• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Kerangka Berpikir

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menuliskan skema kerangka berpikirnya sebagai berikut:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir

Peneliti menemukan permasalahan yang terjadi di kelas I SD Negeri Kintelan 1 bahwa siswa kesulitan memahami materi matematika. Siswa kesulitan memahami materi matematika karena memiliki kendala dalam menulis dan membaca.

Guru kelas dalam mengajarkan materi matematika menggunakan metode permainan. Hal tersebut menarik perhatian siswa dan membuat lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Metode permainan yang digunakan guru, lebih banyak didapat dari sumber-sumber internet. Guru belum pernah menjumpai buku permainan tradisional yang dikaitkan dengan materi matematika.

Permainan tradisional yang dikaitkan dengan materi matematika dapat memudahkan anak dalam memahami materi. Dalam kegiatan pembelajarannya juga didukung dengan penggunaan media yang konkret.

Penggunaan media konkret cocok diterapkan untuk siswa SD yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret, sehingga memudahkan siswa dalam berpikir dan mengolah informasi.

Peneliti mengembangkan buku panduan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika agar guru lebih mudah mengajarkan materi matematika dan mendorong untuk terus berinovasi dalam membuat desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang inovatif dan kreatif membuat siswa aktif dan tidak merasa bosan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berawal dari observasi yang dilakukan di kelas I SD Negeri Kintelan 1. Peneliti menemukan beberapa kondisi permasalahan yang terjadi di kelas selama melakukan observasi. Kondisi permasalahan tersebut terlihat pada kesulitan siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran matematika. Siswa-siswa yang mengalami kesulitan tersebut karena memiliki kendala dalam menulis dan membaca. Mereka menjadi kurang fokus ketika lepas dari pantauan guru. Guru kelas dalam mengajarkan materi matematika menggunakan metode permainan. Hal tersebut menarik perhatian siswa dan membuat lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Metode permainan yang digunakan lebih banyak didapat dari sumber-sumber internet. Metode permainan yang digunakan masih jarang ditemukan dalam sumber buku. Siswa yang menjadi subjek berasal dari Jawa, sehingga pengetahuan mengenai permainan tradisional hanya terbatas pada permainan yang sering dimainkan di lingkungan sekitar. Guru belum pernah menjumpai buku yang memuat metode pembelajaran dengan permainan tradisional yang dikaitkan dengan materi matematika.

Dalam pembelajaran ada banyak cara atau metode yang bisa guru terapkan untuk membantu siswa mengatasi permasalahan yang dihadapi. Penggunaan metode yang bervariasi dan menyenangkan tentu akan membantu siswa dalam memahami materi. Didukung pendapat Brunner (dalam Alfin, 2014: 195) yang mengatakan bahwa perkembangan kognisi seseorang bisa dimajukan dengan jalan mengatur bahan pelajaran. Jadi, seorang guru bisa memodifikasi sebuah kegiatan pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu caranya yaitu menggunakan metode permainan tradisional. Permainan

tradisional dapat membuat siswa kelas I sekolah dasar tertarik, karena pada dasarnya anak-anak pada usia tersebut masih sangat suka bermain. Permainan tradisional juga memiliki jenis yang beragam dan banyak manfaat untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pendapat tersebut mengacu pada pendapat Junaidi (dalam Tim PlayPlus Indonesia, 2016: 5) yang mengatakan bahwa bermain memiliki pengaruh yang besar terhadap imajinasi, serta kreativitas dan kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Permainan tradisional yang dikaitkan dengan materi matematika dapat memudahkan anak dalam memahami materi.

Permainan tradisional yang digunakan sebelumnya telah mengalami modifikasi agar lebih sesuai dan mudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Modifikasi yang dilakukan meliputi langkah-langkah bermain dan peralatan yang dibutuhkan. Langkah-langkah bermain mengalami modifikasi agar lebih sesuai dan tidak terlalu rumit serta mudah dilakukan siswa kelas I SD sehingga membantu proses belajarnya. Peralatan yang dibutuhkan dimodifikasi agar mendukung kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan lebih mudah didapatkan di lingkungan sekitar, sehingga guru tidak akan kesulitan mempersiapkannya ketika akan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Permainan tradisional didukung penggunaan media konkret pada proses kegiatan pembelajarannya. Penggunaan media konkret ini, cocok diterapkan untuk siswa SD yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret, sehingga memudahkan siswa dalam berpikir dan mengolah informasi. Pada tahap operasional konkret ini, siswa masih kesulitan dalam memahami informasi yang sifatnya abstrak, terutama ketika memahami materi matematika. Materi

matematika lebih didominasi dengan simbol-simbol abstrak berupa angka-angka yang representasinya sulit dipahami siswa sekolah dasar apabila tidak dijelaskan menggunakan benda-benda konkret, seperti banyak sedikitnya angka 5 apabila tidak disertai wujud yang jelas untuk menggambarkan jumlah dari angka tersebut.

Penggunaan media yang konkret membuat siswa juga memiliki pengalaman konkret atau nyata dalam belajar terutama pada pembelajaran matematika. Pengalaman konkret akan menjembatani pikiran anak dari konkret menuju pada abstrak (Runtukahu dan Kandou, 2014: 102). Materi matematika yang berisi simbol-simbol abstrak menjadi lebih mudah dipahami dengan menggunakan benda-benda konkret dan membantu siswa dalam memahami setiap materi pembelajaran. Tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik (Dienes dalam Aisyah, 2008: 2). Jadi, siswa kelas I SD mampu memahami simbol-simbol matematika lebih jelas dengan menggunakan benda yang sifatnya konkret atau bisa dilihat maupun diraba wujudnya.

Harapan peneliti dengan penggunaan metode permainan tradisional, guru lebih mudah mengajarkan materi matematika dan terdorong untuk terus berinovasi dalam membuat desain pembelajaran yang menarik. Siswa juga lebih terbantu dan menjadi lebih mudah dalam memahami materi matematika yang berisi simbol-simbol abstrak. Siswa akan tertarik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan tidak merasa bosan. Banyak jenis permainan tradisional yang dapat dikaitkan dengan materi matematika, khusunya materi pada tema 1 untuk kelas I SD. Desain pembelajaran yang inovatif dan kreatif membuat siswa aktif dan tidak merasa bosan selama pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan

permainan tradisional, siswa dapat mengenal permainan-permainan tradisional yang ada. Oleh karena itu, dikembangkannya buku permainan tradisional dapat dijadikan acuan bagi guru dalam mendesain dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Dokumen terkait