabupaten Siak
NO Kecamatan Jumlah Penduduk Wilayah Luas
(km)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km) Laki-Laki Perempuan Penduduk Jumlah
1 Siak 12.539 11.720 24.259 894,17 27,13
2 Sungai Apit 15.161 14.113 29.274 1346,33 21,74
3 Bunga Raya 12.778 11.484 24.262 151,00 160,68
II - 10
NO Kecamatan Jumlah Penduduk Wilayah Luas
(km)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km) Laki-Laki Perempuan Penduduk Jumlah
5 Koto Gasib 10.362 9.738 20.100 704,70 28,52 6 Lubuk Dalam 12.019 11.081 23.100 155,09 148,95 7 Kerinci Kanan 13.001 11.760 24.761 128,66 192,45 8 Tualang 58.955 53.292 112.247 343,06 326,68 9 Minas 14.882 13.217 28.099 346,35 81,13 10 Kandis 36.573 33.549 70.122 1493,65 46,95 11 Sungai Mandau 3.224 3.105 6.239 1705,00 3,66 12 Mempura 8.370 7.742 16.112 437,45 36,83 13 Sabak Auh 6.662 6.149 12.811 73,38 174,58 14 Pusako 3.121 2.839 5.960 544,47 10,95 JUMLAH 2011 223.731 204.160 427.891 8.556,09 50,01 2010 388.506 8.556,09 45,41 2009 356.751 8.556,09 41,69
Sumber: Siak Dalam Angka Tahun 2012
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga.
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di Kabupaten Siak adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi. Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB Per Kapita, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), tingkat inflasi dan angka kemiskinan.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Struktur PDRB di Kabupaten Siak pada tahun 2011 masih didominasi oleh dua sektor yakni sektor industri pengolahan sebesar 51,69% dan sektor pertanian sebesar 30,69%, secara total kedua sektor tersebut menyumbangkan 82,38%. Kedua sektor tersebut mendominasi dalam 5 tahun terakhir. Ini artinya tidak banyak terjadi perubahan dan kontribusi dari sektor-sektor lainnya. Sektor terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya menyumbangkan sekitar 0,09 % ke dalam struktur PDRB Kabupaten Siak.
II - 11
Tabel 2.6
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 - 2011 Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Siak
NO Sektor
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % 1 Pertanian 1.004.270,44 32,60 1.064.072,98 32,10 1,123.529,95 31,63 1.188.046,74 31,15 1.257.975,94 30,69 2 Pertambangan dan Penggalian 17.150,21 0,56 18.180,94 0,55 19.309,98 0,54 20.447,34 0,54 21.868,43 0,53 3 Industri Pengolahan 1.629.357,53 52,89 1.733.372,43 52,29 1.850.857,28 52,10 1.979.856,66 51,91 2.118.446,63 51,69 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.525.14 0,08 2.790,93 0,08 3.027,07 0,09 3.280,52 0,09 3.566,95 0,09 5 Bangunan/
Konstruksi 33.689,66 1,09 66.324,84 2,00 85.035,07 2,39 106.259,82 2,79 127.756,19 3,12 6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 175.538,81 5,70 192.321,49 5,80 211.986,24 5,97 235.424,95 6,17 262.820,40 6,41 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5 0 . 4 1 4 , 1 8 1 , 6 4 5 5 . 0 4 7 , 8 0 1 , 6 6 60.184,38 1 , 6 6 66.788,68 1 , 6 6 74.916,63 1 , 8 3 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2 9 . 1 8 7 , 1 0 0 , 9 5 3 1 . 1 6 5 , 1 2 0 , 9 4 33.378,16 0 , 9 4 35.763,27 0 , 9 4 38.529,83 0 , 9 4 9 Jasa-jasa 1 3 8 . 5 1 7 , 0 9 4 , 5 0 1 5 1 . 9 6 0 , 4 2 4 , 5 8 165.053,22 4 , 6 5 178.035,95 4 , 6 7 192.449,57 4 , 7 0 JUMLAH 3.080.650,16 1 0 0 , 0 0 3.315.236,95 1 0 0 , 0 0 3.552.361,36 1 0 0 , 0 0 3.813.903,94 1 0 0 , 0 0 4.098.330,57 1 0 0 , 0 0 Sumber: BPS Provinsi Riau. 2012
Tabel 2.7
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007–2011 Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Siak
No Sektor
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nila % 1 Pertanian 3.873.934,95 30,15 4.994.097,83 30,42 5.797.531,63 30,50 6.900.581,94 31,22 8.216.076,96 31,64 2 Pertambangan dan Penggalian 39.145,44 0,30 51.484,08 0,31 68.041,36 0,36 90.848,82 0,41 121.910,04 0,47 3 Industri Pengolahan 7.913.473,89 61,59 9.818.275,82 59,80 11.080.906,09 58,30 12.441.642,80 56,30 14.213.332,74 54,74 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.959,78 0 , 0 5 7.248,77 0,04 8.818,90 0,05 10.818,29 0 , 0 5 13.413,10 0 , 0 5 5 Bangunan/ Kontruksi 287.579,31 2,24 596.473,31 3,36 795.336,42 4,18 1.005.141,48 4,55 1.229.991,62 4,74 6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran
309.967,20 2,41 408.884,85 2,49 540.384,88 2,84 720.045,62 3,26 962.155,41 3,71 7 Pengangkutan dan Komunikasi 72.227,75 0,56 85.644,49 0,52 103.358,34 0,54 126.037,65 0,57 150.878,56 0,58 8 Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
82.719,45 0,64 104.131,30 0,63 132.295,11 0,70 169.787,92 0,77 218.228,27 0,84 9 Jasa-jasa 262.672,29 2,04 352.377,36 2,15 481.006,14 2,53 635.856,58 2,88 839.938,58 3,23
JUMLAH 12.847.680,06 100,00 16.418.617,82 100,00 19.007.678,88 100,00 22.100.761,10 100,00 25.965.925,29 100,00 Sumber: BPS Provinsi Riau. 2012