• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

4. Kemampuan Memahami

a. Pengertian kemampuan

Menurut Ivancevich M. John, dkk (2007: 85) kemampuan

adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas mental atau fisik.

Sedangkan Robbins (2001: 46) mendefiniskan bahwa kemampuan

adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas

dalam suatu pekerjaan. Dimana kemampuan individu pada hakekatnya

tersusun dari dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan

fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan

untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan fisik adalah

kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang

menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Lebih lanjut

Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah

penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, kemampuan (ability)

dalam penelitian ini adalah kecakapan atau potensi seseorang individu

untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas

b. Pengertian memahami

Usman (2002: 35) melibatkan pemahaman sebagai bagian dari

domain kognitif hasil belajar. Ia menjelaskan bahwa pemahaman

mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini

satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang

rendah. Selanjutnya, Susanto (2013: 208) mengutarakan bahwa

pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan

transformasi ilmu pengetahuan. Sementara Mulyasa (2005: 78)

menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

Sudjana (2010: 24) membagi pemahaman ke dalam tiga

kategori, yakni sebagai berikut: (a) tingkat pertama atau tingkat

terendah, yaitu pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam

arti sebenarnya; (b) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran,

yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang

diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari

grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan

pokok; dan (c) pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi, yakni

pemahaman ekstrapolasi.

Arikunto (2009: 118) menyatakan bahwa pemahaman

(comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan,

membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas,

menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa

diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang

sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Pembelajaran yang

dilaksanakan lebih mengaktifkan siswa untuk telibat selama proses

pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa lebih

akrab sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik.

Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke

dalam jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian,

sehingga siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika

bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan

(Susanto, 2012: 211). Dalam tingkatan ini siswa diharapkan

mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya

untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar

memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap

dan makna yang terkandung dari sebuah informasi. Dengan kata lain

seorang siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam

pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.

c. Pengertian kemampuan memahami

Menurut Daryanto (2008: 106) dalam kemampuan memahami

siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan,

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur

kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.

Bloom (dalam David & Lorin, 2008: 105-114) membagi

proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi

menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Sedangkan

Daryanto (2008: 106) menjabarkan kemampuan pemahaman menjadi

tiga, yaitu 1) menerjemahkan (translation), 2) menginterpretasi

(interpretation), 3) mengekstrapolasi (extrapolation).

Pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan

(translation) arti dari bahasa yang satu dalam bahasa yang lain. Dapat

juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik

untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang

dirumuskan dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat

dimasukkan dalam kategori menerjemahkan.

Kemampuan menginterpretasi (interpretation) yaitu

kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu

komunikasi. Misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik, atau

gambar-gambar lainnya dalam IPS atau fisika, dan minta ditafsirkan.

Dapat saja siswa tidak mampu menafsirkannya lantaran mereka tidak

cukup terlatih (well-trained) untuk itu.

Mengekstrapolasi (extrapolation) sedikit berbeda dengan

Kemampuan ini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

Kata kerja yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan ini adalah

memperhitungkan, memprakirakan, menduga, menyimpulkan,

meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik

kesimpulan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, kemampuan

memahami dalam penelitian ini adalah kecakapan atau potensi

seseorang dalam menerjemahkan, mengiterpretasi, dan

mengektrapolasikan pengetahuan kognitif dan afektif.

d. Kemampuan memahami konsep

Menurut Sanjaya (2009) mengemukakan “Pemahaman konsep

adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi

pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain

yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu

mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang

dimilikinya.

Salimi (Susanto, 2013: 209) indikator siswa dikatakan paham

terhadap konsep matematika yaitu siswa mampu 1) mendefinisikan

konsep secara verbal dan tulisan, 2) membuat contoh dan noncontoh

penyangkal, 3) mempresentasikan suatu konsep dengan model,

diagram, dan simbol, 4) mengubah suatu bentuk representasi ke

bentuk lain, 5) mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep, 6)

yang menentukan suatu konsep, dan 7) membandingkan dan

membedakan konsep-konsep. Sedangkan menurut Sanjaya (2009)

indikator pemahaman konsep diantaranya yaitu 1) mampu

menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya, 2)

mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta

mengetahui perbedaan, 3) mampu mengklasifikasikan objek-objek

berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk

konsep tersebut, 4) mampu menerapkan hubungan antara konsep dan

prosedur, 5) mampu menberikan contoh dan kontra dari konsep yang

dipelajari, 6) mampu menerapkan konsep secara algoritma mampu

mengembangkan konsep yang telah dipelajari.

Berdasarkan penjabaran memahami dan kemampuan

memahami konsep dari para ahli di atas, pengertian kemampuan

memahami konsep dalam penelitian ini adalah kecapakan atau potensi

seseorang dalam memberikan contoh, menggambarkan, mengubah,

membandingkan dan menyatakan ulang sebuah konsep.

Dokumen terkait