• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu tes

hendak diukur. Untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen, sebelum

digunakan instrumen tersebut divalidasi terlebih dahulu. Penelitian ini

menggunakan dua validasi yaitu validasi expert judgment dan validasi

empiris. Validasi expert judgment dilakukan oleh ahli dibidang tersebut.

Validasi empiris dilakukan oleh siswa SD yang sudah pernah mendapatkan

materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang di kelas V yaitu siswa SD

kelas VI.

a. Validasi perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini meliputi silabus,

RPP, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran ini divalidasi oleh

satu dosen ahli dan satu guru SD. Skor penilaian komponen terdiri

dari 4 skor pilihan, yaitu skor 1 sangat perlu perbaikan, 2 perlu

perbaikan, 3 baik, dan 4 sangat baik. Hasilnya digunakan untuk

mengetahui kelayakan perangkat yang direncanakan. Apabila skor

yang diperoleh kurang dari 3,5, maka perangkat akan diperbaiki

terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Adapun hasil validasi

perangkat pembelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Hasil Skor Penilaian RPP

Expert Judgment

Komponen yang dinilai

Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Dosen 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4,35 Guru SD 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4,53

Rata-rata keseluruhan 4,53

Berdasarkan tabel 3.9 di atas, rata-rata skor yang diperoleh dari

dosen USD adalah 4,53. Rata-rata skor yang diperoleh dari guru SD

dan guru SD adalah 4,53. Skor rata-rata keseluruhan sudah melebihi

nilai perbaikan yang ditentukan sehingga perangkat pembelajaran sudah

dapat digunakan untuk penelitian. Meskipun sudah melebihi nilai

perbaikan yang ditentukan, peneliti masih melakukan beberapa

perbaikan.

Tabel 3.10 Hasil Skor Penilaian Soal Evaluasi Expert

Judgment

Komponen yang dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5

Dosen 4 4 3 4 4 4,6

Guru SD 4 3 3 4 3 3,4

Rata-rata keseluruhan 4,0

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, rata-rata skor yang diperoleh dari

dosen USD adalah4,6. Rata-rata skor yang diperoleh dari guru SD

adalah 3,4. Rata-rata skor keseluruhan dari rata-rata skor dosen USD

dan guru SD adalah 4,0. Skor rata-rata keseluruhan sudah melebihi nilai

perbaikan yang ditentukan sehingga perangkat pembelajaran sudah

dapat digunakan untuk penelitian. Meskipun sudah melebihi nilai

perbaikan yang ditentukan, peneliti masih melakukan beberapa

perbaikan.

b. Validasi perangkat penelitian

Perangkat penelitian yang harus divalidasi dalam penelitian ini

meliputi lembar kuesioner, pedoman wawancara, dan soal tes. Lembar

kuesioner divalidasi oleh dua dosen Psikologi, pedoman wawancara

divalidasi oleh dua dosen Bahasa Indonesia dan satu guru SD, sedangkan

soal tes divalidasi oleh satu dosen Matematika dan satu guru SD. Skor

perbaikan, 2 perlu perbaikan, 4 baik, dan 5 sangat baik. Skor 3 tidak

digunakan pada penilaian ini karena skor 3 merupakan skor yang

berindikasi ragu-ragu untuk membenarkan atau menyalahkan perangkat

yang dinilai. Item perangkat yang skornya dibawah ketentuan akan

diperbaiki.

1) Hasil validasi lembar kuesioner respon siswa

Tabel 3.11 Hasil Skor Penilaian Item Kuesioner Expert

Judgment

Komponen yang dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8

Dosen I 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Dosen II 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Rata-rata keseluruhan 4

Instrumen kuesioner divalidasi oleh dua dosen yang ahli dalam

bidang Psikologi. Berdasarkan tabel 3.12 di atas, rata-rata skor yang

diperoleh dari dosen I USD adalah 4. Rata-rata skor yang diperoleh

dari dosen II USD adalah 4. Rata-rata skor keseluruhan dari rata-rata

skor dosen I dan dosen II adalah 4. Skor rata-rata keseluruhan sudah

melebihi nilai perbaikan yang ditentukan sehingga perangkat

penelitian lembar kuesioner sudah dapat digunakan untuk penelitian.

Meskipun sudah melebihi nilai perbaikan yang ditentukan, peneliti

masih melakukan beberapa perbaikan.

2) Hasil validasi pedoman wawancara

Tabel 3.12 Hasil Skor Penilaian Item Wawancara Expert

Judgment

Komponen yang dinilai Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 Dosen I 5 2 4 2 4 4 4 3,57 Dosen II 4 4 4 5 4 4 5 4,29 Guru 4 4 2 4 4 2 4 3,43 Rata-rata keseluruhan 3,76

Instrumen wawancara divalidasi oleh dua dosen ahli Bahasa

Indonesia dan satu guru SD untuk melihat keterbacaan instrumen.

Berdasarkan tabel 3.13 di atas, rata-rata skor yang diperoleh dari

dosen I USD adalah 3,57. Rata-rata skor yang diperoleh dari dosen II

USD adalah 4,29. Rata-rata skor yang diperoleh dari guru SD adalah

3,43. Rata-rata skor keseluruhan dari rata-rata skor dosen I, dosen II,

dan guru SD adalah 3,76. Skor tersebut telah melebihi skor perbaikan

yang ditentukan sehingga perangkat penelitian pedoman wawancara

sudah dapat digunakan. Meskipun sudah melebihi skor perbaikan,

peneliti mash melakukan beberapa perbaikan pada item pedoman

wawancara yang digunakan.

3) Hasil validasi soal tes

a. Validasi tes oleh ahli

Tabel 3.13 Hasil Skor Penilaian Item Tes Siklus I Expert

Judgment

Komponen yang dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7

Dosen 4 4 4 4 4 4 2 3,71

Guru 4 2 5 4 4 5 4 4

Rata-rata keseluruhan 3,86

Berdasarkan tabel 3.13 di atas, rata-rata skor yang diperoleh

dari dosen USD adalah 3,71. Rata-rata skor yang diperoleh dari

guru SD adalah 4. Rata-rata skor keseluruhan dari rata-rata skor

dosen dan guru SD adalah 3,86. Skor rata-rata keseluruhan tersebut

sudah melebihi skor perbaikan yang ditentukan sehingga perangkat

penelitian tes kemampuan memahami siklus I sudah dapat

masih melakukan beberapa perbaikan kalimat-kalimat pada item

tes.

Tabel 3.14 Hasil Skor Penilaian Item Tes Siklus II Expert

Judgment

Komponen yang dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7

Dosen 4 4 4 2 4 4 4 3,71

Guru 4 4 2 4 5 5 4 4

Rata-rata keseluruhan 3,86

Berdasarkan tabel 3.16 di atas, rata-rata skor yang diperoleh

dari dosen USD adalah 3,71. Rata-rata skor yang diperoleh dari

guru SD adalah 4. Rata-rata skor keseluruhan dari rata-rata skor

dosen dan guru SD adalah 3,86. Skor rata-rata keselruhan tersebut

sudah melebihi skor perbaikan yang ditentukan sehingga perangkat

penelitian tes kemampuan memahami siklus II sudah dapat

digunakan. Meskipun sudah dapat digunakan, peneliti masih

melakukan beberapa perbaikan kalimat-kalimat pada item tes.

b. Validasi tes secara empiris

Menurut Arikunto (2010: 211) validitas suatu instrumen adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur sesuatu

yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen dapat dihitung

menggunakan rumus korelasi product moment dengan nilai simpangan

rxy = βˆ‘π‘₯𝑦 βˆ‘π‘₯2 (βˆ‘π‘¦2)

Keterangan: x = X – x y = Y – y

X = skor rata-rata dari X Y = skor rata-rata dari Y

Validitas butir soal dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan SPSS 16. Setelah item tes divalidasi secara expert judgment,

tes kemampuan memahami yang berjumlah 15 item kemudian

diujicobakan ke lapangan. Tes kemampuan memahami diujicobakan

kepada siswa kelas VI SD Kanisius Nglinggi yang berjumlah 23 siswa.

Pada hasil uji validasi menggunakan SPPS, suatu item dapat dikatakan

valid apabila terdapat tanda satu bintang (*) atau dua bintang (**)

dibelakang skor total correlation.

Validitas suatu instrumen juga dapat dilihat dengan cara

membandingkan rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel,

maka item tersebut valid. Berdasarkan tabel distribusi (tabel r) untuk taraf

signifikansi (Ξ±) = 0,05 dan dengan derajat kebebasan (dk = n-1 =23-1 = 22), didapat rtabel = 0,432. Skor hasil perhitungan validasi perangkat

pembelajaran evaluasi dengan membandingkan rhitung dan rtabel dapat

Tabel 3.15 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Memahami Siklus I No. Item Corrected Item- Total Correlation (r hitung) Kriteria Valid (r tabel) Keputusan 1. 0,179 0,423 Tidak valid 2. 0,480 0,423 Valid 3. 0,687 0,423 Valid 4. 0,568 0,423 Valid 5. 0,500 0,423 Valid 6. 0,798 0,423 Valid 7. 0,458 0,423 Valid 8. 0,444 0,423 Valid 9. 0,740 0,423 Valid 10. 0,584 0,423 Valid 11. 0,662 0,423 Valid 12. 0,721 0,423 Valid 13. 0,621 0,423 Valid 14. 0,714 0,423 Valid 15. 0,396 0,423 Tidak valid

Berdasar hasil SPSS tes kemampuan memahami untuk siklus I di

atas, dapat dilihat bahwa terdapat 13 item soal yang valid. Karena peneliti

membatasi soal tes hanya 10 soal, maka peneliti mengambil 2 item soal

dengan nilai corellation paling tinggi pada setiap indikatornya. Peneliti

mengambil item soal dengan nilai correlation paling tinggi karena item

tersebut lebih valid dibandingkan dengan item yang memiliki nilai

correlation rendah. Oleh karena itu diperolehlah 10 item soal yaitu soal

nomor 2 dan 3 untuk mewakili indikator kemampuan memahami yang

pertama, 4 dan 6 untuk mewakili indikator kemampuan memahami yang

kedua, 7 dan 9 untuk mewakili indikator kemampuan memahami yang

ketiga, 11 dan 12 untuk mewakili indikator kemampuan memahami yang

yang kelima. Kemudian item soal tersebut diubah menjadi item soal nomor

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.

Tabel 3.16 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Memahami Siklus II No. Item Corrected Item- Total Correlation (r hitung) Kriteria Valid (r tabel) Keputusan 1. 0,625 0,423 Valid 2. 0,411 0,423 Tidak valid 3. 0,591 0,423 Valid 4. 0,745 0,423 Valid 5. 0,599 0,423 Valid 6. 0,484 0,423 Valid 7. 0,800 0,423 Valid 8. 0,651 0,423 Valid 9. 0,584 0,423 Valid 10. 0,421 0,423 Tidak valid 11. 0,531 0,423 Valid 12. 0,143 0,423 Tidak valid 13. 0,370 0,423 Tidak valid 14. 0,406 0,423 Tidak valid 15. 0,460 0,423 Valid

Berdasarkan hasil SPSS tes kemampuan memahami untuk siklus II

di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 10 item soal yang valid yaitu nomor 1,

3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 15. Item 1 dan 3 mewakili indikator kemampuan

memahami yang pertama, item 4, 5, dan 6 mewakili indikator kemampuan

memahami yang kedua, item nomor 7, 8, dan 9 mewakili indikator

kemampuan memahami yang ketiga, item nomor 11 mewakili indikator

kemampuan memahami yang keempat, serta item nomor 15 mewakili

indikator kemampuan memahami yang pertama. Item soal tersebut

2. Reliabilitas

Arikunto (2010: 221) menyebutkan bahwa reliabilitas menunjuk

pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang

sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Zainal Arifin, 2011:

258). Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan rumus

Alpha (Arikunto, 2010: 239). Peneliti memilih menggunakan rumus Alpha

karena rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 dan 0, misalnya soal bentuk uraian (Arikunto, 2010: 239).

r11 = (π‘˜)

(π‘˜βˆ’1)(1βˆ’βˆ‘πœŽπ‘2

πœŽπ‘‘2 ) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

βˆ‘πœŽπ‘2

= jumlah varians butir

πœŽπ‘‘2 = varians total

Hasil reliabilitas dapat dikualifikasikan dalam 5 kualifikasi

reliabilitas. Berikut ini adalah tabel untuk melihat hasil perhitungan

reliabilitas suatu instrumen menurut Hadi (dalam Arikunto, 2010: 319).

Tabel 3.17 Kriteria Reliabilitas

Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi

0,80 – 1,00 Tinggi

0,70 – 0,79 Cukup

0,40 – 0,69 Agak rendah

0,20 – 0,39 Rendah

Reliabilitas soal tes dalam penelitian ini dihitung menggunakan

SPSS 16. Hasil reliabilitas dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.18 Reliabilitas Soal Tes Siklus I dan Siklus II Reliabilitas Cronbachβ€Ÿs Alpha N Soal Tes Siklus I 0,842 10 Soal Tes Siklus II 0,817 10

Berdasarkan tabel hasil reliabilitas di atas, dapat dilihat bahwa nilai

Cronbach’s Alpha pada realiabilitas soal tes siklus I yaitu 0, 842, sedangkan pada reliabilitas soal tes siklus II yaitu 0,817. Kedua hasil

perhitungan reliabilitas tes di atas masuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.

3. Indeks Kesukaran Soal

Indeks kesukaran (IK) dalam penelitian ini didasarkan pada

interprestasi indeks kesukaran (IK) menurut Zainal Arifin (2011: 292).

Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interprestasi IK P < 0,30 Sukar

0,31 ≀ P ≀ 0,70 Sedang

P > 0,70 Mudah

Indeks kesukaran suatu aitem dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut.

IK = 𝐡

𝑁π‘₯π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿπ‘€π‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™

Keterangan :

IK = Indeks Kesukaran

B = Jumlah jawaban yang benar diperoleh siswa dari suatu item N = Kelompok siswa

Skor maksimal = Besarnya skor yang dituntut benar yang diperoleh siswa dari suatu item.

Hasil perhitungan Indeks Kesukaran (IK) tes pada siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.20 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran tes pada Siklus I No. Item IK Keterangan

1 0,91 Mudah 2 0,53 Sedang 3 0,84 Mudah 4 0,69 Sedang 5 0,83 Mudah 6 0,83 Mudah 7 0,67 Sedang 8 0,59 Sedang 9 0,73 Mudah 10 0,80 Mudah 11 0,82 Mudah 12 0,78 Mudah 13 0,61 Sedang 14 0,67 Sedang 15 0,81 Mudah

Tabel 3.20 di atas menunjukkan bahwa dari 15 soal, 6 soal

termasuk ke dalam kategori sedang dan 9 soal termasuk ke dalam karegori

mudah.

Berikut adalah tabel perhitungan Indeks Kesukaran (IK) tes pada

siklus II.

Tabel 3.21 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran tes pada Siklus II No. Item IK Keterangan

1 0,83 Mudah 2 0,68 Sedang 3 0,61 Sedang 4 0,50 Sedang 5 0,66 Sedang 6 0,52 Sedang 7 0,67 Sedang 8 0,68 Sedang 9 0,53 Sedang 10 0,70 Mudah

11 0,61 Sedang

12 0,68 Sedang

13 0,53 Sedang

14 0,50 Sedang

15 0,72 Mudah

Tabel 3.21 di atas menunnjukkan bahwa dari 15 soal, 12 soal

termasuk ke dalam kategori sedang dan 3 soal termasuk ke dalam karegori

mudah.

Dokumen terkait