• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA KEPENTINGAN INDIA DALAM KERJASAMA PERTAHANAN DENGAN TIONGKOK PADA TAHUN 2013 TERKAIT

DINAMIKA HUBUNGAN KEAMANAN PERBATASAN INDIA DAN TIONGKOK

B. Konflik India dan Tiongkok (1962)

1. Penyebab Terjadinya Konflik 1962

Kerjasama pertahanan India dan Tiongkok terkait persoalan di perbatasan dilatarbelakangi adanya perbedaan persepsi mengenai batas wilayah perbatasan. Permasalahan di perbatasan ini dimulai jauh sebelum India merdeka dan juga sebelum Tiongkok menjadi negara republik. Hubungan yang di jelaskan

53

Naville Maxwell,Sino-Indian Border Dispute Reconsidered,(Economic and Political Weekly, 1999) Hal 909.

sebelumnya, mengenai hubungan India dan Tiongkok sebelum konflik sesungguhnya tidak terlepas dari persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah di perbatasan. Hal ini terjadi karena hubungan baik yang terjadi dan persoalan perbatasan berjalan seiringan.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai konflik yang terjadi antara India dan Tiongkok terkait permasalahan di perbatasan, terdapat dasar dari keduanya dalam mempertahankan klaim wilayah perbatasan masing-masing. Klaim yang dikeluarkan India berdasarkan pada :54

1. Klaim yang dikeluarkan India ini berdasarkan keabsahan dari perjanjian yang tidak di ratifikasi oleh pemerintahan Tiongkok, seperti Perjanjian Simla55 pada tahun 1914 yang hanya diratifikasi oleh pemerintahn Tibet, dan perjanjian 1842 yang membahas tentang Ladakh yang ditandatangani oleh perwakilan dari Kerajaan Tiongkok namun tidak diratifikasi oleh Tiongkok

2. Klaim India pun berdasarkan pada sejarah yang kemudian membentuk prilaku dan nilai terkait persoalan perbatasan. Misalnya, India melakukan aktivitas dan deklarasi secara sepihak terkait kedaulatan wilayah yang disengketakan dan tidak diikuti oleh Tiongkok. Dalam sudut pandang India, alasan Tiongkok untuk tetap diam adalah terkait dengan pernyataan Nehru pada tahun 1950 mengenai status McMahon Line sebagai batas timur laut India, dan

54

Yaacov Vertzberger,India’s Border Conflict with Tiongkok: A Perpectual Analysis.Journal

of Contemporary History (London and Beverly Hills:,SAGE,1982) Hal 608.

55

Konferensi pada 1913-1914 yang membahas status Tibet dimana dibahas pula mengenai batas-batas wilayah Tibet.

Tiongkok tidak menunjukan ketidaksetujuannya mengenai hal ini pada pertemuan yang dilakukan oleh Nehru dan Chou Enlai tahun 1954 dan 1956.

3. Klaim selanjutnya berdasarkan pada sejarah kepemilikan teritori atau pengakuan terhadap wilayah yang disengketakan.

4. Kemudian berkaitan dengan keadaan geografi di garis perbatasan. Keadaan ini dengan melihat secara fisik dari topografi dan garis perbatasan pun harus mengikuti bentuk tanahnya, seperti garis batas air dan batas pegunungan.

5. Klaim berdasarkan pada pengaruh dari perubahan rezim yang dapat saja membatalkan perjanjian. Namun, dalam sudut pandang India perubahan rezim tidak merubah pada keptusan perjanjian.

6. Klaim yang berhubungan dengan kondisi atau keadaan pada saat penandatangan dan dapat berubah pada saat yang lain.

Pemerintah India menggunakan perjanjian dan dokumen sebagai dasar untuk mendukung klaim perbatasan yang berada pada wilayah barat, tengah dan timur sebagai batas yang sah dan diakui.

Sedangkan Tiongkok, menggunakan dasar yang menjelaskan yang berdasarkan pada sejarah, terutama pada wilayah barat dimana India tidak mempelajari konstruksi jalan antara Tibet dan Sinkiang hingga akhir tahun 1957. Mereka menolak klaim ini karena Tibet memiliki hak untuk menandatangani dan meratifikasi perjanjian kapan saja.56 Dasar yang diungkapkan Tiongkok ini berdasarkan pada bentuk geografis yang membentang dan secara jelas

56

Yaacov Vertzberger,India’s Border Conflict with Tiongkok: A Perpectual Analysis.Journal of Contemporary History (London and Beverly Hills:,SAGE,1982) Hal 609.

memisahkan India dan Tiongkok dan terlihat jelas pula pada garis atau kontur tanah dan jalur yang dialiri air.

Persoalan perbedaan persepsi mengenai perbatasan dimulai pada tahun 1913-1914, dimana pada saat itu diadakannya Konferensi Simla yang dihadiri tiga negara yakni, delegasi Tibet, perwakilan dari Tiongkok dan sekretaris pemerintah Inggris yang bekuasa di India, Sir Henry McMahon. Pihak Inggris dan Tibet menadatangani perjanjian mengenai Garis McMahon atau McMahon Line, yakni garis batas negara yang memisahkan India dan Tibet. Meskipun secara wilayah, sebagian besar wilayah Tiongkok tidak berbatasan langsung dengan Garis McMahon, namun Tiongkok masih memiliki kekuasaan atas Tibet. Hal ini yang membuat Tiongkok menolak mengenai keputusan letak Garis McMahon tersebut. Secara resmi Inggris mencantumkan Garis McMahon pada bagian peta India pada tahun 1937 dan mempublikasikan pada tahun 1938. Selama masa Perang Dunia II, Inggris berusaha untuk memperluas daerah pengawasannya dengan mengklaim Garis McMahon. Pada 1947 India merdeka dan Garis McMahon menjadi batas timurlaut India.57

Pada 23 Mei 1951, perjanjian mengenai status Tibet mulai tercatat di pemerintahan Tibet di Lhasa dan di Pemerintahan Komunis Tiongkok di Peking. Secarade jureTibet merupakan bagian dari kedulatan Tiongkok. Status ini diakui oleh India pada 1954. Kemudian untuk memperbaharui status Tiongkok di Tibet, maka diadakannya konferensi antara PM India dan dan PM Tiongkok pada April

57

Hongzhou Zhang dan Mingjiang Li, Sino‐Indian Border Disputes, (Singapore: Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University). Hal 4.

1954. Pada pertemuan ini pun menghasilkan pula mengenai batas wilayah India dan Tiongkok. Setelah konferensi pada Juli 1954, mulai muncul ketidaksepakatan mengenai garis batas India dan Tiongkok.58

Secara ekonomi hubungan keduanya dituangkan dalam bentuk kerjasama. Namun, terkait garis perbatasan keduanya memiliki pandangan yang berbeda yang mengakibatkan timbulnya permasalahan. Permasalahan ini timbul karena sejarah atau awal mula ketika penentuan garis perbatasan India dan Tiongkok sebelum India merdeka dan sebelum Tiongkok menjadi suatu negara republik.

Perselisihan mengenai perbatasan dimulai diwilayah tengah kemudian ke barat dan terakhir ke timur dan di timur menyebabkan terjadinya konflik 1962. Awal mula persoalan perbatasan muncul di wilayah tengah, dimana pada tahun 1954 pasukan India mendirikan pos pengawasan di wilayah tengah.59 Hal ini bertujuan untuk mengawasi seluruh wilayah perbatasan dengan Tiongkok.

Pada tahun 1958, Duta Besar Tiongkok untuk India mengrimkan dua memo kepada Menteri Luar Negeri India yang berisi tentang ajakan negosiasi dan permintaan terhadap pasukan India untuk meninggalkan pos wilayah tengah.60Hal ini terjadi karena pasukan India menempatkan pos dalam wilayah yang disengketakan.

58

Alfred P. Rubin,The Sino-Indian Boder Disputes.(Columbia University : Research Student in International Law, 1960) Hal 96

59

Hongzhou Zhang dan Mingjiang Li, Sino‐Indian Border Disputes, (Singapore: Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University). Hal 5.

60

Perselisihan kemudian menyebar ke wilayah barat, dimana Tiongkok mempublikasikan mengenai proyek pembangunan jalan yang melintasi Aksai Chin dan menghubungkan Sinkiang dan Tibet Barat. Pembangunan jalan ini dibawah administrasi dan pengawasan pemerintah Tiongkok yang dimulai pada 1953 hingga 1957. Berdasarkan peta terbaru yang dimiliki pada 1954 menunjukan wilayah teritorial India dilalui pembangunan jalan oleh Tiongkok. Kemudian India mengirimkan memo tidak setuju karena pembangunan jalan dan juga mengenai batas negara yang tergambar pada peta Tiongkok.61

Tensi meningkat ke wilayah barat dimana wilayah yang dijadikan Tiongkok untuk mendirikan projek pembangunan jalan raya (1953-1957) guna menegaskan kedudukannya di Tibet.62Wilayah barat ini mencakupi daerah Aksai Chin.

Tensi meningkat menjadi konflik terjadi di wilayah timur, yakni di Aruchnachal Pradesh dimana hal ini dipicu oleh India yang mengklaim garis McMahon dan menempatkan bagian utara sebagai garis batas dengan Tiongkok. Konflik ini di Longu pada Agustus 1959.63

Pada dasarnya kedua negara telah melakukan berbagai protes sejak 18 Oktober 1958, dimana Pemerintah India mengirimkan memo atau catatan kepada Pemerintah India dan mengatakan bahwa secara resmi wilayah barat yakni Aksai

61

Naville Maxwell,Sino-Indian Border Dispute Reconsidered,(Economic and Political Weekly, 1999) Hal 911

62

Alfred P. Rubin,The Sino-Indian Boder Disputes.(Columbia University : Research Student in International Law, 1960) Hal 96.

63

Chin merupakan bagian dari wilayah India. Pada Januari 1959 Zhou dari pemerintah Tiongkok membalas memo tersebut dengan mengatakan bahwa:64

1. Batas wilayah kedua negara secara formal belum terbentuk.

2. Masih adanya perselisihan mengenai batas wilayah antara India dan Tiongkok.

3. Wilayah Aksai Chin merupakan bagian dari Tiongkok dan selalu menjadi wilayah yuridiksi Tiongkok.

4. Tiongkok akan mempertimbangan untuk menerima garis McMahon apabila India mengubah klaimnya atas Aksai Chin.

Pengajuan Zhou ini kemudian di tolak oleh Nehru dan dibalas dengan mengirimkan pasukan militer ke wilayah yang diklaim oleh India. Melihat hal ini, Zhou mengunjungi India dan mengharapkan untuk menyelesaikan permasalahan di perbatasan dengan jalur negosiasi. Pada saat itu Zhou mengajukan untuk adanya timbal balik untuk saling menerima kedua wilayah dan konstitusi yang dibuat oleh Komisi Perbatasan.65

Upaya PM Tiongkok, Zhou Enlai ini menunjukan bahwa negosiasi merupakan cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan permasalahan di perbatasan ini. Pada dasarnya permasalahan timbul akibat adanya benturan kepentingan antara India dan Tiongkok mengenai wilayah perbatasan.

64

Hongzhou Zhang dan Mingjiang Li, Sino‐Indian Border Disputes, (Singapore: Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University). Hal 5.

65

Melihat upaya yang dilakukan Zhou gagal, maka tahap selanjutnya adalah dengan dilakukannya kunjungan secara diplomatik dimana keduanya mengungkapkan pendapat mengenai wilayah perbatasan berdasarkan sejarah dan geografi.66 Hal ini dianggap sangat menentukan mengenai penentuan garis perbatasan karena awal mula timbulnya klaim-klaim dari masing-masing negara yakni India dan Tiongkok adalah berdasarkan sejarah. Sejarah sebelum Tiongkok menjadi negara republik dan sejarah sebelum India merdeka, yakni ketika pemerintahan Inggris masih menduduki India. Kemudian berdasarkan geografi adalah dengan melihat aliran air dan pegunungan yang membentang yang memisahkan kedua negara tersebut.

Kunjungan ini kemudian menemui jalan buntu dan India menerapkan Forward Policy67 atau kebijakan untuk masa depan pada 1961 dan 1962. Kebijakan ini mengakibatkan munculnya konfrontasi, bentrokan senjata dan berakhir pada perang. Kebijakan India ini membuat pihak Tiongkok meningkatakan pasukan militernya disemua wilayah yang diklaim. Tensi meningkat disemua wilayah perbatasan India dan Tiongkok.68

Pada Oktober 1962, konflik ini terjadi di sektor barat dan pasukan militer India mendirikan pos-pos mliter di wilayah yang diklaim Tiongkok. Peningkatan

66

Navile Maxwell,Sino-Indian Border Dispute Reconsidered.(Economic and Political Weekly : 1999) Hal 912.

67

Kebijakan pada 2 November 1961, dalam kebijakan ini India meningkatkan kekuatan militernya di wilayah perbatasan sebagai bentuk respon terhadap kekuatan militer Tiongkok di wilayah yang disengketakan.

68

Hongzhou Zhang dan Mingjiang Li, Sino‐Indian Border Disputes, (Singapore: Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University). Hal6.

tensi militer India ini mengakibatkan Tiongkok untuk menutup pintu negosiasi.69 Keputusan ini diambil ketika dilihat tidak terbukanya pintu negosiasi dari India. bisa dikatakan ini merupakan bentuk prilaku balasan terhadap India yang terus menerus meningkatkan kekuatan militernya di wilayah yang menjadi masalah.

Pada 20 Okteober 1962, Tiongkok meningkatkan kekuatan militer yang lebih ofensif dan hal ini merupakan titik awal terjadinya perang India dan Tiongkok. Kemudian Tiongkok menunda serangannya dan secara pribadi Zhou menemui Nehru untuk mengupayakan dilakukannya gencatan senjata dan penarikan pasukan dari wilayah yang disengketakan.70 Zhou masih berupaya untuk menyelesaikan permasalahan perbatasan ini dan menghindari terjadinya perang dalam skala besar.

Namun, Nehru menolak upaya yang diajukan oleh Zhou. Setelah penolakan upaya tersebut, tiga minggu kemudian Tiongkok meningkatkan kekuatan militernya secara besar-besaran dan hanya dalam waktu tiga hari pasukan Tiongkok berhasil mengalahkan pasukan militer India.71

Perang berkahir pada 22 November 1962 dengan kemenangan di Tiongkok dan secara unilateral atau sepihak memutuskan untuk melakukan gencatan senjata di perbatasan yang disengketakan. Satu bulan kemudian, pasukan militer

69

Navile Maxwell,Sino-Indian Border Dispute Reconsidered.(Economic and Political Weekly : 1999) Hal 911

70

Yaacov Vertzberger,India’s Border Conflict with Tiongkok: A Perpectual Analysis(London:

Sage) Hal 619.

71

Navile Maxwell,Sino-Indian Border Dispute Reconsidered.(Economic and Political Weekly : 1999) Hal 913

Tiongkok meninggalkan Garis McMahon sejauh 20 KM dibelakang garis tersebut.72