HASIL PENELITIAN
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Penataan dan Pemberdayaan
4.3.1.1 Isi Kebijakan
4.3.1.1.1 Kepentingan Yang Dipengaruhi
Berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi suatu Implementasi kebijakan, Indikator ini berargumen bahwa suatu kebijakan selama pelaksanaan melibatkan kepentingan, dan sejauh mana suatu kepentingan-kepentingan tersebut membawa pengaruh terhadap implementasi ini. Kepentingan-kepentingan tersebut antara lain kepentingan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang sebagai penyelengara penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima dalam peraturan daerah ini, kepentingan unit pelaksana kebijakan yaitu Satuan Polisi Pamong Praja dan kepentingan kecamatan serta kepentingan dari pedagang kaki lima itu sendiri.
Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa kepentingan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang sebagai penyelanggaraan Penataan dan Pemberdayaan, dimana dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang melakukan Penataan dengan melakukan penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahanm penertiban dan penghapusan lokasi PKLdenan memperhatikan kepentingan umum, estitika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta pemberdayaan dengan upaya penumbuhan usaha dan pengembangan
usaha terhadap PKL sehingga tumbuh dan berkembang baik kualitas maupun kuantitas usahanya.
Sedangkan Kepentingan dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam penegakan Peraturan Daerah dan kepentingan kecamatan sebagai perangkat daerah yang menjadi pelaksanan tugas yang diperoleh dari pelimpahan kewenangan untuk urusan otonomi daerah serta pedagang kaki lima sebagai sebagai pelaku usaha.
Dalam sebuah kebijakan atapun program Penataan dan Pemeberdayaan Pedagang Kaki Lima ini sasaran utamanyaa adalah Pedagang Kaki Lima, yaitu memerikan kepastian hukum dalam berusaha bagi pedagang kaki lima dan pemberian sarana, dan prasarana untuk kenyamanan ruang publik. Untuk lebih jelas peneliti menanyakan kepada Kasi Penegakan Produk Hukum Daerah Satuan Polisi Pamong Praja, beliau mengatakan:
“Menata pedagang kaki lima yang liar supaya tempat-tempat
yang seharusnya berfungsi sebagaimana semestinya”
(Wawancara: Senin, 21 Mei 2018 15.00 WIB. Kantor Satpol PP Kota Serang)
Bedasarkan paparan I1.3 di atas dapat kita ketahui bahwa kepentingan yang mempengaruhi dalam penjalanan peraturan penataan dan pemberdayaan ini adalah berfokus kepada Pedagang Kaki lima untuk teratur untuk membuat tempat-tempat yang dipakai untuk membuka suatu usaha pedagang kaki lima menjadi lebih efektif.
Peneliti mencoba menguatkan pendapat di atas dengan mewawancarai Kasi Pengelolaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang, beliau mengatakan:
“Yang melatar belakangi perda ini penataan pedagang kaki lima terutama yang ada di jalan-jalan protokol seperti Jl. Ahmad Yani, Jl. Veteran, dan Sepajang jalan Universita Sultan Ageng Tirtayasa yang mau di relokasi kelahan yang sudah
disediakan oleh pemerintah Kota Serang” (Wawanacara: Jumat, 12 Mei 2018 13.15 WIB Kantor Disperindagkop Kota Serang)
Bedasarkan hasil wawancara dengan Kasi Pengeloaan Dieperindagkop diperkuat oleh Kepala UPTD yang mengatakan:
“Bagaimana berfungsi untuk melakukan penataan dan
pemberdayaan di Kota Serang, hal ini dilakukan agar para PKL tidak berjulan di tempat yang di langgar ataupun melanggar peraturan keamana,ketertiban dan keindahan (Perda K3). Dan keselarasan pemberdayaan PKL kaitan
dengan pemindahan dan penertiban di wilayah Kota Serang”
(Wawancara: Selasa, 22 Mei 2018, 10.30 WIB. Kantor Disperindagkop Kota Serang)
Bedasarkan paparan dari wawacaran I1.2 dan I1.3 di atas, kita mengetahui bahwa peraturan ini di buat agar pedagang kaki lima unuk ditata dan diberdaya agar jauh lebih baik dengan tidak melanggar peraturan-peraturan yang ada, dengan pilihan diberikan dengan tempat relokasi yang sudah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang , hal ini dilihat dari Kota Serang sudah banyak menjamurnya pedagang kaki lima yang membuka usaha dengan menggunakan fasilita umum. Hal yang sama juga diungkap oleh pernyataan Kasi Trantib Kecamatan Cipocok Jaya, yang mengatakan:
“Dalam kejadian ini kepentingan yang sangat melatar
belakangi perda ini merupakan kepentigan semua dinas dan masyarakat, dalam hal PKL dibuat agar menjadikan pedagang
kaki lima menjadi lebih baik lagi” (Wawancara: Senin, 28 Mei 2018 10.15 WIB. Kantor Kecamatan Cipocok Jaya)
Bedasarkan pendapat di atas di perkuat dengan pernyataan dari Kasi Trantib Kecamatan Serang yang mengatakan:
Latarbelakang dari perda ini merupakan mengubah pandagang-pedagang kaki lima yang semeraut dan menghabat jalan-jalan yang hak untuk masyarakat umum (Wawancara: kamis. 31 Mei 2018 09.35 WIB. Kantor Kecamatan Serang) Bedasarkan wawancara dengan I1.5 dan I1.4 dapat disimpulkan bahwa kejadian yang terjadi di Kota Serang yang semeraut pedagang kaki lima dalam membuka usahanya membuat kepentingan ini sangat berpengaruh terhadap dibelakukannya perda ini. Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertaris Kecamatan Taktakan yang mengatakan:
“Hal yang melatarbelakangi ini adalah pedagang kaki lima, karena dengan adanya Perda ini semua PKL yang terdaftar akan menjadi tertata dan lebih baik untuk membuka suatu perintisan usaha dan juga pengembangan suatu usaha”
(Wawancara: Rabu, 23 Mei 2018 08.15 WIB. Kantor Kecamatan Taktakan)
Bedasarkan pendapat di atas, dipertegas oleh Kasi Trantib Kecamatan Walantaka yang mengatakan:
“Semua hal ini dibuat agar pedagang kaki lima menjadi lebih
tertib untuk menjadikan pedagang kaki lima menjadi layak dan
tidak melanggar peraturan untuk membuka suatu usaha”
(Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 11.20 WIB. Kantor Kecamatan Walantaka)
keberadaan pedagang kaki lima yang berkondisi tidak layak dalam tempat usaha maupun kondisi usaha mereka. Hal serupa dengan pendapat dari Kasi Ekonomi Pembangunan Kasemen yang menyimpulkan:
“Pedagang kaki lima merupakan hal sangat penting bagi
terbentuknya Peraturan Daerah ini, hal ini merupakan hal baik untuk PKL tersebut untuk menjadikan suatu usaha yang
lebih tertata” (Wawancara: Rabu, 30 Mei 2018 13.50 WIB. Kantor Kecamatan Kasemen)
Hal serupa di sampailan oleh Kasi Trantib Kecamatan Curug, yang mengatakan:
“Yang melatarbelakangi Perda ini adalah kepentingan
masyarakat dan PKL” (Wawancara:Senin, 28 Mei 2018 13.20 WIB. Kantor Kecamatan Curug)
Bedasarkan wawancara dari I1.8 dan I1.6 di atas, kita dapat mengetahui bahwa kepentingan dalam pembuatan peraturan daerah ini merupakan pedagang kaki lima untuk memberikan pedagang tersebut lebih baik dan tertata.
Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima di Kota Serang sangat di pengaruhi oleh kepentingan, seperti kepentingan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Serang dalam peningkatan kualitas pedagang dan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja yang berkepentingan erat dengan adanya permasalahan-permasalahan pedagang yang menghalangi trotoar untuk pejalan kaki dan juga dalam bagian ketertiban. Dengan adanya permasalah di atas maka kepentingan yang dipengaruhi di Dinas
membuka suatu usaha, dan kepentingan yang dalam Dinas Satuan Polisi Pamong Praja merupakan area dagang pedagang kaki lima yang menempati trotoar yang seharusnya berfungsi untuk kepentigan umum