HASIL PENELITIAN
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Penataan dan Pemberdayaan
4.3.1.2 Konteks Implementasi
4.3.1.2.3 Kepatutan daya tanggap
Hal ini juga bagian penting dari proses implementasi kebijakan, dimana tingkat kepatuhan dan adanya respon dari para pelaksana kebijakan merupakan aksi nyata dari para dinas pelaksana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam
pengimplementasian Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima agar dapat terlaksana dengan baik, secara optimal dan berdaya guna. Maka berkaitan dengan hal tersebut, maka ada beberapa aturan serta mekanismenya dari setiap instansi dalam melaksanakan tugasnya. Untuk pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima ini tentunya terkoordinasi dengan baik. Semua elemen atau para pelaksana tersebut tentunya memiliki tugas dan fungsi masing-masing dalam melaksanakan kepatuhan masing-masing dalam Penataan dan Pemberdayaan tersebut. Adapun kepatuhan menurut Kepala UPTD Kota Serang adalah:
“Kepatuhan dalam dinas sudah baik dan terukur dalam
pelaksanaannya, seperti dinas memberikan fasilitas berupa tempat untuk membuka suatu usaha, lalu dari Kesatuan Polisi Pamong Praja yang mendindak pedagang yang nakal apabila tidak menghiraukan berkali-kali peringatan” (Wawancara: Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang)
Bedasarkan pernyataan di atas, di perkuat juga oleh Kasi Pengeloaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang, beliaung mengatakan:
“Dalam perda ini semua dinas-dinas yang terkait menjalankan suatu perda yang telah dibuat, karena dinas-dinas yang terkait
akan membuat laporan dari pengimplementasian perda ini”
(Wawanacara: Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB Kantor Disperindagkop Kota Serang)
Hal ini juga dipertegas oleh Kasi Penegakan Produk Hukum Daerah Satuan Polisi Pamong Praja yang mengatakan:
Dalam mengimplementasikan Perda ini sudah berjalan dengan baik karena dalam penataan ini dinas-dinas terkait sudah
menjalankan sesuai dengan SOP yang berlaku (Wawancara: Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang)
Dari pernyataan dari I1.2, I 1.1 dan I 1.3 di atas, kita dapat mengetahui bawah mengetahui bahwa dinas-dinas yang menjadi pihak pengimplementatornya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tupoksi dari dinas tersebut, hal tersebut sesuai dengan keterangan dari Sekertaris Kecamatan Taktakan, pernyataan beliau adalah:
“sudah berjalan kok, sekarang pedagang kaki lima sudah
semakin jarang terlihat yang memakai fasilitas umum, namum
masih ada yang bandel sampai sekarang” (Wawancara: Rabu, 23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kasi Pembangunan Ekonomi Kecamatan Kasemen, beliau mengatakan:
“Kita terbantu dalam pengontrolan pedagang karena dinas Disperindagkop selalu rutin mendata para PKL dan juga Satpol
PP juga sering malakukan penertiban kepada pedagang PKL”
(Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)
Menurut Kasi Trantib Kecamatan Serang juga mengatakan hal yang serupa, berikut pernyataan beliau:
“sudah berjalan dengan baik semua bagian dinas pelaksa,
apalagi Satpol PP yang sekarang rutin mengusur pedagang yang
bandel yang berjualan di fasilitas umum” (Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35 WIB. Kantor Kecamatan Serang)
Pernyataan inipun diperkuat oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug, menurut beliau adalah:
“Sudah patuh dinas terkait, sekarang bagaimana pedagangnya
dalam merespon tindakan dinas” (Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB. Kantor Kecamatan Curug)
Hal demikian juga disampaikan oleh Kasi Trantib Kecamatan Walantaka, beliau mengatakan:
“Kepatuhan para aktor dalam ini dinas terkait sudah berjalan,
dari Disperindagkop udah sering mendata dan juga dari Satpol PP yang mendindak para pedagang-pedagang” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)
Pernyataan di atas juga ditegaskan oleh Kasi Trantib Kecamatan Cipocok Jaya, yang mengatakan:
“sudah jelas kepatuhannya, Satpl PP dan Disperindagkop
sudah menjalankan tupoksinya dengan perhitungan yang mereka miliki masing-masing” (Wawancara: Senin, 28 Mei 2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)
Bedasarkan keterangan dari I1.7, I1.8, I1.6, I1.9, I1.4 dan I1.5 di atas, kita dapat mengetahui bahwa kinerja dinas dalam menjalankan peraturan daerah tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima sudah berjalan dengan baik, bisa dilihat dari berbagai kondisi yang sudah ada. Hal serupa ditegaskan oleh pernyataan dari pengguna jalan, yang megatakan:
“Baik kok, saya sebagai masyarakat juga tau pedagang di
stadion sini itu pindahan dari alun-alun yang katanya pedagang akan pindahkan lagi, dari sini bisa dilihat orang
dinas sudah berkerja dengan seharusnya” ()
Hal serupa sesuai dengan pernyataan dari ketua paguyuban kota Serang, yang mengatakan:
“Baik dari Disperindagkop sudah membuat sarana tinggal
penggusuran dengan beberapa kali peringatan” (Wawancara: kamis, 31 Mei 2018 12.32 WIB. Rumah Informan, Cipocok) Hal di atas serupa juga di tegaskan oleh pedagang kaki lima yang mengatakan:
“Sudah patuh kok,dari sisi disperindagkop sudah mulai menjalankan perintah pemindahan teman-teman kami, kalau Satpol PP juga sudah sesuai prosedur memakai SP 1 sampai
3” (Wawancara: kamis, 31 mei 2018 14.20 WIB. Stadion Mualana Yusuf)
Bedasarkan uraian atapun hasil pemaran para informan mengenai kepatuhan daya tanggap dan kondisi di lapangan, bahwa pelaksana dari dinas yang terkait sudah baik dengan upaya beberapa tindakan tegas pedagang, namun dalam faktor ini kepatuhan yang tanggap juga belum mampu membuat pedagang yang akan membuat lapak maupun dagangan baru yang sudah jelas bahwa trotoar tidak di peruntukan oleh mereka.
4.4 Pembahasan
Dalam rangka peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, penguatan kelembagaan masyarakat, keberlanjutan pendapingan masyaakat, integrasi program dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Pemerintah Kota Serang melaksanakan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Penataan dan pemberdayaan ini merupakan program untuk pedagang untuk meningkatakan dan mengembangkan usahanya.
Peraturan Penataan dan Pemberdayaan ini diadakan tujuan untuk tercapainya kesejahteraan pedagang kaki lima di Kota Serang dan
serta terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan kenyaman ruang milik publik, pemerintah daerah perlu melakukan penetapan lokasi pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan di Kota Serang. Dimana bedasarkan mekanisme implementasi kebijakan menurut Merille S. Grindle dengan rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan, yaitu
1. Isi Kebijakan
a. Kepentingan yang dipengaruhi b. Tipe manfaat
c. Derajat perubahan yang diharapkan d. Letak pengambilan keputusan e. Pelaksana program
f. Sumber daya yang dilibatkan 2. Konteks Implementasi
a. Kekuasaan, strategi aktor yang melibatkan b. Karakteristik lembaga dan penguasa c. Kepatuhan daya tanggap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pelaksanaan Program Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima belum berjalan optimal. Dari hasil observasi dan didukung dengan hasil wawancara peneliti dari berbagai sumber dan informan terdapat masalah-masalah teknis
dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL. Hal ini sesuai dengan pembahasan dimensi-dimensi yang peneliti gunakan sebagai pedoman peneliti, yaitu
1. Isi Kebijakan