• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan data yang telah dikaji tingkat kemampuan berpikir kritis di Indonesia termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan, kemampuan ini diperlukan setiap peserta didik. Dewasa ini, pergaulan bebas pada usia remaja semakin meningkat, hal tersebut mengkhawatirkan dikarenakan usia tersebut merupakan usia yang mempunyai perilaku ingin

mencoba-coba hal yang baru termasuk mencoba-coba melakukan hubungan seks pranikah yang pada akhirnya mengarahkan ke perilaku seksual berisiko yangberakibat pada kesehatan reproduksi. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan peranan penting dalam memberikan informasi dan membentuk karakter peserta didik. Dalam pendidikan peserta didik diberikan pengetahuan dan informasi terkait dengan sistem reproduksi, sehingga diharapkan peserta didik mampu dalam bertangungjawab atas kesehatan sistem reproduksi.

Berikut merupakan kerangka berpikir yang ditetapkan oleh peneliti:

Kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah

Pentingnya kemampuan berpikir kritis pada peserta didk dalam konsep menjaga kesehatan reproduksi

Berpikir kritis sebagai tolak ukur meminimalisir pergaulan bebas yang beresiko penyakit menular seksual

upaya untuk menggali kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam konsep reproduksi

Angkat penyakit menular seksual yang masih tinggi

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan 3 SMA Kota Tangerang Selatan, yaitu: SMAN 4 Kota Tangerang Selatan dilakukan pada 21 April 2021, SMAN 6 Kota Tangerang Selatan dilakukan pada 14 April 2021 dan SMAN 9 Kota Tangerang Selatan dilakukan pada 22 April 2021.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan dan fenomena yang terjadi secara sistematis, faktual dan akurat. Penelitian ini tidak memerlukan hipotesis, sedangkan hasil penelitian didapatkan setelah menyelidiki hasil temuan kemampuan berpikir kritis yang telah diujikan. Dengan metode penelitian deskriptif diharapkan dapat menggambarkan keadaan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.1 Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu peserta didik kelas XI dari 12 SMA negeri di kota Tangerang Selatan dipilih 3 sekolah secara Purposive Sampling dengan ketentuan sampel memiliki rata-rata nilai UNBK tahun 2019 berdekatan (kisaran nilai >55-≤70). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu peserta didik kelas XI IPA di tiga sekolah Kota Tangerang Selatan, yaitu sebanyak 4 kelas dengan jumlah 139 peserta didik di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan, 5 kelas dengan jumlah 175 peserta didik di SMAN 6 Kota

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), h. 80.

Tangerang Selatan, dan 4 kelas dengan jumlah 154 peserta didik di SMAN 9 Kota Tangerang Selatan. Dengan total populasi sebanyak 468 peserta didik.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau dapat dikatakan sebagai wakil dari anggota populasi.

Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu sampel probabilitas dengan teknik random sampling. Teknik ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi.2 Dengan kata lain, teknik random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dipilih dengan tidak menggunakan panduan tertentu. Sampel dipilih menggunakan teknik pengocokan untuk dipilih 1 kelas dari masing-masing sekolah, yaitu kelas XI MIPA 4 sebanyak 34 peserta didik di SMAN 4, kelas XI MIPA 2 sebanyak 36 peserta didik di SMAN 6 dan kelas XI MIPA 4 sebanyak 37 peserta didik di SMAN 9. Dengan total keseluruhan sampel sebanyak 107 peserta didik.

SMAN 4 dikodekan dengan SMA A, SMAN 6 dikodekan dengan SMA B, dan SMAN 9 dikodekan SMA C.

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka peneliti menetapkan variabel penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Berdasarkan paparan tersebut, dalam penelitian ini peneliti mempunyai 2 variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variable terikat. Variabel bebas (X) adalah kemampuan berpikir kritis sedangkan variabel terikat (Y) adalah pemahaman konsep sistem reproduksi.

2 Ibid., h. 82.

25

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis peserta didik, untuk menghasilkan suatu produk berupa instrumen tes yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik serta menguji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Terdapat tahapan-tahapan dalam instrumen tersebut, yaitu:

1. Analisis Kurikulum

Tahapan ini dilakukan telaah terhadap kurikulum 2013 mengenai standar kelulusan dan standar isi. Berdasarkan analisis kebijakan kurikulum 2013 peserta didik harus memiliki kemampuan berpikir dan bertindak kritis melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan diri terhadap yang dipelajari baik di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri. Selanjutnya, analisis standar isi, peserta didik harus menunjukkan kemampuan menalar mengolah dan menyaji secara kritis dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.3 Selain hal tersebut, pengkajian terhadap beberapa sumber referensi dilakukan untuk menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar. Hasil analisis kurikulum dijadikan sebagai acuan pengembangan instrumen tes yang disesuaikan dengan indikator berpikir kritis menurut Facione.

2. Analisis Materi

Kegiatan analisis materi ditujukan untuk mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara sistematis materi-materi utama yang akan digunakan dalam pembuatan instrumen tes. Langkah yang dilakukan yaitu menganalisis materi sistem reproduksi dari beberapa buku paket biologi kelas XI. Selanjutnya dipilih beberapa konsep materi sistem reproduksi yang sesuai dengan hasil analisis kurikulum serta indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian. sasaran penelitian ini yaitu mengukur kemampuan berpikir kritis pada capaian kompetensi dasar 4 yaitu menyajikan hasil analisis tentang

3 Op., cit., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud Tahun 2016 Nomor 20, h.8-10.

dampak pergaulan bebas penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi. Sehingga, tipe soal yang digunakan pada penelitian ini yaitu isian yang mengacu pada permasalahan pergaulan bebas yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual dengan capaian akhir partisipan diarahkan meregulasi diri pada permasalahan tersebut.

3. Membuat Instrumen Tes

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat kisi-kisi soal yang akan dijadikan acuan dalam pembuatan soal tes (instrumen). Kisi-kisi instrumen tes terdiri dari indikator keterampilan berpikir kritis menurut Peter A. Facione, sub indikator,indikator soal, dan kunci jawaban. Instrumen tes yang telah dikembangkan kemudian akan divalidasi dan dievaluasi. Jika menurut validator layak, baik dalam konten (kesesuaian dengan materi Biologi SMA), konstruk (soal sesuai dengan teori) dan bahasa, selanjutnya digunakan untuk pengumpulan data.

4. Tahap Pelaksanaan

Pengambilan data instrumen tes di 3 SMAN Kota Tangerang Selatan, yaitu di SMAN 4 Kota Tangerang tepatnya pada kelas XI MIPA 4 dengan jumlah peserta didik 34, SMAN 6 Kota Tangerang Selatan tepatnya pada kelas XI MIPA 2 dengan 36 peserta didik, dan SMAN 9 Kota Tangerang Selatan tepatnya pada kelas XI MIPA 4 dengan jumlah peserta didik 36.

Proses pengambilan data dilakukan secara daring atau online. Oleh sebab itu, peneliti membuat soal tes dan angket respon dalam bentuk Google form.

Peserta didik diarahkan oleh guru mata pelajaran untuk memasuki link google meet, kemudian peserta didik diarahkan oleh peneliti untuk mengerjakan soal dalam bentuk google form. Dengan demikian, peneliti dapat mengawasi proses pengerjaan soal tes sampai peserta didik selesai mengerjakan. Soal terdiri dari 6 butir soal uraian dengan alokasi waktu pengerjaan selama 35 menit. Setelah selesai mengerjakan soal, peserta didik diarahkan untuk mengisi angket respon peserta didik terhadap soal tersebut dengan harapan keterbacaan soal, kritik dan saran terhadap instrumen tes.

27

5. Tahap Akhir

Data yang diperoleh dilakukan analisis dengan perhitungan, kemudian pembahasan mengenai hasil dari data yang diperoleh dengan mengaitkan data yang ditemukan, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan angket respon peserta didik.

1. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan validator untuk memvalidasi konten, konstruk dan kesesuaian bahasa pada instrumen tes yang dikembangkan. Lembar validasi menjadi acuan sebagai bahan revisi instrumen tes kemampuan berpikir kritis.

2. Data test digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik. Data yang telah diperoleh peneliti berupa data-data kuantitatif tentang pemahaman konsep yang telah dipelajari. Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat analisis data sehingga menjadikan data tersebut bermakna dan berguna dalam pemecahan masalah penelitian.

3. Angket respon peserta didik

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.4 Dalam penelitian ini, angket respon peserta didik bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik setelah melakukan tes kemampuan berpikir kritis.

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes

Instrumen merupakan sarana penelitian berupa seperangkat tes atau hal lain sebagainya yang bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan dalam penelitian.5 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir

4 Sugiyono, Op.cit., h.142.

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di

https://www.kbbi.web.id/instrumen. Diakses 18 Agustus 2021, pukul 13.20.

kritis peserta didik. Instrumen tes kemampuan berpikir kritis berbentuk tes uraian, sebab dengan tipe tes uraian dapat terlihat proses berpikir dari jawaban yang diberikan. Instrumen berjumlah 6 soal yang diberikan kepada peserta didik. Tes kemampuan berpikir kritis diberikan sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis menurut Facione.

Sasaran penelitian ini yaitu mengukur Kemampuan Berpikir Kritis pada capaian Kompetensi Dasar (KD) 4 yaitu menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi. Tipe soal pada penelitian ini yaitu isian yang mengacu pada permasalahan pergaulan bebas yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual (PMS) dengan capaian akhir partisipan diarahkan meregulasi diri pada permasalahan tersebut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis

No.

Pembelajaran Indikator Soal

1.

29

Pembelajaran Indikator Soal

3. Evaluasi yang ada, atau yang harus ditolak atau yang paling tepat dari beberapa informasi

No.

Pembelajaran Indikator Soal

6 Regulasi diri

1. Validitas Instrumen

Validitas Instrumen atau dapat dikatakan dengan penilaian instrumen diperlukan untuk memperoleh kelayakan dan kesesuaian soal kemampuan berpikir kritis terkait dengan konsep sistem reproduksi yang akan diujikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu, diperlukan pendapat (judgement) para ahli dalam bidang yang bersangkutan. Validitas isi (content validity) dilakukan untuk memastikan apakah isi instrumen sudah sesuai dan relevan dengan tujuan study. Berikut adalah tabel kisi-kisi lembar uji validasi.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Uji Validasi

Aspek Indikator Nomor Butir

Isi Kesesuaian isi materi pada setiap soal dengan

indikator berpikir kritis 1

Kesesuaian pertanyaan dengan indikator

berpikir kritis 2

Kompetensi dasar tercantum secara implisit 3 Kesesuaian materi dengan jenjang pendidikan 4

31

Aspek Indikator Nomor Butir

Keberfungsian artikel yang disajikan

5

Kebenaran dan pemahaman konsep IPA (Ilmu

Pengetahuan Alam) 6, 7

Kedalaman materi pada pertanyaan artikel

8

Konstruksi

Soal sesuai dengan teori yang mendukung dan indikator berpikir kritis menurut Peter A.

Facione: Interpretasi, analisis, inferensi, evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri

9

Bahasa Kalimat mudah dipahami dan tidak memiliki

penafsiran ganda 10, 11

Kalimat bersifat komunikatif dan efektif 12, 13 Ketepatan penggunaan bahasa yaitu sesuai

dengan EYD 14

Kesederhanaan struktur kalimat 15

Data yang diperoleh dari validasi, kemudian dihitung menggunakan rumus perhitungan Aiken’s dengan V minimum 0,78 dengan taraf kesalahan 0,050.

2. Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman peserta didik terhadap materi sistem reproduksi dan kemampuan berpikir kritis setelah mengerjakan instrumen tersebut. Respon peserta didik dijadikan salah satu acuan ketercapaian instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang ideal yaitu mudah dipahami dari segi bahasa, tampilan serta kesesuaian soal dengan kemampuan peserta didik tingkat SMA. Dengan demikian, angket respon peserta didik dapat dikatakan sebagai bentuk identifikasi keterbatasan keterbacaan soal pada instrumen. Kisi-kisi angket respon peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Respon Peserta Didik

Aspek Indikator Nomor

Butir Jumlah Tingkat

Kesesuaian

Kesesuaian soal dengan materi 1 1

Kejelasan petunjuk mengerjakan soal 4 1 Kesesuaian mengenai kalimat pernyataan dan

pertanyaan

5 1

Kemudahan dalam mengerjakan soal 6 1

Kesesuaian waktu yang diberikan dengan jumlah soal

7 1

Tampilan Kemenarikan soal dan gambar yang disajikan 3 1 Bahasa Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, serta

komunikatif dan tidak menimbulkan penafsiran ganda

2 1

Soal berpikir kritis membuat peserta didik merasa tertantang

8 1

Jumlah 8

G. Kalibrasi Instrumen 1. Validasi Ahli

Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen ini adalah uji validitas isi (content validity), yaitu menyelaraskan soal yang dibuat sesuai dengan atau mewakili indikator pembelajaran. Dalam pembuatan soal, peneliti menentukan indikator pembelajaran pada kompetensi dasar 4 dengan tujuan mengetahui tindakan yang akan dilakukan jika diberikan permasalahan yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Adapun validasi instrumen tes yang peneliti gunakan adalah Koefisien validitas isi Aiken’s V.

Formula dari Aiken’s V adalah :

V = ∑ s / [n(c-1)]

s = r - lo Keterangan:

V = indeks kesepakatan rater

33

s = skor yang ditetapkan setiap rater dikurangi skor terendah dalam kategori

n = jumlah rater

c = jumlah kategori yang dapat dipilih rater lo = Angka penilaian validitas yang terendah r = Angka yang diberikan oleh penilai

Penilaian instrumen dengan Koefisien validitas Isi Aiken’s V dilakukan pada tiap item soal. Nilai koefisien Aiken’s V berkisar antara 0 – 1. Aiken’s memberikan panduan untuk petunjuk apakah instrumen tersebut layak atau tidak dengan menggunakan indeks V yang terdapat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Indeks Aiken’s V

C Number of Rating Categories ( c )

Or 2 3 4 5 6 7

Raters (n) V P V P V P V p V P V p

2 1.00 0,040 1.00 0.028 1.00 0.020

3 1.00 0.008 1.00 0.005 1.00 0.003

3 1.00 0.037 1.00 0.016 0.92 0.032 0.87 0.046 0.89 0.029

4 1.00 0.004 0.94 0.008 0.95 0.004 0.92 0.006

4 1.00 0,012 0.92 0.020 0.88 0.024 0.85 0.027 0.83 0.029

5 1.00 0,004 0.93 0.006 0.90 0.007 0.88 0.007 0.87 0.007

5 1.00 0.031 0,90 0,025 0.87 0.021 0.80 0.040 0.80 0.032 0.77 0.047

6 0,92 0,010 0.89 0.007 0.88 0.005 0.83 0.010 0.83 0.008

6 1.00 0.016 0,83 0,038 0.78 0.050 0.79 0.029 0.77 0.036 0.75 0.041

7 0,93 0,004 0.86 0.007 0.82 0.010 0.83 0.006 0.81 0.008

7 1.00 0.008 0,86 0,016 0.76 0.045 0.75 0.041 0.74 0.038 0.74 0.036 8 1.00 0.004 0,88 0,007 0.83 0.007 0.81 0.008 0.80 0.007 0.79 0.007 8 0.88 0.035 0,81 0,024 0.75 0.040 0.75 0.030 0.72 0.039 0.71 0.047 9 1.00 0.002 0.89 0,003 0.81 0.007 0.81 0.006 0.78 0.009 0.78 0.007 9 0.89 0.020 0,78 0,032 0.74 0.036 0.72 0.038 0.71 0.39 0.70 0.040 10 1.00 0.001 0,85 0.005 0.80 0.007 0.78 0.008 0.76 0.009 0.75 0.010 10 0.90 0.001 0,75 0.040 0.73 0.032 0.70 0.047 0.70 0.039 0.68 0.048 11 0.91 0.006 0,82 0.007 0.79 0.007 0.77 0.006 0.75 0.010 0.74 0.009

C Number of Rating Categories ( c )

Or 2 3 4 5 6 7

Raters (n) V P V P V P V p V P V p

11 0.82 0.033 0.73 0.048 0.73 0.029 0.70 0.35 0.69 0.038 0.68 0.041 12 0.92 0.003 0.79 0.010 0.78 0.006 0.75 0.009 0.73 0.010 0.74 0.008 12 0.83 0.019 0.75 0,025 0.69 0.046 0.69 0.041 0.68 0.038 0.67 0,049 13 0.92 0.002 0.81 0.005 0.77 0.006 0.75 0.006 0.74 0.007 0.72 0.010 13 0.77 0.046 0.73 0.030 0.69 0.041 0.67 0.048 0.68 0.037 0.67 0.041 14 0.86 0.006 0.79 0.006 0.76 0.005 0.73 0.008 0.73 0.007 0.71 0.009 14 0.79 0.029 0.71 0.035 0.69 0.036 0.68 0.036 0.66 0.050 0.66 0.047 15 0.87 0.004 0.77 0.008 0.73 0.010 0.73 0.006 0.72 0.007 0.71 0.008 15 0.80 0.018 0.70 0.040 0.69 0.032 0.67 0.041 0.65 0.048 0.66 0.041 16 0.88 0.002 0.75 0.010 0.73 0.009 0.72 0.008 0.71 0.007 0.70 0.010 16 0.75 0.038 0.69 0.046 0.67 0.047 0.66 0.046 0.65 0.046 0.65 0.046 17 0.82 0.006 0.76 0.005 0.73 0.008 0.71 0.010 0.71 0.007 0.70 0.009 17 0.76 0.025 0.71 0.026 0.67 0.041 0.66 0.036 0.65 0.044 0.65 0.039 18 0.83 0.004 0.75 0.006 0.72 0.007 0.71 0.007 0.70 0.007 0.69 0.010 18 0.72 0.048 0.69 0.030 0.67 0.036 0.65 0.040 0.64 0.042 0.64 0.044 19 0.79 0.010 0.74 0.008 0.72 0.006 0.70 0.009 0.70 0.007 0.68 0.009 19 0.74 0.032 0.68 0.033 0.65 0.050 0.64 0.044 0.64 0.040 0.63 0.048 20 0.80 0.006 0.72 0.009 0.70 0.010 0.69 0.010 0.68 0.010 0.68 0.008 20 0.75 0.021 0.68 0.037 0.65 0.044 0.64 0.048 0.64 0.038 0.63 0.041 21 0.81 0.004 0.74 0.005 0.70 0.010 0.69 0.008 0.68 0.010 0.68 0.009 21 0.71 0.039 0.67 0.041 0.65 0.039 0.64 0.038 0.63 0.048 0.63 0.045 22 0.77 0.008 0.73 0.006 0.70 0.008 0.68 0.009 0.67 0.010 0.67 0.008 22 0.73 0.026 0.66 0.44 0.65 0.035 0.64 0.041 0.63 0.046 0.62 0.049 23 0.78 0.005 0.72 0.007 0.70 0.007 0.68 0.007 0.67 0.010 0.67 0.009 23 0.70 0.047 0.65 0.048 0.64 0.046 0.63 0.045 0.63 0.044 0.62 0.043 24 0.79 0.003 0.71 0.008 0.69 0.006 0.68 0.008 0.67 0.010 0.66 0.010 24 0.71 0.032 0.67 0.030 0.64 0.041 0.64 0.035 0.62 0.041 0.62 0.046 25 0.76 0.007 0.70 0.009 0.68 0.010 0.67 0.009 0.66 0.009 0.66 0.009 25 0.72 0.022 0.66 0.033 0.64 0.037 0.63 0.038 0.62 0.039 0.61 0.049

Kolom pertama tabel menunjukkan jumlah rater. Jumlah rater yang berbeda, nilai minimum indeks V juga berbeda. Semakin banyak rater, semakin kecil nilai V yang disyaratkan. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebenarnya secara teoritis batas minimal untuk menetapkan jumlah rater adalah dua orang. Meskipun demikian, untuk dapat diterima suatu item harus

35

memperoleh nilai V yang sempurna yaitu 1. Sedangkan, number of category menunjukkan pilihan skala ketika memberikan penilaian ke rater.

Uji kevalidan hasil instrumen tes melalui aspek konten isi, materi, konstruk dan bahasa oleh dosen Tadris Biologi dan guru mata pelajaran biologi. Dengan tujuan instrumen yang telah dibuat layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil penilaian oleh para ahli diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Ketentuan Pemberian Skor

Penilaian Keterangan

1 Tidak Layak

2 Cukup Layak

3 Layak

4 Sangat Layak

Validasi digunakan sebagai dasar melakukan revisi dan penyempurnaan instrumen tes. Setelah dilakukan perhitungan dan pengkategorian dengan rater 6 dan taraf kesalahan yaitu 0,050 diperoleh nilai dengan kategori tinggi yaitu 0,83 sedangkan nilai dengan kategori rendah yaitu 0,61. Namun, secara keseluruhan nilai rata-rata dari hasil pengujian validasi untuk ke 6 soal yang diberikan adalah valid dengan nilai content validity indeks nya adalah 0,78. Hasil perhitungan validasi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Aiken’s Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Butir Penilai ∑ S n(c-1) V Keterangan

I II III IV V VI

Butir 1 2 4 4 3 3 4 14 18 0,777778 SEDANG

Butir 2 2 4 3 4 4 4 15 18 0,833333 TINGGI

Butir 3 1 3 4 3 3 3 11 18 0,611111 RENDAH

Butir Penilai ∑ S n(c-1) V Keterangan I II III IV V VI

Butir 4 2 3 4 4 3 4 14 18 0,777778 SEDANG

Butir 5 3 4 4 3 4 4 16 18 0,888889 TINGGI

Butir 6 2 4 3 4 4 4 15 18 0,833333 TINGGI

Butir 7 2 4 3 3 4 4 14 18 0,777778 SEDANG

Butir 8 3 4 3 3 3 3 13 18 0,722222 SEDANG

Butir 9 2 4 4 3 4 4 15 18 0,833333 TINGGI

Butir 10 3 3 4 3 3 4 14 18 0,777778 SEDANG

Butir 11 3 4 4 3 4 3 15 18 0,833333 TINGGI

Butir 12 2 3 4 4 4 3 14 18 0,777778 SEDANG

Butir 13 3 3 4 4 3 4 15 18 0,833333 TINGGI

Butir 14 2 3 4 4 4 4 15 18 0,833333 TINGGI

Butir 15 2 3 4 3 3 3 12 18 0,666667 RENDAH

Butir 1-15 34 53 56 51 53 55 212 270 0,785185 TINGGI

Aspek yang terkandung dalam butir tersebut adalah aspek isi, konstruksi dan bahasa. Aspek isi terdapat pada butir 1 sampai dengan butir 8, pada aspek isi terdapat kategori rendah yaitu pada nomor butir 3, kategori sedang pada nomor butir 1, 4, 7 dan 8. Dan kategori tinggi pada nomor butir 2, 5 dan 6. Aspek konstruksi terdapat pada nomor butir 9 dengan nilai valid 0,83 dan memiliki kategori tinggi. Sedangkan, aspek bahasa pada nomor butir 10 sampai dengan 15 dengan kategori rendah 0,67, terdapat 2 kategori sedang yaitu pada nomor 10 dan 12. Kategori tinggi pada nomor butir 11, 13 dan 14.

37

2. Uji Validasi

Validitas merupakan salah satu syarat dalam suatu alat evaluasi ataupun instrumen. Suatu Teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Hal ini berarti, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki. Perhitungan validasi menggunakan MS Exel yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.6 Korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Moment. Berdasarkan data yang telah terkumpul dari 26 responden yang ditunjukan dalam tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Data Hasil Uji Coba Instrumen

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total

R21 3 2 3 2 2 3 15

R22 3 3 2 2 2 3 15

R23 2 3 3 2 2 3 15

R24 3 3 2 2 2 3 15

R25 3 2 3 3 2 3 16

R26 3 2 2 3 3 3 16

R Hitung 0,858564 0,73667 0,581593 0,760907 0,658228 0,807877 R Tabel 0,496 0,496 0,496 0,496 0,496 0,496 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa korelasi antara skor butir 1 dengan skor total adalah 0,858. Antara butir 2 dengan skor total 0,736, korelasi antara skor butir 3 dengan skor total adalah 0,581, korelasi antara skor butir 4 dengan skor total adalah 0,760, antara skor butir 5 dengan skor total adalah 0,658 dan korelasi anatara skor butir 6 dengan skor total adalah 0,807. Berdasarkan hasil dari 26 responden yang seluruh item lebih besar dari r-tabel 0,496 maka butir item dalam instrumen dinyatakan valid.

3. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara mencobakan instrumen, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai prediksi reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Spearman Brown (Split half). Berikut rumus reliabilitas dengan teknik Spearman Brown.7

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi product moment

Penentuan kriteria reliabilitas instrumen ini berdasarkan tabel 3.6 berikut.

7 Sugiyono, Op., cit. h.131

39

Tabel 3.8 Kategori Reliabilitas8

N Harga Rho pada taraf signifikansi

5% 1%

Teknik dua belah instrumen yaitu dengan satu instrumen dikerjakan satu kali oleh sejumlah sampel percobaan suatu penelitian, kemudian hasil pengerjaan dianalisis dengan dua belah yaitu dengan ganjil dan genap pada soal. Setelah didapatkan nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai r pada tabel 3.8 berikut.9

Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas.

Koefisien KorelasiKriteria Reliabilitas 0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Cukup

0,70 – 0,90 Tinggi

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 3.8 merupakan kriteria reliabilitas dari koefisien korelasi dari 0,00 sampai 1,00, semakin tinggi angka koefisien korelasi maka kriteria reliabilitas juga semakin tinggi. Hasil koefisien korelasi

8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 2015), h.403.

9 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta, 2006), h. 105.

antara dua belah instrumen dengan r-tabel 0,496 menunjukan bahwa semua soal adalah reliabel dengan kategori cukup, sehingga hasil dari pengukuran dengan soal uraian dapat dipercaya dan konsisten.

4. Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, yaitu adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal.

Keseimbangan yang dimaksud adalah terdapat soal-soal dengan berbagai tingkat kesukaran yakni mudah, sedang dan sulit. Dalam hal ini, tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan dan kesanggupan peserta didik dalam menjawab, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut.10

Hasil dari perhitungan dengan rumus tersebut, kemudian diklasifikasikan dengan tingkat kesukaran soal pada tabel berikut.

Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Berdasarkan tabel 3.8 hasil analisis dalam kategori indeks kesukaran, bahwa dari 6 butir soal instrumen tersebut termasuk kedalam jenis soal yang sedang. Sehingga, instrumen tersebut layak digunakan.

5. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui intensitas kemampuan butir soal dalam menunjukkan peserta didik yang menguasai materi dan peserta didik yang belum menguasai materi yang diujikan. Angka daya

10 Mik Salmina dan fadlillah Adyansyah, Analisis Kualitas Soal Ujian Matematika Semester Genap Kelas XI SMA INSHAFUDDIN Kota Banda Aceh, ISSN 2355-0074, Vol. 8: (2).

h.43.

41

pembeda atau indeks diskriminasi berkisar dari 0,00 – 1,00. Perhitungan daya pembeda dapat menggunakan rumus sebagai berikut. 11

Keterangan:

DB = Daya beda Soal

= Skor rata-rata peserta didik berkemampuan tinggi

= Skor rata-rata peserta didik berkemampuan rendah

= Skor maksimum yang ditetapkan

Hasil dari perhitungan dengan rumus tersebut, kemudian diklasifikasikan dengan kriteria indeks daya pembeda dengan klasifikasi sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kategori Indeks Daya Beda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Nomor Soal

0,71 – 1,00 Sangat baik -

0,41 – 0,70 Baik -

0,021 – 0,40 Cukup 1,6

0,00 – 0,20 Buruk 2,3,4,5

Negatif Sangat Buruk -

Namun, jika daya pembeda menghasilkan nilai negatif maka butir soal tersebut sebaiknya diganti atau dihilangkan.

Berdasarkan tabel 3.9 hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dari 6 soal, sebanyak 4 soal dengan kriteria buruk yaitu pada nomor soal 2, 3, 4, dan 5. Terdapat 2 soal dengan kriteria cukup yaitu pada nomor soal 1 dan 6.

H. Analisis Data

1. Analisis Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik dijadikan sebagai acuan ketercapaian instrumen tes ideal yang mudah dipahami dan dimengerti dari tingkat kesesuaian, tampilan dan bahasa dari soal. Data yang diperoleh diolah

Angket respon peserta didik dijadikan sebagai acuan ketercapaian instrumen tes ideal yang mudah dipahami dan dimengerti dari tingkat kesesuaian, tampilan dan bahasa dari soal. Data yang diperoleh diolah

Dokumen terkait