• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.7 Kerangka Berpikir

Kesimpulan dari ketiga penelitian di atas adalah membahas mengenai kecemasan dan bagaimana cara mengukur tingkat kecemasan yang dialami seseorang dengan cara mengukurnya menggunakan sebuah alat ukur, dan pada penelitian ini peneliti membuat pembaharuan dalam mengukur tingkatan kecemasan dengan menyusun sebuah alat ukur untuk membantu guru agar dapat mengetahui tingkat kecemasan yang dialami siswa ketika di dalam kelas dan alat ukur tersebut berbentuk sebuah pernyataan-pernyataan yang disusun ke dalam sebuah booklet yang kemudian akan disebar kepada siswa dan hasil dari siswa akan dianalisis dan dari hasil tersebut peneliti akan mendapatkan pernyataan bahwa siswa tersebut memiliki kecemasan atau tidak.

Bagan 2.1 Literatur Map

2.7 Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar guru menghadapi berbagai macam karakteristik anak dalam satu kelas, dan setiap karakteristik tersebut memiliki ciri khas masing-masing yang dimana guru pada saat di dalam kelas setidaknya memahami cara-cara dasar untuk menangani setiap anak tersebut. Setiap anak di dalam kelas pun memiliki potensi-potensi prestasi yang berbeda-beda dan selama

Penelitian tentang pengembangan skala

Darti (2013)

Pengembangan Instrumen Kecemasan Siswa Terhadap Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Wahyu (2016)

Pengembangan Alat Ukur Kecemasan Sosial

Putri (2013)

Hubungan Kecemasan dengan Faktor Pendukungnya

Kelvin (2018)

Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV SD

21 masa proses tersebut pasti setiap anak memiliki batasan yang pada akhirnya, anak tersebut membutuhkan bimbingan atau pendampingan dari guru wali kelasnya dikarenakan guru ketika di dalam kelas dapat mengganti peran orang tua meskipun hanya sementara. Namun hal tersebut memiliki dampak yang mempengaruhi prestasi anak, oleh karena itu guru pun dapat disebut orang tua kedua selain orang tua kandung, namun dalam proses yang dialami guru terdapat permasalahan-permasalahan yang sedikit-sedikit muncul dan permasalahan yang cukup menjadi perhatian yaitu mengenai hal-hal yang membuat anak tersebut menjadi tidak nyaman ketika di dalam kelas, meskipun guru memiliki cara-cara yang dapat menyelesaikan namun guru tidak memahami sepenuhnya mengenai permasalahan yang sedang di alami oleh siswanya ketika di dalam kelas. Pada penelitian ini, peneliti mempunyai solusi untuk membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan yang di alami oleh guru dengan menyusunan sebuah produk alat ukur kecemasan yaitu sebuah skala kecemasan untuk aspek sosial, penyusunan skala kecemasan ini ditujukan sebagai salah satu alat ukur tingkat kecemasan siswa dan alat ini dapat mempermudah guru dalam memahami tingkatan kecemasan yang di alami siswanya, dengan adanya alat ukur kecemasan ini guru dapat mengatasinya dengan memberikan metode pembelajaran yang sedikit lebih intens kepada siswa yang memiliki kecemasan pada tingkatan yang membutuhkan penanganan yang sedikit berbeda dengan siswa lainnya ketika proses belajar mengajar di dalam kelas.

Pembahasan pada penelitian ini mengenai kecemasan, dalam hal ini kecemasan merupakan suatu perasaan cemas atau khawatir yang berlebih yang akan terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan kecemasan seperti ketakutan yang berlebih dan rasa terancam yang akan membahayakan dirinya, setiap orang memiliki tingkatan kecemasan yang berbeda. Dalam tingkatan kecemasan dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, dan yang terakhir kecemasan tinggi, dalam setiap tingkatan kecemasan memiliki cara penangan yang berbeda-beda pada setiap tingkatannya. Dalam penelitian ini peneliti pada saat melakukan observasi di dalam kelas dan di luar kelas melihat beberapa siswa memiliki ciri-ciri kecemasan seperti yang dikatakan oleh Desiningrum, beberapa siswa memperlihatkan ciri-ciri seperti pemalu, pendiam,

22 menarik diri, penakut, sulit menentukan pilihan, dan mudah sekali menangis. Ciri-ciri tersebut terlihat ketika peneliti melakukan observasi di dalam kelas, terlihat beberapa siswa memperlihatkan ciri-ciri tersebut. Setiap anak memiliki perkembangan dan hal tersebut bersifat terus-menerus. Hal tersebut juga dialami oleh siswa sekolah dasar yang dimana tugas perkembangan yang dialami oleh siswa masih bergantung pada usia masing-masing siswa.

Skala merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan yang sedang dialami seseorang. Menurut Widoyoko (2015: 102) mengatakan bahwa skala adalah sebuah acuan untuk menentukan panjang dan pendeknya sebuah interval dalam alat ukur sehingga dapat menghasilkan data kuantitatif. Jenis skala yang digunakan oleh peneliti adalah skala Likert, pemilihan skala Likert dikarenakan pada skala ini pada saat variabel yang akan diukur kemudian akan dijabarkan menjadi indikator variabel setelah itu indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun butir-butir instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang akan di jawab oleh responden. Dalam skala yang disusun oleh peneliti terdapat pernyataan dan pilihan-pilihan jawaban, di setiap pernyataan yang telah peneliti susun sudah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi responden (siswa kelas IV). Selain memberikan produk, peneliti pun memberikan kuisioner tanggapan kepada siswa untuk menilai bahwa produk (skala kecemasan) yang peneliti susun sudah sesuai dan masuk ke dalam kriteria baik dan sudah layak digunakan. Indikator dalam setiap pernyataan di dalam skala menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Desiningrum (2016: 57). Peneliti memilih Desingrum sebagai acuan dalam penggunaan indikator, dikarenakan pada setiap indikatornya sesuai dengan ciri-ciri seseorang yang mengalami kecemasan pada aspek sosial. Hasil dari produk (skala

kecemasan) yang telah disusun kemudian akan divalidasi oleh beberapa ahli

seperti ahli psikologi, ahli bahasa, guru kelas IV, dan guru kelas, hasil dari penilaian dari beberapa ahli tersebut kemudian akan rekapitulasi dan akan mendapatkan rata-rata yang menunjukan bahwa produk yang peneliti susun sudah masuk ke dalam kriteria baik dan sudah layak digunakan.

Menurut Agustina (2014: 4) perkembangan adalah perubahan kualitatif yang berfungsi untuk mencapai penyempurnaan fungsi psikologi dalam