• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA KEPENTINGAN INDIA DALAM KERJASAMA PERTAHANAN DENGAN TIONGKOK PADA TAHUN 2013 TERKAIT

PERSOALAN DI PERBATASAN

A. Kepentingan Keamanan dan Perdamaian di Perbatasan

Hubungan India dan Tiongkok yang terkait dengan keamanan di perbatasan dilatarbelakangi konflik yang saling memperebutkan wilayah perbatasan keduanya. Pasca konflik, kedunya melakukan kerjasama keamanan pada tahun 1993 yang bertujuan untuk perdamaian dan keamanan di perbatasan. Hal ini menjadi kerangka dan tujuan utama keduanya melakukan kerjasama keamanan hingga saat ini. Meskipun isi perjanjian dan bentuk kerjasama dalam setiap perjanjian berbeda, namun tujuan utama kedua negara adalah keamanan dan perdamaian di perbatasan.

Tujuan keamanan dan perdamaian tertera dalam perjanjian terbaru antara India dan Tiongkok pada tahun 2013. Kerjasama keamanan pada tahun 2013 ini dalam kerangka Perjanjian Pertahanan Perbatasan India dan Tiongkok yang bertujuan untuk memperluas kerjasama dan mencegah kembali terjadinya pertempuran dengan melakukan pengawasan atau patroli yang dijadikan suatu kewajiban sehingga hal ini tertera dalam perjanjian.142 Persoalan perbatasan India dan Tiongkok menjadi hal mudah dipicu oleh hal-hal yang kecil. Dengan adanya pengawasan atau patroli ini, kedunaya akan mengurangi hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.

Jika melihat konsep kepentingan nasional seperti yang dikutip dari George Kennan pada tahun 1954 menjelaskan mengenai kepentingan sebagai suatu

142

Vishaka Sharma dan A.K.Ghildial, Relevance of Five Principles of Peaceful Coexistence (Panchsheel) in Post Cold War Era,Asian Journal of Multidisciplinary Studies 2 (Mei 2014) Hal 61

kewajiban yang harus dicapai negara dimana kepentingan ini adalah representasi dari masyarakat.143

Dengan begitu bentuk kebijakan suatu negara merupakan cerminan dari kepentingan dalam negerinya yang berasal dari kepentingan masyarakatnya.

Kemudian kepentingan nasional juga merupakan kebutuhan negara terhadap unsur-unsur yang membentuk negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.144 Dengan melihat persoalan yang dihadapi India, sesuai yang dielaskan sebelumnya maka kepentingan India adalah dalam bidang keamanan dan pertahanan. Kepentingan India akan berpengaruh kepada bentuk kerjasama yang kemudian disepakati.

Berkaitan dengan perjanjian pertahanan India-Tiongkok tahun 2013, India memiliki kepentingan sebagai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang145itu adalah untuk mengurangi serangan yang berasal dari Tiongkok dan serangan yang disebabkan adanya peningkatan kapasitas militer Tiongkok di perbatasan. Peningkatan kapasitas ini didukung oleh adanya peningkatan pada transportasi dan peralatan logistik di sepanjang perbatasan.146

143

Scott Burchill, ed..Theories of International Relation 3rdEdition. (New York : Palgrave Macmillan, 2005) Hal 50.

144

Jack Plano dan Roy Olton,Kamus Hubungan Internasional,(Bandung: Abardin, 1999) hal 17 dalam Anak Agung B. P dan Yanyan Mochamad Y, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.

Hal 35.

145

Tujuan jangka panjang ini disampaikan oleh ahli strategis India pada 2011, ahli dalam bidangn militer India pada 2011, dan pengamat politik dan kebijakan luar negeri India pada tahun 2011.

146

Murray Scot Tanner dan Kerry B Dumbaugh,Distracted Antagonosts, Wary Partners:China and India Assess their Security Relations.CAN (September 2011). Hal 22.

Peningkatan kapasitas militer di perbatasan ini akan mengancam stabilitas kedua negara terutama bagi stabilitas India. Penulis menganalisa bahwa perlu ada upaya yang harus dilakukan India untuk memberikan rasa aman bagi rakyatnya. Dalam kasus perbatasan ini maka perlu bagi India untuk mengambil kebijakan dalam bidang pertahanan. Hal ini sesuai dengan konsep yang diungkapkan Nuechterlein bahwa kepentingan pertahanan meliputi, perlindungan terhadap negara dan masyarakat dari ancaman negara lain dan ancaman dari luar yang dapat mengancam sistem pemerintahan.147

Sama halnya dengan Tiongkok, kepentingan India dalam melakukan kerasama pertahanan ini adalah dengan tujuan keamanan dan perdamaian di perbatasan. Penulis melihat kepentingan dari persepektif India karena dengan

alasan ‘ketidakseimbangan’. Hal ini dilihat dari adanya upaya dari pihak India

untuk meningkatkan kapasitas kemampuan di sepanjang garis LAC atau garis pengawasan. Peningkatan ini menunjukan bahwa sebelum adanya perjanjian pertahanan ini kapasitas kemampuan India di sepanjang LAC belum pada tingkat yang sesuai.

Peningkatan kapasitas kemampuan ini diungkapkan oleh Duta Besar India untuk Tiongkok, S Jaishankar mengatakan bahwa:

“... there is recognition that the situation on the border is asymmetrical, that what is there on their side is different from what is

147

Donald Nuechterlein, National Interests and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision-Making,British Journal of International Studies,Vol 2(3) (Oct, 1976) pp246-266 dalam Rear Admiral Simon Williams, The Role of the National Interest in the National Security Debate(Inggris :, 2012) Hal 32.

there on our side. So, each side in a sense will approach its security in

its own way”.148

Dari pernyataan di atas tersirat adanya keuntungan ataupun manfaat yang akan diperoleh India dengan melakukan kerjasama pertahanan ini. Keuntungan ini akan memperkuat kapasitas kemampuan India di perbatasan. Peningkatan kapasitas ini akan mendorong terciptanya rasa kesamaan dalam menciptakan keamanan dalam mewujudkan perjanjian pertahanan ini.

Dalam hal ini India dan Tiongkok memiliki kepentingan masing-masing di perbatasan. Meskipun dalam hal ini penulis menekankan pada kepentingan India, namun Tiongkok tidak terlepas dari kepentingannya. Demi mancapai kepentingannya, khususnya India maka perlu bagi keduanya untuk melakukan kerjasama. Jeremy Bentham menjelaskan bahwa apabila diantara negara-negara ditumbuhkan kesadaran untuk saling menghormati kepentingan nasionalnya melalui kerjasama internasional. Hal ini berkaitan dengan kepentingan negara yang bermacam-macam.149 Untuk mengambil jalan tengah dari berbagai kepentingan ini, maka diperlukan forum untuk menginformasikan kepentingan masing-masing, sehingga kepentingan negara yang satu tidak mengganggu kepentingan negara lain.

Dalam joint statetment perjanjian kerjasama pertahanan ini tertera berbagai upaya yang harus ditaati keduanya untuk pencapaian keamanan dan perdamaian. Upaya tersebut dibagi kedalam beberapa pasal atau artikel. Upaya

148

P.S Suryanarayana,A New Way to Managae Old Dispute,(Singapura: ISAS, 2013) Hal 8.

149

Iva Rahcmawati ,2012, Memahami Perkembangan Studi Hubungan Internasional’, Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Hal 80

atau bentuk kerjasama tersebut diimplementasikan kedalam bentuk patroli, kegiatan lintas batas, pertukaran informasi, dan pertemuan dalam berbagai tingkat atau level.

Tujuan keamanan dan perdamaian di perbatasan dicapai dengan dilakukannya kunjungan keamanan pada tingkat lembaga dan komandan militer yang membahas persoalan pertahanan di perbatasan dan dilakukan secara berkala atau rutin sesuai dengan ketentuan keduanya. Hal tercantum dalam pasal tiga (III) perjanjian kerjasama pertahanan India dan Tiongkok pada tahun 2013.

Article III

Border deference cooperation visualized in this agreement shall be implemented through the following mechanisms:

1. Flag meeting or border personnel meeting at designated places along the line of actual control in the India-China border areas.

2. Periodic meeting between officers of the relevant Military Regions of China and Army Commands of India and between departments responsible for military operations.

3. Periodic meeting of the representatives of the Ministry of Defence of the Government of India and the Ministry of National Defence of the

People’s Republic of China.

4. Meeting of the Working Mechanism for Consultation and Coordination on India-China Border Affairs.

5. Meeting of India-China Annual Defence Dialogue.150

Seperti yang kita tahu, dalam sebuah forum dialog atau pertemuan, biasanya pihak yang bertemu membahas persoalan yang berkaitan dengan hubungan keduanya. Dalam kasus ini, India dan Tiongkok menggunakan forum dialog sebagai upaya untuk membahas persolatan terkait di perbatasan. Seperti dalam insiden yang terjadi pada April-Mei 2013, keduanya menggunakan forum

150

Press Information Bureau Government of India Ministry of Defence: Indo-China Border Defence Cooperation Agreementdiunduh darihttp://pib.nic.in/newsite/PrintRelease.aspx

dialog untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan di perbatasan.

Hal ini menunjukan bahwa keduanya akan menggunakan kunjungan dalam aspek keamanan yang berisi dialog dari perwakilan masing-masing negara, untuk membahas dan menyelesaikan persoalan yang timbul seputar perbatasan.

Hal yang muncul terkait persoalan perbatasan diselesaikan dalam forum pertemuan perwakilan kedua negara dipertegas dalam pasal tujuah (VII).

Article VII

In case a doubtful situation arises with reference to any activity by either side in border areas where there is no common understanding of the line of actual control, either side has the right to seek a clarification from the other side. In such cases, the clarification shall be sought and replies to them shall be conveyed through any of the mechanisms established under Article III of this Agreement.151

Upaya untuk mencapai tujuan keamanan dan perdamaian di perbatasan India dan Tiongkok berikutnya adalah dengan kedunya melakukan pertukaran informasi. Pertukaran infromasi ini bertujuan menghindari kesalahpahaman keduanya yang akan menjadi pemicu munculkan permasalahan di perbatasan. Dalam pasal dua (II) ayat satu (I) menjelaskan bahwa:

The two sides shall implement border defence cooperation in the following ways:

1. Exchange information-including information about military exercises, aircrafts, demolition operations and unmarked mines and take consequent measures conducive to the maintenance of peace, stability and tranquility along the line of actual control in the India-China border areas,152

151

Press Information Bureau Government of India Ministry of Defence: Indo-China Border Defence Cooperation Agreementdiunduh darihttp://pib.nic.in/newsite/PrintRelease.aspx

152

Press Information Bureau Government of India Ministry of Defence: Indo-China Border Defence Cooperation Agreementdiunduh darihttp://pib.nic.in/newsite/PrintRelease.aspx

Jika melihat latar belakang keduanya muncul konflik adalah berdasarkan persepsi masing-masing mengenai wilayah perbatasan negaranya. Persepsi ini selamanya akan menimbulkan masalah apabila tidak tidak adanya titik temu untuk mencapai persepsi umum dalam menyatukan pandangan keduanya. Pertukaran informasi perlu dilakukan untuk menyatukan pandangan dan persepsi masing-masing. Jika pada perjanjian sebelumnya menjelaskan apabila salah satu diantara keduanya hendak melakukan kegiatan militer di sepanjang LAC maka perlu adanya perijinan terlebih dahulu kepada salah satunya. Perijinan tersebut dilakukan dalam bentuk pertukaran informasi.

Pertukaran infomasi pun dapat saja berisi mengenai konsultasi kedua pihak. Dalam perjanjian pertahanan di perbatasan India-Tiongkok tahun 2013 tertera pada pasal empat (IV)

In implementing border defence cooperation and to facilitate contacts and meetings between relevant organizations, the two sides may establish Border Personnel Meeting sites in all sectors, as well as telephone contacts and telecommunication links at mutually agreed locations along the line of actual control. The two sides may also consider establishing a Hotline between the military headquarters of the two countries. Specific arrangements shall be decided upon through mutual consultation between the two sides.153

Konsultasi keduanya difasiltasi oleh alat komunikasi untuk mempermudahkan keduanya dalam menyampaikan infomasi. Konsultasi biasanya berisi mengeni informasi yang akan disampaikan kepada salah satu pihak. Dalam konsultasi pada dasarnya terdapat proses pertukaran informasi antara kedua pihak

153

Press Information Bureau Government of India Ministry of Defence: Indo-China Border Defence Cooperation Agreementdiunduh darihttp://pib.nic.in/newsite/PrintRelease.aspx

karena terdapat pula proses komunikasi di dalamnya. Pertukaran informasi ini akan mengurangi kecurigaan diantara keduanya.

Konsultasi dan pertukaran informasi ini kemudian penulis pahami sebagai bagian dari kerjasama keamanan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikutip dalam Anak Agung dan Yanyan yang menyebutkan bahwa Cooperative Security atau kerjasama keamanan dilakukan dalam upaya untuk menciptakan keamanan melalui dialog, konsultasi, pembentukan rasa saling percaya tanpa harus melalui pendekatan-pendekatan formal institusional.154

Kerjasama keamanan keduanya bertujuan mencapai keamanan dan perdamaian di perbatasan. Keamanan ini akan tercapai jika aktor di dalamnya melakukan komunikasi guna menghilangkan kesalahpahaman yang dapat saja berakhir pada konflik dengan skala yang besar. Untuk itu, perlu komunikasi demi tercapainya keamanan dan perdamaian.